Minggu, 18 Januari 2015

Majapahit


Sejarah Majapahit patut dicatat oleh bangsa Indonesia, karena kerajaan ini dianggap sebagai nenek moyang Negara Indonesia.

Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu-Budha yang berkuasa sekitar tahun 1293 – 1527 Masehi. Kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar dan terluas di Asia Tenggara sepanjang sejarah.

Wilayah kekuasaannya yang luas dan masih diperdebatkan sampai dengan saat ini adalah meliputi beberapa di Asia Tenggara seperti Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malaya, Singapura, Filipina, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua.

Yang perlu di catat dimasa itu di tanah jawa ada Kerajaan Pajajaran serta Galuh. Di sumatra ada Kerajaan Pagar Ruyung. Pasai dll. Melayu pun ada kesultanan Johor dll.
Maksudnya dr menguasai adalah Majapahit di akui oleh Kerajaan lain sebagai Kerajaan yang di pertuan agung. Dan dimasa sekarang semacam hubungan antar negara (bilateral) .

Sejarah Majapahit mengalami puncak masa kejayaannya pada tahun 1350 – 1389 Masehi pada saat diperintah oleh Raja Hayam Wuruk. Walaupun begitu memang sampai dengan saat ini masih muncul berbagai pertentangan mengenai wilayah sesungguhnya dari Kerajaan Majapahit. Hal ini dikarenakan sampai dengan sat ini memang tidak ditemukan bukti-bukti sejarah yang akurat dan kuat mengenai hal ini.


Sejarah Majapahit - Bukti Sejarah

Beberapa bukti sejarah Majapahit yang telah ditemukan sehubungan dengan Kerajaan Majapahit hanyalah berupa beberapa catatan dari kitab kuno. Bukti sejarah tersebut antara lain adalah Kitab Negarakertagama yang merupakan semacam buku puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno pada masa kejayaan Majapahit di masa kekuasaan Hayam Wuruk.karya Empu Sastra masa itu.

Selain itu ada Kitab Pararaton atau Kitab Raja-raja yang ditulis menggunakan bahasa Kawi. Kitab ini menceritakan mengenai Ken Arok dan sedikit catatan mengenai berdirinya Majapahit. Kedua kitab tersebut merupakan sumber utama yang dipakai sebagai dasar penelitian mengenai kekuasaan Majapahit.

Sedangkan sumber-sumber yang lainnya berupa beberapa prasasti yang ditulis dengan bahasa Jawa kuno, dan juga catatan-catatan dari Tiongkok. Namun sumber-sumber sejarah Majapahit lain ini tidak terlalu lengkap. Sumber-sumber sejarah lainnya berupa peninggalan seperti misalnya berbagai bangunan candi.


Sejarah Awal Berdirinya Mojopahit 


Sejarah Majapahit berawal dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok. Kejayaan Singasari sebagai kerajaan terbesar yang menguasai Pulau Jawa pada masa itu membuat Raja Kubilai Khan (Dinasti Yuan) dari Kerajaan Tiongkok ingin menarik upeti darinya.

Kertanegara yang saat itu sebagai raja menolak mentah-mentah permintaan itu dan mempermalukan utusan Raja Kubilai Khan (yang bernama Meng ki) dengan memotong telinga sang utusan. Tentu saja ini membuat Kubilai Khan marah, dan melancarkan serangan besar-besaran ke Singasari. 

Namun ketika serangan dari Kerajaan Tiongkok tiba, Singasari telah diperintah oleh Prabu Jayakatwang (Penguasa  Kediri)

Awal Berdirinya Majapahit 

Atas saran Aria Wiraraja (putra Prabu Rangga Wuni) Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya (putra Pabru Darmasiksa) menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang.jawaban dari surat di atas disambut dengan senang hati. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. 

Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut oleh sebagian prajurit yang bekerja. 

Ketika pasukan Mongol Tiba. Sang Rama  Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang atas Saran Arya Wiraraja  Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing.Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan Gelar  resmi Prabu Kertarajasa Jayawardhana. 

Masa Sri Kerta Rajasa 

Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya. Akibat ulah Dyah Kalayuda yang cemburu dgn keberhasilan para pembesar kerajaan. meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. 

Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam Pararaton. Hal itu pun terjadi karena Mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya Raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. 

Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Sang Rama Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Pemerintahan Prabu Jaya Negara 

Di tahun 1309 Raden Wijaya meninggal dan digantikan oleh putranya yaitu Jayanegara, 
Di era ini Kalangan istana resah dikarenakan Sang Prabu punya tabiat yang tidak baik. Yaitu dengan selalu menginginkan wanita persembahan untuk menemani tidur. Dan tidak hanya itu. Bahkan Sang Prabu menginginkan mengawini adiknya sendiri yang lain ibu.
Sehingga Putri Tribhuwana melarikan diri ke Argo Puro di kawal oleh Gajah Mada yang menjadi pimpinan pasukan Bayangkari (pengawal istana). Dan membuat pemerintahan transisi di Argo Puro.
Di masa itu banyak pejabat yang mengundurkan diri karena tidak suka dengan kelakuan Rajanya. Dan bergabung ke pemerintahan di Argo Puro. 

Sebab itulah di kitab Pararaton menyebut Jayanegara dengan Kala Gemet, yang berarti "penjahat lemah". 
Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia, Odorico da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. 
Pada tahun 1328, Prabu Jayanegara akhirnya  dibunuh oleh tabibnya, yang bernama Tanca karena tidak suka dengan sikap Raja dan lebih berpihak ke Argo Puro. 

Dan Gayatri Rajapatni yaitu Ibu tiri-nya harus menggantikan tahta kerajaan. Namun beliau memilih untuk menjadi Bhiksuni, di Argo Puro dan akhirnya menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Tungga Dewi sebagai Ratu di Kerajaan Majapahit.

Sejarah Majapahit Mencapai Puncak Kejayaannya 


Sejarah Majapahit mulai mencapai pada puncaknya pada tahun 1336 ketika Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi mengangkat Gajah Mada sebagai Patih Majapahit. 

Di saat pengangkatan inilah Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang termashur itu. pada sumpah itu dia berjanji akan mendirikan sebuah kemaharajaan dengan menyatukan Nusantara. Dan memang terbukti semasa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi bersama Patih Gajah Mada, Majapahit tumbuh berkembang menjadi kerajaan yang sangat besar dan di akui oleh kerajaan lain.

Kemudian kekuasaan Sang Ratu diteruskan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk yang juga bergelar Sri Rajasanegara di tahun 1350 – 1389. 
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada inilah Majapahit mencapai puncak kejayaan dan memiliki wilayah kekuasaan di hampir seluruh wilayah Nusantara sampai ke semenanjung Malaya. Dan bahkan dalam sejarah Majapahit, jangkauan ekspedisi armada laut Majapahit mencapai Laut Cina Selatan.
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi(Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. 

Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda yang dipimpin oleh Prabu Linggabuanawisesa beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. 

Akan tetapi Gajah Mada (secara politik) melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. 

Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.

Itu sisi buruk dan kejam dr politik Patih Gajah Mada dalam Sejarah. Dan karena peristiwa itu Prabu Niskala Wastu Kencana (Raja Sunda Galuh Pajajaran) melarang adanya perkawinan antara Sunda Majapahit. 

Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya. 

Kisah perang Bubat jadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali dan juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.

Dan dalam Sejarah Para Wali... Gajah Mada pernah menyerbu Pesantren Giri Kedhaton. dan akhirnya lari karena adanya keris kalamunyeng yang memporakporandakan pasukan Mojopahit. 


Bahkan di riwayat kan Mahapatih Gajah Mada melakukan transaksi jual beli dengan Negara Eropa. 
Jadi tidak aneh jika ada riwayat harta Majapahit sebagian dulu di simpan (di tabung) di Swiss. 

Walaupun secara akurat tidak ada bukti sejarah yang cukup banyak mengenai kekuasaan Majapahit, namun beberapa data dari beberapa sumber seperti Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton ditambah dengan beberapa prasasti ternyata mengalami kecocokan dengan catatan-catatan dari negeri Tiongkok. 

Keruntuhan Majapahit 


Setelah Patih Gajah Mada meninggal pada tahun 1364, Raja Hayam Wuruk tidak mempunyai pengganti yang seperti dia. 
Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.

Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.

Dan setelah Raja Hayam Wuruk meninggal tahun 1389 pemerintahan di Majapahit mulai mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena terjadi perebutan kekuasaan yang terus menerus di kalangan keluarga kerajaan.


Perebutan dan berbagai konflik kekuasan yang tidak pernah berhenti, membuat Majapahit semakin lemah. Dak akhirnya melemahnya Majapahit ini dimanfaatkan oleh kerajaan Islam yaitu Kesultanan Malaka yang ada di Nusantara bagian barat. Kesultanan Malaka ini mulai menguat, terlebih dengan banyaknya pedagang muslim yang sebelumnya telah ada di wilayah Majapahit sejak sejarah Majapahit berdiri.

Kesultanan Malaka mulai melepaskan diri dari pengaruh Majapahit dan memperluas wilayahnya di pertengahan abad 15. Dan dengan makin lemahnya Majapahit juga membuat sebagian besar kerajaan di bawah kekuasaan Majapahit juga mulai saling melepaskan diri.
Pada masa itu banyak kerabat dan ponggawa Kerajaan yang telah masuk Islam serta bersatu padu di bawah Kesultanan Bintoro. 

Selain itu berdasarkan catatan sejarah, pada pertengahan abad ke-15 mulai muncul Kerajaan Islam Demak yang mulai menyerang dan menghancurkan Majapahit (Prabu Girindra Wardana yang berkedudukan di Keling)  Dan Kerajaan Demak ini juga semakin memantapkan kekuasaannya dan semakin besar.

Dan akhirnya sejarah Majapahit berakhir dengan menyerahkan kekuasaannya pada Adipati Unus (Kesultanan Demak) sekitar tahun 1518 – 1521. Sementara itu para pendeta, keluarga raja, para seniman, dan masyarakat Hindu lainnya banyak yang mengungsi ke Bali. Sementara itu berdasar sejarah Majapahit, masyarakat Hindu Majapahit yang masih bertahan di Jawa terpusat di daerah Tengger Jawa Timur di Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar