Selasa, 20 Januari 2015

Sejarah Islam Rusia

Islam merupakan agama kedua terbesar yang dianut di dalam Persekutuan Rusia. 

Islam masuk ke Rusia pada pada tahun 992 Masehi, ketika sekelompok etnis Rusia yang hidup di Siberia, yang disebut Bulgar memeluk agama islam dan kemudian menyebarkannya ke seluruh Rusia. Ada beberapa republik dalam Federasi Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Tatarstan, Chechnya, Bashkortostan, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia, dan lain-lain. Muslim pertama di wilayah Rusia terkini adalah masyarakat Dagestani di (kawasan Derbent) selepas penaklukan Arab (abad ke-8). Negeri Muslim yang pertama adalah Volga Bulgaria pada tahun 922. Kaum Tatar mewarisi agama Islam dari negeri itu. Kemudian kebanyakan orang Turki Eropa dan Kaukasia juga memeluk agama Islam.

Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme, yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman Tsar. Orang Azeri juga pada sejarah dan masih lagi pengikut Islam Syiah, disaat republik mereka terpisah dari Uni Soviet, banyak orang Azeri yang datang ke Rusia untuk mencari pekerjaan.

Kaum Muslimin Rusia terbagi dalam 14 wilayah administratif, terletak di dua wilayah geografis politis Rusia yang sangat rawan konflik. Enam republik dan satu wilayah administratif berada di Rusia tengah, berbatasan dengan Kazakhstan; dan tujuh republik lain di Kaukasus Utara berbatasan dengan Georgia, Azerbaijan, Armenia, Turki dan Iran.

Sekurang-kurangnya 15-20 persen dari jumlah penduduk negara Rusia memeluk islam dan membentukkan agama minoritas yang terbesar. Masyarakat besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara minoritas yang tinggal di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Avar, Adyghe, Balkar, Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan banyak bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basin tengah ada penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak Muslim juga tinggal di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara, Nizhny Novgorod, Moscow, Tyumen, dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar).

Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan, Rusia pada 1801. Satu lagi fenomena yang terjadi adalah gerakan Wäisi.

Pada era 1990-an, jumlah percetakan risalah Islam telah meningkat. Antaranya ialah beberapa buah majalah dalam bahasa Rusia, "Ислам" (transliteration: Islam), "Эхо Кавказа" (Ekho Kavkaza) dan "Исламский вестник" (Islamsky Vestnik), dan beberapa surat khabar berbahasa Rusia seperti "Ассалам" (Assalam), dan "Нуруль Ислам" (Nurul Islam), yang diterbit di Makhachkala, Dagestan.

Muslim Rusia

Warga muslim Rusia adalah bagian dari Muslim Soviet Rusia, terdiri dari kelompok yang heterogen, mereka sama sekali berbeda dalam etnis, bahasa dan budaya bahkan mereka berbeda dalam interaksinya dengan Islam. Dan etnis yang beragam ini kemudian disertai dengan keanekaragaman bahasa, dan masing-masing bahasa memiliki dialek yang banyak. Bahasa Arab diajarkan di sekolah Dasar dan madrasah-madrasah, tujuan utamanya adalah untuk membaca Al-Qur’an dan memahami artinya. Mereka tidak bisa menulis dan berbicara bahasa Arab, kecuali orang-orang yang telah mendapatkan pendidikan tinggi.

Kemudian secara luas, umat Islam di Uni Soviet terkonsentrasi walaupun tidak menyeluruh di Asia Tengah, yaitu di daerah yang dibatasi oleh Laut Kaspia di barat, Cina di timur, Turki, Iran dan Afganistan di selatan. Masing-masing bersebelahan dengan Pakistan dan India, akan tetapi ini bukan fakta, karena lebih dari separuh Muslim di Uni Soviet sudah tinggal di daerah Asia Tengah. Sisanya menyebar di seluruh wilayah Uni Soviet, terutama di Rusia. Di Rusia, ada lima republik otonom Muslim yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu Republik Tatarstan, Republik Dagestan, Republik Bashkiria (Bashkortostan), Republik Kabardino-Balkaria dan Republik Chechnya, ditambah umat Islam yang ada di republik lain dengan penduduk mayoritas Kristen, seperti Republik Ossetia Utara, Republik Mari El, Republik Udmurtia, juga di republik lain dimana umat Islam menjadi warga negaranya atau membentuk komunitas Islam.

Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Rusia

Seperti penyebaran Islam lainnya penyebarannya melalui jalur perdagangan, Begitu pula di Rusia Islam masuk dibawa para pedagang Muslim Arab dari wilayah Kaukasus dan tiba di Moskow dari utara bukan dari selatan seperti yang diduga beberapa sejarawan, mereka berpendapat bahwa Islam datang ke Moskow dari selatan, sebagai jalan paling mudah untuk gerakan kafilah pedagang. Sebab, suku-suku Cossack Rusia yang telatih untuk berperang, telah berdiri menentang penyebaran Dakwah Islam dan pengaruh Islam yang merayap menuju jantung Rusia.

Hal itu kemudian memaksa para pedagang Muslim dan para da’i untuk melintasi stepa Asia Tengah menuju Siberia, dengan bantuan kaum Tatar yang telah masuk Islam dan mendapat petunjuk kepada agama yang haq sejak abad kesembilan Masehi di Kerajaan mereka, Kerajaan Volga Bulgaria Timur, yang sekarang menjadi tanah air mereka. 

Daerah ini sebagian besar telah memeluk Islam pada abad kesepuluh, dan pada abad 11 dan 12, Islam menyebar di wilayah Ural, yang sekarang bernama Republik Bashkiria (Bashkortostan). Berkat para pedagang Muslim dari Arab, Iran dan Turki Islam kemudian menyebar ke berbagai bagian lain wilayah Rusia.Kaum Muslim saat ini, telah menjadi kekuatan baru di sekitar Rusia, dari Siberia di sebelah utara dan timur laut ke arah selatan.

Kehadiran islam di Moskow sekitar tahun 1200 Masehi, ketika itu, ibukota kerajaan Muslim ada di kota Kazan. Saat itu, Moskow membayar pajak kepada Kazan. Kazan tetap menjadi ibukota kaum muslimin sampai tahun 1552, ketika Tsar Rusia Ivan The Terrible berhasil menduduki dan menghancurkan Kazan, membakar masjid, memindahkan qubah-qubah indah ke Kremlin Moskow dan Red Square, yang masih ada sampai hari ini. 

Kemudian ia menduduki kota Astrakhan pada tahun 1556, Siberia Barat tahun 1598, dan pada akhir abad keenam belas tiba di daerah-daerah Muslim di Kabordino dan Chechnya. Sejak saat itu, Rusia memulai peperangan mereka melawan kaum muslimin, mereka melarang kaum muslimin melakukan praktek keagamaan dan memaksa mereka untuk mengikuti kebiasaan dan tradisi Rusia. Semua itu dilakukan dalam rangka me-rusia-kan kaum muslimin, jika tidak dikatakan: mengkristenkan mereka. Mereka memperlakukan kaum muslimin dengan kejam, menimpakan berbagai siksaan, merampas kekayaan mereka dan memperkenalkan undang-undang hukuman untuk memaksa penduduk setempat agar menolak agama Islam. Akan tetapi, mereka tidak berhasil dalam proyek ini.

Mayoritas Muslim tetap mengikuti agama mereka, kekejaman Rusia tidak mampu menghentikan penyebaran Islam. Dan sungguh sebuah paradoks yang aneh, sebaliknya Islam mencapai kemajuan baru di paruh kedua abad 18, pada masa pemerintahan Ratu Rusia, Catherine II, dengan berubahnya kebijakan Rusia terhadap umat Islam yang hidup dalam perbatasannya. Saat itu, kaum muslimin mencicipi kebebasan. Pada tahun 1764, propaganda toleransi beragama menguat, dan pada tahun 1767 pengusiran penduduk Tatar dari kota mereka, yaitu Kazan, dicabut pemerintah. 

Pemerintahan menuju tahap baru pada tahun 1773 dengan memberikan Tatar Volga kebebasan beragama, hak untuk membangun masjid dan sekolah Al-Quran. Pedagang Volga kemudian menjadi mediator yang sangat baik antara Tsar Rusia dan Asia Tengah. Mereka juga bertindak sebagai da’i dan muballigh, membangun masjid, sekolah dan membawa Islam kepada orang-orang yang masih semi-politheis di Bashkiria dan Siberia Barat.

Kebijakan Tsar Rusia ini bukan didasari karena kecintaan terhadap umat Islam, tetapi kebijakan yang didorong kepentingan Rusia untuk memperluas pengaruh dan kontrol atas daerah tetangga, karena ia menyadari kemungkinan untuk memanfaatkan masyarakat Muslim yang berada di Rusia, sehingga kehadiran Rusia di Asia Tengah dapat diterima bahkan diinginkan di wilayah itu. Hal itulah yang mendorong para penguasa Rusia untuk memperhatikan kekuatan politik umat Islam yang tinggal di Tsar Rusia pada saat itu, pemerintah mulai mencoba untuk mendapatkan dukungan mereka, didirikanlah lembaga sebagai pusat Fatwa di Renburg (kemudian pindah ke Ufa) pada 1788. Setelah itu, dibentuk tiga lembaga lain untuk Penerbitan Fatwa dalam abad berikutnya, satu lembaga pada 1831, dan dua lainnya pada tahun 1872. Lembaga-lembaga ini sejenis hai’ah ulama (institusi ulama), yang ada di pemerintahan Utsmani. Lembaga ini memiliki wewenang dalam beberapa aspek hukum perdata, bertanggung jawab atas kaderisasi ulama, pemeliharaan Wakaf dan publikasi buku-buku keagamaan yang tidak dibolehkan terbit sebelum tahun 1800.

Perkembangan Islam di Bawah Kekuasaan Komunis

Ketika Perang Dunia Pertama pecah, kaum Muslimin berhasil menduduki posisi yang terhormat di kekaisaran Rusia, atas apa yang telah mereka persembahkan dalam perang untuk kepentingan negara mereka. Akan tetapi, kondisi ini segera berubah setelah komunis mengkudeta pemerintahan. Kondisi umat Islam sangat berbeda dengan kondisi pada akhir era Kekaisaran Rusia. Para penguasa Komunis Soviet berbeda sikap, karena tujuan utama komunis adalah untuk memberantas agama dalam segala bentuknya, yang dianggap sebagai “candu masyarakat”, menurut istilah salah seorang pemimpin mereka.

Dimulailah serangkaian panjang penindasan agama, penerapan langkah-langkah memusuhi Islam, dan dapat dikatakan bahwa selama era Soviet, Islam telah menelan berbagai bentuk permusuhan Komunis terhadap agama secara umum; masjid berubah menjadi toko-toko, kafe, kursus tari dan bioskop, padahal pada tahun 1912, di Rusia saja, kaum muslimin memiliki lebih dari 26.000 masjid, dan pada tahun 1941 tidak ada masjid yang tersisa kecuali sekitar 1.000 saja, pengadilan syariah sepenuhnya ditutup pada tahun 1927 dan sistem wakaf dihapus pada tahun 1930. Sementara tulisan Arab dihapus pada tahun yang sama, sekolah agama ditutup, institusi ulama dibubarkan dan banyak dari mereka yang kemudian dieksekusi. Kaum muslimin tidak diperbolehkan untuk melakukan haji, sistem pemeliharaan babi secara kolektif mulai diberlakukan di tanah-tanah kaum muslimin, publikasi literatur agama dicekal, ibadah puasa menjadi hal yang hampir mustahil, upacara keagamaan dan peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam dilarang dalam bentuk apapun.

Partai Komunis di Rusia melihat Islam sebagai kekuatan yang bersebrangan, agama dan iman adalah hambatan menuju komunisme, dan dia harus cepat-cepat bekerja untuk menghancurkan dengan propaganda dan informasi yang bersebrangan, bahkan, jika diperlukan, bisa juga menggunakan jalur administrasi dan kepolisian. Dengan cara itulah para pemimpin Bolshevik melihat Islam sejak awal masa kekuasaannya, sebuah posisi yang disokong oleh Lenin, seorang musuh abadi bagi agama. 

Serangan Komunis terhadap agama Islam membentang sejak tahun 1928 sampai deklarasi Perang Dunia II. Serangan fisik ini diiringi dengan berbagai propaganda yang sangat anti Islam, bahkan kemudian terkoordinasikan sehingga mencapai dampak maksimal, digawangi oleh aktivis serikat pekerja anti Tuhan “Sans-Dieu”, yang didirikan pada tahun 1925, serta berbagai media dan organisasi negara serta lembaga pemerintah komunis.

Perlu juga untuk disebutkan di sini beberapa kutipan dari Ensiklopedia Mini Soviet dalam Volume IV halaman 879-880, pada subjek “Islam”, yang menjelaskan posisi resmi pemerintah Rusia terhadap agama Islam, seperti: “Islam pada masa kekaisaran Rusia Tsar memiliki kedudukan yang tinggi dan dipergunakan sebagai alat oleh kaum kapitalis. Setelah Revolusi Oktober, Islam kemudian memegang bendera anti-revolusioner. Dan sebagai efek dari pembangunan sosialisme dan pertumbuhan ateisme, bangsa ini harus dibebaskan dari penindasan Islam yang telah mengkronis, yang menjadi ideologi orang kaya dan musuh revolusi.”

Dalam ensiklopedia utama Soviet “. “Islam, seperti semua agama lainnya, selalu memainkan peran oposisi, karena merupakan alat penganiayaan secara spiritual kelas pekerja lokal, dieksploitasi oleh para penjajah asing dari masyarakat Timur Tengah.

Musuh-musuh internal revolusi dan kaum imperialis asing menggunakan Islam untuk memerangi negara Rusia Soviet setelah kemenangan komunis pada Revolusi Oktober, sepanjang perang saudara dan intervensi asing… Demikian pula pihak-pihak lain mencoba mendapatkan keuntungan dari Islam. karena itu, sosialisme terus berupaya memeranginya sepanjang era konstruksi di Rusia. Saat itu, ulama Muslim memimpin perjuangan kelas melawan legislasi Soviet dalam bidang keluarga, pernikahan, dan memperjuangkan pembebasan perempuan dan membela hak mengenakan jilbab.

Selain itu, mereka menggunakan semua propaganda media terhadap agama Islam, yang disirkan melalui radio dan film anti agama, termasuk banyak film yang mengejek Muslim di Rusia, membuat olok-olok agama mereka dan menunjukkan bahwa Islam adalah penyebab kebekuan pikiran, keterbelakangan dan penderitaan. Film itu juga memperlihatkan berbagai ritual secara histeris, sehingga menjadi bahan tertawaan dan ejekan yang parah, seperti tata cara wudhu, shalat, haji dan lain-lain.

Umat Islam terus menanggung semua penidasan mulai dari terorisme, pengintaian dan pelecehan, sampai pada Perang Dunia II, dimana terjalin kesepakatan antara pemerintah Rusia dan institusi Islam, keadaan ini terus berlanjut selama era Stalinis pasca perang. Pada bulan Juli 1942, Mufti Rusia dan Eropa, Abdul Rahman Rasulaev, menjalin hubungan dengan Stalin, menguatkan kesepakatan dan berjanji bahwa Muslim akan mendukung upaya perang dan itulah yang terjadi. Dengan demikian, berhentilah propaganda anti-Islam secara relatif, demikian pula penderitaan dan teror sedikit mereda, Negara dengan Islam berhubungan secara resmi melalui bimbingan negara, terutama setelah pembentukan banyak lembaga Islam. Situasi ini terus berlanjut sampai kematian Stalin, dan ini adalah periode yang melegakan bagi kaum muslim Rusia.


Kemudian pada era Khrushchev, prinsip “back to Lenin” mengakhiri era rekonsiliasi. Ia meluncurkan propaganda baru melawan Islam, yang berlangsung dari tahun 1954 sampai tahun 1964. Pada masa itu, sebagian besar masjid yang tadinya terbuka untuk ibadah dan tempat-tempat ziarah dan kunjungan ditutup. Ia juga meluncurkan siaran pers, radio, televisi dan bioskop dan kampanye yang sangat intens menyerang agama.

Setelah era Khrushchev jatuh, hubungan antara pemerintah dan umat Islam memasuki fase baru, dimana serangan terhadap agama Islam sedikit mengendor, dan propaganda memusuhi Islam mengambil karakter baru yang lebih beraroma ilmiah, pemerintah meyakinkan bahwa serangan terhadap agama dan ulama adalah tidak begitu membuahkan hasil, karena itu, serangan melawan Islam dilahirkan ke dalam tataran ideologis sesuai dengan ideologi Marxisme – Leninisme yang pada dasarnya anti agama, karena itu, Partai Komunis tidak bisa terus bersikap netral terhadap Islam.

Perbedaan antara era Leninis, Stalinis dan era lain berikutnya hanyalah dalam metode yang digunakan oleh pemerintah Rusia untuk mempercepat penghapusan agama dan menghancurkannya. Akan tetapi, meskipun berbagai upaya sudah dilakukan melalui propaganda media, tekanan dan teror, pemerintah Rusia tetap tidak puas dengan hasil yang dicapai dari berbagai upaya ini, dan mengumumkan kegagalan propaganda dan media diarahkan terhadap Islam. 

Bahkan, sebaliknya, serangan yang ditujukan terhadap Islam memunculkan fenomena lain. Sebagai contoh sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1978 di Republik Chechnya, Rusia. 

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hanya 20 % dari rakyat Chechnya saja yang terpengaruh propaganda media yang memusuhi Islam, sedangkan 80 % dari populasi mereka yang tersisa justru bersikap antipati terhadap propaganda anti agama, atau bersikap acuh tak acuh.


Islam di masa lalu Rusia 

Menurut Jabatan Negara Amerika Syarikat, terdapat kira-kira 21-28 juta penduduk Islam di Rusia, mewakili sekurang-kurangnya 15-20 peratus daripada jumlah penduduk negara Rusia dan membentuk agama minoriti yang terbesar. 


Kelompak masyarakat terbesar Islam tertumpu di antara warganegara minoriti yang tinggal di antara Laut Hitam dan Laut Caspian: Avar, Adyghe, Balkar, Nogai, Chechen,Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay dan banyak bilangan warga negara Dagestan. Di Volga Basintengah ada penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. Banyak penduduk Islam juga tinggal di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara,Nizhny Novgorod, Moscow, Tyumen dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar)

Kerajaan Islam di Rusia 

Penduduk Islam pertama di wilayah Rusia adalah masyarakat Dagestan di kawasan Derbent selepas penaklukan Arab pada abad ke-8 Negeri Islam yang pertama adalah Volga Bulgaria (922. KaumTatar mewarisi agama Islam dari negeri itu. Kemudian kebanyakan Orang Turki Eropah dan Kaukasia juga menjadi pengikut Islam. 

Walaubagaimanapun, Kristianmempunyai pengaruh terkuat di dalam empayar Rusia di luar bertentangan dengan empayar Islam. Begitupun, di sana masih lagi hubungan di antara orang-orang Russia dan Muslim. 


Di dalam satu cerita yang kebenarannya diragui, Putera Vladimir yang gagah telah menghiburkan ilmuwan Muslim yang cuba untuk menjadikan orang-orang Russia kepada Islam. Bagaimanapun, disebabkan pada asas pengharaman terhadap alkohol, putera itu tidak mahu menukarkan negaranya, sebaliknya memilih Kristian Ortodok.

Islam di Rusia telah mempunyai kewujudan yang lama, melebarkan ke seawal penaklukan kawasan Volga Tengah pada abad ke-16, yang membawa orang Tatar dan berkenaan Orang Turki di Volga Tengah ke dalam negara Rusia. Pada abad ke-18 dan ke-19, taklukan Rusia di Kaukasus Utara membawa orang-orang Islam dari kawasan ini--Dagestan, Chechen, Circassia, Ingush, dan lain-lain--ke dalam negara Rusia. Lebih-lebih lagi, negeri-negeri bebas di Asia Tengah dan Azerbaijan telah dibawa masuk ke dalam negara Rusia sebagai sebahagian dasar imperialis untuk mengasimilasi Kaukasus utara. 

Kerajaan Muslim Kekhanan Astrakhan di Volga rendah telah ditawan oleh empayar Rusia pada tahun 1556.Kekhanan Kazan telah ditakluki pada tahun 1552 danKekhanan Crimean telah ditawan pada tahun 1739 oleh Rusia. 

Kekhanan Siberia telah ditakluki oleh empayar Russia pada abad ke-16 dengan mengalahkan orang-orang Tatar Siberia yang membolehkan seluruh Siberia dibuka untuk taklukan Rusia. Kebanyakan orang-orang Muslim yang hidup di Rusia adalah oran-orang tempatan sejak lama dulu telah dirampas oleh empayar Rusia yang semakin membesar.

Akhirnya semua orang Muslim di Rusia mengikut ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa kawasan, terutamanya Dagestan dan Chechnya, ada tradisiSufisme, yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi danShazili dipimpin oleh Shaykh Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman Tsar. Orang Azeri juga pada sejarah dan masih lagi pengikut Syiah Islam, apabila republik mereka terpisah dari Soviet Union, banyak bilangan Azeri datang ke Rusia untuk mencari pekerjaan.

Qur'an pertama yang dicetak diterbitkan di Kazan,Russia pada 1801.

Sati lagi fenomena adalah gerakan Wäisi.

Hubungan antara Pemerintah Rusia dengan aspek-aspek penduduk Muslim sejak awal sudah diwarnai dengan adanya ketidakpercayaan dan keraguan. Pada tahun 1992, misalnya, Sheikh Rawil Ghaynetdin,imam dari Masjid Moskow, mengeluhkan bahwa "negara kita [Russia] masih mewarisi ideologi dari kepemimpinan Tsar, yang mempercayai bahwa hanya aqidah Ortodoks sahaja yang boleh dijadikan pegangan, sebagai agama rasmi negara." 

Kerajaan Russia pula, untuk bahagiannya, risau akan kebangkitan Islam sebagai mana yang dipersaksikan pada tahun 1980 dengan Afghanistan dan keduanya ,Iran. Kemuncak kerisauan kerajaan berlaku pada tahuyn 1992, yang mana sebuah konferens telah diadakan di Saratov oleh Parti Pembaharuan Islam. Wakil-wakil yang menghadiri konferens tersebut datang daripada pelbagai tempat, kebanyakannya dari Republik Asia Tengah yang baru-baru sahaja merdeka, Azerbaijan, dan dari pelbagai jajahan autonomi Russia, termasuk Republik AutonomiTatarstan dan Bashkortostan. 

Pertemuan tersebut telah menimbulkan kesedaran di Moskow akan kebolehan Islam untuk tersebar luas di Russia terutamnya dari negara-negara Islam yang baru merdeka dan juga negara-negara yang masih di bawah jajahan Soviet. Untuk itu, Kerajaan Russia telah mengelola pembiayaan pertahanan dan politikal untuk diktator-diktator sekular bagi lima republik Asia Tengah, yang kesemuanya tidak memihak kepada politik Islam. Sehingga pertengahan 1990, kebangkitan Islam hanyalah merupakan alasan standard untuk desakan nasionalis radikal bahawa, Russia berjaya mengawal kebangkitan tersebut.

Usaha untuk menggariskan kuasa kerajaan federal dan lokal di Rusia juga turut mempengarushi hubungan Russia dengan komuniti Islam. Kerajaan Russia mewariskan dua daripada empat jabatan kerohanian, atau jabatan mufti, yang telah sedia ada sejak era Stalin untuk mengendalikan aktiviti-aktiviti agama Islam, di setiap pelusuk Soviet Union; manakala dua lagi jabatan terletak di Tashkent danBaku. Satu daripada dua jabatan tersebut mempunyai bidang kuasa di Russia Eropah dan Siberia, dan yang satu lagi bertanggung jawab ke atas golongan Muslim di Kaukasus Utara dan daerah Transcaspian. 


Pada tahun 1992, beberapa Pertubuhan Islam menarik diri daripada berada di bawah kuasa jabatan mufti dan mencuba untuk mewujudkan jabatan kerohanian mereka sendiri. Selepas tahun tersebut, Tatarstan dan Bashkortostan menarik pengiktirafan mereka daripada jabatan mufti Russia Eropah dan Siberia, dan mewujudkan jabatan mufti mereka sendri.


Terdapat banyak bukti rasmi mengedai perdamaian terhadap Islam di Russia pada tahun 1990. Jumlah umat islam yang dibenarkan untuk mengerjakan Haji di Mekkah meningkat secara mendadak selepas sekatan mutlak Era Soviet yang berakhir pada 1990. Pencetakan Al-Quran telah diperbolehkan, dan banyak masjid sedang dibina di kawasan-kawasan yang mempunya populasi Islam yang tinggi. Pada tahun 1995, Union of Muslims of Russia telah ditubuhkan, diketuai olwh Khatyb Mukaddas dari Tatarstan, yang bertujuan untuk memperbaiki persefahaman antara etnik dan membasmi salah faham orang-orang Russia terhadap konsep Islam. 


Pertumbuhan itu merupakan hasil kejayaan daripada Union of Muslims pra-perang dunia I, yang mana pertubuhan tersebut mempunyai kumpulan kecilnya sendiri di Russian Duma. Pertubuhan yang wujud selaps era kommunis telah menubuhkan sebuah parti politik Nur All-Russia Muslim Public Movement yang mempunyai hubungan rapat dengan ulama-ulama Islam untuk membela politik, ekonomi dan hak-hak budaya orang-orang Islam dan etnik-etnik minor yang lain. Pusat budaya Islam Russia yang mempunyai sebuah madrasah telah dibuka di Moskow pada tahun 1991. Pada era 1990-an, jumlah percetakan risalah Islam telah meningkat. 


Antaranya ialah beberapa buah majalah dalam bahasa Rusia, "Ислам" (transliteration: Islam), "Эхо Кавказа" (Ekho Kavkaza) dan "Исламский вестник" (Islamsky Vestnik), dan beberapa suratkhabar berbahasa Rusia seperti "Ассалам" (Assalam), dan "Нуруль Ислам" (Nurul Islam), yang diterbit di Makhachkala, Dagestan.

"Sobornaya" merupakan salah sebuah masjid diMoskow yang dapat menampung populasi Islam Moskow berjumlah lebih daripada 2,5 juta - bandar terbesar di Eropah. Pada hari ini, diding biru muda masjid tersebut tidak dapat lagi menampung jumlah ratusan umat Islam yang menghadirinya. Pada hari Jumaat dan hari-hari perayaan lain, masjid tersebut dilimpahi umat Islam, membuatkan umat Islam terpaksa bersolat di atas keratan-keratan akhbar di luar perkarangan masjid, membiarkan dahi mereka bersujud di atas konkrit. Ketua-ketua orang Islam berkata, mereka akan mencuba untuk menambah binaan baru, tetapi disekat oleh kerajaan tempatan, kerana takut perbuatan ini dapat menimbulkan kemarahan di kalangan majoriti etnik Russia. 

Serangan terhadap Masjid juga turut meningkat. Pada September 2006, seorang Imam telah ditembak mati diluar rumahnya di selatan bandar tersebut. Rusuhan yang berlaku pada bulan Ogos telah membuatkan orang Islam Chechens dan muhajirin-muhajirin lain dari daerah Caucasus dihalau oleh kumpulan-kumpulan perusuh ke kawasan barat laut bandar tersebut. 

Islam semakin subur di seluruh pelusuk Russia. Golongan-golang ekspert berkata, negara tersebut sedang mengalami perubahan yang mana sekiranya keadaan ini berterusan, hampir satu pertiga daripada populasi Russia akan memeluk agama suci Islam menjelang pertengahan abad ini. Etnik Russia mempunyai kadar kelahiran yang rendah dan kadar kematian yang tinggi akibat alkaholisme, manakala orang-orang Islam mempunyai kadar kelahiran yang tinggi dah alkoholisme dipandang haram. Sejak 1989, populasi Islam Russia telah meningkat kepada hampir-hampir 25 juta.


Terdapat juga Universiti Islam Rusia in Kazan, Tatarstan. Universiti ini menggunakan bahasa Rusia dan bahasa Tatar. Di Dagestan ada beberapa madrasah dan Universiti Islam, seperti Universiti Islam Dagestan dan Institut Teologi dan Hubungan Internasional.

Masjid tertua di  Rusia dan CIS (Persemakmuran Negara-negara Merdeka)
Derbent yang merupakan salah satu kota tertua di dunia didirikan pada 438 M. Masjid Juma dibangun pada tahun 773 M. Sesuai namanya, masjid ini dibangun untuk menampung warga kota menjalankan ibadah shalat Jumat. Jangan heran jika bangunannya adalah yang terbesar di Derbent pada masa itu.
Akibat gempa pada abad akhir ke-14, masjid tertua di Rusia ini mengalami kerusakan parah sehingga dilakukan restorasi besar-besaran. Sayang sekali selama berlangsungnya kampanye ateis pada 1930-an, masjid ini ditutup. Bahkan beralih fungsi menjadi penjara kota.

Fungsinya sebagai tempat ibadah baru dipulihkan pada pertengahan abad ke-20 yang sekaligus menandai pemulangannya kepada Dewan Ulama Derbent. Sekarang masjid megah ini dimasukan UNESCO dalam daftar Warisan Budaya Dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar