Sabtu, 14 Maret 2015

Sejarah Ternate dan Tidore

Tidore adalah sebuah pulau bergunung api di gugusan utara kepualuan Maluku. Pulau Tidore dahulu dikenal dengan sebutan “Kie Duko” atau gunung berapi Sebab saat itu masih aktif. Ketika Islam masuk, di Maluku, Kie Duko berubah nama menjadi “To Ado re atau (Thadore /Tidore)” yang merupakan nama tanda perdamaian antara penguasa pribumi pasca perang akbar (Antar penguasa di Maluku Utara) di tahun 846 Masehi.

Maluku saat itu dikenal dengan daerah yang penuh peperangan lokal (Perebutan wilayah) antara pribumi hingga akhirnya seorang ulama asal iraq bernama Syekh Yakub harus turun tangan dalam mendamaikan perang tersebut.

Dalam sejarahnya, Syeh Yaqub merupakan adalah utusan (Duta) Kerajaan Abbasyiah (era kekhalifahan Al-Muttawakil 847-946 Masehi) untuk tugas ekspansi perdagangan di maluku. Syeh Yaqub adalah tokoh penting dalam perundingan Togorebo (Nama tempat yang dijadikan nama perundingan) di sebuah wilayah dekat kaki gunung kie duko bernama Marijang (Sekarang dikenal dengan nama Kie Matubu).

SHAHJATI Merintis Kerajaan.

Tidore menjadi kerajaan setelah seorang keturunan ulama Arab dari hasil perkawinannya dengan salah satu putri penguasa pribumi bernama Jou Boki Nursafa melahirkan seorang laki-laki bernama Shahjati yang kelak mendirikan kerajaan Tidore.

RESTORASI ISLAM era CIRILIATI

Keturunan Shahjati  bernama Ciriliyati (1495-1512) sukses mentranformasikan kerajaan Tidore menjadi kerajaan Islam hingga beliau sepakat mengganti gelar Kolano (Gelar raja bagi kepemimpinan kerajaan Tidore) menjadi Sultan dengan yang memberinya nama Islam yakni Djamaluddin.

Tidore adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia yang terletak di utara kepulauan Maluku (Prop. Maluku Utara). Berbatasan dengan pulau Ternate dan Pulau Halmahera.

TIDORE DAN KONFEDERASI MOLOKU KIERAHA

Kesultanan Tidore pula merupakan anggota dari Konfederasi MOLOKU KIERAHA (Persekutuan 4 kerajaan besar ; Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) yang dideklarasikan dalam konferensi MOTI / “MOTI Veerbond” pada tahun 1322) Moloku Kie Raha akhirnya diakui kedaulatan konfederasinya oleh Aliansi Kerajaan Islam Nusantara (Melayu, Demak, Mataram, Gowa-Tallo, Banggai, Bima, Hitu dll). Kerajaan Tidore sendiri berdiri tidaklah jelas, namun para ahli mengemukakan kepemimpinan Tidore (Secara pribumi) sudah cukup lama.

PASCA KEPERGIAN SYEH YAQUB

Kedatangan kembali seorang musafir barat jauh (Arab) bernama Maulana Maghribi Jaffar Ash Sadiq pada hari Senin 10 Muharam 470 Hijriah atau 1077 M.

Para penduduk pribumi memanggilnya dengan sebutan “Jafar sadiq / Jafar No”. Tercatat Jafar No meminang seorang putri Momole (Penguasa pribumi) bernama Jou Boki Nursafa, darinya mereka melahirkan keempat (4) orang putri dan ke (4) empat orang putra.

MEWARISI KEKUASAAN PARA LELUHUR

Sepeninggal Jafar No, keempat putranya mewarisi kekuasaan kakek-kakeknya (keluarga dari ibu). Hal ini karna kakeknya (dari ibu) merupakan penguasa saat itu. Sang kakek selalu memanggil mereka dengan panggilan “Dano” alias cucu. Kerap panggilan tersebut kelak menjadi gelar bangsawan bagi mereka para keturunan Boki Nursafa hingga kini. Keempat putera mereka melanjutkan kekuasaan leluhur mereka di setiap daerah Moloku Kieraha (Gamlamo, Kie Gapi, Bacan, Jailolo). Sedang keempat putrinya mengikuti jejak ayahnya membentuk kekuasaan di Banggai (Yang nantinya melahirkan kerajaan-kerajaan di banggai dan sekitarnya, Sulawesi Tenggara).


SILSILAH KEPEMIMPINAN

Merupakan daerah yang memiliki kepemimpinan absolut atas daerahnya. Dahulu Tidore menggunakan sistem kepemimpinan orang terkuat (Layaknya hukum rimba). kemudian berevolusi menjadi sistem kepemimpinan Islam. Para pemimpin di era zaman Tidore kuno dikenal sebagai orang yang kuat (Sakti) dengan julukan Momole (Gelar pemimpin / orang kuat).

Hingga pada zaman sejarah (terbentuknya sistem kerajaan modern akibat transformasi zaman), barulah diketahui bahwa seorang pemimpin/raja bergelar Kolano. Beberapa generasi kemudian (Ketika sistem pemerintahan islam diterapkan) barulah penggunaan gelar Sultan digunakan. Berikut para pemimpin dan gelarnya yang pernah memerintah Tidore. Urutan nomor dihitung dari tercatatnya sejarah :

Kolano Syahjati alias Muhammad Nakil bin Jaffar Assidiq
Kolano Bosamawange
Kolano Syuhud alias Subu
Kolano Balibunga
Kolano Duko adoya
Kolano Kie Matiti
Kolano Seli
Kolano Matagena
Kolano Nuruddin   (1334-1372)
Kolano Hasan Syah  (1372-1405)
Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
Sultan Al Mansur   (1512-1526) ::::::::::: Pusat pemerintahan di Kadato (Istana) Sela Waring di Rum
Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnaen (1526-1535)
Sultan Kiyai Mansur  (1535-1569)
Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
Sultan Gapi Baguna  (1586 -1600)
Sultan Mole Majimo alias Zainuddin  (1600-1626)
Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-1631) memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Biji Negara di Toloa.
Sultan Gorontalo alias Saiduddin (1631-1642)
Sultan Saidi  (1642-1653)
Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-1657)
Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674) ::::::::: memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Salero, di Limau Timore (Soasio)
Sultan Hamzah Fahruddin  (1674-1705)
Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728 – 1757)
Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin   1757 – 1779
Sultan Patra Alam  (1780-1783)
Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati, Nuku  (1797-1805)
Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856) Pembangunan Kadato Kie
Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
Sultan Achmad Kawiyuddin Alting Alias Shah Juan (1894-1906) Setelah wafat, terjadi Masa awal konflik internal, (Kadato kie dihancurkan) hingga vakumnya kekuasaan.
Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1967) pasca wafat, vakumnya kekuasaan.
Sultan Hi. Djafar Syah (1999 – 2012) Pembangunan Kadato Kie kembali
Perdebatan kepemimpinan Islam di Tidore

Berdasarkan penjelasan diatas, disebutkan bahwa Agama Islam di wilayah Kesultanan Tidore hadir setelah raja ke-sembilan memimpin (Kolano Nuruddin 1334-1372). Namun, menurut Irham Rosyidi pendapat ini masih dapat diperdebatkan. Jika penjelasan diatas benar, mengapa raja/Kolano pertama Kesultanan Tidore bernama Syahjati alias Muhammad Nakil, bukankah nama tersebut mengindikasi pengaruh agama Islam?.  Berpijak pada nama tersebut maka Irham Rosyidi berpendapat bahwa agama Islam masuk wilayah Kesultanan Tidore diduga kuat sejak raja/Kolano pertama pada tahun 1108 M.

Misteri vakumnya kesultanan Tidore di tahun 1906-1946

Sejak mangkatnya Sultan Kawiyuddin Alting alias Shah Juan di tahun 1906. Kepemimpinan sultan vakum dipimpin oleh para Bobato. 10 Tahun kemudian tepatnya pada tahun 1912. Tidore dicengangkan dengan Penyusup (Bosi ; Tidore) yang menghasut warga untuk memilihnya naik menjadi sultan. Dengan rasa tanggung-jawab inilah pihak keluarga (Dano) melaksanakan protokol adat dengan menyelamatkan “Mahkota kesultanan” agar terhindar dari malapetaka (Kejahatan pencurian maupun lainnya). Terdengar kabar, Mahkota disimpan di salah satu rumah yang dirahasiakan oleh pihak Bobato dan keluarga di kediaman Soasio.

Sumber lain

Isu lain tentang mengapa terjadi kevakuman kepemimpinan Kesultanan Tidore berasal juga dari isu tentang trik yang digencarkan pemerintah kolonial Belanda yang tidak senang jika Kesultanan Tidore terlalu aktif dan berkesinambungan. Sebab Sultan Tidore dan para bobatonya dikenal Belanda sejak dahulu sebagai suatu subjek (pelaku) yang sulit dikendalikan dan tidak bisa diajak kerja sama. Apalagi Belanda masih harus memperjuangkan Irian barat (Papua) secara statuta agar harus jatuh di tangan Belanda meski dalam statuta kesultanan Papua masih wilayah kekuasaan Tidore. Olehnya itu “Devide et impera” kembali digencarkan di internal pejabat kesultanan guna mengganggu konsentrasi Kesultanan terhadap status Irian barat.

Bergabungnya Tidore kedalam Negara kesatuan republik Indonesia

Soekarno adalah ahli politik, tapi dibalik keberingasannya ia adalah orang cerdas dan pertama yang mengubah tak tik perlawanan senjata dengan tak tik meja perundingan internasional itupun tak lain dengan amunisi andalannya “Sejarah”. Soekarno paham tentang status papua dalam koridor wilayah kesultanan Tidore. Soekarno pun paham tentang konflik internal di kesultanan Tidore. Olehnya mengapa ia begitu merasa wajib harus mempelajari sejarah Tidore terlebih dahulu. Dan baginya, sangat tak sulit menemukan Tidore (Arsip lama kesultanan – VOC) selama ia masih bersekolah di Stovia (Batavia).

Tepat Pada tanggal 14 Desember 1946 pemerintah Kesultanan Tidore diaktifkan kembali dengan dilantiknya Zainal Abidin Syah sebagai Sultan Tidore ke-37. Sultan Zainal Abidin Syah dilantik di Denpasar Bali pada tanggal 14 Desember 1946, selanjutnya disusul dengan penobatan secara adat Kerajaan Tidore pada tanggal 27 Pebruari 1947 di Limau Timore, Soasio.

Sultan Zainal Abidin Syah bersedia mengintegrasikan Kesultanan Tidore kepada Indonesia dan menolak tawaran Belanda atas integrasi (Tidore – Belanda), atas jasa beliau Soekarno tetap menghormati Sultan selaku ahli waris wilayah dan mengangkat Sultan menjadi Gubernur I (Pertama) Irian barat.

Indonesia : “Semua karna Nuku”

Sikap konsisten yang anti terhadap kolonial Belanda tersebut membuat pemerintah Republik Indonesia memberi gelar pahlawan nasional kepada Sultan ke-30, yakni Sultan Syaedul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati alias Nuku, yang memerintah 1797-1805 Masehi pula terkenal mengalahkan Belanda secara telak hingga Belanda harus mengakui wilayah Nuku pada Perjanjian Stadbland 24 Juni 1824 . Bagi Soekarno, tanpa ada pengakuan ini, mungkin sekarang Tidore bukanlah Indonesia. 




 Sejarah Kesultanan Ternate

asal usul

Pulau Ternate merupakan sebuah pulau gunung api seluas 40 km persegi, terletak di Maluku Utara, Indonesia. Penduduknya berasal dari Halmahera yang datang ke Ternate dalam suatu migrasi. Pada awalnya, terdapat empat kampung di Ternate, masing-masing kampung dikepalai oleh seorang Kepala Marga, dalam bahasa Ternate disebut Momole. Lambat laun, empat kampung ini kemudian bergabung membentuk sebuah kerajaan yang mereka namakan Ternate. Selain Ternate, terdapat juga kerajaan lain di kawasan Maluku Utara, yaitu: Tidore, Jailolo, Bacan, Obi dan Loloda.

Dalam sejarahnya, Ternate merupakan daerah terkenal penghasil rempah-rempah, karena itu, banyak pedagang asing dari India, Arab, Cina dan Melayu yang datang untuk berdagang. Sebagai wakil masyarakat, yang berhubungan dengan para pedagang tersebut adalah para kepala marga (momole).
Bagaimana awal cerita pembentukan Kerajaan Ternate? Ceritanya, seiring semakin meningkatnya aktifitas perdagangan, dan adanya ancaman eksternal dari para lanun atau perompak laut, maka kemudian timbul keinginan untuk mempersatukan kampung-kampung yang ada di Ternate, agar posisi mereka lebih kuat. Atas prakarsa momole Guna, pemimpin Tobona, kemudian diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Hasilnya, momole Ciko, pemimpin Sampalu, terpilih dan diangkat sebagai Kolano (raja) pertama pada tahun 1257 M dengan gelar Baab Mashur Malamo. Baab Manshur berkuasa hingga tahun 1272 M. Kerajaan Ternate memainkan peranan penting di kawasan ini, dari abad ke-13 hingga 17 M, terutama di sektor perdagangan. Dalam sejarah Indonesia, Kesultanan Ternate merupakan salah satu di antara kerajaan Islam tertua di nusantara, dikenal juga dengan nama Kerajaan Gapi. Tapi, nama Ternate jauh lebih populer dibanding Gapi.

Pembentukan Persekutuan

Sebagaimana disebutkan di atas, selain Ternate, di Maluku juga terdapat beberapa kerajaan lain yang juga memiliki pengaruh. Masing-masing kerajaan bersaing untuk menjadi kekuatan hegemonik. Dalam perkembangannya, Ternate tampaknya berhasil menjadi kekuatan hegemonik di wilayah tersebut, berkat kemajuan perdagangan dan kekuatan militer yang mereka miliki. Selanjutnya, Ternate mulai melakukan ekspansi wilayah, sehingga menimbulkan kebencian kerajaan lainnya. Dari kebencian, akhirnya berlanjut pada peperangan. 

Untuk menghentikan konflik yang berlarut-larut, kemudian Raja Ternate ke-7, yaitu Kolano Cili Aiya (1322-1331) mengundang raja-raja Maluku yang lain untuk berdamai. Setelah pertemuan, akhirnya mereka sepakat membentuk suatu persekutuan yang dikenal sebagai Persekutan Moti atau Motir Verbond. Hasil lain pertemuan adalah, kesepakatan untuk menyeragamkan bentuk lembaga kerajaan di Maluku. Pertemuan ini diikuti oleh 4 raja terkuat Maluku, oleh sebab itu, persekutuan tersebut disebut juga sebagai Persekutuan Moloku Kie Raha (Empat Gunung Maluku).

Islam di Ternate

Diperkirakan, Islam sudah lama masuk secara diam-diam ke Ternate melalui jalur perdagangan. Hal ini ditandai  dengan banyaknya pedagang Arab yang datang ke wilayah tersebut untuk berdagang, bahkan ada yang bermukim. Selain melalui perdagangan, penyebaran Islam juga dilakukan lewat jalur dakwah. Muballigh yang terkenal dalam menyebarkan Islam di kawasan ini adalah Maulana Hussain dan Sunan Giri

Ada dugaan, sebelum Kolano Marhum, sudah ada Raja Ternate yang memeluk Islam, namun, hal ini masih menjadi perdebatan. Secara resmi, Raja Ternate yang diketahui memeluk Islam adalah Kolano Marhum (1465-1486 M), Raja Ternate ke-18. Anaknya, Zainal Abidin (1486-1500) yang kemudian menggantikan ayahnya menjadi raja, pernah belajar di Pesantren Sunan Giri di Gresik. Saat itu, ia dikenal dengan sebutan Sultan Bualawa (Sultan Cengkeh). Ketika menjadi Sultan, Zainal Abidin kemudian mengadopsi hukum Islam sebagai undang-undang kerajaan. Ia juga mengganti gelar Kolano dengan sultan. Untuk memajukan sektor pendidikan, ia juga membangun sekolah (madrasah). Sejak saat itu, Islam berkembang pesat di Ternate dan menjadi agama resmi kerajaan.  

Kedatangan Penjajah Eropa

Orang Eropa pertama yang datang ke Ternate adalah Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema) pada tahun 1506 M. Enam tahun kemudian, pada 1512 M, rombongan orang Portugis tiba di Ternate di bawah pimpinan Fransisco Serrao. Ketika pertama kali datang, bangsa kulit putih ini masih belum menunjukkan watak imperialismenya. Saat itu, mereka masih menunjukkan itikad baik sebagai pedagang rempah-rempah. Oleh sebab itu, Sultan Bayanullah (1500-1521) yang berkuasa di Ternate saat itu memberi izin pada Portugis untuk mendirikan pos dagang.

Sebenarnya, Portugis datang bukan hanya untuk berdagang, tapi juga menjajah dan menguras kekayaan Ternate untuk dibawa ke negerinya. Namun, niat jahat ini tidak diketahui oleh orang-orang Ternate. Ketika Sultan Bayanullah wafat, ia meninggalkan seorang permaisuri bernama Nukila, dan dua orang putera yang masih belia, Pangeran Hidayat dan Pangeran Abu Hayat. Selain itu, adik Sultan Bayanullah, Pangeran Taruwese juga masih hidup dan ternyata berambisi menjadi Sultan Ternate. Portugis segera memanfaatkan situasi dengan mengadu domba kedua belah pihak hingga pecah perang saudara. Dalam perang saudara tersebut, Portugis berpihak pada Pangeran Taruwese, sehingga Taruwese berhasil memenangkan peperangan. 

Tak disangka, setelah memenangkan peperangan, Pangeran Taruwese justru dikhianati dan dibunuh oleh Portugis. Kemudian, Portugis memaksa Dewan Kerajaan untuk mengangkat Pangeran Tabarij sebagai Sultan Ternate. Sejak saat itu, Pangeran Tabarij menjadi Sultan Ternate. Dalam perkembangannya, Tabarij juga tidak menyukai tindak-tanduk Portugis di Ternate. Akhirnya, ia difitnah Portugis dan dibuang ke Goa-India. Di sana, ia dipaksa menandatangani perjanjian untuk menjadikan Ternate sebagai kerajaan Kristen, namun, ia menolaknya. Sultan Khairun yang menggantikan Tabarij juga menolak mentah-mentah perjanjian ini.

Tindak-tanduk Portugis yang sewenang-wenang terhadap rakyat dan keluarga sultan di Ternate membuat Sultan Khairun jadi geram. Ia segera mengobarkan semangat perlawanan terhadap Portugis. Untuk memperkuat posisi Ternate dan mencegah datangnya bantuan Portugis dari Malaka, Ternate kemudian membentuk persekutuan segitiga dengan Demak dan Aceh, sehingga Portugis kesulitan mengirimkan bantuan militer ke Ternate. Portugis hampir mengalami kekalahan. Untuk menghentikan peperangan, kemudian Gubernur Portugis di Ternate, Lopez de Mesquita mengundang Sultan Khairun untuk berunding. 

Berbekal kelicikan dan kejahatan yang memang telah biasa mereka lakukan, Portugis kemudian membunuh Sultan Khairun di meja perundingan.
Sultan Babullah (1570-1583 M) kemudian naik menjadi Sultan Ternate menggantikan Sultan Khairun yang dibunuh Portugis. Ia segera memobilisasi kekuatan untuk menggempur kekuatan Portugis di seluruh Maluku dan wilayah timur Indonesia. Setelah berperang selama lima tahun, akhirnya Ternate berhasil mengusir Portugis untuk selamanya dari bumi Maluku pada tahun 1575 M. Dalam sejarah perlawanan rakyat Indonesia, ini merupakan kemenangan pertama bangsa Indonesia melawan penjajah kulit putih.

Silsilah raja 

Berikut ini beberapa kolano dan sultan yang pernah berkuasa di Ternate. Data berikut belum lengkap, karena masih banyak nama sultan yang belum tercantum. Urutan nama-nama sultan disesuaikan dengan urutannya menjadi sultan.

1.   Kolano Baab Mashur Malamo (1257-1272)
7.   Kolano Cili Aiya (1322-1331)
17. Kolano Marhum (1465-1486)
18. Sultan Zainal Abidin (1486-1500)
19. Sultan Bayanullah (1500-1521)
20. Pangeran Taruwese
21. Pangeran Tabarij
22. Sultan Khairun (1534-1570)
23. Sultan Baabullah (1570-1583)
--   Sultan Mandar Syah (1648-1650)
--   Sultan Manila (1650-1655)
--   Sultan Mandar Syah (1655-1675)
--   Sultan Sibori (1675-1691)
--   Sultan Muhammad Usman (1896-1927)
48. Sultan Muhammad Jaber Syah
49. Sultan Mudaffar Syah (1975-2015)

Periode Pemerintahan

Ternate mencapai masa jaya pada paruh kedua abad ke-16 M, di masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583), berkat ramainya perdagangan rempah-rempah. Saat itu, untuk menjaga lalu lintas perdagangan di kawasan tersebut, Ternate memiliki armada militer yang tangguh. Ketangguhan armada ini telah terbukti dengan keberhasilan mereka mengalahkan penjajah Portugis. Pada paruh kedua abad ke-17 M, sebenarnya kejayaan Kerajaan Ternate telah berakhir, seiring dengan mundurnya Sultan Mandar Syah dari singgasana kerajaan karena dipaksa oleh Gubernur VOC di Ambon, Arnold de Vlaming. Bahkan, ternyata Sultan bukan hanya dipaksa turun, tapi juga dipaksa untuk menandatangani perjanjian agar Ternate melepaskan seluruh klaim teritorinya di Maluku.

Hingga saat ini, Kerajaan Ternate telah berdiri lebih dari 750 tahun. Dalam usianya yang sudah begitu tua, Kesultanan Ternate masih tetap berdiri, walaupun keberadaannya tak lebih dari simbol belaka. Jabatan sultan sekarang ini tak memiliki wewenang, tapi tetap berpengaruh di masyarakat. Sultan Ternate saat ini adalah Drs. Hi. Mudaffar Sjah, BcHk. (Mudaffar II) yang dinobatkan tahun 1975, dan merupakan sultan yang ke-49.

Wilayah Kekuasaan

Pada masa awal berdirinya, kekuasaan Kerajaan Ternate hanya mencakup beberapa kampung di Pulau Ternate. Seiring perkembangan, Ternate semakin maju dan mencapai masa jayanya di abad ke-16. Saat  itu, kekuasaan Kerajaan Ternate mencakup wilayah Maluku, Sulawesi Utara, Timur dan Tengah, Nusa Tenggara, Selatan Kepulauan Philipina (Mindanao) dan Kepulauan Marshal di Pasifik.

Struktur Pemerintahan
Sebagaimana diceritakan di atas, pada awal berdirinya, Kerajaan Ternate hanyalah kumpulan beberapa kampung. Saat itu, kepala kampungya disebut Momole. Ketika kampung-kampung ini bersatu membentuk sebuah kerajaan, pemimpinnya disebut Kolano (raja). Ketika Islam mulai menyebar ke seluruh penjuru nusantara dan Raja Ternate kemudian memeluk Islam, gelar Kolano diganti dengan sultan. Kolano pertama yang memakai gelar sultan adalah Zainal Abidin. Sejak saat itu, pemimpin tertinggi di Ternate adalah sultan. Selanjutnya, karena kerajaan menggunakan hukum Islam, maka, ulama juga memegang peranan penting.
Untuk membantu Sultan menjalankan tugas-tugas kerajaan, kemudian dibentuk pula jabatan Jogugu (perdana menteri) dan Penasihat Raja yang disebut Fala Raha (empat rumah). Fala Raha merupakan representasi empat klan bangsawan yang menjadi tulang punggung Kesultanan Ternate. Bisa dikatakan bahwa, Fala Raha sebenarnya pengganti empat momole di masa sebelum datangnya Islam. Masing-masing raha dipimpin oleh seorang Kimalaha. Di antara Kimalaha tersebut adalah: Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Para pejabat tinggi istana berasal dari empat klan ini. Jika sultan tak meninggalkan pewaris, maka penerusnya dipilih dari salah satu klan yang empat ini. Jabatan lain yang dibentuk untuk membantu tugas sultan adalah Bobato Nyagimoi (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan dan Sangaji.
Kehidupan Sosial Budaya
Ternate merupakan daerah yang terkenal penghasil rempah-rempah. Penduduk yang bertani adalah mereka yang tinggal di kawasan perbukitan, mereka menanam cengkeh, pala, kayu manis dan kenari. Cengkeh dari Ternate sangat terkenal karena kualitasnya yang baik. Di daerah yang agak rendah, penduduknya menanam kelapa. Masyarakat yang bermukim di pinggir pantai banyak juga yang menjadi nelayan. Selain petani dan nelayan, orang-orang Ternate juga banyak yang menjadi pedagang. Makanan utama orang Ternate adalah beras, sagu atau ubi kayu (singkong) yang diolah khusus, dikenal dengan nama huda, bentuknya mirip dengan irisan roti. Dari singkong, orang Ternate juga membuat papeda. Beras yang dikonsumsi masyarakat Ternate berasal dari Pulau Halmahera, Makassar dan Manado.
Jika direnungkan, sebenarnya peninggalan Ternate tidak sebanding dengan kebesaran namanya. Tidak ada warisan intelektual, arsitektur ataupun seni berkualitas tinggi yang ditinggalkannya. Satunya-satunya warisan sastra yang ditinggalkan hanyalah Dolo bololo se dalil moro. Sastra ini berbentuk puisi, peribahasa, ibarat, yang kebanyakannya berisi pendidikan moral tradisional. Padahal, sebagai bandar utama rempah-rempah di Maluku, Ternate sudah berhubungan dengan peradaban yang lebih maju seperti Jawa, Melayu, Cina, Arab dan Eropa. Namun, sepertinya hal itu tidak meninggalkan pengaruh. 

Berkaitan dengan absennya kebudayaan tulis, mungkin disebabkan Ternate selalu sibuk dengan urusan peperangan dan konflik. Sebelum Eropa datang, Ternate konflik dengan kerajaan sekitarnya karena memperebutkan hegemoni. Setelah bangsa Eropa datang, konflik terjadi dengan bangsa Eropa. Implikasinya, orang Ternate mencurahkan segenap energinya hanya untuk mempertahankan diri, sebab, konteksnya adalah: menyerang atau diserang. Karena alasan-alasan inilah, maka seni budaya yang muncul di Ternate, seperti tarian cakalele, memiliki watak militer dan kepahlawanan. 

3 komentar:

  1. Ass Wr Wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda bahwa saya ini RISWANTO AKIL seorang TKI dari malaysia dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar IBU YOSHI yg dari singapur tentan Pesugihan AKI ZYEH MAULANA yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya juga saya mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk menarik dana Hibah Melalui ritual/ghaib dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti dan mendapat hasil tarikan RM.347.000 Ringgit ,kini saya kembali indon membeli rumah dan mobil walaupun sy Cuma pekerja kilang di selangor malaysia , sy sangat berterimakasih banyak kepada AKI ZYEH MAULANA dan jika anda ingin seperti saya silahkan Telefon di 085298275599 Untuk yg di luar indon telefon di +6285298275599,Atau Lihat Di internet KLIK DISINIsaya juga tidak lupa mengucap syukur kepada ALLAH karna melalui AKI ZYEH MAULANA saya Bisa sukses. Jadi kawan2 yg dalam kesusahan jg pernah putus asah, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasi jalan asal anda mau berusaha, ini adalah kisah nyata dari seorang TKI,
    KEAMPUHAN ZIKIR AKI ZYEH MAULANA
    1.Penarikan Dana Hibah Melalui Bank Ghaib
    2.Penarikan Uang Melalui Mustika
    3.Ritual Angka Tembus Togel/Lotrey
    4.Jimat Pelaris
    5.Perintah Tuyul
    Dan Masih Banyak Lagi, AKI ZYEH MAULANA Banyah Dikenal Oleh Kalangan Pejabat, Pengusaha Dan Artis Ternama Karna Beliau adalah guru spiritual terkenal di indonesia. Untuk yg punya rum terimakasih atas tumpangannya
    SYARAT SEBAGAI BERIKUT:
    BERJANJI AKAN MEMBANTU SESAMA YANG MEMBUTUHKAN
    BERJANJI TIDAK AKAN SOMBONG DAN SELALU RENDAH HATI
    BERJANJI AKAN MEMULAI HIDUP YANG BARU BERJALAN KE JALAN YANG BENAR,
    BERLUTUT DAN MEYEMBAH KEPADA ALLAH SWT.
    "Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasali wa a'udzubika minal jubni wal bukhli wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali"

    "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan." Kata Abu Umamah radhiyallahu 'anhu: "Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membari Petunjuk." (HR Abu Dawud 4/353)


    PENARIKAN UANG MENGUNAKAN MUSTIKA

    BalasHapus
  2. Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D

    BalasHapus
  3. Akhirnya impian saya tercapai untuk pulang ke indonesia,terima kasih MBAH SERO atas bantuannya,saya bisa berkumpul kembali dengan keluarga,karna melalui jalan togel sekarang saya sudah sukses,ini semua berkat bantuan MBAH SERO yang memberikan angka 4d bocoran singapura,alhamdulillah dapat 250 juta,saya sangat bersyukur kebun orang tua yang dulunya di gadai buat biaya saya untuk berangkat kesingapura,kini sudah saya tebus kembali,tanpa bantuan beliau mungkin belum bisa saya pulang kampung,terima kasih banyak MBAH SERO jasa-jasamu tidak akan saya lupakan,bagi saudarah2 di indo maupun di luar negeri butuh bantuan,apalagi yang terlilit hutang silahkan tlpn atau sms di nomor 082 370 357 999 atas nama MBAH SERO,beliau seorang paranormal yang bisa di percaya,karna sudah memberkan hasil,ingat kesempatan tidak akan datang untuk kedua kali,jadi giliran anda untuk membuktikannya,inilah kisah nyata dari saya ibu irma tki singapura..

    BalasHapus