Sabtu, 07 Maret 2015

Wahyu Kraton dalam Keris

Keris-keris yang paling tinggi bersifat khusus adalah Keris Keraton.
Di bawah tingkatan keris keraton yang mengandung wahyu keraton, ada keris-keris lain yang mengandung di dalamnya apa yang disebut sebagai wahyu kepangkatan dan derajat dan wahyu keningratan.

Keris Keraton adalah keris-keris dan pusaka bentuk lain yang maksud dan tujuan dalam pembuatannya adalah dikhususkan untuk nantinya dipasangkan dengan orang si penerima wahyu keraton, menjadi lambang kebesaran sebuah keraton, menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten sesuai tingkatan kerisnya (sesuai tingkatan wahyu kerisnya).

Keris Keraton, pusaka yang menjadi lambang kebesaran sebuah keraton, terkandung di dalamnya apa yang disebut sebagai Wahyu Keraton, yaitu wahyu kepemimpinan pemerintahan / kenegaraan, yang akan dapat mengantarkan orang pemiliknya kepada posisi dan derajat yang tinggi menjadi seorang kepala pemerintahan, menjadi raja / kepala negara atau kepala daerah, sesuai kelas dan peruntukkan kerisnya (sesuai tingkatan wahyu kerisnya). 

Pengertian keraton bukanlah semata-mata sebuah bangunan keraton yang menjadi istana raja / adipati / bupati. Sebuah keraton melambangkan kebesaran sebuah pemerintahan. Bangunannya sendiri hanyalah simbol saja dari adanya sebuah pemerintahan.

Pengertian keraton terbagi dalam 3 tingkatan, yaitu keraton kerajaan, kadipaten dan kabupaten, sehinggapengertian keraton ini meliputi, sesuai tingkatannya masing-masing, kekuasaan dan kebesaran sebuahpemerintahan kerajaan, kadipaten dan kabupaten.

Dan yang disebut Keris Keraton bukanlah semua keris yang dimiliki oleh sebuah keraton atau semua keris yang dijadikan pusaka kerajaan atau semua keris yang menjadi perbendaharaan sebuah keraton dan disimpan di dalam ruang pusaka kerajaan. 

Keris Keraton adalah keris-keris yang mengandung wahyu keraton yang dalam pembuatannya khusus ditujukan untuk dipasangkan dengan wahyu kepemimpinan keraton yang sudah ada pada orang yang menjadi pemimpin di sebuah keraton untuk menjadi pusaka lambang kebesaran keraton tersebut.
Dalam kategori pusaka keraton ini termasuk juga, sesuai tingkatannya masing-masing, pusaka-pusaka yangmenjadi lambang kekuasaan dan kebesaran sebuah keraton kadipaten atau kabupaten.

Sebuah keris keraton baru akan menyatu dan memberikan tuahnya kepada seorang manusia pemiliknya yang memiliki wahyu keraton di dalam dirinya, atau kepada seorang pemiliknya yang cocok untuk menjadi wadah wahyunya.

Keris keraton adalah keris keningratan yang paling tinggi tingkatannya dan bersifat khusus, hanya untuk orang yang memiliki wahyu keraton saja di dalam dirinya.

Keris Keraton tidak boleh dipakai oleh sembarang orang, termasuk walaupun ia adalah anak seorang raja. Hanya orang-orang yang sudah menerima wahyu keraton saja yang boleh memakainya, karena keris itu pembuatannya ditujukan untuk dipasangkan dengan orang si penerima wahyu keraton, sehingga wahyu di dalam orang itu dan wahyu dari kerisnya akan mewujudkan sebuah sinergi kegaiban yang kegaibannya tidak akan bisa disamai oleh jenis pusaka apapun.

Keris Keraton dan Keris Pusaka Kerajaan sulit membedakannya. Orang harus memiliki spiritualitas yang tinggi untuk bisa membedakan kandungan wahyu di dalam masing-masing keris untuk bisa membedakan mana yang adalah Keris Keraton dan mana yang bukan Keris Keraton tetapi dijadikan Pusaka Kerajaan dan diperlakukan sama seperti sebuah Keris Keraton.


Secara umum keris-keris tersebut di atas adalah keris-keris yang bertuah wibawa kekuasaan dan hanya cocok untuk orang-orang yang status dan posisinya juga berkaitan dengan wibawa dan kekuasaan. Secara umum pada jaman sekarang ini keris-keris tersebut akan memberikan tuah yang bersifat menunjang wibawa kekuasaan, kepangkatan dan derajat (dan kerejekian). 

Jika keris-keris wahyu itu sudah dimiliki oleh seseorang yang sesuai dengan peruntukkan kerisnya, keris-keris itu akan memancarkan aura wibawanya dan akan dapat mengantarkan orang tersebut kepada posisi dan derajat yang tinggi sesuai peruntukkan kerisnya dan akan membantunya mengamankan posisi dan derajatnya dari gangguan atau perbuatan orang lain yang merongrong martabat dan wibawanya

Keris-keris yang dalam pembuatannya khusus ditujukan untuk menjadi pusaka lambang kebesaran dan yang untuk menjadi keris-keris pusaka keraton (kerajaan, kadipaten / kabupaten), yang maksud pembuatannya ditujukan untuk dipasangkan dengan wahyu keraton atau wahyu kepemimpinan pemerintahan kenegaraan yang sudah ada pada diri seseorang, memiliki tuah yang luar biasa, yang tidak bisa disejajarkan dengan keris-keris yang umum ataupun jimat dan mustika. Selain biasanya kerisnya berkesaktian tinggi, tuah dan wibawanya pun tidak sebatas hanya melingkupi diri manusia pemakainya, tetapi melingkupi suatu area yang luas yang menjadi wilayah kekuasaan yang harus dinaunginya. Biasanya sosok gaibnya juga adalah raja dan penguasa di alamnya. Karakter isi gaibnya menyerupai perwatakan wahyu keprabon yang menjadikan para mahluk halus dan manusia di dalam lingkup kekuasaannya menghormati si keris dan si manusia sebagai pemimpin dan penguasa di wilayah itu.

Karena itulah pada masanya, mungkin juga sampai sekarang, banyak orang memiliki pengertian yang salah seolah-olah siapa saja yang memiliki pusaka-pusaka keraton itu akan menjadikannya lebih mudah menduduki tahta kekuasaan dan akan jaya berkuasa, sehingga banyak orang yang memiliki pamrih atas pusaka-pusaka tersebut. 

Padahal segala sesuatunya tergantung pada orangnya itu sendiri, dan tergantung kepadanya juga apakah jiwa pusaka-pusaka keraton itu dapat luluh atau tidak ke dalam dirinya. Itulah yang disebut wahyu. Dan wahyu itu tidak dapat diperoleh hanya melalui pemilikan keris saja. Untuk dapat menerima wahyu, seseorang harus menjadikan dirinya sebagai wadah yang sesuai dengan watak dan sifat-sifat wahyunya. Karena itulah untuk dapat menerima sebuah wahyu seseorang harus bekerja keras, mesu raga penuh keprihatinan dan membentuk sifat-sifat kepribadian diri dan perbuatan yang sesuai dengan sifat-sifat wahyunya.

Seseorang yang memiliki sebuah keris / pusaka keraton, bukanlah jaminan bahwa orang itu akan dapat mencapai tampuk pemerintahan selama jiwa keris-kerisnya itu masih belum luluh dengan orang pemiliknya. Apabila seseorang telah benar-benar menguasai keris-keris tersebut, serta jiwa keris-keris itu telah luluh ke dalam dirinya, barulah orang tersebut mendapatkan sipat kandel  yang sebenarnya. Selama masih ada selisih kebatinan antara orangnya dengan keris-keris itu, maka selama itu pula keris-keris keramat tersebut tidak akan berguna. Keris-keris itu hanya cocok untuk orang-orang tertentu saja. Bisa saja kerisnya dimiliki oleh seseorang, tapi tidak semua orang pemiliknya bisa mendapatkan wahyunya.

Karena itulah, meskipun seseorang berhasil menyimpan keris-keris itu untuk dirinya sendiri, dan seandainya ia ingin meraih tampuk pemerintahan, tidak akan dapat dicapainya dengan bantuan keris-keris itu, karena jiwa keris-keris itu tidak luluh ke dalam dirinya. Itulah yang terjadi pada orang-orang yang berambisi menjadi penguasa, walaupun mereka membekali dirinya dengan bermacam-macam pusaka, tetapi tuah pusaka-pusaka itu tidak menyatu dengan dirinya. Yang kemudian terjadi adalah keberadaan dan perbuatan orang-orang itu hanya membuat kacau keadaan, pemerintahan yang tengah berjalan menjadi goyah karena digerilya oleh orang-orang tersebut. Rakyat yang menjadi korban.

Demikianlah keris-keris tersebut baru akan bermanfaat bagi pemiliknya apabila jiwa keris-keris itu telah luluh ke dalam dirinya.

Contoh Keris Kraton 

Kyai Nagasasra mempunyai karakter berwibawa, disujuti oleh kawula, dicintai dan dihormati rakyat, berperikemanusiaan, melindungi dan memberi kesejahteraan kepada rakyat.

Kyai Sabuk Inten mempunyai watak seperti lautan, luas tak bertepi, menampung arus sungai dan banjir yang bagaimanapun besarnya. Dan airnya selalu bergerak ke tempat yang membutuhkannya, tetapi gelombangnya dapat menunjukkan kedahsyatannya bila diperlukan.

Keris-keris Nagasasra dan Sabuk Inten melambangkan perwatakan Dewa Wisnu.
Keris-keris Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten masih harus dilengkapi dengan Kyai Sengkelat, keris yang juga tidak kalah pentingnya. Keris yang memiliki watak lengkap seorang prajurit sejati, mewakili perwatakan Dewa Hanoman, yang setia dan patuh pada kewajibannya, yang bekerja dan berjuang bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi untuk tanah tumpah darah dan rakyatnya dengan penuh kejujuran tanpa pamrih, dan setia menjalankan perintah-perintah Yang Maha Kuasa.

Watak-watak manusia yang demikian jugalah yang dicari oleh mereka, yang diharapkan layak dan mampu menjadi pemimpin dan berbudi luhur, sejalan dengan watak dari keris-keris tersebut. Karenanya kesejahteraan rakyat dapat dijamin dan memberi kesempatan mengalirkan bantuannya kepada yang membutuhkannya

Itulah sebabnya keris-keris tersebut di atas dan keris-keris lain yang dulu terkenal kegaiban dan kesaktiannya sekarang sudah tidak ada lagi dalam kehidupan manusia, sudah moksa, masuk ke alam gaib bersama dengan fisik kerisnya, karena tidak mau jatuh ke tangan orang-orang yang mereka tidak berkenan. Tetapi pada waktunya nanti sesudah ditemukan sesosok manusia yang sesuai dengan perkenan mereka, mereka akan datang dengan sendirinya menyatukan diri kepada orang tersebut tanpa perlu diminta.

Keris-keris tertentu dulu yang terkenal kesaktian dan tuahnya, karena banyak orang yang ingin memilikinya dan memesan untuk dibuatkan, kemudian banyak dibuatkan tiruan / turunan-nya, sehingga kemudian banyak keris yang bentuknya seragam. Contoh keris yang banyak ditiru adalah keris Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten dan keris Kyai Sengkelat, dan keris-keris tiruannya sering disebut keris berdapur nagasasra (atau berdapur naga), berdapur sabuk inten atau berdapur sengkelat.

Bila yang membuat keris-keris berdapur naga atau sengkelat itu adalah empu yang sama dengan yang membuat keris aslinya, maka keris-keris itu disebut keris turunannya, tetapi bila yang membuatnya adalah empu lain, maka keris-keris itu disebut keris tiruannya (tetiron).

1 komentar:

  1. Ass Wr Wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda bahwa saya ini RISWANTO AKIL seorang TKI dari malaysia dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar IBU YOSHI yg dari singapur tentan Pesugihan AKI ZYEH MAULANA yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya juga saya mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk menarik dana Hibah Melalui ritual/ghaib dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti dan mendapat hasil tarikan RM.347.000 Ringgit ,kini saya kembali indon membeli rumah dan mobil walaupun sy Cuma pekerja kilang di selangor malaysia , sy sangat berterimakasih banyak kepada AKI ZYEH MAULANA dan jika anda ingin seperti saya silahkan Telefon di 085298275599 Untuk yg di luar indon telefon di +6285298275599,Atau Lihat Di internet KLIK DISINIsaya juga tidak lupa mengucap syukur kepada ALLAH karna melalui AKI ZYEH MAULANA saya Bisa sukses. Jadi kawan2 yg dalam kesusahan jg pernah putus asah, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasi jalan asal anda mau berusaha, ini adalah kisah nyata dari seorang TKI,
    KEAMPUHAN ZIKIR AKI ZYEH MAULANA
    1.Penarikan Dana Hibah Melalui Bank Ghaib
    2.Penarikan Uang Melalui Mustika
    3.Ritual Angka Tembus Togel/Lotrey
    4.Jimat Pelaris
    5.Perintah Tuyul
    Dan Masih Banyak Lagi, AKI ZYEH MAULANA Banyah Dikenal Oleh Kalangan Pejabat, Pengusaha Dan Artis Ternama Karna Beliau adalah guru spiritual terkenal di indonesia. Untuk yg punya rum terimakasih atas tumpangannya
    SYARAT SEBAGAI BERIKUT:
    BERJANJI AKAN MEMBANTU SESAMA YANG MEMBUTUHKAN
    BERJANJI TIDAK AKAN SOMBONG DAN SELALU RENDAH HATI
    BERJANJI AKAN MEMULAI HIDUP YANG BARU BERJALAN KE JALAN YANG BENAR,
    BERLUTUT DAN MEYEMBAH KEPADA ALLAH SWT.
    "Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasali wa a'udzubika minal jubni wal bukhli wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali"

    "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan." Kata Abu Umamah radhiyallahu 'anhu: "Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membari Petunjuk." (HR Abu Dawud 4/353)


    PENARIKAN UANG MENGUNAKAN MUSTIKA

    BalasHapus