Sabtu, 11 April 2015

Sejarah Singkat Syaikh Abdul Wahhab As-Sya'roni

Setiap sufi mempunyai pengalaman spritual sendiri-sendiri dan berbeda termasuk Imam Abd Al-Wahhab  al-Sya’rani yang mempunyai pengalaman spritual yang unik, yakni ketika ia terjatuh di sungai Nil ia di selamatka oleh seekor buaya, walaupun pada umumnya buaya akan menerkam setiap apa saja yang mendekatinya, namun berbeda dengan beliau yang sebaliknya di selamatkan oleh buaya. jika kita coba untuk menghubungkan dengan rasional, mungkin diantara kita pasti tidak menerima hal tersebut, tapi seperti itulah keistemewaan beliau.

Untuk tarekat yang diikuti oleh beliau kami masih belum bisa menentukan walaupun ada diantara guru beliau yang seorang pengikut tarekat Syadziliyah, tapi beliau sendiri mempunyai kesenangan belajar tarekat tersebut tapi dalam karya-karya beliau tidak  ada yang menyebutkan kalau beliau menganut ikut tarekat Syadziliyah. Beliau adalah seorang ahli sufi dan fikih. Terlihat dari karya-karya beliau yang banyak menerangkan tentang dua bidang keilmuan tersebut.‎

Nama lengkap beliau adalah Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy-Sya’rani Al-Anshari Asy-Syafi’i Asy-Syadzili Al-Mishri. Abdul Wahab Asy-Sya’rani terkenal dengan panggilan Imam Asy-Sya’rani, yaitu salah seorang sufi terkenal yang diakui sebagai wali quthub pada zamannya yang memperoleh gelar sufistik Imamul Muhaqqiqin wa Zudwatul Arifin (pemuka ahli kebenaran dan teladan orang-orang makrifat). Beliau dilahirkan di desa Qalqasandah – Mesir pada tanggal 27 Ramadhan 989 H. / 12 Juli 1493 M.

Nasab beliau

Nasab beliau dapat diketahui dengan melihat di dalam kitab beliau sendiri, Lataif al-Minan, beliau berkata : “Sesungguhnya aku, dengan memuji Allah Ta’ala, Abdullah bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Zarfa bin Musa bin Sultan Ahmad bin Sultan Sa’id bin Sultan Fashin bin Sultan Mahya bin Sultan Zaufa bin Sultan Rabban bin Sultan Muhammad bin Musa bin Sayyid Muhammad bin al-Hanifah bin Imam Ali bin Abi Thalib.”

Nama Asy-Sya’rani adalah panggilan yang diberikan kepadanya yg diambil dari nama sebuah desa tempat tinggalnya di mana dia dibesarkan, yaitu Sya’rah, sebuah desa di wilayah Mesir. 

Menuntut ilmu

Beliau menghafaz al-Quran ketika berumur lebih kurang 7 atau 8 tahun. Kemudian beliau menghafaz matan al-Ajrumiyyah dalam ilmu nahu dan matan Abi Syuja’ dalam fiqh asy-Syafi’e. Kemudian beliau pergi ke masjid al-Ghamri untuk menuntut ilmu dan beliau bersungguh-sungguh menghafal kitab Minhaj at-Thalibin karya Imam an-Nawawi, Alfiyyah Ibnu Malik, at-Taudhih Syarh Alfiyyah Ibnu Malik karya Ibnu Hisyam, Alfiyyah al-‘Iraqi, kitab at-Talkhis dalam ilmu balaghah karya al-Quzwini, matan as-Syatibiyyah dalam ilmu qiraat, Qawaid Ibnu Hisyam, sehingga beliau menghafal kitab Raudhah  at-Thalibin karya Imam an-Nawawi sehingga bab Qadha. Usaha beliau untuk menghafal kitab Raudhah at-Thalibin ini bukanlah usaha yang mudah kerana kitab ini sangat tebal dan sekarang kitab ini dicetak lebih kurang 8 jilid. Ini menunjukkan karamah beliau.

Beliau telah menuntut dengan Syeikh Aminuddin, Imam masjid al-Ghamri dan beliau membaca kepadanya kitab Kutubus Sittah.

Kemudian, beliau turut belajar dengan Syeikh as-Syams ad-Dawakhili, Syeikh an-Nur al-Muhalla, Syeikh an-Nur al-Jawarihi, Syeikh Mulla Ali al-‘Ajmi, Syeikh Ali al-Qasthalani, Syeikhul Islam Zakariyya al-Ansari, al-Asymawi, dan Syihabuddin ar-Ramli.

Beliau kemudiannya jatuh cinta kepada ilmu hadith dan sentiasa menyibukkan diri dengannya dan mengambil hadith dari ahlinya.

Kemudian beliau melalui jalan ahli tasawwuf melalui Syiekh Ali al-Marsufi, Syeikh Muhammad asy-Syanawi dan Syeikh Ali al-Khawas.
Syaikh Asy-Sya’rani sejak kecil sangat cinta akan ilmu dan gemar sekali menuntut ilmu khususnya ilmu-ilmu dunia dan sufistik. Karena kemuliannya, jika dia sedang berjalan banyak orang menghampirinya dan berebut tangan untuk menyalami dan mencium tangannya hanya sekadar untuk memperoleh berkah dari sang wali. Banyak dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyatakan bertaubat dan akhirnya berbaiat masuk islam dan menjalani amalan sufi yang dibimbing langsung oleh Syaikh Asy-Sya’rani. Demikian pula banyak para penjahat dan pelaku maksiat yang akhirnya sadar dan bertaubat dari perbuatan buruknya setelah mendengar pengajian-pengajian yang disampaikan oleh Syaikh Asy-Sya’rani.

Selain itu, dia seorang Syaikhul Islam, faqih, Ushuli, Muhaddits (pakar hadits), dan Shufi. Dia dikenal sebagai ulama yang arif dalam khazanah keilmuan Islam. la menulis lebih dari 60 buah kitab, kebanyakan bercorak tasawuf. Di antara karyanya yang paling menarik adalah yang berupa otobiografi, al-Lathaiful Minan. Dalam kitab al-Lathaiful Minan itu diterangkan tentang perjalanan hidup seorang sufi yang penuh dengan keteladanan. Dan yang patut menjadi contoh suri tauladan dalam awal kehidupannya adalah, ia hafal Al-Qur’an pada usia delapan tahun.

Karamahnya sudah terlihat sejak masa kanak-kanak. Dia tidak pernah takut dengan makhlauk apapun, seperti ular, kalajengking, buaya, pencuri, jin dan sebagainya (lihat di kitab “Jami’u Karamatil Aulia jilid 2 halaman 277, cetakan “Darul Fikr”, Beirut – Libanon). Pada suatu hari ketika dia tenggelam di Sungai Nil, dengan sangat menakjubkan, dia diselamatkan oleh seekor buaya, yang disangkanya sebongkah batu.

Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshari (w. 916 H/1511 M) memberi izin kepadanya untuk mengajarkan fiqih. Sejak kecil ia sudah bergaul dengan para ‘arifin. Semua gurunya mengajarkan syariat dan tasawuf, dan meninggal dalam keadaan ridha terhadap dirinya. Dia dikenal sebagai ulama yang tidak fanatik buta dalam menganut kepercayaan tertentu. Akhlaqnya sangat mulia, baik sebagai sufi, maupun sebagai orang shalih. Ia menolak memakan sesuatu yang telah disedekahkannya. Dia sangat berlapang dada dalam segala urusannya dengan sesama muslim, bahkan dengan musuh yang paling membecinya sekalipun. Da tidak pernah berlama-lama dalam mengunjungi sahabat. Dan sepanjang hidupnya, ia terpelihara dari keinginan meminta-minta. Bahkan, ia belum pernah mengungkapkan godaan-godaan batin yang telah membuatnya menderita kepada seorang manusia pun, sehingga kerap keluar asap dari mulut, telinga, dan hidungnya. Asap yang keluar itu dikenali muridnya sebagai bentuk nafsu buruk yang dapat dikendalikan, sehingga keluar sebagai semacam kotoran dari tubuhnya. la tidak pernah mengejar kedudukan tinggi dan derajat duniawi.

Dia sadar akan zaman yang melahirkannya, dan tak pernah mencoba hidup menurut masa lalu atau masa mendatang. Bila menghadapi kesulitan, ia selalu berserah diri kepada Allah, tidak kepada manusia. Sepanjang hidupnya, ia meng­habiskan seluruh waktunya di lingkungan kefakiran dan kezuhudan.

Mendengar Binatang Bertasbih
Sejak umur empat puluh, Asy-Sya'rani tidak lagi tergoda untuk berbuat dosa. Ia merasa, Allah telah memelihara¬nya dari melakukan segala perbuatan tak terpuji.

Asy-Sya'rani dikenal memiliki kemampuan melihat jauh, dalam ilmu waktu.Dari sinilah ia memberikan keteladanan. Namun di hadapan umum, ia tidak pernah memperlihatkan kemampuan yang luar biasa itu kepada orang lain.

Meskipun begitu, orang sering mengenali karamahnya. Seperti ketika menjamu tetamunya, selalu makanan yang dihidangnya tiba¬ tiba berlipat ganda. Secara menakjubkan ia juga mampu mendengar binatang-binatang atau benda-benda mati bertasbih memuji Allah.

Asy-Sya'rani dikenal alim dan wara'. la tidak pernah melupakan shalat wajibnya. la menghindari buang angin di dalam masjid, baik di masjidnya mahupun di masjid lain. la selalu menghadap Allah, juga ketika berbaring dengan isterinya sebagaimana ketika bersembahyang.

Terhadap para muridnya, ia senantiasa berbuat adil. la juga merasa enggan dicium tangannya.Dalam tidurnya, ia sering bergaul dengan orang-orang yang telah mati dan menanyai mereka perihal suasana-suasana di alam kubur. la telah melihat arwah para wali dan disambut ramah oleh mereka. Sebaliknya,banyak juga orang bermimpi tentang dia, di antaranya para gabenor. Dan ini menambahkan kepercayaan mereka terhadapnya.

Syaikh Asy-Sya’rani dikenal memiliki kemampuan yang luar biasa. Dia dapat melihat jauh ke depan, dalam arti waktu. Dan dari sinilah ia memberikan keteladanan-keteladanan. Namun di hadapan umum, ia tidak pernah memperlihatkan kemampuan yang dimilikinya kepada orang lain. Meskipun begitu, orang sering mengenali karamahnya. Seperti ketika dia menjamu tamu-tamunya, sering makanannya tiba­ tiba berlipat ganda. Secara menakjubkan ia juga mampu mendengar binatang-binatang atau benda-benda mati bertasbih memuji Allah swt.

Syaikh Asy-Sya’rani dikenal alim dan wara’. Dia tidak pernah melupakan kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah. Ia selalu menghindari buang angin di dalam masjid, baik di masjidnya maupun di masjid lain. Dia selalu menghadap Allah, juga ketika berbaring dengan istrinya sebagaimana kala bersembahyang. Terhadap para muridnya, dia senantiasa berbuat adil. Dia juga merasa enggan dicium tangannya. Dalam tidurnya, ia sering bergaul dengan orang-orang yang telah mati dan bertanya kepada mereka tentang keadaan di alam kubur. Dia dapat melihat arwah para wali dan disambut ramah oleh mereka.

Perjalanan Rohani Beliau

Berikut beberapa mimpi Syaikh Asy-Sya’­rani, sebagaimana dituliskan dalam otobiografinya itu: “Dulu aku mempunyai seorang tetangga yang suka menghina sesamanya. Allah melaknatnya dengan penyakit asma dan lumpuh. Selama kira-kira sepuluh tahun, ia tidak dapat berbaring, dagunya bertumpu di atas lutut, otot-ototnya kian melemah. Kemudian ia mati, dan dikuburkan. Aku bertemu dengannya setelah kematiannya, dan bertanya, “Apakah kau masih lumpuh?” “Ya, dan kelak aku akan dibangkitkan seperti ini pula. Semua ini lantaran kau dan Syaikh Syu’aib si ‘tukang khutbah’ itu,” jawabnya. Tatkala hal ini kusampaikan kepada Syaikh Syu’aib, ia berkata, “Ya, hal itu memang benar. Bila aku lewat di depannya, ia selalu membuang ingus dan melemparkan dahaknya ke wajahku karena benci.” Demikian pula dengan diriku, setiap kali lewat di hadapannya, ia mengumpatku dengan kata-kata yang tak patut ditunjukkan kepada kawanan sapi pun. Semoga Allah mengampuni dan mengasihinya.

Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani meninggal di Mesir pada bulan Jumadil Awal 973 H./ November 1565 M.

Karya-Karyanya
1.      Al-Jawahir wa al-Durar al-Kubra (Mutiara-mutiara dan Permata-permata agung)
2.      Al-Yawaqit wa al-Jawahir fi Aqa’id al-Akabir (Permata-permata Yakut dan Mutiara-mutiara tentang Akidah-akidah para ulama Besar [kalangan sufi])
3.      Al-Tabaqat al-Kubra (peringkat-peringkat atau generasi-generasi yang Agung) atau disebut juga Lawaqih al-Anwar fi Tabaqat al-Akhyar (kilatan-kilatan Cahaya tentang Peringkat-peringkat atau generasi-generasi Orang-orang Terpilih)
4.      Al-Anwar al-qudsiyyah fi ma’rifat qawa’id al-Sufiyyah (cahaya-cahaya kudus dalam hal mengenal kaidah-kaidah para sufi).
5.      Lawaqih al-Anwar al-Qudsiyyah fi Bayan al-Uhud al-muhammadiyyah (kilatan-kilatan kudus dalam meenjelaskan jani-janji (pesan-pesan) Muhammad.
6.      Al-Kibrit al-Ahmar fi Uluww al-Syaikh al-Akbar (belerang Merah (pemaparan) tentang kemuliaan Syaikh al-Akbar [ibnu Arabi].
7.      Al-Qawa’id al-Kasfiyyah fi al-Illahiyyah (kaidah-kaidah Ketersingkapan tetang sifat-sifat Ketuhanan
8.      Masyariq al-Anwar al-Qudsiyah fi Bayan al-Uhud al-Muhammadiyyah (pancaran cahaya-cahaya kudus tentang penjelasan janji-janji [pesan-pesan] Muhammad).
9.      Madarik al-safilin ila Rusum Tariq al-arifin  (alur pengetahuan kelas rendah munuju sketsa Jalan orang-orang Arif)
10.  Lata’if al-Minan  (kelembutan-kelembutan karunia)
11.  Mizan al-Kubra (Neraca yang Agung) dll‎

6 komentar:

  1. matur kswuun....Mas Joyo ,infoe sahe sangetttt

    BalasHapus
  2. assalamualaikum we.wb,saya. IBU ENDANG WULANDARI Dri jawah timur tapi sekarang merantahu di teiwan bekerja sebagai pembantu ingin mengucapakan banyak terimah kasih kepada KI KANJENG DEMANG atas bantuan AKI. Kini impian saya selama ini semaunya sudah tercapai kenyataan dan berkat bantuan KI KANJENG DEMANG pula yang telah memberikan Angka gaib hasil ritual beliau kepada saya yaitu 4D. Dan alhamdulillah berasil tembus. Dan rencana saya ingin Mau pulang ke kampung kumpul kembali degang keluarga saya sekali lagi makasih yaa KI karna waktu itu saya cuma bermodalkan uang cuma 400rb Dan akhirnya saya menang. berkat angka gaib hasil ritual AKI KANJENG DEMANG saya sudah buka usaha warung makan Dan suami saya peternakan. Kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari sebelumnya, Dan saya ATAS Nama IBU ENDANG WULANDARI sekali lagi saya betul betul sagat berterima kasih kepada AKI Dan saya minta Maaf kalau Nama AKI saya tulis di internet itu semua saya lakukan karna saya Mau ada orang yang meminta bantuan Sama AKI agar seperti saya sudah sukses. Dan membatu orang orang yang kesusaan. bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HUB / KI KANJENG DEMANG di Nomor INI: 081 / 234 / 666 / 039 / insya allah AKI akan membantu anda karna ramalan KI KANJENG DEMANG memiliki ramalan GAIB yang bagus Dan dijamain tembus

    BalasHapus
  3. ceritanya diambil dri mana ya kaloboleh tau.dan kitab apa yg menjelaskan manaqib imam wahab asya'roni

    BalasHapus
  4. ceritanya diambil dri mana ya kaloboleh tau.dan kitab apa yg menjelaskan manaqib imam wahab asya'roni

    BalasHapus