Minggu, 11 Oktober 2015

Fenomena Misteri Gunung Sanggabuana

Gunung Sanggabuna adalah gunungyang terdapat dalam wilayah Kabupaten Karawang. Secara administratif gunung ini berada di Desa Mekarbuana, Tegalwaru, Karawang, Kabupaten Karawang. Ketinggian gunung ini adalah 1291 mdpl ‎dan merupakan gunung tertinggi dan satu satunya di Karawang.

Gunung Sangga Buana terletak di perbatasan empat kabupaten, yaitu di sebelah utara ada Kabupaten Karawang, sebelah timur ada Kabupaten Purwakarta, sebelah selatan ada Kabupaten Cianjurdan sebelah barat ada Kabupaten Bogor . Saat ini status kawasan hutan gunung Sanggabuana masuk dalam kategori hutan produksi dan sedang diusulkan menjadi hutan lindung untuk mencegah meluasnya kerusakan hutan di wilayah tersebut.

Hutan gunung Sanggabuana masih cukup terawat. Di hutan gunung ini kita masih dapat menikmati pepohonan yang tumbuh liar hingga mencapai ketinggian puluhan meter berjejer disana. Bahkan pepohonan sebesar truk yang bila kita berdiri di pangkal pohonnya akan terlihat sangat kecil dibandingkan pohonnya, masih bisa ditemui disini. Pohon kemenyan tumbuh liar di hutan gunung ini.

Di puncak Gunung Sanggabuana terdapat beberapa makam yang sering dikunjungi oleh para pejiarah. Salah satunya adalah makam Ki Sapujagat. Di puncak Gunung ini juga dapat terlihat bagian kota Karawang. Bahkan bendungan Jatiluhur yang berada di Kabupaten Purwakarta pun terlihat jelas dari puncak Gunung Sanggabuana.
Jalur pendakian gunung lewat Karawang

Jalur pendakian gunung lewat Karawang terbilang cukup terjal, tapi cepat dan jelas rutenya. Membutuhkan waktu sekitar enam/tujuh jam untuk sampai ke puncaknya. Di awal jalur pendakian kita akan menjumpai areal pesawahan warga dengan latar barisan bukit yang sangat indah. Selang beberapa saat setelah areal pesawahan, kita akan melewati Kampung Situ, Sampai di Pos pertama berupa kawasan petilasan dengan beberapa rumah yang didiami seorang nenek dan bebrapa warga penjaga makam keramat mbah Langlang Buana.  yaitu sebuah kampung terakhir yang kita jumpai yang hanya terdiri dari beberapa keluarga saja. Di perkampungan kecil ini kita akan menjumpai beberapa kuburan yang tepat berada di tengah jalan.‎Kami sempatkan untuk berhenti sejenak untuk melepas lelah dan beberapa teman kami menyampatkan diri untuk mandi dan berdoa di makam tersebut. Sang nenek yang ramah menyajikan kami kopi dan air putih serta makanan ringan sperti sudah sangat mengenal kami. 

Selepas perkampungan kecil tersebut kita akan menjumpai areal perkebunan kopi yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai sebuah pancuran, dan masyarakat sekitar Gunung Sangga Buana menyebut pancuran ini dengan nama Pancuran Kejayan. Di sekitaran pancuran ini juga terdapat bangunan kecil yang biasanya dijadikan tempat berjualan ketika ramai pengunjung atau peziarah. 

Berhenti sejenak di area pancuran ini merupakan ide yang sangat bagus sebelum kita melanjutkan perjalanan. Namun sangat di sayangkan, keberadaannya terkotori oleh pakaian dan celana dalam yang sengaja dibuang di sini. Katanya untuk membuang sial atau sebagai tumbal untuk yang gaib di sini. Walaaah... Opini yang salah !!! Kalaupun demikian, mahluk gaib di sinipun tidak suka tempatnya dikotori. Lebih baik membuang uang saja untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti membuat tempat sampah di sepanjang jalur pendakian dan sumbangan untuk pembangunan masjid.

Setelah beristirahat kita akan dihadapkan pada tanjakan yang cukup terjal, antara 70-80 derajat. Tanjakan ini diberi nama tanjakan dua jam, karena untuk melewati tanjakan ini dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar dua jam. Pada saat musim hujan jalur ini akan terasa sangat licin dan menguras tenaga, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melaluinya.

Setelah melewati tanjakan yang sangat terjal ini, kita akan sampai pada sebuah punggungan yang datar. Berjalan beberapa menit kemudian kita menjumpai sebuah bangunan  terbuat dari kayu yang dijadikan warung. Di sini kita dapat menjumpai sumber air dengan sebutan Pancuran Mas. Tepatnya di sebelah kanan jalur pendakian dengan jarak sekitar 30 meter. Pancuran ini juga terkotori oleh pakaian dan celana dalam yang sengaja dibuang sebagai tumbal atau buang sial.

Beberapa menit kemudian kita menemukan sebuah rumah kayu yang dijadikan makom. Tempatnya datar dan lapang, sangat baik untuk mendirikan tenda dan melakukan berbagai kegiatan, seperti Diklatsar atau Outbound. Dari tempat ini hanya satu jam untuk mencapai puncak Gunung Sangga Buana.

Rasa penasaran kita akan segera terbayar setelah sampai di "Makam Berbalut Kabut”. Terdapat puluhan bangunan kecil yang menyerupai rumah berjejer rapi di atas puncak ini. Di dalamnya terdapat beberapa makam.‎Di puncak sangga buana konon katanya ada 99 makam dan maqom (petilasan) kuno yang diantaranya diatasnamakan eyang Bagaswara, eyang Panjang dan Eyang ganda Malela. Menurut cerita yang kami dapatkan Gunung Sangga Buana adalah cirri dari asal muasal karawang. Tempat para leluhur sunda tatar bumi karawang mendekatkan diri dengan yang Maha Kuasa dan menjauhi kehidupan duniawi. Bahkan konon katanya Eyang ganda malela adalah orang Cirebon yang menjadi leluhur orang karawang. 

Tak tahu makam-makam siapa yang ada di puncak ini. Menurut beberapa sumber makam-makam ini adalah makam nenek moyang penduduk asli Karawang. Ada juga menurut cerita dari orang-orang mengenai kenyataan yang ajaib ini yang sudah menjadi cerita turun temurun. Katanya dulu, banyak orang berterbangan dari Cirebon membawa keranda ke arah Gunung Sangga Buana. Benar atau tidaknya cerita ini Wallahualam...

Di tempat ini ada sebuah warung yang menjual beraneka macam makanan, mulai dari nasi, lauk, makanan ringan, air mineral, dan lain-lain. Pemilik warung ini bernama Kang Aef, orangnya ramah dan baik hati. Beliau tinggal bersama isteri dan putrinya yg masih kecil. Kita bisa bertanya-tanya tentang gunung unik ini kepada pemilik warung. Saya jamin, beliau akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

Makam-makam yang ini menjadi daya tarik yg kerap di datangi oleh para pejiarah - pejiarah dari Karawang maupun dari luar Kota Karawang. Apalagi ketika dibulan Mulud, suasananya seperti pasar yang ada di puncak gunung. Entah karena alasan apa mereka rela bersusah payah mendaki puncak ini, semoga saja niat mereka berada di jalan yang benar. Bagi saya pribadi, kuburan-kuburan ini telah memberikan keunikan tersendiri yang jarang kita temukan di gunung-gunung lainnya. Rasa susah selama pendakian akan terbayar dengan keunikan puncak gunung yang syarat akan misteri.

Keunikan fauna yang saya temui dari gunung ini adalah Elang Jawa, Oak dan Lutung hitam ekor panjang. Kita dapat melihat secara tak sengaja Elang Jawa terbang dan Oak atau Lutung bergelantungan di atas pepohonan di Gunung Sangga Buana ini.

Puncak sebenarnya Gunung Sangga Buana berada di sebelah timur dari makam-makam berada dan dapat ditempuh sekitar 10 menit. Untuk menuju kesana kita harus menuruni punggungan kecil dan melewati sebuah kuburan ditengah jalan. Disekitar sisi kanan dan kiri terdapat pohon kopi, hingga kita menjumpai jalan yang bercabang (lurus ke sumber air dan Kanan ke Puncak). Selang beberapa menit kita jumpa lagi jalan yang bercabang (lurus ke Curug Cigentis dan Kanan Ke Puncak).

‎pada tahun 1999 dan 2000, puncak Gunung Sangga Buana sangat rimbun oleh pohon-pohon besar, dan hanya terdapat beberapa makam saja yang ada. Tidak ada warung, ataupun sampah-sampah yang berserakan di sekitarnya.
Puncaknya tertutup oleh beberapa pohon, tetapi kita dapat melihat Danau Jatiluhur dan sunrise di ufuk timur, dan juga sunset di sebelah Baratnya. Ketika menjelang sore dan malam, Puncaknya selalu diselimuti kabut dan angin kencang yang datang dari arah timur dan selatan.

Di atas puncak ini kita menemukan tugu yang menandakan ketinggian pucak Gunung Sangga Buana yang sebenarnya, yaitu 1074 MDPL. Angka tersebut adalah akurasi dari Badan Survey Pemetaan Geodesi Indonesia.

Untuk turun kembali dapat ditempuh sekitar tiga/empat jam.

Pohon Kemenyan, Mati merana karena wanginya

Sebenarnya semerbak bau kemenyan sudah tercium di malam hari sepanjang perjalanan mendaki puncak gunung ini. hanya saja tak sempat berpikir macam macam karena konsentrasi terkuras pada usaha mengalahkan beratnya medan untuk sampai ke puncak, apalagi untuk mencari tahu darimana sumber aroma kemenyan yang semerbak mewangi itu.

Ke-esokan harinya dalam perjalanan pulang, pertanyaan sekilas dalam hati itu terjawab. Seorang pendaki yang sengaja naik ke gunung ini untuk berziarah turun bersama kami serombongan dengan para pria yang rata rata sudah berusia matang, diantaranya bahkan ada kakek kakek yang sengaja bergabung bersama kami supaya ada teman sesama ngesoter’s alias yang jalannya alon alon asal kelakon.

Ternyata semerbak aroma kemenyan yang kami cium tadi malam berasal dari pohon kemenyan yang memang bertebaran tumbuh liar di hutan gunung ini. Pohon kemenyan putih memiliki postur yang sangat besar dan tinggi, salah satu peziarah itu yang menunjukkan pohon pohon tersebut kepada kami. Aroma semerbak itu berasal dari getah pohon ini.

Hanya saja sangat disayangkan, pohon pohon tua itu banyak yang mati merana karena di kuliti oleh orang orang tak bertanggung jawab untuk mengambil getahnya. Getah pohon ini yang kemudian membeku seperti batu dan dijual sebagai kemenyan. Jangan sampai terkecoh dengan fungsi kemenyan semata mata sebagai propertinya paranormal atau dukun.

Kemenyan memiliki banyak kegunaan termasuk didalamnya dijadikan bahan untuk minyak wangi, kosmetik dan lainnya. Di beberapa kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, getah kemenyan bahkan menjadi salah satu komuditas ekport andalan, disamping untuk memenuhi permintaan pasar local.

Proses penyadapan getah pohon kemenyan bila dilakukan dengan baik dan benar tidak akan sampai menyebabkan kematian pohonya, namun yang terjadi pada beberapa pohon kemenyan di hutan Gunung Sanggabuana ini, para penjarah itu menguliti pohon bagian bawah hingga menghabiskan seluruh cambium yang ada. Itu sebabnya beberaa pohon langka ini ahirnya mati merana justru karena aroma wanginya. Sesuatu yang memang sangat disayangkan.

33 komentar:

  1. InsyaAllah ada , TORO di cibarusah.

    BalasHapus
  2. 1 tahun sya di sangga buana di pancuran 7 dari muslolah ada makam 9 tuh bikinan sya mang aef tuh cianjur di atas ada 2 warung saja dan 1 sama lain tidak akur sekarang sya sdh turun sekarang domisili di bekasi bilah minat insyya allah sya sekarang sya sering ziarah religi seluruh pulau jawa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sya pengi, ziarah ke sana bos. Bsa mnta no tlp nya nggak

      Hapus
    2. Sya pengi, ziarah ke sana bos. Bsa mnta no tlp nya nggak

      Hapus
    3. Nginep semalem dinginya mnteppp

      Hapus
    4. Ma'af y mas,abang,kaka, makam d puncak sangga buana yg asli sedikit mungkin ada 3 atau 4 saja

      Hapus
  3. Saya pengen banget jiarah ke gunung Sanggabuana tapi apa daya kesibukan menahan kemauan saya

    BalasHapus
  4. Alhamdulilah kmarin tgl 21 agustus 2016 saya beserta rombongan majelis Al_Muhsinin jonggol sudah sampai puncak gunung sangga buana dan berziarah di sana. Tmpat nya sangat indah.

    BalasHapus
  5. saya baru aja turun . Dan jangan lupa di Dekat pancuran yang di puncak di sebelah kiri masih ada hutan terlarang. konon katanya masih ada macan . dan naik pada malam hari untuk minum.

    BalasHapus
  6. Assmlkm.wr.wb.....mhn infonya.....Saya ingin tahu letak gunung sanggabuana ini ada dimana tepatnya,bila saya akan datang ke gunung sanggabuana ini dng menggunakan speda motor lwt arah mana & brp lama wkt ntuk sampai ke gunung sangga buana ini....terima kasih...Wasallam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gunung Sanggabuana terletak di Desa Mekarbuana Kec.Tegalwaru Karawang.apabila menggunakan motor ke arah loji karawang, disana ada tempat penitipan motor yang selanjutnya bisa berjalan kaki kurang lebih 8 jam dalam kondisi santai.
      Persiapkan fisik dan mental,karena tanjakan yg curam perlu energi lebih.
      Jangan terlalu banyak bawa perbekalan makanan atau minuman karena hampir setiap lokasi ada warung yg jual kebutuhan.
      Semoga jadi pengalaman yg indah untuk ditafakuri.

      Hapus
    2. Gunung Sanggabuana terletak di Desa Mekarbuana Kec.Tegalwaru Karawang.apabila menggunakan motor ke arah loji karawang, disana ada tempat penitipan motor yang selanjutnya bisa berjalan kaki kurang lebih 8 jam dalam kondisi santai.
      Persiapkan fisik dan mental,karena tanjakan yg curam perlu energi lebih.
      Jangan terlalu banyak bawa perbekalan makanan atau minuman karena hampir setiap lokasi ada warung yg jual kebutuhan.
      Semoga jadi pengalaman yg indah untuk ditafakuri.

      Hapus
    3. Ada pemandu nya nggak bos. Sya tinggal di krwang tapi belum peenah kesana

      Hapus
    4. Ada pemandu nya nggak bos. Sya tinggal di krwang tapi belum peenah kesana

      Hapus
    5. Saya juga pingin zairah ke sanah..konon aki saya dulu sering ke sana..sempat semasih hidup nya..ingin mengajak saya..tapi apa daya aki sudah tidak ada..

      Hapus
  7. Benar apa yg disampaikan di atas,saya dan rombongan 9 orang berjiarah tanggal 24 Agustus 2017, takjub atas apa yang Allohu SWT ciptakan.
    Semoga para pejiarah mengenal ilmu jiarahnya jangan sampai sudah jauh,cape dan biaya tak sedikit, menjadi mubajir yg berakibat kemusrikan.
    Semoga Allohu senantiasa memberikan petunjuknya agar jiarah memberikan makna krbarokahan.

    BalasHapus
  8. Hari ini jadi kali kedua sy mendaki gunung sanggabuana..

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. Yg punya mta batin pasti serem q mh biaa ja

      Hapus
  10. bisa lihat waduk jatiluhur ngga dari atas?

    BalasHapus
  11. Pengalaman aneh d sangga buana penuh makna..

    BalasHapus
  12. Ass,sya udah 2 kli naik k gunung sangga buana,sya mnemukan hal yg unik,di sana sya mlihat pohon pisang yg tmbuh di atas phon kmenyan yng sudh rpuh,sya sempt ambil fotonya,sya jga krng tw apkah itu buatan,apkh bnar bnar alami?wslm

    BalasHapus
  13. Ass,sya udah 2 kli naik k gunung sangga buana,sya mnemukan hal yg unik,di sana sya mlihat pohon pisang yg tmbuh di atas phon kmenyan yng sudh rpuh,sya sempt ambil fotonya,sya jga krng tw apkah itu buatan,apkh bnar bnar alami?wslm

    BalasHapus
  14. Saya jg sudah pernah ksana fngan sahabat" saya,hanya sekedar untk melihat keindahan alam dan keunikan gunung tersebut.
    Pada 1 ketika saya dan sahabat saya mengalami hal d luar nalar....
    Karna kmi berniat untkbingin tau keunukan nya,maka kami pun d perlihatkan.percaya atw tdk banyak yg tak bs d terima oleh akal terjadi dsini,satu yg saya ingat akan larangan jangan bicara sembarangan dan hrus bberlaku sopan...
    #semua hal tersebut tak terlepas dr kekuasaan Allah SWT,agar kt dapat belajar dan pelajari apa dan siapa yg kt lihat dan hadapi.
    Wassalam...

    BalasHapus
  15. sesungguhnya manusia itu tdk bisa apa apa dan tdk mempunyai kehebatan apa apa ...hanya saja asalkan kita mau mensyukuri apa apa yg Allah berikan,dan apa apa yg Allah Ciptakan..Insya Allah..Allah Akan selalu memberikan anuegerah dan Rahmat nya..bila kita mau menjaga nya,,melindungi..merawatnya..sudah pasti..tentu Alam pun akan bersahabat dengan kita atas kehendak Allah SWT...Bila kita sdh atas Puncak Gunung SB..sungguh kecil diri ini bila kita memandang pemandangan dihadapan kita yg begitu Maha Luasnya..diri kita ini tdk ada apa apanya...tdk ada kesombongan yg bisa kita banggakan..kesombongan itu Hanya ke punyaan Allah SWT..bila ingin naik ke sana banyak lah ber zikir di dlm hati..begitu juga dengan pendahulu " sebelum kita,,,semoga bermanfaat dan bisa dijadikan hikmah dari berziarah kesana,,dengan keikhlasn dan kemurnian Hati...

    BalasHapus
  16. Assalamualaikum..Saya sudah beberapa kali ke Denhar Kostrad Sangga Buana,menurut cerita annggota Kostrad dgn sumber masyarakat setempat bahwasanya makam2 yg ada dipuncak hanya beberapa yang asli,selebihnya palsu alias buatan manusia/warga kampung sekitar untuk tujuan tertentu bisa jabarkan sendiri ya bro.tks.Wassalam..

    BalasHapus
  17. bagi yang mau dipandu ke puncak sanggabuana silahkan hub 081930000181

    BalasHapus
  18. Allhamdulillah sudah kesana.. Dapet oleh oleh bambu unik dri hutan sb.. Top

    BalasHapus
  19. Allhamdulillah sudah kesana.. Dapet oleh oleh bambu unik dri hutan sb.. Top

    BalasHapus
  20. Saya punya istri orang kaki gunung sangga buana cuma saya blm pernah naik ke sana hanya bisa mnikmanti ke indahan nya dari kp Cibeureum masuk ny perbatasan KB Bogor

    BalasHapus