Sabtu, 14 November 2015

Keagungan Dan Fadhilah Ayat Kursi

Ayat Kursi Ayat Yang Paling Agung Dalam Al-Qur’an
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam Shahihnya dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يا أبا المنذر: أتدرى أى آية من كتاب الله أعظم؟ قال : قلت : الله ورسوله أعلم ، قال يا أبا المنذر أتدرى أى آية من كتاب الله معك أعظم ؟ قال قلت (الله لا إله إلا هو الحى القيوم ) قال فضرب بصدرى وقال والله ليهنك العلم أبا المنذر

”Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat apakah yang paling agung dalam Kitabullah (al-Qur’an)? Aku berkata:”Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata lagi:”Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat apakah yang ada padamu dari Kitabullah (al-Qur’an) yang paling agung?” Ubay menjawab:”Aku katakan:”(الله لا إله إلا هو الحى القيوم ) ”Ubay berkata lagi:” lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dadaku dan berkata:”Semoga ilmu menyenangkanmu (Do’a dari Nabi semoga Ubay mudah mendapatkan ilmu).”

Semua  surat dalam al-Qur’an adalah agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat dan kandungnya. Namun, Allah Swt. dengan kehendakNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari yang lain. Dan ayat kursi, dalam surat Al-Baqarah di ayat 255 adalah diantara ayat yang paling agung.

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar“

Di dalamnya terdapat pemaparan 3 macam tauhid: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid nama dan sifat Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “ayat kursi ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa ia merupakan ayat teragung yang terdapat dalam Al-Quran” (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim).‎

DALIL KEUTAMAAN AYAT KURSI
 
Ayat kursi memiliki sejumlah keutamaan. Antara lain dapat mengusir setan jin dan makhluk halus lainnya.

Hadits sahih riwayat Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Al-Matalib Al-Aliyyah

أفضل القرآن سورة البقرة، وأعظم آية فيه آية الكرسي، وإن الشيطان ليفرّ من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

Artinya: Paling utamanya Al-Quran adalah surat Al-Baqarah. Dan paling agungnya ayat di dalamnya adalah ayat kursi. Sesungguhnya setan (syaitan) niscaya akan lari dari sebuah rumah yang di dalamnya dibaca surat Al-Baqarah.


Ayat Kursi adalah Benteng Bagi Pembacanya
Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam kitab Shahihnya meriwayatkan hadits dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

وَكَّلَنِى النَّبِىّ، عليه السَّلام، بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِى آتٍ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ، وَقُلْتُ: وَاللَّهِ لأرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ: إِنِّى مُحْتَاجٌ ولىَّ عِيَالٌ، وَبِى حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ، قَالَ: فَخَلَّيْتُ عَنْهُ، فأَصْبَحتُ، النَّبىُّ فقال: « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » ؟ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً، فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ » ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِنَّهُ سَيَعُودُ، فَرَصَدْتُهُ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ: لاَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ: دَعْنِى فَإِنِّى مُحْتَاجٌ، وَعَلَىَّ عِيَالٌ لاَ أَعُودُ، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ لِى النَّبىِّ: « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ؟ » قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ »، فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ: لاَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَهَذَا آخِرُ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ تزعم أَنَّكَ لاَ تَعُودُ، ثُمَّ تَعُودُ، قَالَ: دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا، قُلْتُ: مَا هِىَ؟ قَالَ: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ، )) الله لا إله إلا هو الحي القيوم(( حتى تختم الآية، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ لِى النَّبىِّ عَلَيِه السَّلاَم: « مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ » ؟ قُلْتُ: زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ، وحكيت له القول، فَقَالَ النَّبىُّ – صلى الله عليه وسلم – : « أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ، وَهُوَ كَذُوبٌ تعلم من تخاطب منذ ثلاث ليال يا أبا هريرة). قال: لا، قال: « ذَاكَ شَيْطَانٌ »  

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewakilkan kepadaku (menugaskanku) untuk menjaga zakat Ramadhan (zakat Fithri), lalu ada yang mendatangiku (untuk mencuri). Kemudian mulailah ia mengambil makanan dengan kedua telapak tangannya, maka aku tangkap dia dan aku berkata:”Demi Allah, sungguh akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ia berkata”Sesungguhnya aku memiliki kelurga yang harus dinafkahi dan aku juga memiliki hajat (kebutuhan) yang mendesak.” Abu Hurairah berkata:”Maka aku melepaskannya.” Ketika waktu pagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:”Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu semalam?” Abu Hurairah berkata, aku menjawab:”Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia mengadukan tentang kebutuhannya yang mendesak, dan keluarganya yang harus dinafkahi, lalu aku kasihan kepadanya dan aku lepaskan dia.” Beliau berkata:i]”Sesungguhnya ia telah membohongimu dan ia akan kembali.” Maka akupun mengetahui kalau ia (pencuri itu) akan datang kembali berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia akan kembali. Maka aku mengawasinya (mengintainya). Lalu datanglah pencuri itu mengambil makanan. Lalu aku menangkapnya dan berkata kepadanya: ”Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ia berkata”Lepaskan aku, Sesungguhnya aku ini butuh (makanan), dan aku memiliki kelurga yang harus dinafkahi. Aku tidak akan kembali lagi.” Maka akupun kasihan kepadanya dan melepaskannya. Maka di waktu pagi hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:”Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu semalam?” Abu Hurairah berkata, aku menjawab:”Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia mengadukan tentang kebutuhannya yang mendesak, dan keluarganya yang harus dinafkahi, lalu aku kasihan kepadanya dan aku lepaskan dia.” Beliau berkata: ”Sesungguhnya ia telah membohongimu dan ia akan kembali.” Maka akupun mengintainya untuk ketiga kalinya, lalu ia datang kembali mengambil makanan, lalu akupun menangkapnya dan aku berkata:”Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ini adalah yang ketiga kalinya engkau berkata untuk tidak akan kembali (mengulangi mencuri), namun engkaupun kembali.” Ia pun berkata:”Biarkanlah aku mengajarimu dengan suatu kalimat, yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadamu?” Aku pun berkata:”Apa itu?” Ia berkata:”Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat Kursi, (Allah, tiada Ilah selain Dia Yang Mahahidup dan Maha Berdiri sendiri) sampai akhir ayat, maka senantiasa engkau berada dalam lindungan Allah, setan tidak akan mendekatimu (untuk menganggu) sampai waktu pagi.” Maka aku pun melepaskan dia. Memasuki waktu pagi hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:”Apa yang dilakukan tawananmu?” Aku menjawab:”Ia mengira bahwa ia telah mengajariku dengan suatu kalimat, yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadaku maka aku pun melepaskannya.” –Dan mereka (para Shahabat) adalah orang yang paling antusias terhadap kebaikan dan aku sampaikan kisah itu kepadanya- Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya ia telah jujur kepadamu, padahal dia adalah sangat pendusta, tahukah engkau, siapa yang sengkau ajak bicara semenjak tiga malam yang lalu wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:”Tidak tahu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:”Itu adalah setan.”

Hadits ini dirwayatkan oleh Imamal-Bukhari dalam Shahihnya, kitab al-Wakalah, bab 10 Idza Wakkala Rajulan Fataraka al-Wakiilu Syai’an fa Ajaazahu al-Muwakkil Fahuwa Ja’izun hadits no.2311, Fathul Bari 4/568 diriwayatkan pula dalam Shahihnya kitab Bad’il Khalqi, bab Shifatul Iblis wa Junudihi no. 3275 (6/386).‎

Kisah serupa juga terjadi pada Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, hadits ini diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani rahimahullah dari gurunya (Syaikhnya), Yahya bin ‘Utsman bin Shalih dengan sanadnya (bersambung) sampai ke Buraidah rahimahullah, sebagaimana yang tercantum dalam al-Mu’jam al-Kabir, yang teksnya sebagai berikut:

عن بريدة قَالَ: بَلَغَنِي أَنَّ مُعَاذَ بن جَبَلٍ، أَخَذَ الشَّيْطَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: بَلَغَنِي أَنَّكَ أَخَذْتَ الشَّيْطَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: نَعَمْ، ضَمَّ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَمْرَ الصَّدَقَةِ، فَجَعَلْتُهُ فِي غُرْفَةٍ لِي، فَكُنْتُ أَجِدُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ نُقْصَانًا، فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لِي:”هُوَ عَمِلُ الشَّيْطَانِ، فَارْصُدْهُ”، فَرَصَدْتُهُ لَيْلا، فَلَمَّا ذَهَبَ هَوِيٌّ مِنَ اللَّيْلِ أَقْبَلَ عَلَى صُورَةِ الْفِيلِ، فَلَمَّا انْتَهَى إِلَى الْبَابِ دَخَلَ مِنْ خَلَلِ الْبَابِ عَلَى غَيْرِ صُورَتِهِ، فَدَنَا مِنَ التَّمْرِ، فَجَعَلَ يَلْتَقِمُهُ، فَشَدَدْتُ عَلِيَّ ثِيَابِي فَتَوَسَّطتُّهُ، فَقُلْتُ: أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ يَا عَدُوَّ اللَّهِ، وَثَبْتَ إِلَى تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَأَخَذْتَهُ، وَكَانُوا أَحَقَّ بِهِ مِنْكَ، لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَفْضَحَكَ، فَعَاهَدَنِي أَنْ لا يَعُودَ، فَغَدَوْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لِي:”مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ؟”قُلْتُ: عَاهَدَنِي أَنْ لا يَعُودَ، قَالَ:”إِنَّهُ عَائِدٌ فَارْصُدْهُ”، فَرَصَدْتُهُ اللَّيْلَةَ الثَّانِيَةَ، فَصَنَعَ مِثْلَ ذَلِكَ وَصَنَعَتُ مِثْلَ ذَلِكَ، وَعَاهَدَنِي أَنْ لا يَعُودَ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، ثُمَّ غَدَوْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأُخْبِرَهُ، فَإِذَا مُنَادِيهِ يُنَادِي: أَيْنَ مُعَاذٌ؟ فَقَالَ لِي:”يَا مُعَاذُ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ؟”فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ:”إِنَّهُ عَائِدٌ فَارْصُدْهُ”، فَرَصَدْتُهُ اللَّيْلَةَ الثَّالِثَةَ، فَصَنَعَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَصَنَعَتُ بِهِ مِثْلَ ذَلِكَ، وَقُلْتُ: يَا عَدُوَّ اللَّهِ، عَاهَدْتَنِي مَرَّتَيْنِ، وَهَذِهِ الثَّالِثَةُ، لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ، فَيَفْضَحَكَ، فَقَالَ: إِنِّي شَيْطَانٌ ذُو عِيَالٌ، وَمَا أَتَيْتُكَ إِلا مِنْ نَصِيبِينَ، وَلَوْ أَصَبْتُ شَيْئًا دُونَهُ مَا أَتَيْتُكَ، وَلَقَدْ كُنَّا فِي مَدِينَتِكُمْ هَذِهِ حَتَّى بُعِثَ صَاحِبُكُمْ، فَلَمَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِ آيَتَانِ أَنْفَرَتَنَا مِنْهَا، فَوَقَعْنَا بنصِيبِينَ، لا تُقْرَآنِ فِي بَيْتٍ إِلا لَمْ يَلِجْ فِيهِ الشَّيْطَانُ ثَلاثًا، فَإِنْ خَلَّيْتَ سَبِيلِي عَلَّمْتَكَهُمَا، قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: آيَةُ الْكُرْسِيِّ، وَآخَرُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ قَوْلِهِ:”آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ”[البقرة آية 285] إِلَى آخِرِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، ثُمَّ غَدَوْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأُخْبِرَهُ، فَإِذَا مُنَادِيهِ يُنَادِي:”أَيْنَ مُعَاذُ بن جَبَلٍ؟”فَلَمَّا دَخَلْتُ عَلَيْهِ قَالَ لِي:”مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ؟”فَقُلْتُ: عَاهَدَنِي أَنْ لا يَعُودَ، فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا قَالَ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”صَدَقَ الْخَبِيثُ وَهُوَ كَذُوبٌ، قَالَ: فَكُنْتُ اقْرَأُهُمَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ فَلا أَجِدُ فِيهِ نُقْصَانًا”

Dari Buraidah berkata, telah sampai (kabar) kepadaku bahwa Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu menangkap setan pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka aku pun mendatanginya, lalu aku berkata:”Telah sampai kepadaku kabar bahwa engkau pernah menangkap setan di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Mu’adz radhiyallahu ‘anhu menjawab:”Benar. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan kurma zakat kepadaku, maka akupun menempatkannya (menyimpannya) di kamarku. Namun aku mendapati kurma itu berkurang setiap hari. Lalu aku pun mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:”Itu adalah perbuatan (ulah) setan.” Lalu aku pun mengintainya pada malam harinya. Ketika sebagian malam telah berlalu, datanglah ia (pencuri) dalam bentuk gajah. Ketika ia sampai di pintu, ia masuk lewat celah pintu dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang semula. Lalu ia mendekati kurma dan mulai memakannya. Maka aku pun mengencangkan bagian atas bajuku, dan menjadikannya di tengah-tengah badanku. Maka aku berkata:”Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaahu wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuuluhu, wahai Musuh Allah!, Engkau melompat ke atas kurma zakat, lalu engkau mengambilnya. Padahal mereka (orang-orang berhak menerima zakat) lebih berhak darimu. Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau membongkar kedokmu.” Lalu ia pun berjanji kepadaku untuk tidak mengulanginya. Maka pagi harinya aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau berkata kepadaku:”Apa yang dilakukan tawananmu semalam?” Aku berkata:”Ia berjanji kepadaku untuk tidak kembali lagi.” Nabi berkata:”Ia akan kembali lagi, maka intailah dia.” Maka aku pun mengintainya pada malam kedua, maka ia pun melakukan perbuatan yang sama, dan ia pun berjanji kepadaku tidak akan kembali, maka akupun melepaskannya. Kemudian di pagi hari aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengabarkan hal tersebut, ternyata penyeru beliau memanggil:”Di mana Mu’adz?” Maka beliau bekata kepadaku:”Apa yang diperbuat oleh tawananmu?” Maka aku pun mengabarkannya kepada beliau. Beliau berkata:”Ia akan kembali lagi, maka intailah dia.” Maka aku pun mengintainya pada malam ketiga, maka ia pun melakukan perberbuatan yang sama. Maka aku pun berbuat yang sama. Dan aku berkata:”Wahai musuh Allah, engkau telah berjanji kepadaku dua kali, dan ini yang ketiga, sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau membongkar kedokmu.” Maka ia pun berkata:”Aku adalah setan yang memiliki kelurga yang harus dinafkahi, dan tidaklah aku mendatangimu kecuali dari setan-setan yang kesusahan (dalam nafkah). Seandainya aku bisa mendapatkan makanan dari selain ini, maka tidak akan mendatangimu. Kami dari dulu tinggal di kotamu ini hingga diutuslah Shahabat kalian (maksudnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam-ed. Ketika diwahyukan kepadanya dua ayat, kalian membuat kami lari dari kota ini, maka terjatuhlah kami ke dalam kesusahan. Tidaklah kedua ayat ini dibaca di sebuah rumah melainkah setan tidak akan masuk ke dalamnya tiga kali. Maka jika engkau melepaskan aku, niscaya aku akan mengajarkannya kepadamu.” Aku berkata:”Ya.” Ia menjawab:”Ayat kursi dan akhir surat al-Baqarah yaitu firman Allah:”آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ”[البقرة آية 285] sampai akhir ayat.” Maka aku pun melepaskannya. Kemudian di pagi hari aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengabarkan hal tersebut, ternyata penyeru beliau memanggil:”Di mana Mu’adz?” Maka ketika aku masuk ke rumah beliau, beliau bekata kepadaku:”Apa yang diperbuat oleh tawananmu?” Aku menjawab:”Ia berjanji kepadaku bahwa ia tidak akan kembali lagi. Lalu aku kabarkan kepada beliau apa yang dikatakan oleh setan itu” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku:”Si buruk itu telah jujur, padahal ia adalah sang pendusta.” Mu’adz berkata:”Maka aku membaca keduanya setelah itu, dan aku tidak mendapati lagi kekurangan pada kurma zakat tersebut.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani rahimahullah dalam al-Mu’jam al-Kabir, dan dibawakan juga oleh al-Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawa’id, dan beliau (al-Haitsami rahimahullah) berkata:”Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dari syaikhnya Yahya bin ‘Utsman bin Shalih dan ia adalah perawi yang shaduq Insya Allah, sebagaimana dikatakan oleh Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Abi Hatim dan mereka telah memperbincangkannya. Dan perawi-perawi yang lain dinyatakan tsiqah oleh mereka.”‎

Hadits sahih riwayat Bukhari dari Abu Hurairah

إذا أويت إلى فراشك فاقرأ آية الكرسي فإنه لن يزال عليك من الله حافظ، ولا يقربنك شيطانٌ حتى تصبح

Maknanya: Apabila kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi karena itu akan membuatmu pendapat penjagaan Allah dan tidak didekati setan sampai pagi.

Hadits sahih riwayat Nasai. Sanadnya sahih menurut Albani

من قرأ آية الكرسي في دبر كل صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت.، ولا يواظب عليها إلا صديق أو عابد، ومن قرأها إذا أخذ مضجعه أمنه الله على نفسه وجاره وجار جاره والأبيات حوله

Artinya: Barangsiapa yang membaca ayat Kursi setelah shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegah dia dari masuk surga kecuali kematian. Dan tidak ada yang rajin membacanya kecuali orang yang jujur dan ahli ibadah. Barangsiapa yang membacanya ketika hendak tidur maka Allah memberi keamanan baginya, bagi tetangganya, dan tetangganya tetangga, dan rumah-rumah disekitarnya.

Terdapat hadits shahih dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam – bahwa ia termasuk ayat yang paling utama dalam Kitabullah.

عن أُبي هو ابن كعب أن النبي - صلى الله عليه وسلم - سأله أي آية في كتاب الله أعظم قال: الله ورسوله أعلم فرددها مرارا ثم قال: آية الكرسي قال" ليهنك العلم أبا المنذر والذي نفسي بيده إن لها لسانا وشفتين تقدس الملك عند ساق العرش   (وقد رواه مسلم .. وليس عنده زيادة والذي نفسي بيده إلخ)

“Dari Ubay yaitu bin Ka’ab, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya tentang ayat apakan yang paling agung dalam Kitabullah, beliau menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau ulang pertanyaannya beberapa kali. Kemudian dia menjawab, “Ayat kursi." Maka beliau mengatakan, “Selamat bagi anda wahai Abu Mundzir dengan ilmu anda. Demi yang jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya (ayat Kursi) mempunyai mulut dan dua bibir yang disucikan para Malaikat di kaki Arsy.” (Muslim telah meriwayatkannya, akan tetapi dalam teksnya tidak ada tambahan ‘Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya dan seterusnya)

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ، أَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ خَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَلَا يُقْرَأَانِ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبُهَا شَيْطَانٌ
رواه الترمذي والدارمي والحاكم وصححه
Al-Nu’man ibn Basyir ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan/menuliskan kitab (taqdir) 2000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, diturunkan dari kitabnya itu/taqdirnya dua ayat yang dijadikan penutup surat al-Baqoroh, dan tidaklah keduanya (2 ayat) itu dibaca di sebuah rumah selama tiga malam, kecuali setan tidak akan mendekatinya
Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2807), al-Nasa'I dalam al-Sunan al-Kubra (hadis no. 10802 dan 10803), al-Darimi (hadis no. 3253), Ibn Hibban (hadis no. 782), dan al-Hakim yang men-sahih-kan hadis ini. Al-Tirmizi, al-Suyuti (al-Jami'al Saghir, hadis no. 1764) menilai hadis ini: Hasan. al-Munawi mengingatkan bahwa pada sanadnya terdapat Asy'as ibn Abdurrahman yang menurut Abu Zur'ah, al-Nasa'i dan al-Dzahabi tidak kuat. Namun hadis ini punya jalur periwayatan lain yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dengan sanad yang menurut al-Hayathami tsiqoh (Fayd al-Qodil jil. II, h. 310, Majma al-Zawaid, jil. VI, h. 315). dengan penguat dari riwayat al-Thabrani, hadis in dapat dinilai hadis hasan lighairihi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامٌ، وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ سَيِّدَةُ آيِ الْقُرْآنِ، هِيَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ
رواه الترمذي
Segala sesuatu itu memiliki pundak/puncak, dan pundak/puncaknya al-Qur’an itu adalah surah al-Baqarah. Dalam surah itu terdapat satu ayat, ayat tersebut merupakan ayat paling utama dalam al-Qur’an, Itulah ayat al-Kursi.
Hadis dha'if, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2803). Dia mengisyaratkan ke-dha'if-an hadis ini karena salah seorang perawi dalam sanad ini adalah Hakim bin Jubair yang menurut banyak kritikus rijalul hadis (perawi) sebagai perawi yang dha'if (Taqrib al-Tahdzib, jil. I, hal. 176, perawi no. 1468).Ayat Kursi adalah ayat ke 255 dari surat al-Baqarah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
مَنْ قَرَأَ حم الْمُؤْمِنَ إِلَى # إِلَيْهِ الْمَصِيرُ# وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ حِينَ يُصْبِحُ، حُفِظَ بِهِمَا حَتَّى يُمْسِيَ. وَمَنْ قَرَأَهُمَا حِينَ يُمْسِي، حُفِظَ بِهِمَا حَتَّى يُصْبِحَ .
رواه الترمذي
Barangsiapa membaca surah Haamim al-mu’min sampai إليه المصير, dan ayat kursi ketika pagi hari, maka ia akan terjaga sampai sore harinya. Dan barang siapa membacanya pada sore hari, maka ia akan terjaga sampai pagi harinya.
Hadis da'if, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2804). Menurutnya hadis ini gharib, selain itu menurut ibn Hajar salah seorang perawi pada sanad ini memiliki hafalan yang lemah, yaitu Abdurrahman ibn Abi Mulaikah (Taqrib al-Tahzib, h.377). Surah al-Mu'min disebut juga surat Ghafir surat ke 40 ayat 1-3
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَتْ لَهُ سَهْوَةٌ فِيهَا تَمْرٌ فَكَانَتْ تَجِيءُ الْغُولُ فَتَأْخُذُ مِنْهُ قَالَ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ:
فَاذْهَبْ فَإِذَا رَأَيْتَهَا فَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَجِيبِي رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم .قَالَ: فَأَخَذَهَا فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ، فَأَرْسَلَهَا. فَجَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسيرُكَ ؟ قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ. فَقَالَ: كَذَبَتْ وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ. قَالَ: فَأَخَذَهَا مَرَّةً أُخْرَى، فَحَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ فَأَرْسَلَهَا. فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ قَالَ: حَلَفَتْ أَنْ لَا تَعُودَ. فَقَالَ: كَذَبَتْ وَهِيَ مُعَاوِدَةٌ لِلْكَذِبِ. فَأَخَذَهَا فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِكِ حَتَّى أَذْهَبَ بِكِ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. فَقَالَتْ: إِنِّي ذَاكِرَةٌ لَكَ شَيْئًا آيَةَ الْكُرْسِيِّ اقْرَأْهَا فِي بَيْتِكَ فَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ وَلَا غَيْرُهُ قَالَ فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ ؟ قَالَ: فَأَخْبَرَهُ بِمَا قَالَتْ. قَالَ: صَدَقَتْ وَهِيَ كَذُوبٌ .
رواه الترمذي وأحمد
Abu Ayyub al-Anshari memiliki sejenis lemari (sejenis rak yang diletakkan dipekarangan rumah) yang di dalamnya terdapat kurma. Suatu ketika tempat tersebut didatangi oleh ghul (sejenis setan/jin) dan mengambil kurma.Kemudian Abu Ayyub mengadukan kejadian ini kepada Nabi saw. Rasulullah saw bersabda : Pergilah, jika kamu melihatnya lagi maka katakan :Dengan nama Allah, datanglah kepada Rasulullah. Sahabat ini pun melakukannya dan menangkapnya. Namun syetan ini bersumpah untuk tidak mengulanginya. Sahabat ini pun melepaskannya, kemudian pergi ke Rasululllah saw. Bagindapun bertanya : Apa yang dilakukan oleh tawananmu ? Dia menjawab : Dia bersumpah untuk tidak kembali. Rasulullah saw bersabda : Dia telah berdusta, sesungguhnya dia sudah terbiasa berdusta. Sahabat inipun menangkapnya lagi, namun setan ini kembali bersumpah yang akhirnya membuatnya dilepaskan. Kemudian ketika sahabat ini menemui Nabi saw kembali, baginda bertanya : Apa yang dilakukan tawananmu ? Sahabat ini menjawab : Dia bersumpah untuk tidak mengulanginya. Rasulullah saw berkomentar : Dia telah berdusta, sesungguhnya dia sudah terbiasa berdusta. Kemudian sahabat ini (untuk ketiga kalinya) menangkap setan ini lagi dan berkata : Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku membawamu ke Rasulullah saw. Setan ini menjawab : Sungguh, saya akan mengingatkanmu tentang sesuatu, yaitu ayat al-Kursi. Bacalah ayat al-Kursi di rumahmu, niscaya setan dan sejenisnya tidak akan mendekatimu. Setan inipun dilepaskannya. Kemudian sahabat ini pergi menjumpai Nabi saw. Baginda saw menanyakan : Apa yang dilakukan oleh tawananmu ? Sahabat menjawab dengan menceritakan kejadian terakhir. Rasulullah saw bersabda : Dia telah jujur, padahal dia pendusta
Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2805) dan Ahmad (hadis no. 22488). Al-Tirmizi berkata bahwa hadis ini hasan gharib.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو من الطعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ: لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. فَقَصَّ الْحَدِيثَ فَقَالَ:إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ.
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، ذَاكَ شَيْطَانٌ .
رواه البخاري
Abu Hurairah ra berkata:

Saya (Abu Hurairah) telah ditugaskan oleh Rasulullah saw untuk menjaga hasil zakat yang diambil pada bulan Ramadhan (makanan dll), tiba-tiba datang seseorang yang mengambil makanan. Saya pun merampasnya lagi dan berkata: Akan saya adukan kamu kepada Rasulullah saw. Kemudian sayapun menceritakannya, termasuk pesan orang tersebut yang berkata : Jika kamu ingin tidur bacalah ayat al-Kursi niscaya kamu akan selalu dalam lindungan Allah dan setan tidak bisa mendekatimu sampai pagi.‎
Nabi saw berkomentar:‎
Dia telah jujur kepadamu padahal dia adalah pendusta, dia itu adalah setan.‎
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mua’llaq (hadis no. 5010 dan pada kitab wakalah bab iza wakkala rajulan)

عن أبي أمامة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكتوبَة، لمَ يمَنَعهُ مِنْ دُخُولِ الجَنة إِلَّا أن يمَوتَ
رواه النسائي وابن حبان والطبراني
Barang siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai salat fardu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk mesuk ke surga kecuali kematian
Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Nasa’i dalam al-Sunan al-Kubra (hadis no. 9928), al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman (hadis no. 2395), dan al-Thabarani (al-Mu'jam al-Kabir, jil. VIII, h. 114). Al-Suyuti menghukumi hadis ini dengan sahih (al-Jami’ al-Saghir, hadis no. 8926). Al-Dimyati juga mengatakan bahwa sanad riwayat al-Nasa’i dan al-Tabarani sahih (al-Muttajir al-Rabih, hal. 319, hadis no. 1328). Ibn al-Jawzi menghukumi hadis ini palsu (al-Mawdu’at, jil. I, hal. 177), namun dibantah keras oleh ulama kritikus hadis seperti al-Dzahabi, Ibn Qayyim, Ibn Hajar, al-Dimyati, al-Suyuti, al-Munawi dan lain-lain. (Fayd al-Qadir, jil. VI, hal. 243).
Hadits riwayat Dailami dengan sanad dhaif

سيد البشر آدم , وسيد العرب محمد ولا فخر , وسيد الفرس سليمان , وسيد الروم صهيب , وسيد الحبشة بلال , وسيد الأيام الجمعة , وسيد الكلام القرآن , وسيد القرآن سورة البقرة , وسيد البقرة آية الكرسي

Artinya: Pemimpin manusia adalah Adam, pemimpin Arab adalah Muhammad, pemimpin Persia adalah Sulaiman, pemimpin Rum adalah Suhaib, pemimpin Habasyah adalah Bilal, pemimpin hari adalah Jum'at, pemimpin kalimat adalah Al Quran, pemimpin Quran adalah Surah Al Baqarah, dan pemimpin Al-Baqarah adalah Ayat Kursi.

Hadits-hadits berikut belum diverifikasi status sahih atau dhaifnya 

Hadits riwayat

ما قرئت هذه الآية في دار إلا هجرتها الشياطين ثلاثين يوماً، ولا يدخلها ساحر ولا ساحرة أربعين ليلة

Artinya: Tidak dibaca ayat (kursi) ini di suatu rumah kecuali ia akan mencegah setan (memasuki rumah tersebut) selama 30 hari. Dan tidak kemasukan tukang sihir selama 40 hari.

Hadits riwayat

من قرأ آية الكرسي عند منامه بعث إليه ملك يحرسه حتى يصبح

Artinya: Siapa yang membaca Ayat Kursi saat hendak tidur maka diutuslah malaikat padanya untuk menjaganya sampai pagi.

Hadits riwayat

من قرأ هاتين الآيتين حين يمسي حفظ بهما حتى يصبح، وإن قرأهما حين يصبح حفظ بهما حتى يمسي: آية الكرسي وأول «حم المؤمن» إلى { إِلَيْهِ المصير }

Artinya: Siapa yang membaca kedua ayat ini saat malang, maka keduanya akan menjaga orang itu sampai pagi. Apabila membaca keduanya saat pagi, maka ia akan terpelihara sampai petang. Yaitu Ayat Kursi dan awal حم المؤمن sampai إِلَيْهِ المصير.

Hadits riwayat Dailami dengan sanad dhaif

وقال الرسول -صلى الله عليه وسلم- لعلي: علمها ولدك وأهلك وجيرانك فما نزلت آية أعظم منها .

Artinya: Nabi berkata pada Ali: Ajarkan Ayat Kursi pada anak, istri dan tetanggamu. Tidak ada ayat yang pernah diturunkan yang lebih agung dari Ayat Kursi.‎

Sebenarnya masih ada beberapa hadits yang menceritakan kejadian yang mirip dengan dua kejadian di atas. Dia antaranya adalah kejadian yang menimpa Abu Usaid as-Sa’idi al-Khazraji radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani rahimahullah dalam al-Mu’jam al-Kabir, dan dibawakan juga oleh al-Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawa’id, dan beliau (al-Haitsami rahimahullah) berkata:”Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan para perawinya tsiqah (kredibel) seluruhnya, namun sebagian mereka ada yang lemah.”

 Demikian juga kejadian yang dikisahkah oleh anak Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya, bahwasanya beliau kedatangan jin yang berbentuk binatang melata seukuran anak remaja yang memiliki tangan dan berbulu seperti tangan dan bulu anjing, yang pada akhirnya makhluk tersebut mengajarkan kepada Ubay radhiyallahu ‘anhu cara untuk melindungi diri dari gangguan jun, yaitu dengan membaca ayat Kursi pada pagi dan sore hari. Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra, hadits no.(10797), Imam ath-Thabrani rahimahullah al-Mu’jam al-Kabir hadits no.(542), Imam al-Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawa’id dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib hadits no.(662)

Demikian juga kejadian yang menimpa Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu. Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi rahimahullah dalam Sunan-nya hadits no.(2880), Imam ath-Thahawi rahimahullah dalam Musykilatul Atsar hadits no.(666), Ibnul Atsir dalam Jami’ul Ushul min Ahaditsi Rasul, hadits no.(6250) dan dinyatakan shahih lighairihi oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib hadits no.(1469).

Maka dari sekumpulan hadits-hadits yang lalu, jelaslah bagi kita salah satu sisi dari beberapa sisi keagungan ayat yang mulia ini. Ayat ini akan menjadi benteng yang kuat bagi pembacanya, dan ia juga pemelihara keamanan untuk rumah yang dibacakan di dalamnya, setan tidak akan memasukinya. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim mebiasakan diri mebacanya pada pagi dan sore hari, dan ketika hendak tidur, supaya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Malaikat untuk menjaganya pada pagi dan sore hari, pada waktu tidur.
Ayat Kursi Ayat Yang Paling Agung Dalam Al-Qur’an
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam Shahihnya dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يا أبا المنذر: أتدرى أى آية من كتاب الله أعظم؟ قال : قلت : الله ورسوله أعلم ، قال يا أبا المنذر أتدرى أى آية من كتاب الله معك أعظم ؟ قال قلت (الله لا إله إلا هو الحى القيوم ) قال فضرب بصدرى وقال والله ليهنك العلم أبا المنذر

”Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat apakah yang paling agung dalam Kitabullah (al-Qur’an)? Aku berkata:”Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata lagi:”Wahai Abul Mundzir, tahukah kamu ayat apakah yang ada padamu dari Kitabullah (al-Qur’an) yang paling agung?” Ubay menjawab:”Aku katakan:”(الله لا إله إلا هو الحى القيوم ) ”Ubay berkata lagi:” lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dadaku dan berkata:”Semoga ilmu menyenangkanmu (Do’a dari Nabi semoga Ubay mudah mendapatkan ilmu).”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, kitab Shalatul Musafirin bab Fadhlu Shuratil Kahfi wa Aayatil Kursi hadits no. 810 shahih Muslim dengan tahqiq Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi 1/556, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi 6/96, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, al-Hakim dalam al-Mustadrak, Imam Ahmad dalam Musnad, Abu ‘Awanah dalam al-Mustakhraj dan lain-lain.

Terkandung Dalam Ayat Kursi Nama Allah Yang Paling Agung

Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari Asma bintu Yazid radhiyallahu ‘anha, ia berkata:”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang kedua ayat ini: الم اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَالْحَيُّ الْقَيُّوم (Ali Imran ayat 1-2)dan اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَالْحَيُّ الْقَيُّوم (ayat Kursi)

 ن فيهما اسم الله الأعظم .

”Sesungguhnya dalam kedua ayat ini ada nama Allah yang paling agung.” (HR. Imam Ahmad rahimahullah dalam Musnad, namun sanad didha’ifkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arna’uth rahimahullah)

Syaikh Ahmad bin ‘Abdurrahman al-Bana as-Sa’ati rahimahullah dalam al-Fathu ar-Rabbani berkata:”Diambil faidah dari hadits ini bahwa nama Allah yang paling agung adalah اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَالْحَيُّ الْقَيُّوم .”

Imam al-Hakim rahimahullah dalam al-Mustdrak meriwayatkan dengan sanadnya dari al-Qasim bin ‘Abdurrahman dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

( إن اسم الله الأعظم لفي ثلاث سور : سورة البقرة وآل عمران وطه )

Sesungguhnya nama Allah yang paling agung ada di dalam tiga surat al-Qur’an; al-Baqarah, Ali-’Imraan dan Thaha.”

Al-Qasim rahimahullah berkata:”Lalu aku mencarinya, maka aku mendapatinya di surat al-Baqarah ayat Kursi

اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُو الْحَيُّ الْقَيُّوم

”Allah tidak ada Ilah yang hak melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).” (QS. Al-Baqarah: 255)

Dan di surat Ali-‘Imraan, firman Allah:

الم اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُو الْحَيُّ الْقَيُّوم ;

”Alif laam miim. Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”(QS. Ali-‘Imraan: 1-2)

Dan di surat Thaha, firman Allah:

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

”Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang telah melakukan kezaliman.”(QS. Thaha: 111)

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak ‘Ala Ash-Shahihain hadits no. 1866, dan juga hadits yang semakna diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Musykilatul Atsar.

Ayat Kursi Adalah Penghulu Ayat-ayat Yang Ada Dalam Al-Qur’an

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

ل شيئ سنام وسنام القرآن سورة البقرة وفيها آية هي سيدة آي القرآن ، هي آية الكرسي ). 

Segala sesuatu memiliki puncak dan puncaknya al-Qur’an adalah surat al-Baqarah dan di dalamnya ada ayat yang ia adalah penghulu ayat-ayat yang ada dalam al-Quran; yaitu ayat Kursi.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak, Musnad a-Humaidi no. 994 dan ‘Abdurrazak dalam Mushannaf no. 6019

Pembaca Ayat Kursi Setiap Selesai Shalat Termasuk Ahli Surga

Imam ath-Thabrani, an-Nasaa’i, Ibnu Hibban, Ibnu Sunni rahimahumullahdan lainnya meriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,

من قرأ آية الكرسي دبر كل صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت )

”Barang siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, niscaya tidak ada yang menghalangi dia masuk Surga selain kematian.”

Hadits ini dibawakan pula oleh Imam a-Suyuthi rahimahullah di dalam Jami’il Ahadits.‎
Wallohu A'lam Bishshowab ‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar