Selasa, 10 November 2015

Manfaat Kurma Dan Perumpamaan Seorang Mukmin

Buah kurma pasti sudah tidak asing lagi terdengar di telinga anda semua. Buah kurma merupakan buah khas negara Timur Tengah yang sangat populer ketika memasuki bulan Ramadhan. Pohon kurma yang bernama latin Phoenix dactylifera ini merupakan salah satu pohon yang tahan di wilayah gurun pasir. Buah ini ternyata sudah dikembangkan sekitar lebih dari 8000 tahun yang lalu terutama di negara Babilonia. Pohon kurma yang termasuk famili tumbuhan palmae ini ternyata dapat tumbuh hingga setinggi 30 meter.‎

Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah me-nyebutkannya di dalam Al-Qur-an pada 20 tem-pat yang berbeda dengan memakai lafazh pohon kurma; an-Nakhl, an-Nakhiil dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di dalam Al-Qur-an dan sebenar-benar perkataan adalah Kalamullaah (Al-Qur-an al-Karim).

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetapkan bahwasanya pohon kurma ada di bumi, kemudian Allah mengutamakannya dengan menyebutkan ciri-ciri pohon dan buah ini.

1. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ اْلأَكْمَامِ

"Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang." (QS. Ar-Rahman: 11)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah berkata, "Allah menyebutkan buah kurma ini secara khu-sus karena kemuliaan dan manfaat yang dikandungnya, baik ketika masih basah maupun ketika telah kering" (lihat Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj VII/375, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir)

2. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:‎

وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ

"Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun." (QS. Qaaf: 10)

3. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

"Dan tanam-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut." (QS. Asyu'ara: 148)

4. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَفِي اْلأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي اْلأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ra'du: 4)

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat dianjurkan bagi perempuan yang hamil dan yang akan segera melahirkan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Maryam binti 'Imran untuk memakan buah kurma ini ketika beliau sedang nifas.

5. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25) فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا (26)

"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buahkurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka katakanlah, 'Sesungguhnya Aku telah bernazar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.'" (QS. Maryam: 25-26)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah membawakan perkataan 'Amr bin Maimun di dalam Tafsirnya:"Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurmabasah." (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj V/168, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

Dokter Muhammad an-Nasimi dalam kitab-nya, ath-Thibb an-Nabawy wal 'Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, "Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan jabang bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh." (Dinukil oleh Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilaly dalam Shahih at-Thibb an-Nabawy Fi Dha-il Ma'arif ath-Thabiyyah wal 'Ilmiyyah al-Haditsah, hal. 399, cet. Maktabah al-Furqaan, th. 1424 H.)

6. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23)

"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: 'Aduhai, alangkah baiknya Aku mati sebelum ini, dan Aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.'" (QS. Maryam: 23)

7. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ (266)

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. Al-Baqarah: 266)

Kurma banyak digunakan sebagai perumpamaan di dalam al-Qur-an, diantaranya adalah sebagaimana ayat tersebut. Imam al-Bukhari menafsirkan ayat tersebut dengan mencantumkan satu hadits dalam kitab Shahihnya, yaitu:

قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنهُ يَوماً لأَصْحَابِ النَّبِيِّ : فِيْمَا تَرَوْنَ هَذِهِ الآيَةَ نَزَلَتْ : أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ ، قََالُوْا : اللهُ أَعْلَمُ ، فَغَضِبَ عُمَرُ ، فَقَالَ : قُوْلُوْا : نَعْلَمُ أَوْ لاَ نَعْلَمُ ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : فِيْ نَفْسِيْ مِنْهَا شَيْءٌ يَا أَمِِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ ، قَالَ عُمَرُ : يَا ابْنَ أَخِيْ قُلْ وَ لاَ تَحْقِرْ نَفْسَكَ ، قَالَ ابْنُ عَبّاَسٍ : ضُرِبَتْ مَثَلاً لِعَمَلٍ ، قَالَ عُمَرُ : أَيُّ عَمَلٍ؟ قَالَ ابْنُ عَباَّسٍ لِعَمَلٍ ، قَالَ عُمَرُ : لِرَجُلٍ غَنِيٍّ يَعْمَلُ بِطَاعَةِ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ ، ثُمَّ بَعَثَ اللهُ لَهُ الشَّيْطَانَ ، فَعَمِلَ بِالْمَعَاصِي حَتَّى أَغْرَقَ أَعْمَالَهُ

Pada suatu hari, Umar bin Khaththab pernah berkata kepada para sahabat Nabi Shallallahu'alaihi wassallam, "Menurut kalian, berkenaan dengan siapa ayat ini turun, "Apakah ada salah seorang di antara kalian yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur mengalir di bawahnya sungai-sungai?' Mereka menjawab, "Allahu a'lam (Allah yang lebih mengetahui." Maka Umar bin Khaththab pun marah seraya berkata, "Jawablah, kami mengetahui atau kami tidak mengetahui." Maka Ibnu Abbas berkata, "Aku mengetahui sedikit mengenainya, Wahai Amirul Mukminin." Lalu Umar berkata,"Wahai keponakanku, katakanlah dan janganlah engkau meremehkan dirimu." Kemudian Ibnu Abbas berkata, "Akan aku berikan perumpamaan dengan sebuah amal." Umar bertanya, "Amal (perbuatan) apa?", Ibnu Abbas menjawab: "Untuk suatu amal." Umar berkata. "Seorang kaya yang beramal dengan ketaatan kepada Allah, kemudian Allah mengirimkan syaitan kepadanya, maka ia pun berbuat banyak maksiat sehingga semua amalnya terhapus." (HR Al-Bukhari no. 4538 dari Ibnu Abbas.)

Hadits tersebut menjelaskan perumpamaan orang yang amal perbuatannya baik pada permulaan hidupnya lalu setelah itu jalan hidupnya berbalik, di mana ia mengganti kebaikan dengan kejahatan (semoga Allah melindungi kita dari hal itu) sehingga amal perbuatan yang pertama dihapuskan oleh perbuatannya yang kedua. Dan pada keadaan yang sulit, ia membutuhkan sesuatu dari amal perbuatannya yang pertama, tetapi tidak diperolehnya sedikitpun. Ia dikhianati oleh sesuatu yang sangat dibutuhkannya. Oleh karena itu Allah berfirman:

وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ

"Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah." (QS. Al-Baqarah: 266). Maksudnya api itu membakar buah-buahannya dan menumbangkan pohon-pohonnya. Adakah keadaan yang lebih parah dari hal itu?

كَذَلِكَ يُبَيِّنُ الله لَكُمُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

"Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." Artinya mengambil pelajaran dan memahami perumpamaan dan makna-makna tersebut seta menempatkannya pada maksud sebenarnya. (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj I/418, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)‎

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah memberikan penjelasan tentang ayat tersebut, "Ayat ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang beramal semata-mata untuk mengharap ridha Allah yaitu bershadaqah atau yang selainnya kemudian melakukan amalan-amalan yang dapat merusaknya. Perumpamaannya seperti pemilik kebun yang didalamnya terdapat berbagai buah-buahan, terutama buah kurma dan anggur karena keduanya mempunyai keutamaan dan manfaat yang banyak sekali. Kurma dan anggur mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, kurma dapat sebagai makanan pokok, buah dan manisan. Dan di dalam pemisalan kebun tersebut ada sungai yang mengalir sebagai sumber pengairan, pemiliknya sangat tekun dalam memelihara kebunnya. Lalu dia ditimpa cobaan berupa masa tua yang mengakibatkan dia menjadi lemah dan malas untuk memelihara dan mengurus kebunnya. Dia memiliki anak keturunan yang pemalas dan tidak ada kemauan untuk membantu orang tuanya untuk mengurus kebun sedangkan kebun itu adalah sebagai sumber penghidupan mereka. Dalam keadaan yang demikian itu kebunnya tertimpa angin topan yang membumbung tinggi di udara dan di dalamnya mengandung api maka terbakarlah kebun tersebut. Begitulah yang terjadi bagi orang yang menapaki masa tuanya kemudian menjadi sedih, menyesal dan mati dalam penyesalannya. Demikian juga bagi orang yang beramal karena mengharap ridha Allah posisinya seperti orang bercocok tanam mengharapkan tanamannya tumbuh dan berbuah dan itu berlangsung terus menerus sampai ia mendapatkan dari pekerjaannya tersebut hasil yang baik dan melimpah. Sedangkan perumpamaan amalan-amalan yang merusak adalah seperti angin topan yang mengandung api di dalamnya. Seorang hamba selayaknya untuk dapat mencari keselamatan bagi amal-amalnya apabila telah mati maka tidak dapat lagi memperbaikinya lalu ia mendapati amalnya menjadi lenyap seperti debu beterbangan." (Taisir Al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalaamil Mannaan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, hal. 114, cet. Muassassah ar-Risalah, th. 1423 H).

8. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ َلآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (99)

"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-An'aam: 99)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan lafazh ayat:

وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ

"…Dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai…" Kata قِنْوَانٌ adalah jamak dari kata قِنْوٌ yang berarti tandan kurma, sedangkan kata دَانِيَةٌ yaitu yang menjulai maksudnya adalah mudah dijangkau oleh orang yang memetiknya. Dalam ayat tersebut Allah memuji kedua jenis buah yaitukurma dan anggur yang merupakan buah yang paling berharga bagi penduduk Hijaz, bahkan mungkin merupakan dua jenis buah terbaik di dunia." (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj III/221, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir).

9. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَ لاَ تُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (141)

"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya) makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-An'aam: 141)

Al-Hafizh Ibnu Katsir menukilkan perkataan Muhammad bin Ka'ab dalam kitab Tafsirnya tentang lafazh ayat :

كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ

'…Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah…' Maksudnya adalah buahkurma dan anggur. (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj III/251, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

10. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ َلآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (11)

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 11)

Al-Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan lafazh ayat: :

يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan…" Maksudnya adalah Allah mengeluarkan dari bumi, dengan air yang satu macam ini (hujan), keluarlah buah-buahan itu dengan segala pebedaan, macamnya, rasanya, warnanya, baunya dan bentuknya. Dan untuk itu Allah berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ َلآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"… Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." Maksudnya adalah sebagi dalil dan bukti bahwasannya tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah. (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj IV/391-392, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

11. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ َلآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (67)

"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 67)"

Lafazh ayat :

وَرِزْقًا حَسَنًا

"…Rezki yang baik…"

Maksudnya adalah yang dihalalkan dari kedua jenis buah tersebut yaitu kurma dan anggur yakni buah yang kering dari keduanya baik dari buah kurma (tamr) maupun anggur kering (kismis) dan segala yang sudah diolah dari kedua buah tersebut baik itu berupa manisan, cuka, maupun minuman perasan, semuanya dihalalkan untuk diminum sebelum disalahgunakan (sebagai minuman keras). (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj IV/406, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

12. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْأَنْهَارَ خِلاَلَهَا تَفْجِيرًا (91)

"Atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya." (QS. Al-Isra': 91)

13. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا رَجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا (32)

"Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu kami buatkan ladang."(QS. Al-Kahfi: 32)

14. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَـَلأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَ َلأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (71)

"Berkata Fir'aun: 'Apakah kamu Telah beriman kepadanya (Musa) sebelum Aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka Sesungguhnya Aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan Sesungguhnya Aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohonkurma dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.'" (QS. Thahaa: 71)

15. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (19)

"Lalu dengan air itu, kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan." (QS. Al-Mukminuun: 19)

Maksud lafazh ayat:

فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ

"Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur." Yaitu, Allah keluarkan bagi kalian melalui apa yang Allah turunkan dari langit, aneka macam kebun dan taman.

Sedangkan maksud lafazh ayat:

مِنْ نَخِيلٍ

"dari kurma dan anggur" yaitu di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur. (Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq oleh Hani al-Haj V/345, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

16. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (34)

"Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air." (QS. Yasiin: 34)

Maksud ayat tersebut adalah Allah menjadikan di dalamnya sungai-sungai yang mengalir di tempat-tempat yang mereka butuhkan agar mereka dapat memakan buah-buahnya. Allah telah memberikan nikmat-Nya kepada para makhluk dengan dijadikannya tanaman-tanaman..

Kata-kata kurma dan anggur mempunyai keistimewaan yaitu merupakan makanan yang tidak memerlukan bahan lain untuk mengkonsumsinya. Keduanya dapat dikonsumsi baik dalam keadaan matang di pohon (kurma basah/ruthab dan anggur) maupun dalam keadaan dikeringkan yaitu kurma kering/tamr dan kismis.

17. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

تَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ (20)

"Yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang." (QS. Al-Qamar: 20)

18. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ (68)

"Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima." (QS. Ar-Rahmaan: 68)

Al-Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan tentang maksud ayat tersebut yaitu penyebutan lafazh kurma dan delima dalam bentuk umum (nakirah) merupakan gambaran tentang keutamaan keduanya dibandingkan dengan buah-buahan selainnya.(Tafsir Ibnu Katsir VII/387, tahqiq oleh Hani al-Haj V/345, cet. Al-Maktabah at-Taufiqiyah, Mesir.)

19. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7)

"Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (QS. Al-Haaqah: 7)

20. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَزَيْتُونًا وَنَخْلاً (29)

"Zaitun dan kurma." (QS. Abasa: 29)

Perumpamaan Seorang Mukmin

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?” Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Abdullah Berkata: “Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya.” Kemudian mereka berkata: “Wahai Rasulullah beri tahukanlah kami pohon apa itu?” Lalu beliau menjawab: “ia adalah pohon kurma.”
Takhrij

Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam shahihnya kitab Al Ilmu, bab Qaulul Muhadits Hadatsanaa no. 61 (1/145-Fathul Baariiy) dan Muslim dalam shahihnya kitab Sifatul Munafiqinbab Mitslul Mukmin Matsalun Nakhlahno. 7029 (17/151- Syarah Nawawiy)

Syarah Mufradat (Kosakata) Hadits

1. إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ :

 Terdapat persamaan dan penyerupaan seorang muslim dengan pohon yang tidak gugur daunnya, yaitu pohon kurma.

2. فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي :

 Akal pikiran mereka menerawang kepada pepohonan di wadhi. Setiap orang menafsirkannya dengan salah satu jenis pepohonan tersebut, namun lupa dengan pohon kurma. (Syarah Shohih Muslim, 17/152 dan lihat juga Fathul Baariiy 1/146)

3. الْبَوَادِي :

 bentuk jamak dari Badiyah yang bermakna dataran luas yang ada padanya tumbuhan dan air. (LihatMu’jamul Waasith, 1/45)
4. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ:

Abdullah ini adalah Abdullah bin Umar, sahabat yang meriwayatkan hadits ini dari Rasulullah.

5. فَاسْتَحْيَيْتُ :

sebab malu beliau, karena paling kecil dari para sahabat yang hadir waktu itu, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari di kitab Al Ath’imah: “Aku adalah orang kesepuluh dan aku yang paling kecil.”

6. هِيَ النَّخْلَة:

 pohon kurma. Tentulah pohon ini memiliki keistimewaan sehingga dijadikan sebagai permisalan bagi seorang muslim. 
Tidak hanya ini saja bahkan Allah memberikan permisalan kalimat thoyibah dengan pohon ini dalam firman-Nya:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim 24-25)

Ibnu Hajar berkata: “Imam Bukhari telah membawakan hadits ini juga dalam tafsir firman Allah:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً

Sebagai isyarat dari beliau bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Memang telah ada riwayat yang tegas dari hadits yang dikeluarkan oleh Al Bazaar dari jalan periwayatan Musa bin ‘Uqbah dari Naafi’ dari Ibnu Umar, beliau menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini dan bersabda: “Apakah kalian tahu pohon apakah itu?” Ibnu Umar menyatakan: “Jelas itu adalah pohon kurma, namun usiaku yang kecil menahanku untuk berbicara.” Lalu Rasulullah berkata: “ia adalah pohon Kurma.” (Fathul Baariiy, 1/146)

Dengan demikian, Pohon yang baik di sini ditafsirkan dengan pohon kurma dan ini adalah pendapat banyak ulama salaf, di antaranya: Ibnu Abbas, Mujahid, Masruq, Ikrimah, Ad Dhohaak, Qatadah dan Ibnu Zaid. (Lihat makalah Syaikh Abdirrozzaaq Al ‘Abaad dalam Majalah Al Jaami’ah Al Islamiyah edisi 107 tahun 29, 1418-1419 hal 205). Pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibbaan dari jalan periwayatan Abdul Aziz bin Muslim dari Abdullah bin Dinaar dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ يُخْبِرُنِيْ عَنْ شَجَرَةٍ مِثْلُهَا مِثْلُ الْمُؤْمِنِ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِيْ السَّمَاءِ

“Siapakah yang dapat menyebutkan kepadaku satu pohon yang menyerupai seorang mukmin, pokok batangnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit?”. (Dibawakan Ibnu Hajar dalamFathul Baariy 1/147)

Semua ini menunjukkan pohon kurma memiliki keutamaan, ketinggian dan keistimewaan. Semua ini telah ditunjukkan dalam ayat di atas. Namun cukuplah dengan dijadikan sebagai permisalan seorang muslim menunjukkan ketinggian dan keistimewaannya.

Syarah Hadits

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini memberikan permisalan dan menyerupakan seorang muslim dengan pohon kurma. Tentunya hal ini menunjukkan adanya sisi kesamaan antara keduanya. Memang mengenal dan mengetahui sisi kesamaan ini perlu mendapat perhatian yang cukup, apalagi Allah telah menjelaskan hal ini agar manusia selalu ingat kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Di antara sisi kesamaan muslim dengan pohon kurma adalah (sisi kesamaan ini diambil dan disadur dari makalah yang berjudul Taammulaat Fi Mumatsalatul Mukmin Bin Nahlah, tulisan Syeikh DR. Abdurrozaq bin Abdil Muhsin Al ‘Abbaad dalam majalah Al Jaami’ah Al Islamiyah edisi 107 tahun 29, 1418-1419 hal 209-221. dengan penambahan dan pengurangan):

1. Pohon kurma mesti memiliki akar, pangkal batang, cabang, daun dan buah, demikian juga pohon keimanan, memiliki pokok, cabang dan buah. Pokok imam adalah rukun iman yang enam dan cabangnya adalah amalan saleh dan aneka ragam ketaatan dan ibadah. Sedangkan buahnya adalah semua kebaikan dan kebahagiaan yang didapatkan seorang mukmin di dunia dan akhirat.

Imam Ahmad berkata: “perumpamaan iman seperti pohon, karena pokoknya adalah syahadatain, batang dan daunnya demikian juga. Sedangkan buahnya adalah sikap wara’ (hati-hati). Tidak ada kebaikan pada pohon yang tidak berbuah dan tidak ada kebaikan pada orang yang tidak punya sifat wara.'” (As-Sunnah karya Abdullah bin Ahmad, 1/316)

Imam Al Baghawiy menyatakan: “Hikmah dari penyerupaan iman dengan pohon adalah pepohonan tidak dikatakan sebagai pohon (yang baik) kecuali memiliki tiga hal. Memiliki akar yang kuat, batang yang kokoh dan cabang yang tinggi. Demikian juga iman, tidak sempurna iman kecuali dengan tiga hal, yaitu pembenaran hati, ucapan lisan dan amalan anggota tubuh.” (Tafsir Al Baghowi, 3/33)

Demikian juga Ibnul Qayyim mengomentari hal ini dalam pernyataan beliau: “Ikhlas dan Tauhid adalah satu pohon di hati, cabangnya adalah amalan dan buahnya adalah kehidupan yang baik di dunia dan nikmat yang abadi di akhirat. Sebagaimana buah-buahan surga tidak terputus dan tidak tercegah mengambilnya, maka buah tauhid dan ikhlas di dunia pun demikian. Adapunkesyirikan, dusta dan riya adalah satu pohon di hati, buahnya di dunia perasaan takut, sedih, duka, kesempitan dan kegelapan hati dan buahnya di akhirat buah zaqqum dan adzab yang abadi. Kedua pohon ini telah dijelaskan Allah dalam surat Ibrahim.” (Al Fawaa’idhal. 214-215)

2. Pohon kurma tidak akan bertahan hidup kecuali dengan disiram dan dipelihara. Disiram dengan air, jika tidak maka akan kering dan jika ditebang maka mati. Demikian juga seorang mukmin tidak dapat hidup yang hakiki dan istiqomah kecuali dengan siraman wahyu. Oleh karena itulah Allah menamakan wahyu dengan ruh dalam firman-Nya:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَاكُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلاَ اْلإِيمَانُ وَلَكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh/ wahyu (al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syuuro: 52)

dan firman-Nya:

يُنَزِّلُ الْمَلاَئِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاتَّقُونِ

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: ‘Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.” (QS. Al-Anfaal: 2)

Karena kehidupan hakiki bagi hati tidak ada tanpa wahyu. Sehingga tanpa wahyu manusia dikatakan mayit walaupun bergerak di antara manusia. Allah ta’ala berfirman:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَاكاَنُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.” (QS. Al-An-‘aam:122)

Di sini jelas sekali sisi persamaannya. Pohon kurma hanya hidup dengan disiram air dan hati seorang mukmin hanya hidup dengan siraman wahyu.

3. Pohon kurma sangat kokoh, sebagaimana firman-Nya:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim 24-25)

Demikian juga iman jika telah mengakar di dalam hati, maka menjadi sangat kokoh dan tidak goyah sedikitpun, seperti kokohnya gunung yang besar menjulang. Imam Al Auzaa’iy ditanya tentang iman, apakah bertambah? Beliau menjawab: “Ya, sampai membesar seperti gunung.” Ditanya lagi, apakah berkurang? Beliau menjawab: “Ya, sampai tidak sisa sedikit pun.” (Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dalam Syarah Ushul I’tiqad 5/959)

Demikian juga imam Ahmad bin Hambal ditanya tentang hal yang serupa dan menjawab: “Bertambah sampai mencapai lebih tinggi dari langit yang tujuh dan berkurang sampai menjadi paling rendah dari bumi yang ketujuh”. (dibawakan oleh Abu Ya’la dalam Thobaqatul Hanabilah, 1/259)

4. Pohon kurma tidak dapat tumbuh di sembarang tanah, bahkan hanya tumbuh di tanah tertentu yang subur saja. Pohon kurma di sebagian tempat tidak tumbuh sama sekali, di sebagian lainnya tumbuh namun tak berbuah dan di sebagian lain tumbuh berbuah tapi sedikit buahnya. Sehingga tidak semua tanah cocok untuk pohon kurma. Demikian juga iman, ia tidak kokoh pada semua hati. Dia hanya akan kokoh pada hati orang yang Allah berikan hidayah dan lapang dada menerimanya. Sehingga pantaslah bila Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang aku dapatkan dari Allah adalah seperti permisalan air hujan yang deras menimpa bumi. Ada di antara tanah bumi itu Naqiyah, menerima air lalu menumbuhkan rumput dan tumbuhan yang banyak. Ada juga ajaadib, menampung air lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia. Mereka minum, mengambil dan bercocok tanam. Air hujan ini juga menimpa sejenis tanah lain yaitu Qii’aan yang tidak menerima air dan tidak menumbuhkan rerumputan. Demikian itulah permisalan orang yang berilmu (faqih) dalam agama dan mengambil manfaat darinya. Ia mengetahui dan mengajarkannya dan permisalan orang yang tidak menganggapnya sama sekali dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku bawa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Pohon kurma tidak dapat bercampur dengan tumbuhan pengganggu dan tumbuhan asing yang bukan jenisnya. Mereka ini dapat mengganggu dan melemahkan pertumbuhannya serta mengganggunya dalam menyerap air. Oleh karena itu diperlukan perawatan khusus dan selektif dari pemiliknya. Demikian juga seorang mukmin, mesti mendapatkan hal-hal yang dapat melemahkan iman dan keyakinannya. Juga mendapatkan perkara yang dapat mendesak iman dari hatinya. Oleh karena itu diperlukan introspeksi (muhasabah) dalam setiap waktu dan bersungguh-sungguh menjaganya. Juga berusaha selalu menghilangkan segala sesuatu yang mengotorinya, seperti was-was, mengikuti hawa nafsunya dan lain-lainnya. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ankabut: 69)

Pohon kurma memberikan hasilnya setiap waktu, sebagaimana firman Allah :

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا

“Pohon itu memberikan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Rabbnya.”(QS. Ibrahim: 24-25)‎

Buah pohon ini dimakan waktu siang dan malam, baik di musim dingin atau di musim panas. Dinamakan dalam bentuk kurma (tamr) atau busr atau Ruthab (Busr adalah kurma yang belum matang menjadi ruthab sedangkan Ruthob adalah kurma matang yang masih belum meleleh atau mengeras). Demikian juga seorang mukmin amalan mereka naik pada pagi dan sore hari. Rabi’ bin Anas menyatakan: “Makna firman Nya: كُلَّ حِين adalah setiap pagi dan sore hari, karena buah kurma selalu dapat dimakan di waktu malam dan siang, baik musim dingin atau panas, baik berupa kurma, busr atau ruthab, demikian juga amalan seorang mukmin naik pada pagi dan sore harinya.” (Disampaikan oleh Al Baghowiy dalam tafsirnya 3/33)

Ibnu Jarir Ath Thobary menyatakan dalam tafsir ayat ini: “Pendapat yang rojih menurutku adalah pendapat yang menyatakan, makna كُلَّ حِين dalam ayat ini adalah pagi dan sore, setiap saat, karena Allah menjadikan hasil pohon ini setiap saat dari buahnya untuk perumpamaan amalan dan perkataan seorang mukmin. Padahal sudah pasti amalan dan perkataan basik seorang mukmin diangkat kepada Allah setiap hari, bukan setiap setahun atau setengah tahun atau dua bulan sekali. Jika demikian, maka jelaslah kebenaran pendapat ini. Jika ada yang bertanya: “Pohon kurma mana yang menghasilkan buah setiap saat buah yang dimakan pada musim panas dan dingin? Jawabnya: adapun di musim dingin, maka Thol’ (mayang kurma) adalah buahnya dan di musim panas, maka balkh, busr, Ruthob dan kurma adalah buahnya. Jadi semuanya adalah buahnya.” (Tafsir Thobary, 8/210)

5. Pohon kurma memiliki barakah dalam semua bagiannya. Semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Demikian juga seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُلُوسٌ إِذَا أُتِيَ بِجُمَّارِ نَخْلَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ الْمُسْلِمِ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ يَعْنِي النَّخْلَةَ فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ هِيَ النَّخْلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ثُمَّ الْتَفَتُّ فَإِذَا أَنَا عَاشِرُ عَشَرَةٍ أَنَا أَحْدَثُهُمْ فَسَكَتُّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ النَّخْلَةُ

“Dari Abdullah bin umar beliau berkata: “Ketika kamu duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtiba-tiba diberikan jamaar (jantung kurma). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: ‘Sesungguhnya terdapat satu pohon, barakahnya seperti barakah seorang muslim’. Lalu aku menerka itu adalah pohon kurma lalu ingin aku sampaikan dia adalah pohon kurma, wahai Rasulullah. Kemudian aku menengok dan mendapatkan aku orang kesepuluh dan paling kecil, lalu aku diam. Rasulullah berkata: ‘Ia adalah pohon kurma.'”(diriwayatkan oleh Bukhari dalam shohihnya, 3/444)

Ibnu Hajar berkata: “Barokah pohon kurma ada pada semua bagiannya, senantiasa ada dalam setiap keadaannya. Dari mulai tumbuh sampai kering, dimakan semua jenis buahnya, kemudian setelah itu seluruh bagian pohon ini dapat diambil manfaatnya sampai-sampai bijinya digunakan sebagai makanan ternak. Demikian juga serabutnya dapat dijadikan sebagai tali serta yang lainnyapun demikian. Hal ini sudah jelas. Demikian juga barokah seorang muslim meliputi seluruh keadaannya. Juga manfaatnya terus menerus ada untuknya dan untuk orang lain sampai setelah matinyapun.” (Fathul Bari 1/145-146)‎

Khasiat Kurma
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan hadits dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau pernah bersabda.

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ

“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir”

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullaah menukilkan perkataan Imam Al-Khathabi tentang keistimewaan kurma Ajwah : “Kurma Ajwah bermanfaat untuk mencegah racun dan sihir dikarenakan do’a keberkahan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap kurma Madinah bukan karena dzat kurma itu sendiri” 
Hadits ini mempunyai banyak sekali kandungan faedahnya, sebagaimana yang dituturkan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah dalam kitabnya ‘Ath-Thibb An-Nabawi’  : “Al-Maf’uud adalah sakit yang menyerang bagian liver (hati)”. Dan kurma memiliki khasiat yang menakjubkan untuk menyembuhkan penyakit ini (dengan izin Allah), terutama sekali kurma dari Madinah, khususnya jenis Ajwah. (Pembatasan pada) jumlah tujuh itu juga mengandung khasiat yang hanya diketahui rahasianya oleh Allah.

Kurma adalah jenis nutrisi yang baik, terutama bagi orang yang makanan sehari-harinya mengandung kurma seperti penduduk Madinah. Begitu juga kurma adalah makanan yang baik bagi orang-orang yang tinggal di daerah panas dan agak hangat namun memiliki temperatur tubuh yang lebih dingin.

Bagi penduduk Madinah, tamr (kurma yang kering) merupakan makanan pokok sebagaimana gandum bagi bangsa-bangsa lain. Juga, kurma kering dari daerah Aliyah di Madinah merupakan salah satu jenis kurma terbaik sebab rasanya gurih, lezat dan manis. Kurma termasuk jenis makanan, obat dan buah-buahan, kurma cocok dikonsumsi oleh hampir seluruh manusia. Dapat berguna untuk memperkuat suhu tubuh alami, tidak menimbulkan reduksi timbunan ampas yang merusak tubuh seperti yang ditimbulkan oleh berbagai jenis makanan dan buah-buahan. Bahkan bagi yang sudah terbiasa makan kurma, kurma dapat mencegah pembusukan dan kerusakan makanan yang berefek negatif terhadap tubuh.

KURMA AJWAH BERASAL DARI SURGA DAN DAPAT MENGOBATI RACUN


Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

اَلْعَجْوَةُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَهِيَ شِفَاءٌ مِنَ السُّمِّ

“Kurma Ajwah itu berasal dari Surga, ia adalah obat dari racun” 

Imam Ibnul Qayyim memberikan komentar terhadap hadits tersebut, “Yang dimaksud dengan kurma Ajwah disini adalah kurma Ajwah Al-Madinah, yakni salah satu jenis kurma di kota itu, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Betuknya amat bagus, padat, agak keras dan kuat, namun termasuk kurma yang paling lezat, paling harum dan paling empuk”

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ فِي عَجْوَةِ الْعَالِيَةِ شِفَاءً، اَوْإنَّهَا تِرْيَاقٌ، أَوَّلَ الْبُكْرَةِ

“Sesungguhnya dalam kurma Ajwah yang berasal dari Aliyah arah kota Madinah di dataran tinggi dekat Nejed itu mengandung obat penawar atau ia merupakan obat penawar, dan ia merupakan obat penawar racun apabila dikonsumsi pada pagi hari” 

Sejarah Perkembangan Buah Kurma (Tamar)

Menjadi makanan wajib di Asia Barat, kurma menurut ensiklopedia Wikipedia dipercayai berasal di sekitar Teluk Parsi dan ditanam sejak zaman kuno dari Mesopotamia hingga prasejarah Mesir, kira-kira 4,000 tahun Sebelum Masehi.

Bukti arkeologi pula menunjukkan kurma mungkin berasal dari timur Arab dalam 6,000 tahun Sebelum Masihi. Buah ini kemudian dibawa pedagang Arab ke Asia Selatan, Asia Tenggara, utara Afrika dan Sepanyol yang mana orang Sepanyol memperkenalkan buah ini ke Mexico dan California pada 1765.

KANDUNGAN  DAN  NUTRISI

Unsur  –  Nilai gizi  –  Persen kecukupan gizi
Energi    277 Kkal    14%
Karbohidrat    74,97 g    58%
Protein    1,81g    3%
Total Lemak    0,15 g    <1%
Kolesterol    0 mg    0%
Serat makanan    6,7 g    18%
Asam Folat    15 mcg    4%
Niacin    1,610 mg    10%
Asam pantotenat    0,805 mg    16%
Piridoksin    0,249 mg    19%
Riboflavin    0,060 mg    4.5%
Thiamin    0,050 mg    4%
Vitamin A    149 IU    5%
Vitamin C    0 mg    0%
Vitamin K    2,7 mcg    2%
Sodium    1 mg    0%
Potasium    696 mg    16%
Kalsium    64 mg    6.5%
Tembaga    0,362 mg    40%
Besi    0,90 mg    11%
Magnesium    54 mg    13%
Mangan    0,296 mg    13%
Fosfor    62 mg    9%
Seng    0,44 mg    4%
Beta karoten    89 mcg    –
Lutein-zeaxanthin    23 mcg    –‎

KHASIAT  BUAH KURMA

Kurma matang mengandung gula sekitar 80%, sisanya terdiri dari protein, lemak dan produk mineral termasuk tembaga, besi, magnesium dan asam folat.  Kurma kaya dengan serat dan merupakan sumber kalium yang sangat baik.

Lima butir kurma (sekitar 45 gram) mengandung sekitar 115 kalori, hampir semuanya dari karbohidrat.

Kaum Arab Badui, yang makan kurma secara teratur, menunjukkan tingkat kejadian yang sangat rendah dari kanker dan penyakit jantung.
Buah kurma kaya serat yang mencegah penyerapan kolesterol LDL dalam usus.
Kandungan serat kurma juga membantu melindungi selaput lendir usus denganmengurangi paparan dan mengikat bahan kimia yang menyebabkan kanker usus besar.
Sebagai makanan laksatif (laxative food), kurma bermanfaat melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi.
Kurma mengandung antioksidan yang dikenal sebagai tanin. Tanin diketahui bersifat anti-infeksi, anti-inflamasi dan anti-hemoragik.
Kurma adalah sumber vitamin A, yang dikenal memiliki sifat antioksidan dan sangat penting untuk kesehatan mata. Vitamin A juga diperlukan menjaga kulit tetap sehat. Konsumsi buah-buahan alami yang kaya akan vitamin A  diketahui membantumelindungi dari kanker paru-paru dan rongga mulut.
Kurma merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Besi adalah komponen darihemoglobin di dalam sel darah merah yang menentukan daya dukung oksigen darah.
Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan stroke.
Kalsium merupakan mineral penting dalam pembentukan tulang dan gigi, dan dibutuhkan oleh tubuh untuk kontraksi otot, penggumpalan darah dan konduksi impuls saraf.
Mangan digunakan oleh tubuh sebagai unsur pendukung untuk enzim antioksidan superoksidan dismutase.
Tembaga diperlukan dalam produksi sel darah merah.
Magnesium sangat penting bagi pertumbuhan tulang.
Kurma kaya akan vitamin K dan vitamin B-kompleks, yaitu  piridoksin (vitamin B-6), niacin, asam pantotenat dan riboflavin. Vitamin ini membantu tubuh dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin K sangat penting dalam pembekuan darah  dan metabolisme tulang.
Wallohu A'lam‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar