Rabu, 22 Juni 2016

Disaat Sangkakala Ditiup Bergoncanglah Alam

Allah akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup ‘Shur’ (terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila waktu kehancuran dunia dan alam semesta (kiamat) telah tiba.

Tiupan Pertama, Tiupan Guncangan

Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman:

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ (87) وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88) مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ (89) وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (90) 

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka semua tetap di tempatnya, padahal semuanya berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik darinya, sedangkan mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan. (QS An-Naml Ayat 87-90)

Allah Swt. menceritakan tentang dahsyatnya hari sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, yaitu tiupan yang membuat semua makhluk terkejut karena kedahsyatannya. Di dalam hadis disebutkan bahwa sur adalah sangkakala yang ditiup. Di dalam hadis sangkakala ini disebutkan bahwa Malaikat Israfil-lah yang melakukan tiupan padanya atas perintah dari Allah Swt. Tiupan yang pertama, yaitu tiupan yang mematikan semua makhluk, dilakukan sangat lama. Hal ini terjadi di saat usia dunia habis, yaitu pada hari kiamat terjadi yang hanya menimpa orang-orang yang jahat saja yang ada saat itu, maka terkejutlah (matilah) semua makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi.

{إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ}

kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (An-Naml: 87)
Mereka adalah para syuhada, karena sesungguhnya mereka hidup di sisi Tuhannya dengan diberi rezeki.

قَالَ الْإِمَامُ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ: حَدَّثَنَا عُبَيد اللَّهِ بْنِ مُعاذ الْعَنْبَرِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ: سَمِعْتُ يَعْقُوبَ بْنَ عَاصِمِ بْنِ عُرْوَة بْنِ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيَّ، سَمِعْتُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: مَا هَذَا الْحَدِيثُ الَّذِي تَحدث إِنَّ السَّاعَةَ تَقُومُ إِلَى كَذَا وَكَذَا؟ فَقَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ -أَوْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ -أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهُمَا -لَقَدْ هَمَمْتُ أَلَّا أُحَدِّثَ أَحَدًا شَيْئًا أَبَدًا، إِنَّمَا قُلْتُ: إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدَ قَلِيلٍ أَمْرًا عَظِيمًا يُخَرِّبُ الْبَيْتُ، وَيَكُونُ وَيَكُونُ. ثُمَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ -[لَا أَدْرِي أَرْبَعِينَ] يَوْمًا، أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا، أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا -فَيَبْعَثُ الله عيسى بن مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ، فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ. ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ، لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّامِ، فَلَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ، حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ دَخَلَ فِي كَبَدِ جَبَلٍ لدخَلَتْه عَلَيْهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ". قَالَ: سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: "فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ، لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا، فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ: أَلَا تَسْتَجِيبُونَ؟ فَيَقُولُونَ: فَمَا تَأْمُرُنَا؟ فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ، وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ، حسنٌ عَيْشُهُمْ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا [وَرَفَعَ لِيتًا]. قَالَ: "وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوط حَوْضَ إِبِلِهِ". قَالَ: "فَيَصْعَقُ ويَصعقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ -أَوْ قَالَ: يُنْزِلُ اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّل -أَوْ قَالَ: الظِّلُّ -نُعْمَانُ الشَّاكُّ -فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ ينفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ. ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ، وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مسؤولون. ثُمَّ يُقَالُ: أَخْرِجُوا بَعْثَ النَّارِ. فَيُقَالُ: مِنْ كَمْ؟ فَيُقَالُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ". قَالَ: "فَذَلِكَ يَوْمٌ يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شَيْبًا، وَذَلِكَ يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ"

Imam Muslim ibnul Hajjaj mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Mu'az Al-Anbari, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari An-Nu'man ibnu Salim; ia pernah mendengar Ya'qub ibnu Asim ibnu Urwah ibnu Mas'ud As-Saqafi mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr saat didatangi oleh seorang lelaki yang bertanya kepadanya, "Apakah ada hadis yang menyebutkan bahwa hari kiamat itu terjadinya sampai anu dan anu?" Ibnu Amr menjawab dengan mengucapkan kalimatSubhanallah (Mahasuci Allah) atau La Ilaha Illallah(Tidak ada Tuhan selain Allah) atau kalimat yang semisal dengan keduanya. Selanjutnya ia mengatakan, sesungguhnya ia hampir saja tidak akan menceritakan kepada seorang pun sesuatu hal yang mengenainya selamanya. Sesungguhnya yang pernah kukatakan ialah kelak kalian akan menyaksikan suatu peristiwa yang besar yang merusak Baitullah dalam waktu yang tidak lama. Lalu disebutkan bahwa akan terjadi anu dan anu. Kemudian ia melanjutkan kisahnya, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak akan muncul Dajjal di kalangan umatku dan tinggal selama empat puluh —perawi mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang dimaksud adalah empat puluh hari atau bulan atau tahun—. Lalu Allah mengirimkan Isa ibnu Maryam yang rupanya seperti Urwah ibnu Mas'ud. Maka Isa mengejar Dajjal dan membiasakannya. Kemudian manusia tinggal selama tujuh tahun tanpa ada persengketaan pun di antara dua orang. Setelah itu Allah mengirimkan angin sejuk dari arah negeri Syam, maka tiada seorang pun di muka bumi ini yang di dalam hatinya masih terdapat kebaikan atau iman sebesar zarrah, melainkan angin itu mencabut 'nyawanya. Sehingga andaikata seseorang dari kalian (yang beriman) bersembunyi di dalam gunung, niscaya angin itu memasukinya hingga mencabut nyawanya. Abdullah ibnu Amr melanjutkan, bahwa dia mendengarnya dari Rasulullah Saw: Maka yang tertinggal hanyalah orang-orang yang jahat saja (di muka bumi ini); mereka sangat kurang akalnya dan mempunyai naluri hewan pemangsa; mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari perbuatan mungkar. Lalu muncullah setan kepada mereka seraya berkata "Maukah kalian taat kepadaku?" Mereka bertanya, "Apakah yang akan engkau perintahkan kepada kami?" Setan memerintahkan kepada mereka menyembah berhala (mereka menurutinya), dan sekalipun demikian rezeki mereka berlimpah dan penghidupan mereka baik. Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tidak sekali-kali seseorang mendengarnya melainkan ia buka lebar-lebar telinganya mendengarkan­nya. Orang yang mula-mula mendengarnya ialah seorang lelaki yang sedang berada di dalam kolam ternak untanya (membersihkannya). Lalu matilah ia, dan semua manusia pun mati. Sesudah itu Allah mengirimkan atau menurunkan hujan yang sangat deras seperti pekatnya naungan (awan). Maka tumbuhlah jasad-jasad karenanya (dari bumi). Kemudian ditiup lagi sangkakala untuk kedua kalinya, maka dengan serta merta mereka bangkit dan menunggu. Lalu dikatakan, "Hai manusia, menghadaplah kalian kepada Tuhan kalian!" (Dikatakan kepada para malaikat), "Berdirikanlah mereka, sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggungjawabannya." Kemudian dikatakan, "Keluarkanlah orang-orang yang akan dikirim ke neraka!" Ditanyakan, "Berapakah jumlahnya?" Dijawab, "Dari tiap seribu orang sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang." Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa yang demikian itu terjadi di hari (yang pada hari itu) anak-anak menjadi beruban (karena kesusahan yang sangat di hari itu), dan hari itu adalah hari disingkapkannya betis-betis.

Yang dimaksud dengan kata اللِّيتُ ialah leher, maksudnya memiringkan lehernya untuk mendengarkannya dengan baik suara dari langit itu. Hal inilah yang dimaksud dengan tiupan yang mengejutkan, lalu tiupan yang berikutnya adalah yang mematikan semua makhluk. Dan tiupan yang ketiga adalah tiupan yang membangkitkan semua makhluk untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam. Inilah yang dimaksud dengan hari berbangkit bagi semua makhluk dari kuburnya masing-masing.
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ}

Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (An-Naml: 87)
Yakni dalam keadaan rendah lagi tunduk, tiada seorang pun yang menentang perintah-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ}

yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya. (Al-Isra: 52)

{ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ}

Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (Ar-Rum: 25)

Di dalam hadis mengenai sangkakala disebutkan bahwa dalam tiupan yang ketiga Allah memerintahkan (para malaikat) untuk meletakkan semua roh pada lubang-lubang sangkakala. Kemudian Malaikat Israfil melakukan tiupan padanya setelah semua jasad dan tubuh muncul dari kuburnya masing-masing dan dari tempat-tempatnya. Apabila tiupan dilakukan, maka beterbanganlah roh-roh itu; roh orang-orang mukmin berkilauan mengeluarkan cahaya terang, sedangkan roh orang-orang kafir gelap (hitam). Lalu Allah Swt. berfirman, "Demi kebesaran dan Keagungan-Ku, sungguh setiap roh harus kembali ke jasadnya masing-masing." Maka roh-roh itu datang kepada jasadnya masing-masing dan merasuk ke dalam tubuhnya sebagaimana racun yang menjalar di tubuh orang yang terkena patukan hewan beracun. Kemudian mereka bangkit berdiri seraya menepiskan debu yang berasal dari kuburan mereka. Allah Swt. berfirman menggambarkan kejadian ini:

{يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ}

(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia). (Al-Ma'arij: 43)

Adapun firman Allah Swt.:

{وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ}

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (An-Naml: 88)

Maksudnya, kamu lihat gunung-gunung itu seakan-akan tetap di tempatnya seperti semula, padahal ia berjalan seperti jalannya awan, yakni bergerak meninggalkan tempat-tempatnya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا}

pada hari ketika langit benar-benar berguncang, dan gunung-gunung benar-benar berjalan. (At-Tur: 9-10)

{وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلا أَمْتًا}

Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas)gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (Taha: 105­-107)
Dan firman Allah Swt.:

{وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الأرْضَ بَارِزَةً}

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar. (Al-Kahfi: 47)

Adapun firman Allah Swt.:

{صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ}

(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. (An-Naml: 88)

Artinya, Dia melakukannya dengan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar. yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. (An-Naml: 88) Yaitu yang membuat semua ciptaan-Nya dengan serapi-rapinya dan membekalinya dengan kebijakan yang diperlukan oleh masing-masingnya.

{إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ}

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (An-Naml: 88)
Yakni Dia Maha Mengetahui semua yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya amal baik dan amal buruk mereka, dan kelak Dia akan memberikan balasan amal perbuatan mereka itu dengan sempurna.

Kemudian Allah Swt. menyebutkan perihal orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang celaka di hari kiamat itu. Maka Dia berfirman:

{مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا}

Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya. (An-Naml: 89)

Qatadah mengatakan bahwa dengan syarat ikhlas. Zainul Abidin mengatakan, yang dimaksud dengan kebaikan ialah kalimah "Tidak ada Tuhan selain Allah." Allah Swt. telah menjelaskan pada ayat lain bahwa pahala suatu amal kebaikan itu adalah sepuluh kali lipatnya.
Firman Allah Swt.:

{وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ}

sedangkan mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. (An-Naml: 89)
Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ}

Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat). (Al-Anbiya: 103)

{أَفَمَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ}

Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat.(Fussilat: 40)
Dan firman Allah Swt.:

{وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ}

dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (Saba':37)
Adapun firman Allah Swt.:

{وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ}

Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkan muka mereka ke dalam neraka. (An-Naml: 90)

Artinya, barang siapa yang datang menghadap kepada Allah dalam keadaan penuh dengan kejahatan dan sama sekali tiada kebaikan padanya, atau amal buruknya lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan menemui balasannya yang sesuai dengan keburukannya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

{هَلْ تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ}

Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) ‎dengan apa yang dahulu kamu kerjakan. (An-Naml: 90)

Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Anas ibnu Malik, Ata, Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Mujahid, Ibrahim An-Nakha'i, Abu Wa'il, Abu Saleh, Muhammad ibnu Ka'b, Zaid ibnu Aslam, Az-Zuhri, As-Saddi, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid, semuanya mengatakan sehubungan dengan makna fiman-Nya: Dan barang siapa.yang membawa kejahatan. (An-Naml: 90) bahwa yang dimaksud adalah kemusyrikan.

Tiupan Kedua, Tiupan Kejutan (Pingsan) dan Kematian

Malaikat Israfil akan diperintahkan oleh Allah untuk meniupkan ‘Shur’ (terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bilakiamat telah tiba. Setelah tiupan pertama, Allah memerintahakan ‘Shur’ pada kali yang kedua.

Pada tiupan kedua ini, maka terkejutlah (pingsan) dan matilah semua makhluk yang berada di langit dan di bumi (termasuk para nabi dan syahid) kecuali mereka-mereka yang dikehendaki oleh Allah, yaitu: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan empat malaikat pembawa Arsy. Malaikat para pembawa ‘Arsy adalah berjumlah empat malaikat, maka apabila telah berdiri hari kiamat ‎bergabunglah mereka kepada empat malaikat yang lain.
Firman-Nya
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ (68) وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (69) وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ (70) 

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiuplah sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) ‎dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan)apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.  (QS Az-Zumar; 68-70)‎

Allah Swt. menceritakan tentang kengerian yang terjadi pada hari kiamat berikut terjadinya tanda-tanda kekuasaan Allah yang besar dan gempa yang dahsyat.
Firman Allah Swt.:

{وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ}

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (Az-Zumar: 68)

Ini adalah tiupan yang kedua, yaitu tiupan yang sesudahnya semua makhluk hidup yang ada di langit dan yang ada di bumi mati, kecuali orang yang dikehendaki Allah tidak terpengaruh karenanya, sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadis sangkakala yang terkenal itu.

Kemudian semua roh dicabut sehingga yang paling akhir mati adalah malaikat maut, sehingga Yang Hidup hanyalah Tuhan Yang Mahakekal Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya; Dialah Yang Mahapertama yang tiada awalnya dan Yang Mahaakhir yang tiada akhirnya, kemudian Dia berfirman:

{لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ}

Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? (Al-Mu’min: 16)
sebanyak tiga kali. Kemudian Allah Swt. menjawab sendiri pertanyaan­-Nya itu:

{لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ}

Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mu’min: 16)

Yakni hanya Aku sematalah Yang mengalahkan segala sesuatu, dan Aku telah putuskan fana terhadap segala sesuatu. Kemudian Allah menghidupkan makhluk-Nya, dan yang mula-mula Dia hidupkan adalah Malaikat Israfil, lalu Dia memerintahkan kepadanya agar melakukan tiupan lain pada sangkakala, yaitu tiupan yang ketiga alias tiupan berbangkit. Allah Swt. telah berfirman:

{ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ}

Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (Az-Zumar: 68)

Yaitu mereka menjadi hidup kembali yang sebelumnya masih berupa tulang belulang yang telah hancur berantakan, lalu mereka menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi di hari kiamat. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

{فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ}

Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at: 13-14)

{يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ وَتَظُنُّونَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلا قَلِيلا}

yaitu pada hari Dia memanggil kalian, lalu kalian mematuhi­nya sambil memuji-Nya dan kalian mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra: 52)

Dan firman Allah Swt.:

{وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ}

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). (Ar-Rum: 25)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَالِمٍ قَالَ: سمعت يَعْقُوبَ بْنَ عَاصِمِ بْنِ عُرْوَةَ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: إِنَّكَ تَقُولُ: السَّاعَةُ تَقُومُ إِلَى كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: لَقَدْ هَمَمْتُ أَلَّا أُحَدِّثَكُمْ شَيْئًا، إِنَّمَا قُلْتُ: سَتَرَوْنَ بَعْدَ قَلِيلٍ أَمْرًا عَظِيمًا. ثُمَّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي، فَيَمْكُثُ فِيهِمْ أَرْبَعِينَ-لَا أَدْرِي أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا أَوْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً -فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيُّ، فَيَظْهَرُ فَيُهْلِكُهُ اللَّهُ. ثُمَّ يَلْبَثُ النَّاسُ بَعْدَهُ سِنِينَ سَبْعًا لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّامِ، فَلَا يَبْقَى أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ، حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ كَانَ فِي كَبِدِ جَبَلٍ لَدَخَلَتْ عَلَيْهِ". قَالَ: سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ، وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ، لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا". قَالَ: "فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ: أَلَا تَسْتَجِيبُونَ؟ فَيَأْمُرُهُمْ بِالْأَوْثَانِ فَيَعْبُدُونَهَا، وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارَّةٌ أَرْزَاقُهُمْ، حَسَنٌ عَيْشُهُمْ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لَهُ، وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَهُ، فَيُصْعَقُ، ثُمَّ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا صُعِقَ. ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ -أَوْ: يُنْزِلُ اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ-أَوِ الظِّلُّ شَكَّ نُعْمَانُ -فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ. ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ: {وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ} [الصَّافَّاتِ:24] ، قَالَ: "ثُمَّ يُقَالُ: أَخْرِجُوا بَعْثَ النَّارِ". قَالَ: "فَيُقَالُ: كَمْ؟ فَيُقَالُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَيَوْمَئِذٍ تُبْعَثُ الْوِلْدَانُ شِيبًا، وَيَوْمَئِذٍ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari An-Nu'man ibnu Salim yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ya'qub ibnu Asim ibnu Urwah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki bertanya kepada Abdullah ibnu Amr r.a., "Sesungguhnya engkau mengatakan bahwa hari kiamat itu terjadinya sampai ada anu dan anu." Abdullah ibnu Amr menjawab, "Sesungguhnya aku telah berniat tidak akan menceritakan kepada kalian sesuatu pun tentangnya. Sesungguhnya yang pernah kukatakan hanyalah bahwa kelak tidak lama lagi kalian akan menyaksikan peristiwa yang besar." Kemudian Abdullah ibnu Amr r.a. melanjutkan, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Dajjal akan muncul di kalangan umatku dan tinggal di kalangan mereka selama empat puluh —perawi tidak ingat apakah yang dimaksud empat puluh hari, atau empat puluh bulan, atau empat puluh tahun, ataukah empat puluh malam— Lalu Allah Swt. mengirimkan Isa putra Maryam a.s. seakan-akan rupanya seperti Urwah ibnu Mas'ud As- Saqafi, lalu Isa mengalahkan Dajjal dan Allah Swt. membinasakannya. Setelah itu manusia tinggal selama tujuh tahun sesudah Isa, tanpa ada suatu persengketaan pun di antara dua orang. Kemudian Allah mengirimkan suatu angin yang sejuk dari arah Syam, maka tiada seorang pun yang di dalam kalbunya terdapat iman sebesar zarrah pun melainkan angin itu mencabut nyawanya. Hingga sekalipun seseorang dari mereka sedang berada di dalam sebuah gunung, niscaya angin itu menyusup ke dalamnya dan mengenainya.Abdullah ibnu Amr menegaskan bahwa ia mendengarnya dari Rasulullah Saw., lalu ia melanjutkan: Dan yang tertinggal adalah orang-orang yang jahat saja, gerakan mereka sangat ringan seperti burung dan pikiran mereka seperti serigala; mereka tidak mengenal hal yang makruf dan tidak mengingkari hal yang mungkar. Abdullah ibnu Amr melanjutkan: Maka setan menampakkan dirinya kepada mereka, lalu berkata, "Ingatlah, kalian harus mengikuti perintahku!" Lalu setan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala, maka mereka menyembahnya. Sedangkan mereka yang dalam keadaan demikian itu rezeki mereka berlimpah dan penghidupan mereka membaik. Kemudian ditiuplah sangkakala, maka tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan langsung mati saat itu juga dalam keadaan apa pun. Dan mula-mula orang yang mendengarnya adalah seorang lelaki yang sedang memlester kolamnya, maka ia mati. Dan tiada seorang pun melainkan mati. Kemudian Allah Swt. mengirimkan atau menurunkan hujan yang rintik-rintik atau hujan lebat An-Nu'man alias perawi ragu‎. Maka muncullah karenanya jasad-jasad manusia. Kemudian sangkakala ditiup lagi, maka dengan serta merta mereka berdiri melihat. Kemudian dikatakan, "Hai manusia, kemarilah kalian menghadap kepada Tuhan kalian, dan berhentikanlah mereka, sesungguhnya mereka akan dimintai pertanggungjawabannya." Abdullah ibnu Amr melanjutkan: Kemudian dikatakan(kepada para malaikat), "Bangkitkanlah golongan orang-orang yang masuk neraka!" Ditanyakan, "Berapa jumlah mereka?” Dijawab, "Dari setiap seribu orang adalah sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.” Maka pada hari itu anak-anak dibangkitkan dalam keadaan beruban, dan pada hari itu betis disingkapkan.

Imam Muslim di dalam kitab sahihnya meriwayatkan hadis ini secara munfarid (tunggal).

Hadis Abu Hurairah r.a.

قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ". قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أبي، قَالُوا: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، وَيَبْلَى كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الْإِنْسَانِ إِلَّا عَجْبُ ذَنَبِهِ فِيهِ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs ibnu Gayyas, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. menceritakan hadis berikut dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tenggang masa di antara dua tiupan adalah empat puluh. Mereka bertanya, "Hai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?" Abu Hurairah menjawab, "Saya tidak mau mengatakannya." Mereka bertanya, "Apakah empat puluh tahun?" Abu Hurairah menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya." Mereka bertanya, "Hai Abu Hurairah, apakah empat puluh bulan?" Abu Hurairah menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya. Dan segala sesuatu dari manusia itu hancur kecuali tulang ekornya, karena darinya manusia diciptakan kembali."

قَالَ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "سَأَلْتُ جِبْرِيلَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ: {وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ} مَنِ الَّذِينَ لَمْ يَشَأِ اللَّهُ أَنْ يَصْعَقَهُمْ؟ قَالَ: هُمُ الشُّهَدَاءُ، مُقَلِّدُونَ أَسْيَافَهُمْ حَوْلَ عَرْشِهِ، تَتَلَقَّاهُمْ مَلَائِكَةُ يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَى الْمَحْشَرِ بِنَجَائِبَ مِنْ يَاقُوتٍ نِمَارُهَا أَلْيَنُ مِنَ الْحَرِيرِ، مَدُّ خُطَاهَا مَدُّ أَبْصَارِ الرِّجَالِ، يَسِيرُونَ فِي الْجَنَّةِ يَقُولُونَ عِنْدَ طُولِ النُّزْهَةِ: انْطَلَقُوا بِنَا إِلَى رَبِّنَا، عَزَّ وَجَلَّ، لِنَنْظُرَ كَيْفَ يَقْضِي بَيْنَ خَلْقِهِ، يَضْحَكُ إِلَيْهِمْ إِلَهِي، وَإِذَا ضَحِكَ إِلَى عَبْدٍ فِي مَوْطِنٍ فلا حساب عليه".

Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Umar ibnu Muhammad, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda bahwa beliau pernah bertanya kepada Jibril a.s. tentang firman-Nya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (Az-Zumar: 68) Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang dikecualikan oleh Allah Swt. dalam ayat ini bahwa mereka tidak mati? Maka Jibril a.s. menjawab: Mereka adalah para syuhada yang menyandang pedang-pedang mereka berada di sekitar 'Arasy; para malaikat menjemput mereka pada hari kiamat untuk dibawa ke padang mahsyar dengan unta kendaraan dari Yaqut yang pelarianya lebih lembut daripada kain sutra, panjang langkahnya sama dengan sejauh jarak mata memandang; mereka berjalan di dalam surga seraya mengatakan dalam pesiarnya itu, "Marilah kita berangkat menuju kepada Tuhan kita, kita akan menyaksi­kan bagaimana Tuhan kita memutuskan perkara di antara makhluk-Nya.” Tuhanku tertawa (rida) kepada mereka; dan apabila Tuhanku rida kepada seseorang hamba di suatu tempat, maka tidak ada hisab (perhitungan amal perbuatan) baginya.

Semua perawi hadis ini berpredikat siqah kecuali gurunya Ismail ibnu Iyasy, karena orangnya tidak dikenal. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.:

{وَأَشْرَقَتِ الأرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا}

Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar)dengan cahaya (keadilan) Tuhannya. (Az-Zumar: 69)
Yakni hari kiamat menjadi terang benderang manakala Allah Swt. me­nampakkan diri-Nya untuk memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya.

{وَوُضِعَ الْكِتَابُ}

dan diberikanlah buku (amal perbuatan masing-masing). (Az-Zumar: 69)
Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kitab ialah buku catatan amal perbuatan masing-masing orang.

{وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ}

dan didatangkanlah para nabi. (Az-Zumar: 69)
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa para nabi itu menyatakan persaksiannya terhadap umatnya masing-masing, bahwa mereka telah menyampaikan risalah-risalah Allah Swt. kepada umatnya masing-masing.

{وَالشُّهَدَاءِ}

dan saksi-saksi. (Az-Zumar: 69)
Yakni dari kalangan para malaikat pencatat amal perbuatan semua hamba, baik amal yang baik ataupun amal yang buruk.

{وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ}

dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil. (Az-Zumar: 69)
Yang dimaksud dengan hak dalam ayat ini ialah adil.

{وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}

sedangkan mereka tidak dirugikan. (Az-Zumar: 69)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

{وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ}

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Al-Anbiya: 47)
Dan firman Allah Swt.:

{وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا}

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah; dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (An-Nisa: 40)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:

{وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ}

Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan)apa yang telah dikerjakannya. (Az-Zumar: 70)
Yaitu amalan baik dan amalan buruknya.

{وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ}

dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Az-Zumar: 70)
Tiupan Ketiga, Tiupan Kebangkitan

Pada ‘Shur’ (terompet sangkakala) terdapat lobang-lobang yang banyak sesuai dengan jumlah roh atau nyawa semua makhluk, maka Israfil pun meniupnya dan terbanglah semua roh ke jasadnya masing-masing. Arwah kaum Mukminin akan terbang dengan memancarkan nur (cahaya) sedangkan arwah kaum kafir akan menimbulkan kegelapan, kemudian Allah berkata: “Demi kebesaran dan keperkasaanku semua roh harus benar-benar kembali kepada jasadnya yang dulunya ia huni di dunia”.

Dengan demikian bersemayamlah setiap roh di jasadnya dan setiapnya akan bangun dari kuburnya masing-masing sedangkan kepalanya masih bergelimang tanah, dan berkatalah orang-orang kafir: “Inilah adalah hari yang sulit”, sedangkan orang-orang Mu’min berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami”.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar