Rabu, 31 Agustus 2016

Jangan Menunda Pekerjaan

Setiap hari manusia tidak lepas dari yang namanya aktifitas atau pekerjaan.Setiap pekerjaan atau suatu perbuatan yang dilakukan haruslah dikerjakan dengan ikhlas. Amal hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikitpun. Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia Allah yang harus disyukuri adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukanlah kebaikan semaksimal mungkin dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.

Implikasi tentang amal

عن امير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطا ب رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول : انما الاعمل با لنيات وانما لكل امرئ ما نوى فمن كا نت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها او امر اة ينكحها فهجرته الي ما ها جر اليه

Dari amirul mukminin, abi hafs Umar bin AL khattab Radiallahuanhu, dia berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda : sesungguhnya setiap perbuatan (tergantung pada niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang ( akan dibalas ) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena ( ingin mendapatkan keridhaan ) Allah dan rasulnya, maka hijrahnya kepada ( keridhaan ) Allah dan rasulnya. Dan siapa yang hijrahnya karena karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (  akan bernilai sebagaimana ) yang dia niatkan.‎
( hadis riwayat dua Imam hadis, Abu abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al mughiroh bin bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain. Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qhusairi An Naishaburi dan kedua kita shahihnya yang merupakan kitab yang palig shahih yang pernah dikarang ).‎

Rasulullah SAW mengeluarkan Hadist diatas ( asbab Al-wurud ) nya adalah untuk menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan dengan peristiwa hijrahnya rasulullah SAW. dari mekkah ke madinah. Yang diikuti oleh sebagian besar sahabat. Dalam hijrah itu salah seorang laki-laki yang turut berhijrah. Akan tetapi, niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan Islam melainkan hendak menikah dengan seorang wanita yang bersama Ummu Qais. Wanita itu rupanya telah bertekad akan turut hiijrah. Sedangkan laki-laki tersebut pada mulanya memilih tinggal di mekkah. Ummu Qais hanya bersedia dikawini ditempat tujuan hijrahnya rasulullah SAW. yakni madinah, sehingga laki-laki itupun ikut hijrah ke madinah.
Ketika peristiwa itu ditanyakan kepada rasulullah SAW, apakah hijrah dengan motif itu diterima ( maqbul ) atau tidak,  rasulullah SAW menjawab secara umum seperti disebutkan pada hadis diatas.

Dalam beberapa hadis banyak kita jumpai hadis yang mengandung perintah untuk berbuat ( amal ) kebaikan, menjaga, menggunakan, memanfaatkan, waktu sebaik-baiknya. Agar waktu yang telah terlewatkan tidak terbuang secara sia-sia karena kita tanpa menggunakan waktu sebagaimana mestinya.
selain itu kita juga harus tahu bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan baik kecil maupun besar pasti juga akan mendapat ganjaran yang pantas sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan.
Diantara hadis yang juga menunjukkan bahwa balasan seseorang sesuai dengan amalannya adalah :‎

Nabi Muhammad SAW bersabda :

من نفس عن مؤمن كربه من كرب الدنيا نفس الله عنه كربه من كرب يوم القيا مه, ومن يسر علي معسر يسر الله عليه  في الدنيا والا خرة , ومن ستر مسلما ستره الله في الدنيا والاخرة, والله في عون اخيه , ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا الي الجنة .

Artinya : barang siapa menghilangkan kesempitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan di dunia.  Allah akan menghilangkan kesulitan yang menimpanya dari kesulitan-kesulitan yang menimpanya di hari kiamat. Dan barang siapa yang meringankan seseorang yang sedang tertimpa kesulitan, maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akherat. Allah akan menutup kejelekannya di dunia dan akherat. Dan Allah akan menolong hambanya apabila hambanya menolong sasudaranya. Dan barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju ke surga ( H.R. Muslim ).

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

فمن يعمل مثفا ل ذرة خيرا يره , ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره ,

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) Nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahaatn sebesar dzarrahpun, Niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula( QS. al-zalzalah 7-8 ).

Sudah menjadi rahasia umum dalam masalah waktu, masyarakat kita dikenal suka menggunakan sistem “jam karet”. Layaknya sebuah karet, ia akan bisa kita ulur sekehendak kita. Begitu pula halnya dengan jam karet, tidak ada prinsip tepat waktu di dalam penerapannya. Ia selalu molor, molor, dan molor. Sebagai contoh, ketika kita hendak mengadakan rapat ataupun kegiatan sejenisnya yang berkaitan dengan ketepatan waktu, maka setiap kali itu pula pemunduran jadwal dari waktu yang telah disepakati, senantiasa terjadi.

Sepakat kumpul jam tujuh, tibanya jam setengah delapan. Berjanji untuk datang jam sepuluh, munculnya malah jam sebelas, begitu seterusnya, dan begitu seterusnya. Dan ‘tradisi’ ini terjadi, bermuara pada karakter masyarakat yang ‘doyan’ menunda-nunda pekerjaan/waktu.

Ironinya, kasus tersebut (menunda-nunda) tidak hanya melanda golongan bawah (masyarakat biasa) negeri ini, namun, mereka yang ‘duduk’ di kursi pemerintahan (yang seharusnya menjadi tauladan) pun melakukan hal serupa. Perilaku yang kurang terpuji ini, tentu sangat memprihatinkan, sebab sebagai negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seharusnya kita harus lebih cermat dalam memanfaatkan waktu. Kenapa? Karena dalam ajaran Islam, tidak mengenal konsep menunda-nunda. Laa tuakhir ‘amalaka ilal ghaadi maa taqdiru an-ta’malal yaum (janganlah kamu menunda-nunda pekerjaanmu besok hari, apa yang bisa kamu lakukan sekarang).

Seandainya kita merencanakan melakukan sesuatu pekerjaan, lakukanlah saat ini juga dan jangan menunda-nundanya sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada hari besok.

Allah berfirman

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa “ ( Qs. Ali Imran : 133 )

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“ Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” ( Qs al-Anbiya’ : 90 )

أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

            “ Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” ( Qs. al-Mukminun : 61 )

 Ketiga ayat di atas menunjukkan bahwa sifat orang yang bertaqwa dan hamba-hamba Allah yang do’a mereka akan didengar dan dikabulkan Allah adalah orang – orang yang bersegera di dalam mengerjakan kebaikan dan tidak menunda-nunda suatu amal. 

كَتَبَ عُمر بن الخَطَّاب اِلىَ أبَىِ مُوسَى الأشْعرَى وهو بالبَصْرة : " لاَ تُؤَجِل عَمَلَ اليَومِ الِىَ الغَدِّ فَتَزْدحِم علَيكَ الأَعْمال فَتَضيع "

“ Suatu ketika Umar bin Khattab menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari – waktu itu beliau sedang di Bashrah - : “ Janganlah anda menunda  pekerjaan hari ini pada esok hari, karena pekerjaan anda akan menjadi menumpuk sehingga( tidak sanggup anda kerjakan ) dan akan hilang semuanya. “

Ada seseorang bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz : “ Sebaiknya tuan bertamasya dan beristirahat . “ Beliau bertanya : “ Jika saya beristirahat siapa yang menggantiku ? Mereka berkata : “ Anda bisa menundanya sampai besok . “ Beliau berkata : “ Pekerjaan satu hari saja sudah menyusahkanku, apalagi kalau saya harus mengerjakan dua pekerjaan dalam satu hari. “

Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam masalah ini:

مَضَى أَمْسِكَ الْمَاضِي شَهِيْدُ مُعْدِلًا وَأَعْقَبَهُ يَوْمٌ عَلَيْكَ جَدِيْدُ

فَيَوْمُكَ إِنْ أَغْنَيْتَهُ عَادَ نَفْعُـــهُ عَلَيْكَ وَمَاضَي الْأَمْسِ لَيْسَ يَعُوْدُ     

فَأِنْ كُنْتَ إِقْتَرَفْتَ إِسَــــاءَةً فَثَنٍ بِإِحْسَانٍ وَأَنْتَ حَمِيْدً

فَلَا تُرْجِ فِعْلَ الْخَيْرِ يِوْمًا إِلَى غَدٍ لَعَلَّ غَدًا يَأْتِي وَأَنْتَ فَقِيْدً

“Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru untukmu…..

Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu, sedang hari kemarin tidak akan kembali lagi ….

Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan perbuatan baik, sedang anda mensyukurinya…..

Maka janganlah anda sekali-kali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali besok hari tiba, sedang anda sudah tiada… …”

Orang Barat mengatakan :  “ Tomorrow Never Comes “,  besok tidak akan datang selamanya. Artinya jika anda selalu mengundurkan suatu pekerjaan pada esok harinya, jangan-jangan anda sudah meninggal terlebih dahulu, sehingga besok bagi anda tidak pernah datang selamanya.  

Salah satu penyebab kekalahan orang-orang Arab pada zaman sekarang, karena kebiasaan menunda pekejaan yang mestinya bisa dikerjakan hari ini, menjadi hari besok.

Penulis sempat belajar lama di Timur Tengah, baik di Madinah maupun di Kairo, dan pernah berkunjung kebeberapa Negara Arab lainnya. Walaupun Negara-negara itu kadang berbeda kebiasaan masyarakatnya satu dengan yang lainnya, tetapi mereka mempunyai satu kesamaan yaitu masyarakatnya suka menunda pekerjaan yang bisa diselesaikan hari ini kepada esok hari.  

Sudah menjadi hal yang lumrah jika mengurusi berkas di kantor manapun juga, baik di lembaga-lembaga resmi pemerintah maupun di lembaga-lembaga pendidikan, maka yang sering kita dengar kata-kata “ Bukroh “, artinya diundur besok saja. Dan ketika besoknya kita datang, maka terdengar kata-kata “ Bukrah “ lagi. Padahal kalau kita perhatikan, mereka tidak punya kesibukan, hanya minum kopi dan teh saja, memang sifatnya pemalas…Penulis berpikir, kalau gaya hidupnya seperti ini…kapan bangsa Arab bisa maju ??? 
Suka menunda adalah kebiasaan orang yang malas dan tidak menghargai waktu. Orang seperti ini biasanya tidak mempunyai rencana hidup yang jelas…tidak punya cita-cita yang tinggi,  tidak biasa melakukan pengorbanan untuk sebuah perjuangan.

Kebiasaan menunda juga berakibat fatal pada kesehatan jiwa, karena akan terus menerus menyerang kebahagiaan dirinya. Karena dengan menunda suatu pekerjaan berarti terdapat beban mental dalam dirinya, dan akan terus terbayang-bayang dalam dirinya bahwa tugasnya belum selesai. Hal ini sering membuat seseorang menjadi stress memikirkan beban tersebut. Apalagi kalau sudah mendekati dead line atau batas akhir tugas tersebut, maka jiwanya akan merasa dikejar-kejar, pikiran menjadi kacau…dari situlah muncul gejala stroke, darah tinggi dan lain-lainnya.         
Hara Estroff Marano dalam tulisannya di Psychology Today, memaparkan bahwa orang yang suka menunda pekerjaan tersebut bukan hanya sebatas pada tindakan atau kebiasaan membiarkan atau menunda penyelesaian tugas. Justru kebiasaan ini muncul karena ada energi negatif yang aktif dalam dirinya.

Orang yang suka menunda pekerjaan, dia akan menjalani hidupnya dengan berat, selain beban-beban pekerjaan yang belum diselesaikan, kebiasaan ini juga akan dapat merusak relasi dan hubungan antara manusia, khususnya  apabila tugas tersebut terkait dengan amanah dan kepercayaan orang lain.

Bagaimana Mengatasi Sikap Suka Menunda?

Pertama, yakini dalam diri anda bahwa menunda pekerjaan itu bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah, justru sebaliknya, malah menambah beban menjadi bertumpuk-tumpuk.

Orang bijak mengatakan : “ Bahwa pekerjaan berat itu sebenarnya adalah tumpukan pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditunda. “

Penulis sering mengatakan kepada para mahasiswa yang mendapatkan tugas meringkas buku minimal sehari 2 lembar, seminggu 14 lembar, sebulan 56 lembar, satu semester 336, satu tahun 672 lembar, “ Kalau kalian melakukan  tugas ini tepat pada waktunya, maka akan teras ringan, sebaliknya jika kalian mengundurkan pekerjaan ini satu hari saja, maka beban anda  bertambah berat, yang tadinya satu hari hanya 2 lembar menjadi 4 lembar, bayangkan  kalau kalian mengundurkan sampai 1 bulan, maka anda terpaksa harus menulis dalam satu hari 56 lembar…dan seterusnya “

Kedua, yakinilah pada diri anda bahwa menunda suatu pekerjaan tanpa ada alasan adalah bisikan syetan pada diri manusia agar menjadi  pemalas. Setiap ada orang yang ingin bertaubat dari suatu maksiat, maka syetan akan membisikkan ke dalam dirinya : ” Taubatnya besok saja, jangan sekarang, toh besok anda masih hidup…” Atau syetan akan membisikkan : “ Anda masih muda, taubatnya nanti saja kalau sudah tua, toh masih ada waktu panjang ”

 Ketiga, lawan rasa malas tersebut sekuat tenaga dengan cara mengerjakan  pekerjaan tersebut. Insya Allah anda akan mendapatkan kebahagiaan yang dia tara, karena mampu melawan bisikan syetan. Dan akan anda rasakan bahwa ternyata rajin itu nikmat dan malas serta kebiasaan menunda pekerjaan itu membuat hati sempit dan hidup tidak bahagia.

Ketahuilah bahwa selagi manusia masih ada harapan hidup maka tidak akan terputus harapannya untuk mendapatkan dunia. Bahkan terkadang dirinya tidak mau mencabut diri dari kelezatan dan syahwat yang maksiat. Setan pun selalu membisikkan untuk mengakhirkan taubat hingga akhir umurnya. Sehingga bila ia telah yakin akan mati dan tidak ada harapan lagi untuk hidup, barulah ia sadar dari mabuknya akan syahwat dunia. Ia pun menyesali penyia-nyiaan umurnya dengan penyesalan yang hampir membunuh dirinya. Ia meminta dikembalikan ke dunia untuk bertaubat dan beramal shalih. Namun permintaannya tidak digubris, sehingga berkumpullah padanya sakaratul maut dan penyesalan atas sesuatu yang telah lewat.
Allah telah memperingatkan hamba-Nya akan hal ini, supaya mereka bersiap-siap menghadapi kematian dengan bertaubat dan beramal shalih sebelum datangnya. Allah berfirman:

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ. وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ. أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللهِ وَإِنْ كُنْتُ لَـمِنَ السَّاخِرِينَ

“Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, supaya jangan ada orang yang mengatakan: ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah’.” (Az-Zumar: 54-56) [Lihat Latha`iful Ma’arif, Al-Imam Ibnu Rajab t hal. 449-450]

Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Dunia pergi membelakangi, sedangkan akhirat datang menyambut, dan bagi masing-masingnya ada anak-anak (pecinta)nya. Maka jadilah kalian termasuk ahli akhirat dan jangan menjadi ahli dunia. Hari ini (kehidupan dunia) adalah tempat beramal bukan hisab, dan besok (kiamat) hanya ada hisab, tidak ada amal.” (Lihat Shahih Al-Bukhari, Kitab Ar-Riqaq Bab Fil Amal Wa Thulihi)
Nabi bersabda:

لاَ يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيْرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ: فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الْأَمَلِ

“Orang yang sudah tua senantiasa berhati muda pada dua perkara: dalam cinta dunia dan panjangnya angan-angan (yakni panjangnya umur).” (HR. Al-Bukhari no. 6420)

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus