Sabtu, 03 Desember 2016

Berbahagilah Sebagai Umat Muhammad

Semenjak Allah menciptakan alam semesta dengan wujud yang sempurna, lalu menurunkan jasad Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ke muka bumi, maka tampaklah segala keistimewaan-keistimewaan bagi para pengikut Rasulullah, yang tidak pernah Allah berikan kepada umat-umat sebelumnya. Allah jadikan umat ini sebagai umat terbaik, menjadikan mereka pewaris para nabi dan memberi mereka keleluasaan dalam menancapkan hukum sehingga mereka mengatur dan menghukumi apa yang mereka lakukan sesuai dengan hukum yang mereka ciptakan berdasar ijtihad yang telah mereka lakukan.

Kehadiran Rasulullah ke muka bumi adalah sebagai penyempurna dan pamungkas hukum-hukum yang diturunkan Allah untuk manusia. Tidak aka nada seorangpun yang akan menggantikan kedudukan syariat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ketika seorang Rasul masuk dalam masa umat ini seperti Nabi Isa dan nabi Khidlir, maka ia tidak akan memberikan hukum tersendiri kepada manusia kecuali sesuai dengan apa yang telah disyariatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.  Inilah bentuk kemulian umat ini, yang tidak akan pernah tergantikan hingga berakhirnya zaman. 

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan keistimewaan kepada umat ini, menyempurnakan nikmatNya, dan menganugerahkan keutamaan-keutamaan yang begitu besar. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ (آل عمران: 110)

Artinya: " Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran: 110)

Ketika umat ini adalah khaira ummah, maka sudah selayaknya kita sebagai bagian dari umat ini mempunyai perilaku yang mulia dan memiliki sikap yang diridloi Allah subhanahu wa ta'ala. Mujahid mengatakan bahwa kita adalah umat terbaik jika kita memenuhi syarat yang telah Allah sebutkan dalam ayat tersebut yaitu memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar. Pendapat lain mengatakan bahwa disebutnya umat ini sebagai khaira ummah, karena perbuatan amar ma'ruf nahi mungkar yang dilakukan umat ini begitu banyak, hingga menyebar ke seluruh penjuru baik di sana ada umat Islam atau tidak. 

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yusuf, dari Sufyan ibnu Maisarah, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. sehubungan dengan firman-Nya: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.(Ali Imran: 110) Abu Hurairah r.a. mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa mereka dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya mereka masuk Islam. 
Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Atiyyah Al-Aufi, Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi' ibnu Anas. Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Ali Imran: 110), Yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia.

Dengan kata lain, mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia yang paling bermanfaat buat umat manusia. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:

{تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ}

menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ سِماك، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيرة عن زوج [ذُرّةَ] بِنْتِ أَبِي لَهَب، [عَنْ دُرَّةَ بِنْتِ أَبِي لَهَبٍ] قَالَتْ: قَامَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ فَقَالَ: "خَيْرُ النَّاسِ أقْرَؤهُمْ وَأَتْقَاهُمْ للهِ، وآمَرُهُمْ بِالمعروفِ، وأنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Sammak, dari Abdullah ibnu Umairah, dari Durrah binti Abu Lahab yang menceritakan: Seorang lelaki berdiri menunjukkan dirinya kepada Nabi Saw. yang saat itu berada di atas mimbar, lalu lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?" Nabi Saw. menjawab, "Manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al-Qur'an dan paling bertakwa di antara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakukan amar makruf dan nahi munkar terhadap mereka, dan paling gemar di antara mereka dalam bersilaturahmi."
Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya, Imam Nasai di dalam kitab sunannya, dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya telah meriwayatkan melalui hadis Sammak, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (ali Imran: 110) Bahwa mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah Saw. dari Mekah ke Madinah.

Pendapat yang benar mengatakan bahwa ayat ini mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap generasinya, dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah Saw. diutus di kalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.

Makna ayat ini sama dengan makna yang terdapat di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَكَذلِكَ جَعَلْناكُمْ أُمَّةً وَسَطاً

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan. (Al-Baqarah: 143)
Yang dimaksud dengan wasatan ialah yang terpilih.

لِتَكُونُوا شُهَداءَ عَلَى النَّاسِ

agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan)manusia.  (Al-Baqarah: 143), hingga akhir ayat

Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad, kitab Jami' Imam TurmuzL kitab Sunan Ibnu Majah, dan kitab Mustadrak Imam Hakim disebutkan melalui riwayat Hakim ibnu Mu'awiyah ibnu Haidah dari ayahnya yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

«أَنْتُمْ تُوفُونَ سَبْعِينَ أُمَّةً، أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَأَنْتُمْ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»

Kalian adalah umat yang ketujuh puluh, kalianlah yang paling baik dan paling mulia menurut Allah Swt.

Hadis ini cukup terkenal (masyhur), Imam Turmuzi menilainya berpredikat hasan. Telah diriwayatkan hadis yang semisal melalui Mu'az ibnu Jabal dan Abu Sa'id.

Sesungguhnya umat ini menduduki peringkat teratas dalam semua kebajikan tiada lain berkat Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Saw. Karena sesungguhnya beliau adalah makhluk Allah yang paling mulia dan rasul yang paling dimuliakan di sisi Allah. Allah telah mengutusnya dengan membawa syariat yang sempurna lagi agung yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi dan seorang rasul pun sebelumnya.

Melakukan suatu amal perbuatan sesuai dengan tuntunannya dan jalan yang telah dirintisnya sama kedudukannya dengan banyak amal kebaikan yang dilakukan oleh selain mereka dari kalangan umat terdahulu. 
Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا ابْنُ زُهَير، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ-عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، وَهُوَ ابْنُ الْحَنَفِيَّةِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُعْطِيتُ مَا لَمْ يُعْطَ أَحَدٌ مِنْ الأنْبِيَاءِ". فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا هُوَ؟ قَالَ: " نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ الأرْضِ، وَسُمِّيتُ أَحْمَدَ، وَجُعِلَ التُّرَابُ لِي طَهُورًا، وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأمَمِ".

telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Ibnu Zuhair, dari Abdullah (yakni Ibnu Muhammad ibnu Aqil), dari Muhammad ibnu Ali (yaitu Ibnul Hanafiyyah), bahwa ia pernah mendengar sahabat Ali ibnu Abu Talib r.a. menceritakan hadis berikut, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Aku dianugerahi pemberian yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun." Maka kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anugerah itu?" Nabi Saw. menjawab, "Aku diberi pertolongan melalui rasa gentar (yang mencekam hati musuh), dan aku diberi semua kunci perbendaharaan bumi, dan aku diberi nama Ahmad, dan debu dijadikan bagiku suci (lagi menyucikan), dan umatku dijadikan sebagai umat yang terbaik."
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari segi ini, sanadnya berpredikat hasan.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَلَاءِ الْحَسَنُ بْنُ سَوَّار، حَدَّثَنَا لَيْث، عن معاوية عن بن أَبِي حُلَيْس يَزِيدَ بْنِ مَيْسَرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، تَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا سَمِعْتُهُ يُكَنِّيهِ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا، يَقُولُ إنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا عِيسَى، إنِّي بَاعِثٌ بَعْدَكَ أُمَّةً، إنْ أَصَابَهُمْ مَا يُحِبُّونَ حَمِدُوا وشَكَرُوا، وإنْ أصَابَهُمْ مَا يَكْرَهُونَ احْتَسَبُوا وَصَبَرُوا، وَلا حِلْمَ وَلا عِلْمَ". قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ هَذَا لهُمْ، وَلا حِلْمَ وَلا عِلْمَ؟. قَالَ: "أُعْطِيهِمْ مِن حِلْمِي وعلمي"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Ala Al-Hasan ibnu Siwar, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Mu'awiyah ibnu Abu Hubaisy, dari Yazid ibnu Maisarah yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar sahabat Abu Darda r.a. menceritakan hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar Abul Qasim Saw. bersabda —menurut Yazid ibnu Maisarah disebutkan bahwa ia belum pernah mendengar Abu Darda menyebutkan nama Kunyah Nabi Saw., baik sebelum ataupun sesudahnya—:Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mengutus sesudahmu suatu umat yang jika mereka mendapatkan apa yang mereka sukai, maka mereka memuji-(Ku) dan bersyukur (kepada-Ku). Dan jika mereka tertimpa apa yang tidak mereka sukai, maka mereka ber-ihtisab (mengharapkan pahala Allah) dan bersabar, padahal tidak ada kesabaran dan tidak ada ilmu." Isa bertanya, "Wahai Tuhanku, bagaimana mereka dapat berbuat demikian, padahal tanpa sabar dan tanpa ilmu?" Allah Swt. berfirman, "Aku beri mereka sebagian dari sifat sabar dan ilmu-Ku."

Banyak hadis yang berkaitan dengan pembahasan ayat ini, bila diketengahkan sangat sesuai. 


قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، حَدَّثَنَا بُكَيْر بْنُ الأخْنَس، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُعْطِيتُ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْر، قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، فَاسْتَزَدْتُ رَبِّي، عَزَّ وجَلَّ، فَزَادَنِي مَعَ كُل وَاحِدٍ سَبْعِينَ أَلْفًا". فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فَرَأَيْتُ أَنَّ ذَلِكَ آتٍ عَلَى أَهْلِ الْقُرَى، ومصيبٌ مِنْ حَافَاتِ الْبَوَادِي

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Mas'udi, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnul Akhnas, dari seorang lelaki, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku diberi izin untuk memasukkan tujuh puluh ribu orang ke dalam surga tanpa hisab, wajah mereka seperti bulan di malam purnama, hati mereka sama seperti hatinya seorang lelaki. Lalu aku meminta tambah kepada Tuhanku, maka Tuhanku memberikan tambahan kepadaku tiap-tiap orang (dari mereka dapat memasukkan) tujuh puluh ribu orang lagi. Maka Abu Bakar r.a. berkata, "Maka aku berpendapat bahwa hal tersebut sama bilangannya dengan penduduk semua kampung dan semua penduduk daerah pedalaman."

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ السَّهْمِيُّ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، عَنِ الْقَاسِمِ بنِ مِهْرَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: "إنَّ رَبِّي أعْطَانِي سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، بِغَيْرِ حِسَابٍ". فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَهَلَّا اسْتَزَدْتَهُ؟ فَقَالَ: "اسْتَزَدْتُهُ فَأَعْطَانِي مَعَ كُلِّ رَجُلٍ سَبْعِينَ أَلْفًا ". قَالَ عُمَرُ: فَهَلَّا اسْتَزَدْتَهُ؟ قَالَ: "قَدِ اسْتَزَدْتُهُ فأعْطَانِي هكَذَا". وَفَرَّجَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: وَبَسَطَ بَاعَيْهِ، وَحَثَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ هِشَامٌ: وَهَذَا مِنَ اللَّهِ لَا يُدْرَى مَا عَدَدُهُ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Bakr As-Sahmi, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Hassan, dari Al-Qasim ibnu Mihran, dari Musa ibnu Ubaid, dari Maimun ibnu Mihran, dari Abdur Rahman ibnu Abu Bakar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku tujuh puluh ribu orang yang dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab." Maka Umar berkata, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta tambahan kepada-Nya?" Nabi Saw. menjawab, "Aku telah meminta tambahan kepada-Nya, lalu Dia memberiku untuk setiap seribu orang lelaki (dari mereka) disertai dengan tujuh puluh ribu orang lagi." Umar berkata.”Mengapa engkau tidak meminta tambah lagi kepada-Nya?" Nabi Saw. menjawab, "Aku meminta tambah lagi kepada-Nya, maka Dia memberiku untuk setiap orang disertai dengan tujuh puluh ribu orang lainnya." Umar berkata, "Mengapa engkau tidak meminta tambah lagi?" Nabi menjawab, "Aku telah meminta tambah lagi, dan Dia memberiku sekian." Abdur Rahman ibnu Abu Bakar mengatakan demikian seraya membukakan di antara kedua tangannya. Sedangkan Abdullah ibnu Bakr As-Sahmi mengatakan demikian seraya merentangkan kedua tangannya, juga menciduk pasir. Adapun Hasyim menyebutkan, "Ini adalah dari Allah, bilangannya tidak diketahui banyaknya."

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو اليَمان، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيّاش، عَنْ ضَمْضم بْنِ زُرْعة قَالَ: قَالَ شُرَيح بْنُ عُبَيْدٍ: مَرِضَ ثَوْبَان بحِمْص، وَعَلَيْهَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قُرْط الأزْدِي، فَلَمْ يَعُدْه، فَدَخَلَ عَلَى ثَوْبَانَ رَجُلٌ مِنَ الكَلاعيين عَائِدًا، فَقَالَ لَهُ ثَوْبَانُ: [أَتَكْتُبُ؟ قَالَ: نَعَمْ: فَقَالَ: اكْتُبْ، فَكَتَبَ لِلْأَمِيرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُرْطٍ، "مِنْ ثَوْبَانَ] مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ لِمُوسَى وَعِيسَى، عَلَيْهِمَا السَّلَامُ، بِحَضْرَتِكَ خَادم لَعُدْتَهُ" ثُمَّ طَوَى الْكِتَابَ وَقَالَ لَهُ: أَتُبْلِغُهُ إِيَّاهُ؟ فَقَالَ: نَعَمْ. فانطلقَ الرجلُ بِكِتَابِهِ فَدَفَعَهُ إِلَى ابْنِ قُرْطٍ، فَلَمَّا رَآهُ قَامَ فَزِعا، فَقَالَ النَّاسُ: مَا شَأْنُهُ؟ أَحَدَثَ أَمْرٌ؟ فَأَتَى ثَوْبَانَ حَتَّى دَخَلَ عَلَيْهِ فَعَادَهُ، وَجَلَسَ عِنْدَهُ سَاعَةً ثُمَّ قَامَ، فَأَخَذَ ثَوْبَانُ بِرِدَائِهِ وَقَالَ: اجْلِسْ حَتَّى أُحَدِّثَكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: "لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ ألْفًا، لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلا عَذَابَ، مَعَ كُلِّ ألفٍ سَبْعُونَ ألْفًا".

Imam -Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Dam-dam ibnu Zur'ah yang mengatakan bahwa Syuraih ibnu Ubaidah telah menceritakan bahwa Sauban mengalami sakit di Himsa, sedangkan di kota Himsa terdapat pula Abdullah ibnu Qart Al-Azdi, tetapi ia tidak menjenguknya. Lalu masuk menemui Sauban seorang lelaki dari Kala'iyyin dengan maksud menjenguknya. Maka Sauban berkata kepadanya, "Apakah engkau dapat menulis?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Sauban berkata, "Tulislah!"   Lalu Sauban mengimlakan suratnya yang ditujukan kepada Amir Abdullah ibnu Qart yang isinya sebagai berikut: "Dari Sauban, pelayan Rasulullah Saw. Amma Ba'du: Sesungguhnya seandainya Musa dan Isa a.s. mempunyai seorang pelayan yang sedang sakit di dekatmu, kamu harus menjenguknya." Lalu ia menghentikan imlanya dan melipat suratnya, kemudian berkata kepada lelaki tersebut, "Maukah engkau mengantarkan surat ini kepadanya?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Lalu lelaki itu berangkat dengan membawa surat Sauban dan menyerahkannya kepada Ibnu Qirt. Ketika Abdullah ibnu Qirt membacanya, lalu ia berdiri dengan kaget, dan orang-orang merasa heran dengan sikapnya itu, apakah terjadi sesuatu pada dirinya? Abdullah ibnu Qirt datang menjenguk Sauban, lalu masuk menemuinya dan duduk di dekatnya selama sesaat, lalu berdiri hendak pergi. Tetapi Sauban memegang kain selendangnya dan berkata, "Duduklah, aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadis yang pernah kudengar dari Rasulullah Saw. Aku pernah mendengar beliau Saw. bersabda: 'Sesungguhnya akan masuk ke dalam surga dari kalangan umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab dan tanpa azab, setiap seribu orang dari mereka disertai dengan tujuh puluh ribu orang lagi'."

Hadis ini hanya diriwayatkan dari jalur ini oleh Imam Ahmad sendiri, sanad semua perawinya siqah dari kalangan ulama kota Himsa di negeri Syam. Hadis ini berpredikat sahih.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ زبْريق الحِمْصي، حدثنا محمد بن إِسْمَاعِيلَ -يَعْنِي ابْنَ عَيَّاش-حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ ضَمْضَم بْنِ زُرْعة، عَنْ شُرَيح بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَحَبيّ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يَقُولُ: "إنَّ رَبِّي، عَزَّ وجَلَّ، وَعَدَنِي مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا لَا يُحَاسَبُونَ، مَعَ كُلِّ ألْفٍ سَبْعُونَ ألْفًا".

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ishaq ibnu Zuraiq Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail (yakni Ibnu Iyasy), telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Damdam ibnu Zur'ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Asma Ar-Rahbi, dari Sauban r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah menjanjikan kepadaku tujuh puluh ribu orang dari sebagian umatku tidak akan dihisab, setiap seribu orang disertai dengan tujuh puluh ribu orang lainnya.

Barangkali sanad inilah yang dipelihara, yaitu dengan tambahan Abu Asma Ar-Rahbi antara Syuraih dan Sauban.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمر، عن قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَين، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: أَكْثَرْنَا الْحَدِيثَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذات لَيْلَةٍ، ثُمَّ غَدَوْنا إِلَيْهِ فَقَالَ: "عُرِضَتْ عَلَيَّ الأنْبِيَاءُ اللَّيْلَةَ بِأُمَمِهَا، فَجَعَلَ النَّبِيُّ يَمُرُّ وَمَعَهُ الثَّلاثَةُ، وَالنَّبِيُّ وَمَعَهُ الْعِصَابَةُ، وَالنَّبِيُّ وَمَعَهُ النَّفَرُ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ، حَتَّى مَرَّ عَلَيَّ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، ومَعَهُ كَبْكَبَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَأَعْجَبُونِي، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلاءِ؟ فَقِيلَ لِي: هَذَا أَخُوكَ مُوسَى، مَعَهُ بَنُو إِسْرَائِيلَ". قَالَ: "قُلْتُ: فَأَيْنَ أُمَّتِي؟ فَقِيلَ: انْظُرْ عَنْ يَمِينِكَ. فَنَظَرْتُ فَإِذَا الظِّرَابُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ ثُمَّ قِيلَ لِي انْظُرْ عَنْ يَسَارِكَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا الأفُقُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ فَقِيلَ لِي: قَدْ رَضِيتَ؟ فَقُلْتُ "رَضِيتُ يَا رَبِّ، [رَضِيتُ يَا رَبِّ] " قَالَ: "فَقِيلَ لِي: إِنَّ مَعَ هَؤُلاءِ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ". فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فِدَاكُمْ أَبِي وَأُمِّي إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَكُونُوا مِنْ السَّبْعِينَ أَلْفًا فَافْعَلُوا فَإِنْ قَصَّرْتُمْ فَكُونُوا مِنْ أَهْلِ الظِّرَابِ فَإِنْ قَصَّرْتُمْ فَكُونُوا مِنْ أَهْلِ الأفُقِ، فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ ثَمَّ أُناسًا يَتَهَاوَشُونَ". فَقَامَ عُكاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. أَيْ مِنَ السَّبْعِينَ، فَدَعَا لَهُ. فَقَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ: "قَدْ سَبَقَكَ بِهَا عُكاشَة". قَالَ: ثُمَّ تَحَدَّثْنَا فَقُلْنَا: لمَنْ  تُرَوْنَ هَؤُلَاءِ السَّبْعِينَ الْأَلْفَ؟ قَوْمٌ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ لَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا حَتَّى مَاتُوا. فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: "هُمْ الَّذِينَ لَا يَكْتَوُونَ وَلا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Imran ibnu Husain, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa kami banyak menerima hadis dari Rasulullah Saw. di suatu malam, kemudian pada pagi harinya kami datang, lalu beliau Saw. bersabda: Semalam ditampilkan kepadaku para nabi, masing-masing bersama umatnya. Maka ada seorang nabi yang lewat hanya dengan ditemani oleh tiga orang, seorang nabi lagi ditemani oleh segolongan orang, seorang nabi lainnya dengan ditemani oleh beberapa orang saja, dan ada pula seorang nabi yang tidak ditemani oleh seorang pun; hingga lewat di hadapanku Musa a.s. dengan ditemani oleh banyak orang dari kaum Bani Israil yang jumlahnya membuat aku kagum. Lalu aku bertanya, "Siapakah mereka itu?" Maka dikatakan (kepadaku), "Ini adalah saudaramu Musa dengan ditemani oleh kaum Bani Israil." Aku bertanya, "Lalu manakah umatku?" Dikatakan (kepadaku), "Lihatlah ke sebelah kananmu" Maka aku memandang (ke arah kanan) dan ternyata aku melihat manusia yang bergelombang-gelombang hingga pemandanganku tertutup oleh wajah mereka. Ketika dikatakan kepadaku, "Apakah engkau puas?" Aku menjawab, "Wahai Tuhanku, aku rela." Nabi Saw. melanjutkan kisahnya, "Lalu dikatakan kepadaku, 'Sesungguhnya bersama mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab'." Kemudian Nabi Saw. bersabda: Tebusan kalian adalah ayah dan ibuku; jika kalian mampu, lakukanlah agar menjadi orang-orang yang termasuk ke dalam tujuh puluh ribu orang itu. Jika kalian tidak mampu, maka jadilah kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bergelombang itu. Dan jika kalian masih tidak mampu juga, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang ada di ufuk (cakrawala) itu, karena sesungguhnya aku telah melihat di sana ada orang-orang yang berdesak-desakan. Maka berdirilah Ukasyah ibnu Mihsan, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar Dia menjadikan diriku termasuk di antara mereka," yakni salah seorang di antara tujuh puluh ribu orang itu. Maka Nabi Saw. mendoa untuknya. Lalu berdiri pula lelaki lainnya dan memohon, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk salah seorang dari mereka." Nabi Saw. menjawab, "Engkau telah kedahuluan oleh Ukasyah." Kemudian kami (para sahabat) berbincang-bincang dan mengatakan, "Menurut kalian, siapakah mereka yang tujuh puluh ribu orang itu?" Sebagian dari kami menjawab, "Mereka adalah kaum yang dilahirkan dalam Islam dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun hingga meninggal dunia." Ketika hal tersebut sampai kepada Nabi Saw., maka beliau Saw. menjawab: Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan ruqyah (pengobatan memakai bacaan), dan tidak pula memakai setrika (pengobatan dengan setrika), serta tidak pula mereka ber-tatayyur dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.

Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dan konteks ini. ia meriwayatkannya melalui Abdus Samad, dari Hisyam, dari Qatadah berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal. Tetapi dalam riwayat ini ditambahkan sesudah sabdanya, 


"رَضِيتُ يَا رَبِّ رَضِيتُ يَا رَبِّ" قَالَ رَضِيتَ؟ قُلْتُ: "نَعَمْ". قَالَ: انْظُرْ عَنْ يَسَارِكَ قَالَ: "فَنَظَرْتُ فَإِذَا الأفُقُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ ". فَقَالَ: رَضِيتَ؟ قُلْتُ: "رَضِيتُ".

"Aku rela, wahai Tuhanku; aku rela, wahai Tuhanku," yaitu: "Allah berfirman, 'Apakah engkau telah rela?' Aku menjawab, 'Ya.' Allah berfirman, 'Lihatlah ke arah kirimu!' Ketika aku melihat ke arah kiri, tiba-tiba cakrawala tertutup oleh wajah kaum lelaki. Allah berfirman, 'Apakah engkau telah puas?' Aku menjawab, 'Aku rela'."

Dari segi (jalur) ini sanad hadis berpredikat sahih. Imam Ahmad sendirilah yang mengetengahkannya, sedangkan mereka (selain dia) tidak mengetengahkannya.

KISAH Percakapan Allah Swt dengan Musa AS

Suatu kemuliaan sekaligus kebanggaan, kita diciptakan oleh Allah SWT menjadi umat paling mulia dari semua umat dengan Nabi yang paling mulia dari semua nabi. Betapa besarnya anugerah ini, yang layak kita renungkan untuk disyukuri sehingga membangkitkan semangat gairah kita untuk menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi Allah ini dengan melaksanakan syariatNya dan kesunnahan NabiNya.

Dan sebaliknya, jangan kita menyia-nyiakan anugerah mulia ini, dengan kita menghinakan dan lalai dalam menjalankan syariat Allah, serta menyakiti hati Baginda Rasulullah dengan menelantarkan sunnah-sunnah beliau.

Berikut ini adalah dialog Nabi Musa AS dengan Robbul ‘Izzah, Allah Ta’ala, yang menunjukkan betapa menjadi umat Muhammad SAW merupakan suatu kemuliaan besar, yang disaksikan oleh Nabi Musa sehingga beliaupun mengharapkan untuk menjadi umat Nabi Muhammad SAW seperti kita.

قَالَ وَهْبُ بْنِ مُنبِّه، رَحِمَهُ الله : لَمَّا قَرَأَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ الأَلْوَاحَ، وَجَدَ فِيْهَا فَضِيْلَةَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Berkata Wahab bin Munabbih : Tatkala Nabi Musa membaca papan-papan yang tertulis wahyu Allah, dia mendapati didalamnya keutamaan umat Nabi Muhammad SAW.

قَالَ: يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الأُمَّةُ الْمُحَمَّدِيَّةُ الَّتِي أَجِدُهَا فِي اْلأَلْوَاحِ ؟

Berkata Nabi Musa : “Ya Allah, siapa umat Muhammad yang aku temukan pada papan – panan itu ?”

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ، يَرْضَوْنَ مِنِّي بِالْيَسِيْرِ مِنَ الرِّزْقِ أُعْطِيْهِمْ إِيَّاهُ، وَأَرْضَى مِنْهُمْ بِالْيَسِيْرِ مِنَ الْعَمَلِ، أُدْخِلُ أَحَدَهُمُ الْجَنَّةَ بِشَهَادَةِ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ الله.

Allah berfirman : “Mereka adalah umat Nabi Muhammad, mereka itu ridho dengan rizki sedikit yang Aku beri, maka Aku pun ridho biarpun mereka sedikit beramal, Aku akan memasukkan salah satu dari mereka di surga dengan syahadat”.

قَالَ : فَإِنِّيْ أَجِدُ فِيْ الأَلْوَاحِ أُمَّةً يُحْشَرُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وُجُوْهُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat yang mereka dikumpulkan di hari kiamat sedangkan wajah-wajah mereka seperti bulan purnama, Ya Allah jadikanlah mereka umatku”.

.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ، أَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرّاً مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ وَالسُّجُوْدِ.

Allah berfirman : “Itu adalah umat Nabi Muhammad, Aku mengumpulkan mereka di hari kiamat, wajah dan kaki mereka bersinar cemerlang karena bekas dari wudhu’ dan sujud”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّي أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً أَرْدِيَتُهُمْ عَلَى ظُهُوْرِهِمْ، وَسُيُوْفُهُمْ عَلَى عَوَاتِقِهِمْ، أَصْحَابَ تَوَكُّلٍ وَيَقِيْنٍ، يُكَبِّرُوْنَ عَلَى رُؤُوْسِ الصَّوَامِعِ، يَطْلُبُوْنَ الْجِهَادَ بِكُلِّ حَقٍّ، حَتَّى يُقَاتِلُوْنَ الدَّجَّالَ فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, sorban – sorban mereka diatas punggung-punggung mereka serta pedang -pedang mereka di atas leher-leher mereka, mereka memiliki tawakal dan keyakinan, mereka bertakbir di atas tempat – tempat ibadah, mereka mencari jihad pada setiap kebenaran, hingga mereka melawan Dajjal. Ya Allah jadikanlah mereka umatku”.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : Itu adalah umat Nabi Muhammad

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً يُصَلُّوْنَ فِي اْليَوْمِ وَاللَّيْلَةِ خَمْسَ صَلَوَاتٍ، فِيْ خَمْسِ سَاعَاتٍ مِنَ النَّهَارِ، وَتُفْتَحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُنْزَلُ عَلَيْهِمُ الرَّحْمَةُ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ.

Berkata Nabi Musa : “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, mereka sholat sehari semalam 5 kali, dalam 5 waktu sehari, dan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, serta diturunkan atas mereka rohmat . Ya Allah jadikanlah mereka umatku”.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : Itu adalah umat Nabi Muhammad

قَالَ:يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً، تَكُوْنُ اْلأَرْضُ لَهُمْ مَسْجِداً وَطَهُوْراً، وَتُحَلُّ لَهُمُ اْلغَنَائِمُ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, yang bumi dijadikan bagi mereka itu sebagai masjid dan sesuci, serta halal untuk mereka harta rampasan perang, Ya Allah jadikanlah mereka umatku”.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : Itu adalah umat Nabi Muhammad

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً، يَصُوْمُوْنَ لَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ، فَتُغْفَرُ لَهُمْ مَا كَانَ قَبْلَ ذَلِكَ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, yang mereka berpuasa karena Engkau di bulan Romadhon lantas di ampuni mereka apa yang sebelum hal itu, Ya Allah jadikanlah mereka umatku”.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي الأَلْوَاحِ أُمَّةً يَحُجُّوْنَ لَكَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ، لاَ يَقْضُوْنَ مِنْهُ وَطَراً، يَعِجُّوْنَ بِاْلبُكَاءِ عَجِيْجاً، وَيَضِجُّوْنَ بِالْتَلْبِيَةِ ضَجِيْجاً، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ .

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, yang mereka berhaji karena Engkau ke Baitul Haram, dan mereka tidak menyia-nyiakan dari haji tersebut untuk memenuhi suatu hajat, mereka berteriak menjerit dengan sangat, dan mengucap talbiyah dengan bergemuruh, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.”.

قَالَ : فَمَا تُعْطِيْهِمْ عَلَى ذَلِكَ ؟

Berkata Nabi Mu sa: Balasan apa yang Engkau berikan pada mereka atas hal itu ?

قَالَ : أَزِيْدُ هُمُ الْمَغْفِرَةَ، وأُشَفِّعُهُمْ فِيْمَنْ وَرَاءَهُمْ.

Allah menjawab : Aku akan menambah kepada mereka ampunan, dan Aku akan memberi kewenangan syafa’at untuk diberikan kepada orang-orang di belakang mereka.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً سُفَهَاءَ، قَلِيْلَةً أَحْلاَمُهِمْ، يَعْلَفُوْنَ الْبَهَائِمَ، وَيَسْتَغْفِرُوْنَ مِنَ الذُّنُوْبِ، يَرْفَعُ أَحُدُ هُمُ اللُّقْمَةَ إِلَى فِيْهِ، فَلاَ تَسْتَقِرُّ فِيْ جَوْفِهِ حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ، يَفْتَتِحُهَا بِاسْمِكَ، وَيَخْتِمُهَا بِحَمْدِكَ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِي.

Berkata Nabi Musa: “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat yang dungu, sedikit akal, yang mereka memberi makan hewan-hewan ternak, serta mereka minta ampunan dari dosa-dosa yang salah satu orang dari mereka mengangkat makanan ke mulutnya, tidak diam makanan tersebut dilubangnya sehingga diampuni dosanya, dia mengawali dengan nama-Mu dan mengakhirinya dengan memuji-Mu, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِيْ الأَلْوَاحِ أُمَّةً هُمُ السَّابِقُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، وَهُمُ اْلآخِرُوْنَ فِي الْخَلْقِ، رَبِّ اجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, yang mereka itu berlomba-lomba di hari kiamat dan mereka orang yang akhir dalam penciptaan, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ.

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً أَنَاجِيْلُهُمْ فِي الصُّدُوْرِ يَقْرَؤُوْنَهَا، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ .

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat yang kitab-kitab injil mereka itu berada di dada-dada mereka yang dibacanya, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً، إِذَا هَمَّ أَحَدُ هُمْ بِحَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا، فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ وَاحِدَةٌ. إِنْ عَمِلَهَا كُتِبَ لَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ.

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, jika seorang dari mereka berniat 1 kebagusan yang hendak dilakukannya lantas dia tidak melakukannya, maka ditulis untuk dia 1 kebagusan, apabila dia mengerjakannya maka ditulis baginya 10 sampai 700 ratus kali lipat kebagusan, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : تِلْكَ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً إِذَا هَّمَ أَحَدُ هُمْ بِالسَّيْئَةِ، ثُمَّ لَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ عَلَيْهِ، وَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ سَيْئَةٌ وَاحِدَةٌ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ .


Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, jika seorang dari mereka berniat kejelekan, lantas dia tidak melakukannya maka tidak ditulis kejelekan atasnya dan apabila dia melakukannya maka ditulis bagi dia satu kejelekan, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : تِلْكَ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِي اْلأَلْوَاحِ أُمَّةً هُمْ خَيْرُ النَّاسِ ، يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ ، وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ .

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, mereka adalah sebaik-baiknya manusia, yang mereka memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ : يَا رَبِّ إِنِّيْ أَجِدُ فِيْ الأَلْوَاحِ أُمَّةً، يُحْشَرُوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَى ثَلاَثِ ثُلَّلٍ : ثُلَّةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَثُلَّةٍ يُحَاسَبُوْنَ حِسَاباً يَسِيْراً، وَثُلَّةٍ يُمَحَّصُوْنَ ثُمَّ يُدْخَلُوْنَ الْجَنَّةَ ، فَاجْعَلْهُمْ أُمَّتِيْ .

Berkata Nabi Musa : “ Sesungguhnya aku mendapati pada papan – papan yang tertulis didalamnya suatu umat, yang mereka dikumpulkan di hari kiamat atas tiga kelompok : satu kelompok mereka itu masuk surga tanpa hisab, satu kelompok mereka itu dihisab dengan hisab yang ringan, dan satu kelompok mereka dibersihkan dari dosa kemudian mereka masuk surga, Ya Allah jadikanlah mereka umatku.

قَالَ : هُمْ أُمَّةُ أَحْمَدَ .

Allah menjawab : “Itu adalah umat Nabi Muhammad”.

قَالَ مُوْسَى : يَا رَبِّ بَسَطْتَ هَذَا اْلخَيْرَ ِلأَحْمَدَ وَأُمَّتِهُ، فَاجْعَلْنِي مِنْ أُمَّتِهِ.

Berkata Nabi Musa : “ Ya Tuhanku, Engkau meluaskan kebaikan ini untuk Nabi Muhammad dan ummatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya ”.

قَالَ اللهُ : يَا مُوْسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلىَ النَّاسِ بِرِسَالاَتِيْ وَبِكَلاَمِيْ فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ.

Allah menjawab : “ Wahai Musa, Aku telah memilihmu diantara manusia dengan Risalah dan Kalam-Ku, maka ambillah apa yang aku berikan padaMu dan jadilah orang-orang yang bersyukur ”.

(dari kitab Sabilul Iddikar, Imam Al Haddad)

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar