Nama beliau adalah : As-Sayyid Al-Imam Al-Mujaddid Al-Mutafaqqih Abul Faidh Murtadho bin Muhammad bin Muhammad bin Abdur Razzaq Al-Husaini Az-Zabidi Al-Hanafi. Nasabnya sampai kepada As Sayyid Al Imam Ahmad bin Isa bin Al Imam Zeid bin ‘Ali bin Al Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib. Beliau berasal dari kota “Wasith” sebuah kota di Bagdad, Irak pada tahun 1145 H.
Dari kecilnya telah memiliki kecendrungan untuk mempelajari ilmu agama,kecerdikan dan ketekunan beliau menghantarkanya ke pintu keberhasilan, seorang anak yang tumbuh membesar memiliki keinginan besar untuk menjadi seorang ulama.
Asal nama Az-Zabidi
"az-Zabidi" adalah nisbat untuk setiap orang yang berasal dari sebuah kota Islami bersejarah yaitu "Zabid", kota ini adalah bagian dari negara Yaman, kata "Zabid" berasal dari nama sebuah lembah yang diambil dari nama sebuah kabilah (zabid). Dahulu kala kota ini bernama Negeri Hushaib (Ardh al-Hushaib) nisbat kepada Al Hushaib bin 'Abd Syams. diriwayatkan dalam "sunan al-baihaqi" Rasulullah bersabda: kepada sahabat Mu'adz bin Jabal: "Apabila Kamu sampai (masuk) ke negeri Hushaib maka percepatlah langkah kakimu", demikian itu supaya beliau tidak terpesona dengan perempuan kota ini yang cantik-cantik, begitulah para pensyarah hadits menjadikan alasan perintah dalam teks hadits tersebut.
Penduduk kota ini mulai memeluk Islam sejak akhir tahun tujuh (awal tahun delapan hijriah) di bawah pimpinan Abu Musa Al Asy'ari dan dua saudaranya Abu Rohm dan Abu Burdah beserta tiga puluh enam orang kabilah "Al-Asy'ari" lainnya. Rasulullah bersabda kepada mereka: "Semoga Allah memberkahi Zabid (beliau mengulanginya tiga kali).
Berkat do'a Nabi Muhammad inilah kota ini menjadi kota yang penuh berkah dengan lahirnya para ulama, aulia, sholihin, hingga sekarang. Diantara ulamanya –baik dari peribumi ataupun pendatang- adalah Al Hafidz Abdurrahman ad-Daiba'i pengarang kitab "Taisir al-wusul" mukhtasor kitab "Jami' al-Usul", juga Muhammad bin Bahraq Al Hadromi, Hamzah bin Abdullah An Nasyiri Asy Syafi'i, Ahmad bin 'Umar Al-Muzajjad Al-Muradi pengarang kitab "Al-'Ubab" dan banyak lagi, begitu juga Majduddin Al-Fairuzabadi pengarang "al-Qomus al-Muhith" dan Sayyid Murtadho Az-Zabidi pengarang "Taj al- 'Arus" syarah "Al-Qomus".
Pendidikanya
Murtadha Zabidi memulai pendidikannya di Balgram India, beliau memulai dengan dasar-dasar ilmu agama, dari mulai Nahwu, Sorof, Balaghah, Fiqih, Tauhid, dan lainnya, kemudian beliau memulai mempelajari Ilmu Hadis kepada Muhaddis Syeikh Muhammad Fakhir bin Yahya Al-Ilhabadi, dan Muhaddis Syah Waliyullah Ad-Dihlawi, dan beliau berhasil mendapatkan ijazah dari keduanya.
Tidak merasa cukup dengan ilmu yang telah ada di dada, maka beliau memulai pengembaraan ke Zabid Yaman, lama beliau menetap di kota ini sehingga di nisbahkan dengan Az-Zabidi, dari Zabid beliau sering berulang kali naik haji ke Makkah, didalam perjalanan beliau menuntut ilmu beliau telah berhasil mengambil ilmu dari lebih tiga ratus orang ulama besar.
Imam Az-Zabidi adalah seorang ulama yang bermadzhab Hanafi. Ia dikenal sebagai seorang ahli Hadits (muhaddits) pada zamannya. Sejarawan terkemuka asal Yaman, Muhammad ibn Zabaroh Al-Hasani berkata dalam “Nasyr al-‘Arf li Nubala’ al-Yaman ba’da al-Alf” bahwa Az-Zabidi mempelajari ilmu Hadits dari Muhammad Fakhir bin Yahya Al Lahabadi dan Syah Waliyullah Ad-Dahlawi dan meminta ijazah padanya.
Selain ilmu tersebut ia juga diakui sebagai seorang yang faqih, sastrawan dan penyair. Ilmu tersebut dipelajarinya dari kota Zabid, Yaman dari seorang guru bernama ‘Abdul Kholiq bin Abu Bakar Al Mizjaji. Kepadanya Az-Zabidi juga membaca Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim beserta Sunan An Nasa’i dari awal hingga akhir. Disamping itu ia juga membaca kitab Al-Kanz serta Al-Manar sebuah karya Imam An-Nasafi Al-Hanafi dan Musalsalat Ibn ‘Uqailah yang berjumlah empat puluh lima musalsal, begitu juga al-Musalsal bi Yaum al-‘Id.
Abdurrahman Al-Jabroti Al-Mishri salah satu muridnya menyebutkan biografinya dalam kitab tarikhnya: “Guru kami adalah panji semua panji…,Beliau pergi merantau menimba ilmu dan beberapa kali menunaikan ibadah haji. Ia berjumpa As-Sayyid Abdurrahman Al ‘Idrus di Makkah pada tahun 1163 H, kemudian bermukim di Thoif sepeninggal Sayyid Abdurrahman yang pulang kembali ke Yaman pada tahun 1166 H.
Az-Zabidi selalu bersama gurunya dan mengikuti semua pengajiannya, baik umum atau khusus. Gurunya mencapai tiga ratus orang.
Selain bahasa Arab, Imam Az-Zabidi juga menguasai bahasa Turki, Persia, Karaj.
Imam Az-Zabidi senantiasa mengabdikan hidupnya dalam ilmu dan memilki himmah yang besar dalam memahami permasalahan yang para ulama lalai akannya seperti ilmu nasab, ilmu sanad, takhrij hadits.
KH. Maimun Zubair, Rembang, Jawa Tengah yang memiliki sanad sampai kepadanya menyebut Al-Zabidi sebagai seorang Mujaddid. Orang pertama dari Jawa yang langsung mulazama kepadanya yaitu KH. Abdul Manan, kakek KH. Mahfud Tremas, Pacitan, Jawa Timur.
Guru-guru Murtadha Zabidi
1 - Ahmad Bin Abdul Fatah Al-Malawi Asy-Syafi`i.
2 - Ahmad Bin Al-HAsan Bin Abdul Karim Al-Khalidi Asy-Syafi`i.
3 - Ibrahim Bin Khalil Asy-Syafi`i Az-Zabidi.
4 - Ahmad bin Muhammad Al-Mu`aqqat Al-Khalili.
5 - Ahmad Bin Muhammad Bi Ahmad Al-`Ajami Asy-Syafi`i.
6 - Ahmad bin Abdul Mun`im Ad-Damanhuri.
7 - Ahmad Bin Muhammad As-Sujaimi Al-Maliki.
8 - Ahmad Bin Muhammad Abi Haamid Al-Adawi.
9 - Ibrahim Bin Atho`illah Al- AbuShiri.
10 - Ibrahim Bin Abdullah Ad-Dimyati.
11 - Ismail Bin Abdullah Al-Hanafi Al-Madani.
12 - Abu Bakar Bin Khalid Al-Ja`fari Al-Madani.
13 - Ismail Bin Muhammad Al-Muqri Al-Hanafi.
14 - Ismail Bin Ahmad Ar-Rifa`i.
15 - Idris Bin Muhammad Iraqi.
16 - Umar Bin Ahmad Bin `Aqil Al-Hasani.
17 - Abdullah bin Muhammad Asy-Syubrawi ( Syeikul Azhar ).
18 - Ali bin Ibrahim Al-Attor.
19 - Abdur Rahman Bin Musthafa Al-`Aidrus.
20 - Abdullah Bin Ibrahim Al-Marghani Al-Hasani.
Dan Lain-lain.
Sejarawan terkemuka asal Yaman, Muhammad ibn Zabaroh Al-Hasani berkata dalam "Nasyr al-'Arf li Nubala' al-Yaman ba'da al-Alf" menyebutkan: Sayyid Murtadho Az-Zabidi mempelajari ilmu hadits dari Muhammad Fakhir bin Yahya Al Lahabadi dan Syah Waliyullah Ad-Dahlawi dan meminta ijazah padanya. kemudian beliau pergi merantau ke kota Zabid dan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama sehingga diberi nisbat "Az-Zabidi". Beliau menimba ilmu sastra dan adab dari kota itu dari seorang guru bernama 'Abdul Kholiq bin Abu Bakar Al Mizjaji. Atasnya pula beliau membaca "Shohih al-Bukhori" dan "Shohih Muslim" beserta "Sunan An Nasa'i" dari awal hingga akhir beliau juga membaca kitab "Al-Kanz" serta "Al-Manar" sebuah karya Imam An-Nasafi Al-Hanafi dan "Musalsalat Ibn 'Uqailah" yang berjumlah empat puluh lima musalsal, begitu juga "al-Musalsal bi Yaum al-'Id". Beliau selalu bersama gurunya dan mengikuti semua pengajiannya, baik pengajian umum atau pengajian khusus.
Dalam kitab Mu'jam, karya yang berisi kumpulan masyayikhnya beliau meyebutkan guru-gurunya yang berasal dari Yaman diantaranya: Ibrahim bin Kholil Asy-Syafi'i Az-Zabidi, Abu bakar Yahya Az-Zabidi Al-Madani, Ismail Muhammad Al-Muqri Al-Hanafi, Imam Masjid Jami Al-Asy'ari di Zabid, As-Sayyid Sulaiman bin Yahya 'Umar Al-Ahdal Az-Zabidi, Sulaiman bin Abu Bakar Al-Hajjam Al-Husaini, Sulaiman bin Mustafa Al-Manshuri Al-Hanafi, Sa'id bin Muhammad Al-Kabudi Az-Zabidi, Abdullah bin Suleiman Al-Jauhari Az-Zabidi, 'Usman bin 'Ali, 'Abdullah bin Kholil dan Abdullah bin Hasan Asy-Syarif serta Abdullah bin Ahmad bin Wa'il Al-Hasani Adh-Dhorir, Abdurrahman bin Mustafa Al-'Aidrus, Ali bin Zen Al-Mizjaji, Muhammad bin Hasan Al-Mauqiri, Muhammad bin 'Alauddin Al-Mizjaji dan masih banyak lagi yang belum disebutkan karena jumlah guru beliau mencapai lebih tiga ratus orang.
Dalam nazhom "Alfiyyah Sanadnya" beliau berkata:
وَقَلَّ أَنْ تَرَى كِتَابًا يُعْتَمَدْ * إِلَّا وَ لِي فِيهِ اتِّصَالٌ بِالسَّنَدْ
أَوْ عَالِـمًـا إِلَّا وَ لِي إِلَـيْـهِ * وَسَائِطٌ تُوقِـفُـنِـي عَلَـيْـهِ
Muridnya yang bernama Abdurrahman Al-Jabroti Al-Mishri menyebutkan biografi beliau dalam kitab tarikhnya: "Guru kami adalah panji semua panj...,Beliau pergi merantau menimba ilmu dan beberapa kali menunaikan ibadah haji. Beliau berjumpa As Sayyid Abdurrhaman Al 'Idrus di Makkah pada tahun 1163 H, kemudian Beliau bermukim di Thoif sepeninggal Sayyid Abdurrahman yang pulang kembali ke Yaman pada tahun 1166 H. Pada tanggal 9 Shofar tahun 1167 H. Beliau pergi ke Mesir dan tinggal di Khon Shoghoh. Disana beliau menghadiri majlis-majlis ulama zaman itu hingga merekapun memberinya ijazah. Beliau banyak mengarang dan mensyarahi kitab, seperti 'Al Qomus' dan dapat menyelesaikannya dalam beberapa tahun serta menamakannya Tajul 'Arus. Ketika menyelesaikannya –pada tahun 1181 H- beliau membuat sebuah walimah yang mewah dan megah dengan mengundang para pelajar serta Ulama masa itu dan menyodorkan kitab karangannya tersebut untuk di periksa. Semua hadirin mengakui keutamaan Beliau dalam menguasai ilmu bahasa dan merekapun menulis kata sambutan baik dalam bentuk gubahan syair atau lainnya, ulama terakhir yang menulis sambutan untuknya adalah Asy Syeikh Muhammad Said Al Bagdadi yang dikenal dengan As Suweidi, beliau mengucapkannya secara spontan pada pertengahan Jumadi Tsani tahun 1194 H.
Tatkala Muhammad Bek Abu Dzahab mendirikan Masjid Jami miliknya dan membuat perpustakaan, orang sekitarnya memberitahunya bahwa apabila dia meletakan di dalamnya Kitab Tajul 'Arus maka lengkaplah perpustakannya dan tidak ada yang menandinginya. Maka ia pun mencari dan ia berani membayarnya dengan seratus ribu dirham untuk mendapatkannya, hingga akhirnya dia pun mendapatkan dan menaruhnya didalam perpustakaan tersebut.
Sayyid Murtadho senantiasa mengabdikan hidupnya dalam ilmu dan memilki himmah yang besar dalam memahami permasalahan yang para ulama lalai akannya seperti ilmu nasab, ilmu sanad, takhrij hadits.
Hasil karya Zabidi
1 - Mu`jam Al-Kabir.
2 - Mu`jam As-Shogir.
3 - Al-Fiyatu As- Sanad.
3 - ~aqdul Al-Mukallal Ats-Tsamin Fi Al-Hadis Musalsal Bil Muhammadiyyin.
4 - Ithaful Al-Ashfiya` Bi Salasil Al-Auliya`.
5 - At-Ta`liqatu Al-Jalilah Bi Ta`liqi Musalsalati Ibni `Aqilah.
6 - `Iqdul Juman Fi Ahadisi Al-Jaan.
7 - Manaqib Ashabil Hadis.
8 - Arba`una Hadisan Fi Rahmah.
9 - Ithaf Sadatu Al-Muttaqin Bi Syarhi Ihya` Ulumiddin.
10 - Takhrij AhadisMatan Al-Arba`ina An-Nawawiyah.
Mazhab Aqidah dan Tarikatnyanya
Beliau bermazhabkan Hanafi, sementara didalam aqidah beliau merupakan Ahlussunnah wal jama`ah dengan minhaj Al-Asy'ariyyah hal ini jelas sebagaimana yang beliau terangkan didalam kitabnya Ithaf Sadatul Muttaqin, sementara tarikat beliau didalam ilmu Tasawuf adalah Tarikat Syadziliyyah, dan beliau pernah jua mengambil tarekat Naqsyabandiyyah.
Ta`un dan kewafatan beliau
Pada tahun 1205 hijriyah telah terjadi Ta`un yang sangat mengerikan di Mesir, penyakit ini merebak dan mematikan ribuan orang, diantara orang yang meninggal dunia ketika itu adalah Al-Hafizh Muhammad Murtadha Az-Zabidi, tidak ada satu orang pun yang tahu tentang kewafatan beliau, padahal beliau merupakan ulama besar yang sangan di hormati dan disayangi, karena orang-orang semua sibuk dengan penyakit berjangkit yang mematikan, setelah bebrapa hari barulah di ketahui bahwa Al-Hafizh ummah telah menghadap kepada Allah, beliau di kuburkan di lokasi Masjid Sayyidah Ruqayyah di Jalam Al-Asyrof, kewafatan beliau meninggalkan kesan duka yang cukup mendalam.
BalasHapusBolavita Agen Sabung Ayam S128 Bonus Setiap Deposit Agen permainan Sabung Ayam S128, membuka jasa layanan judi online yang mengunakan taruhan uang
Ayam Laga Online merupakan permainan adu ayam / tarung ayam online yang menyediakan pertandingan adu ayam, adu ayam filipina, sabung ayam bangkok
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )
Boleh minta sumber rujukannya dimana?
BalasHapus