Rabu, 11 Januari 2017

Manaqib Imam Al-Haromain Al-Juwaini

Imam Al-Haramain adalah salah seorang ulama fikih, ahli ushul fikih, ilmuwan, agamawan, pemuka masyarakat, dan teolog muslim yang seringkali membahas persoalan-persoalan teologis secara mendalam, seperti persoalan fungsi akal dan wahyu, surga dan neraka, perbuatan manusia, dan lain-lain. Dia dikenal sebagai pengikut aliran Sunni, dan uniknya, dalam komentar-komentarnya justru mengacu juga pada pemikiran-pemikiran Mu'tazilah. Karena itulah dia disebut tokoh kontroversial yang membuat para intelektual berbeda mengenai paham teologis yang dianutnya; sebagian menyebut dia berpaham Ahlussunnah wal Jama'ah  sebagian ulama menyebutnya berpaham Mu'tazilah; dan sebagian yang lain menyebutkan bahwa dia meniti jalan tengah antara paham Ahlussunnah wal Jama'ah dan Mu'tazilah, khususnya dalam konteks perbuatan manusia, atau jalan tengah antara paham Jabariyah dan Qadariyah.

Imam Al-Haramain Al-Juwaini merupakan salah seorang Guru Imam Al-Ghazali dan Imam Al-Qusyairi, terutama ketika mereka masih kuliah di Universitas Nizamiyah, Baghdad, perguruan tinggi yang saat itu sangat terkenal karena melahirkan sejumlah Ulama besar. Imam Al-Haramain Al-Juwaini memang tidak terkenal sebagai Sufi, tapi beliau mampu memberikan inspirasi bagi anak didiknya untuk menjadi sufi. Beliau juga dikenal sebagai pengarang yang produktif. Kitab-kitabnya dikaji oleh kaum muslimin di seluruh dunia, menjadi rujukan wajib bagi mereka yang mendalami agama.

Imam Al-Haramain Al-Juwaini juga seorang Fuqaha yang masyhur. Nama aslinya Abu Ma'ali Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad bin Haywih As-Sinsibi Al-Juwaini.Beliau lahir di Bustanikan. Nishabur, Persia ( Iran ) pada tahun 419 H / 1028 M dan wafat pada tahun 478 H / 1085 M. teolog kaum Suni yang sangat menguasai mazhab Syafi'i ini juga di kenal sebagai Imam Al-Haramain, yaitu Imam dua masjid suci : Masjidilharam di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah.

Seperti layaknya ulama besar, masa kecilnya sangat ketat dalam pendidikan agama; dan seperti biasa beliau juga mendapat bimbingan langsung dari ayahandanya. Setelah dewasa beliau berguru kepada beberapa ulama, diantaranya Abu Al-Qasim iskaf Al-Asfaranidalam ilmu fiqih dan ushul fiqih. Kemudian beliau memperdalam bahasa arab kepada Abu Abdillah Al-Bukhari dan Abu Al-Hasan Ali bin Fadhal bin Ali Al-Majassy'i , beliau juga belajar ilmu hadits kepada sejumlah ulama seperti Abu Sa'ad bin Malik, Abi Hasan Muhammad bin Ahmad Al-Muzakki, Abu Sa'ad bin Nadraw, Manshur bin Ramisyi, Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Al-Haris Al-Ashabani Al-Tamimidan Abu Sa'ad bin Hamdan Al-Naishabur.

Seperti lazimnya para santri kala itu, beliau juga menjelajah beberapa kota untuk menuntut ilmu. Berulang kali beliau mengunjungi Baghdad ( Irak ) dan Isfahan ( Persia ), kemudian ke Hijaz ( Arab Saudi ) dan tinggal di Mekah dan Madinah selama enam tahun sebagai ulama yang bertanggung jawab atas fatwa dan Imam Al-Haramain.

Kehidupan Beliau 
Kondisi Politik, Sosial, dan Keagamaan
Khurasan dengan ibukota Naisabur, tempat kelahiran Imam Al-Haramain, tercatat sebagai salah satu wilayah yang mengalami kekacauan, sebagaimana wilayah-wilayah Islam pada umumnya waktu itu: kekacauan dalam bidang politik, sosial, dan keagamaan. ‎Karena wilayahnya yang subur, Khurasan menjadi rebutan beberapa dinasti; mulai dari dinasti ‎Safariyah yang sempat menguasainya sejak tahun 254 hingga jatuhnya wilayah tersebut ke dalam kekuasaan dinasti ‎Samaniyah pada tahun 290. ‎Selain itu ada pula dinasti Ghaznawiyah, Buwaihiyah, dan Saljukiyah, semuanya menguasai daerah tersebut secara bergantian. ‎Ironisnya, pergantian penguasa meniscayakan pergantian ideologi.‎

Nama, Kelahiran dan Keluarga
Bernama lengkap Abul Ma'ali 'Abdul Malik bin 'Abdillah bin Yusuf bin Muhammad bin 'Abdillah bin Hayyuwiyah Al-Juwaini An-Naisaburi. Ada perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai waktu lahirnya: menurut Ibnul Atsir, Ibnul Jauzi, dan Ibnu Taghri Bardi dia lahir pada tahun 417 H. ‎Sedangkan mayoritas sejarawan menyebutkan bahwa kelahirannya terjadi pada tanggal 18 Muharram tahun 419, atau yang bertepatan dengan tanggal 22 tahun 1028 M.‎

Ayahnya bernama Abu Muhammad 'Abdullah bin Yusuf bin 'Abdillah bin Yusuf Al-Juwaini, seorang ulama besar pada masanya, imam dalam bidang tafsir, fikih,adab, dan bahasa Arab. ‎ Lahir di desaJuwain, tumbuh dan berkembang di sana. ‎Belajar adab dari ayahnya sendiri dan Abu Ya'qub; belajar fikih dari Abu Thayyib Ash-Sha'luki; belajar hadits pada Al-Qaffal Al-Marwazi; dan lain-lain. ‎Banyak ulama besar yang berguru padanya, antara lain, anaknya sendiri, Imam Al-Haramain. ‎Selain itu menulis banyak karya dalam berbagai bidang keilmuan: tafsir, fikih, dan sebagainya, sebelum kemudian meninggal dunia pada bulan Dzul Qa'dah tahun 438H. ‎Sedangkan ibunya adalah seorang budak yang salihah yang baik hati, yang dibeli oleh sang ayah dari uang halal hasil kerja kerasnya.‎

Selain memilik ayah dan ibu yang dikenal dengan kepribadiaannya yang luhur dan pengetahuan agamanya yang luas, Imam Al-Hramain juga memiliki paman yang tidak kalah penting, yaitu Syaikh Abul Hasan 'Ali bin Yusuf bin 'Abdillah bin Yusuf, salah seorang ulama besar di masanya dan dikenal sebagai Syaikh Hijaz. ‎Berguru kepada sauadaranya sendiri, Abu Muhammad Al-Juwaini, Abu Nu'aim, Abu 'Abdurrahman As-Sulami, Ibnu Syadzan, dan lain-lain; sedangkan yang beguru padanya, antara lain Imam Muhammad bin Fadlal Al-Furawi dan Zahir; dia wafat pada bulan Dzul Qa'dah tahun 463 H. ‎Pamannya yang lain adalah, Abu Sa'id 'Abdush Shamad Al-Juwaini, seorang ulama yang wara', rajin tahajjud dan rajin baca Al-Qur'an. ‎Di samping itu dia juga memiliki soerang putra yang kelak terkenal pula dengan integritas diri dan keilmuannya yang luas, yaitu Syaikh Abul Qasim Mudhaffar bin Imam Al-Haramain 'Abdul Malik Al-Juwaini; seorang ulama yang tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tuanya, belajar berbagai cabang ilmu pengetahuan dari para ulama di masanya. ‎Wafat pada bulan Sya'ban tahun 493 H. karena diracun.‎

Pendidikan dan Perjalanan Intelektual
Imam Al-Haramain hidup di bawah asuhan dan pendidikan keluarganya, terutama sang ayah, Abu Muhammad Al-Juwaini, juga hidup di bawah asuhan para ulama besar di zamannya, di Naisabur. Dari sang ayah dan ulama lainnya Imam Al-Juwaini belajar tentang banyak hal, terutama hal-hal yang berhubungan dengan ilmu agama; misal, belajar Al-Qur'an, selain pada sang ayah, dia juga belajar dari Syaikh Abi 'Abdillah; belajar hadits dari Abu Hassan bin Muhammad, Abu Sa'd 'Abdurrahman bin Hamdan An-Nadlrawi, Mansyur bin Ramisy dan lain-lain. ‎Selain itu juga belajar tentang ilmu teologi; belajar fikih, bahasa dan sebagainya. ‎Dan, ketika sang ayah wafat pada tahun 438 H., Imam Al-Haramain, - yang ketika itu umurnya belum genap 20 tahun, - menggantikan posisinya untuk mengajar di majlis ilmiahnya, tanpa membuatnya berhenti untuk terus menggali ilmu dari para ulama saat itu.‎ Setelah mengajar dia pergi ke sekolah Imam Al-Baihaqi di Naisabur untuk belajar fikih ‎Syafi'iyah dan hadits; di masa yang sama menghadiri majlis Al-Kabbadzi untuk belajar ilmu Al-Qur'an dan lain-lain.‎

Demikian kegiatan ilmiah yang dilakukan Imam Al-Haramain selama di Naisabur, sebelum kemudian dia memutuskan keluar meninggalkan tanah airnya untuk beberapa lama (7 atau 11 tahun).

Keluar dan Kembalinya ke Naisabur

Imam Al-Haramain meninggalkan Naisabur ‎sekitar tahun 443-447 H. yaitu saat terjadinya fitnah Al-Kunduri (Pada masa pemerintahan bani Saljuk yang dipgang oleh oleh Tughril Bek sekitar tahun 443 H. Timbul suatu fitnah yang kemudian di kenal sebagai fitnah Al-Khunduri. Amid al-malik al-Khunduri seorang wazir Thugril bek mengumumkan bahwa pemerintah menentang gerakan ahl-al-bid’ah yang di bawa oleh al- asyari’ah seperti juga pemerintah menentang gerakan rafidah. Pemerinta h mencela dan melarang mereka berceramah di atas ‎mimbar. Lebih jauh pemerintah menyeru orang orang agar membenci mereka dan menganggapnya sebagai orang yang telah keluar dari ajaran islam. Menurut Hodgson, Al khunduri ‎menyerukan mu’tazilah dan semua ajaran teologi lainnya unutk menghentikan ajaran-ajarannya.) ‎ ‎Imam Haromain pergi ke ‎Mu'askar, Baghdad, Isfahan, Mekkah dan Madinah. ‎Di Baghdad dia belajar kepada Abu Muhamamd Al-Jauhari, di samping banyak menelaah buku karya Al-Baqillani tentang teologi; di Isfahan belajar pada Abu Nu'aim Al-Isfahani, penulis kitab terkenal, Hilyatul Auliya' ; Sekitar tahun 450H. atau yang bertepatan dengan 1058 M. dia pergi ke Hijaz dan menetap Mekkah dan Madinah selama kurang lebih 4-5 tahun.‎ Pada tahun 455 H. atau yang bertepatan dengan tahun 1063 M. dia memutuskan untuk kembali lagi ke Naisabur, yang pada saat itu keadaan tanah airnya sudah mulai stabil; sesampainya, dia pun diangkat menjadi tenaga pengajar di Madrasah An-Nidhamiyah, Naisabur. ‎Tugas tersebut diembannya hingga akhir hayatnya.‎

Guru – Guru Imam Haromain

Imam Haromain mempelajari berbagai cabang ilmu dari beberapa guru dan para masyayikh yang hidup dimasa itu. Guru – guru utama beliau adalah sebagai berikut :

1. Ayah beliau sendiri, Syaikh Abu Muhammad, Abdulloh bin Yusuf Al-Juwaini, seorang ulama’ ahli dalam bidang ilmu fiqih, ushul dan tafsir. Diantara kitab – kitab karyanya yang terpenting adalah; Syarah kitab Ar-risalah karya Imam Syafi’I, Tafsir Al-Kabir, At-tabshiroh Wat-Tadzkiroh, Al-Furuq, as-Silsilah, Mauqiful Imam Wal Ma’mum dan Mukhtashorul Muhtashor. Syaikh Abdulloh al-Juwaini wafat pada tahun 438 H.

2. Syaikh Abul Qosim Al-Isfaroyini Al-Iskaf, Abdul Jabbar bin Ali bin Muhammad bin Haskan, ulama’ ahli ilmu fiqih, ushul dan ilmu kalam, beliau belajar pada Syaikh Abu Ishaq Al-isfaroyini dan Syaikh Abdulloh bin Yusuf Al-Ashfihani, beliau wafat pada tahun 452 H. Syaikh Abul Qosim Al-Isfaroyini merupakan guru utama Imam Haromain dalam ilmu kalam, 

3. Syaikh Abu Abdulloh Al-Khobbazi, Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Hasan, seorang ulama’ utama yang ahli dalam ilmu qiro’ah (bacaan) al-qur’an di kota Naisabur, beliau dilahirkan pada tahun 372 H. dan wafat pada tahun 449 H. Imam Haromain belajar al-qur’an pada beliau diwaktu pagi hari sebelum mengajar.

4. Al-Imam Az-Zahid Asy-Syaikh Fadhlulloh bin Ahmad bin Muhammad Al-Maihani, beliau wafat pada tahun 440 H.

5. Al-Qodhi Asy-Syaikh Abu Ali, Husain bin Muhammad bin Ahmad Al-Marudzi, ulama’ yang menjadi guru utama dalam fiqih madzhab Imam Syafi’i. Dalam kitab – kitab fiqih madzhab syafi’I nama beliau bisa disebut dengan “Qodhi Husain”, beliau mendapat julukan “Habrul Ummat” (Ahli/pakarnya umat islam), diantara kitab karya beliau adalah ‘At-Ta’liqoh Al-Kubro’ dan ‘Al-Fatawi’. Beliau wafat pada tahun 462 H.

6. Al-hafidh Abu Na’im Al-Ashfihani, Ahmad bin Abdulloh bin Ahmad bin Ishaq, penulis kitab yang terkenal; “Hilyatul Ulama’. Salah seorang pembesar ulama’ – ulama’ ahli hadits, beliau wafat pada tahun 430 H.

7. Abul Qosim Al-Furoni Al-Maruzi Asy-Syafi’i, Abdurrohman bin Muhammad bin Ahmad bin Furon, ulama’ ahli ilmu fiqih madzhab syafi’I yang menjadi pemimpin ulama’ – ulama’ ahli fiqih didaerah Marwa, beliau banyak menulis kitab tentang ushul, fiqih dan khilaf ulama’, diantara karya beliau adalah kitab “Al-ibanah”, beliau wafat pada tahun 463 H.

8. Imam Baihaqi, Abu Bakar, Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi An-Naisaburi, salah seorang ulama’ pembesar ilmu hadits dan fiqih madzhab syafi’i. Setelah belajar pada beliau, Imam Haromain juga ikut mengajar dimadrasah Imam Baihaqi> Imam Haromain sangat mengagumi gurunya ini, sampai – sampai beliau mengatakan; “Semua orang yang mengikuti madzhab syafi’I memiliki hutang budi kepada Imam Syafi’I, kecuali Imam Baihaqi, sebaliknya Imam Syafi’I mempunyai hutang budi pada beliau karena kitab – kitab karya beliau yang ditulis untuk membela pendapat –pendapat Imam Syafi’I dan madzhabnya”. Diantara kitab karya beliau adalah “As-Sunan Al-Kubro”, “Ma’rifatus Sunan Wal Atsar” dan Al-Mabsuth”. Beliau wafat pada tahun 458 H.

Murid – Murid Imam Haromain

Imam Haromain banyak menelurkan ulama’ – ulama’ yang sangat terkenal di zamannya, Syaikh Ibnul Jauzi bercerita; “setiap hari tak kurang dari 300 orang yang menghadiri majlis beliau untuk belajar, dan banyak dari mereka yang menjadi ulama’ – ulama’ besar, bahkan sebagian dari mereka sudah mengajar disaat beliau masih hidup”. 

Diantara murid – murid beliau yang terkenal adalah :

1. Imam Ghozali, Syaikh Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad At-Thusi Al-Ghozali, penulis kitab – kitab terkenal seperti “Ihya’ ulumiddin”, “Al-Mankhul”, “Al-Mustashfa” dan lainnya, beliau wafat pada tahun 505 H.

2. Imam Ilkiya Al-Harrosi, Syaikh Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ali Ath-thobari, seorang ahli fiqih madzhab syafi’i, ushul dan hadits yang mendapat gelar “Imaduddin” (Tiang agama). Diantara kitab karya utama beliau adalah ‘Syifa’ul Mustarsyidin” dan “Ahkamul Qur’an”. Beliau wafat pada tahun 504 H.

3. Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Al-Mudhoffar An-Naisaburi, ulama’ ahli fiqih madzhab syafi’i yang menjadi salah satu murid andalan Imam Haromain, beliau wafat pada tahun 500 H.

4. Al-Ustadz Abu Nashr, Abdurrohim bin Abdul Karim bin Hawazin, putra dari Imam Abul Qosim Al-Qusyairi, penggemar kitab tafsir, fiqih dan ilmu kalam, diantara kitab karya beliau adalah “Al-Maqomat” dan “Al-Adab”, beliau wafat pada tahun 554 H.
Gelar Beliau
Sebagai seorang ulama besar yang diakui keilmuannya secara luas, ada beberapa gelar kehormatan yang diberikan oleh para ulama kepadanya, di antaranya: pertama, karena integritasnya yang tinggi, kepribadiannya yang luhur, dan keilmuannya yang luas, dia diberi gelar Abul Ma'ali; kedua, karena pada bagian perjalanan hidupnya dia mengajar, memberi fatwa dan berkarya di Mekkah ‎dan Madinah selama 4 tahun dan menjadi imam masjid di sana, karena itulah kemudian diberi gelar Imam Al-Haramain, yang berarti imam dua tanah suci; ketiga, karena sosoknya yang dibanggakan oleh semua umat Islam, yang sekaligus dinilai sebagai kebaggaan bagi Islam, dia diberi gelar Fakhrul Islam, yang berarti kebanggaan Islam; dan lain-lain.

Wafat Sang Imam
Setelah sekitar 23 tahun mengajar di Madrasah An-Nidhamiyah, Naisabur, kesehatan Imam Al-Haramain mulai menurun; beberapa kali dia jatuh sakit dan pada akhirnya dia diboyong ke Busytanikan, desa tempat kelahirannya, dan tidak lama kemudian dia menghembuskan nafasnya yang terakhir, tepatnya pada hari Selasa malam Rabu tanggal 25 Rabi'ul Akhir 478 H. bertepatan dengan 20 Agustus 1085 M. 

Kontribusi Keilmuan

Imam Al-Haramain adalah sosok yang produktif; dia menulis banyak karya dalam beragam bidang keilmuan, di antaranya:

Dalam Bidang Akidah,Ushuluddin, atau Ilmu Kalam
Al-Irsyad ila Qawa'idil Adillah fi Ushulil I'tiqad;
Asy-Syamil fi Ushuliddin;
Al-'Aqidatun Nidhamiyah;
Kitabu Asma'illahil Husna;
Risalah fi Ushuliddin;
Syifa'ul Ghalil;
Al-Karamat;
Mukhtasharul Isrsyad; dan lain-lain.
Dalam Bidang Ushul Fikih
Al-Irsyad fi Ushulil Fiqh;
Al-Waraqat fi Ushulil Fiqh;
Kitabul Mujtahidin;
Risalatun fit-Taqlid wal Ijtihad;
At-Tuhfah.
Dalam Bidang Fikih
Nihayatul Mathlab fi Dirasatil Madzhab;
As-Silsilah fi Ma;rifatil Qaulain wal Wajhain 'ala Madzhabisy Syafi'i;
Risalatun fil Fiqh;
Mukhtasharun Nihayah; dan lain-lain.
Dalam Bidang Perbandingan Madzhab
Ad-Durratul Madliyah fima Waqa'a min Khilafin bainasy Syafi'iyah wal Hanafiyah;
Mughitsul Khalq fi Tarjihil Qaulil Haq;
Al-Asalibu fil Khilafiyat;
Ghanyatul Mustarsyidin fil Khilaf; dan lain-lain.
Dalam Bidang Keilmuan Lain
Kitabun fin Nafs;
Kitabul Arba'in fil Hadits; dan lain-lain.
Di samping itu beliau juga membahas persoalan ijtihad ( usaha yang dilakukan para ahli agama untuk mencapai suatu putusan hokum islam mengenai kasus penyelesaiannya belum tertera dalam Al-Qur'an dan Sunah ) dan Taqlid ( keyakinan pada suatu paham ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui dasarnya ) dalam kitab Talkhis al-Taqrib.

Bukan hanya masalah agama, beragam persoalan kemasyarakatan jiga dibahas oleh Imam Al-Juwaini dengan terperinci. Dalam kitabGhiyas al-Umam fi Iltiyaz al-Zulam, secara khusus ia membahas persoalan politik dan pemerintahan. Tapi, kitab yang terpenting di antara semua karyanya ialah Al-Burhan fi al-Ushul al-Fiqih, sebagai kitab standar dalam studi Madzhab Syafi'i setelah kitab Mustamad fi al-Ushul al-Fiqih karya Abu Husein bin Muhammad bin Ali Al-Basri dan kitab Al-Musttasfa min 'Ilm al-Ushul karya Imam Ghazali.
Kitab Al-Burhan sangat istimewa, karena merupakan salah satu tonggak terpenting dalam sejarah perkembangan ilmu Ushul Fiqih. Kitab ini memuat berbagai pendapat ulama tentang pokok-pokok ilmu fiqih yang hidup sebelum Imam Juwaini. Misalnya, mengenai pokok-pokok pikiran Imam Abu Bakar Muhammad Al-Baqilani, Ulama Madzhab Maliki, dalam kitab Al-Irsyad wa Taqrib, Ushul al-Kabir, Ushul Al-Shagir, Muqni fi al-Ushul al-Fiqh dan Masail al-Usuliyah. Juga pendapat Ibnu Faruq dalam kitab Al-Majmu'ah, pendapat vAbdul Jabar Al-Mutazil dalam kita Al-'Amad dan pendapat Abu Ali Al-Jubai dalam kitab Al-Abwab.

Pemikiran  Imam Haromain ‎
Sebagai salah seorang tokoh Muslim, Imam Al-Haramain dikenal memiliki beberapa pemikiran yang menarik perhatian para pengkaji Islam untuk ditelusuri lebih jauh; termasuk kaitannya dengna posisinya dalam dunia teologi: apakah dia penganut paham Ahlussunnah wal Jama’ah/Sunni, ataukah yang lainnya. ‎Berikut sebagian pemikirannya yang melahirkan sikap kontroversial tersebut:

Filsafat Alam, Firman dan Soal Melihat Tuhan
Mengenai alam, Imam Al-Haramain memiliki pandangan bahwa ia bersifat nisbi, yang berarti bahwa keberadaannya tergantung pada keberadaan Tuhan; sebuah pandangan yang tidak beda jauh pandangan beberapa ulama Mu'tazilah, ‎'Abdul Jabbar dan Abul Huzail. ‎Mengenai firman Tuhan, Imam Al-Haramain sependapat dengan pendapat Abul Hasan Al-Asy'ari, salah seorang tokoh Ahlussunnah wal Jama'ah/Sunni. ‎Begitu pula mengenai konsep melihat Tuhan, Imam Al-Haramain memiliki pandangan dengan Abul Hasan Al-Asy'ari bahwa Tuhan bisa dilihat pada hari kiamat, dan bahwasanya melihat Tuhan merupakan kenikmatan yang paling besar.‎

Perbuatan Manusia
Mengenai perbuatan manusia, Imam Al-Haramain menyatakan bahwa pada dasarnya manusia hanya memiliki kebebasan mengarahkan daya yang diberikan Tuhan kepadanya sesuai dengan kehendak dan kemauannya; dan bahwasanya secara hakikat manusia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya daya Tuhan.

Keadilan Tuhan
Menurut Imam Al-Haramain, keadilan Tuhan adalah kebijaksanaannya untuk menyiksa orang-orang yang berdosa.[1]Dalam konteks ini, berarti Imam Al-Haramain memiliki konsep yang berbeda dengan Mu'tazilah yang menegaskan bahwa keadilan Tuhan adalah perbuatan-peruatan-Nya yang bertujuan untuk kepentingan dan kebaikan manusia; sekaligus juga berbeda dengan Ahlussunnah wal Jama'ah yang menegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan adil adalah bahwa Tuhan boleh melakukan apapun sekehandak-Nya karena kehendak-Nya adalah mutlak.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T dan terimah kasih kepada AKI BROMO sebelumnya perkenalkan nama saya LINDA ingin menceritakan kepada semua teman2 bahwa saya yg dulunya orang yg palung susah di kampung saya, buat makan pun harus Ngutang dulu sama tetangga itupun kalau ada yg Ngasi kepada saya, semakin saya berusaha semakin susah juga dapat pekerjaan dan selama saya ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg benci sama saya dan cuman di anggap orang Rendah,Miskin, dan tidak punya apa-apa. Maka dari itu saya akhirnya berteka-teki untuk pergi mencari Dukun yg bisa merubah nasib saya di suatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu oleh AKI BROMO dan dia memberikan Nomer AKI BROMO dia juga bilang kepada saya kalau AKI BROMO itu bisa membantu orang yang lagi kesusahan dalam kehidupannya sehari-hari dan saya tidak berfikir panjang lebar lagi, saya langsung saja menghubungi AKI BROMO dengan senang hati AKI BROMO mau membantu saya dengan jalan togel dan ALHAMDULILLAH saya sudah menang togel yang ke 3 kalinya. setelah berhasil ini rencana saya ama ingin membuka usaha demi untuk kebutuhan keluarga saya yang tercinta sekali lagi makasih yaa AKI atas bantuannya jasa AKI tidak akan pernah saya lupakan. bagi teman-teman yang lagi kesusahan ingin merubah nasib Anda seperti saya silahkan hubungi AKI BROMO di Nomor:☎ 085-288-958-758 dan saya sangat bersyukur kepada ALLAH S,W,T karena melalui bantuan AKI BROMO kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, saya janji AKI setiap ada tempat Berkomentar saya akan berkomentar tentang bantuan AKI BROMO kepada saya sekali lagi makasih banyak AKI atas bantuannya dan Hubungi AKI BROMO Di nomor ☎ 085 - 288 - 958 - 758 Atau Silahkan LANGSUNG KLIK DISINI ANGKA 6D 5D 4D 3D 2D BOCORAN HARI INI

    DEMI ALLAH DEMI TUHAN, LANGIT DAN BUMI INI KISAH HIDUP SAYA.



























































































































    AKI SIAP MEMBANTU MENGATASI SEMUA MASALAH ANDA Silahkan Klik Di Bawah Ini:

    *Pesugihan Tanpa Tumbal

    *Butuh Uang

    *Pinjaman Uang Ghaib

    *Dana ghaib

    *Uang Balik

    *Pelaris Usaha

    *Kontrak Macam2 Tuyul

    *Bocoran Togel Hari ini



    INI RESMI SAYA YANG TULIS. UNTUK YANG PUNYA RUM TERIMAKASIH ATAS TUMPANGANNYA.

    BalasHapus