Selasa, 27 Oktober 2020

Mencintai Ahlul-Bait Sebagai Tangga Menuju Cinta Rosululloh saw


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Sebagai salah satu tinggalan Nabi Muhammad SAW untuk umatnya, keturunannya sudah selayaknya mendapat penghormatan dan rasa cinta seperti yang beliau terima. Sebagaimana anjuran dari sahabat termulia Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq  yang mengatakan,

ارْقُبُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِه

“Jagalah, hormatilah dan muliakanlah Ahlul Bait (keluarga) Rasulullah SAW”
(HR. Bukhari)

Ahlul bait merupakan keturunan suci
SAW yang memiliki ikatan nasab, mereka adalah keturunan Fathimah sampai hari kiamat. Demikian yang dijelaskan Imam Nawawi dalam Syarh Al-Muhadzdzab.

Kesaksian Allah dan Rasulnya akan kemulyaan ahlul bait bisa tergambar dari firman Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW,

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا(الاحزاب: 33

Artinya: Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, Hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS Al Ahzab 33).

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إني تارك فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا : كتاب الله وعترتي أهل بيتي (رواه النسائ والطبراني

Artinya: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh padanya maka kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan keturan ahli-baitku’’. (HR. An-Nasai dan Ath-Thabrani)

Rasul SAW telah mewasiatkan kepada umatnya perihal Ahlul Bait. Beliau tinggalkan 2 perkara yang dengan keduanya Umat Muhammad tidak akan tersesat selama-lamanya, beliau SAW bersabda :

أَمَّا بَعْدُ أَلاَ أَيُّـهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوْشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رَسُوْلَ رَبِّيْ فَأَجِيْبُ وَأَنَا تَارِكٌ فِيْكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَاُب اللهِ فِيْهِ الْهُدَى وَالنُّوْرُ فَخُذُوْا بِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسَكُوْا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابَ اللهِ وَرَغِّبْ فِيْهِ ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ

 “Adapun setelahnya.., ketahuilah wahai manusia sesungguhnya aku hanya seorang manusia yang diberi risalah oleh Tuhanku kemudian aku menyampaikannya. Dan aku tinggalkan untuk kalian 2 perkara yang agung : yang pertama adalah Kitab Allah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah Kitab Allah (Al-Quran) dan berpegang teguhlah kalian dengannya; dan (yang kedua) Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku, Aku ingatkan kalian kepada Allah terhadap Ahlul Baitku”
(HR. Bukhari).

Beliau SAW menjadikan kecintaan terhadap Ahlul Bait sebagai tangga mencapai kecintaan kepada beliau.

Adapun anjuran untuk mencintai Ahlul bait bisa dilihat hadits dibawah ini,

عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أحبوا الله لما يغذوكم من نعمه وأحبوني بحب الله وأحبوا أهل بيتي بحبي.(رواه الترمذي

Artinya: Dari Abdullah bin Abbas r.a ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Cintailah Allah atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah serta cintailah ahli baitku karena cinta kepadaku.” (HR. Ath-Tirmidzi)

Apabila seseorang cinta kepada orang lain, pasti sesuatu yg dicintai orang tersebut akan mencintainya juga. Seperti para sahabat baginda Muhammad, mereka menggapai kecintaan Nabi dengan teguhnya keimanan dan besarnya kecintaan mereka kepada keluarga Nabi.

Allah Subhanahu Wata’ala mensyariatkan untuk mendoakan Ahlul Bait dalam tasyahud ahkhir setiap kali shalat menurut Madzhab Syafi’iyah, itu sudah cukup menunjukkan kemuliaan mereka.

Bahkan Imam Asy-Syafi’i pernah bersyair;

Wahai Ahlul Bait Rasulullah, mencintai kalian…
Kewajiban dari Allah dalam Al-Qur`an yang Ia turunkan
Siapa yang tidak membaca doa shalawat untuk kalian, tidak ada shalat baginya 
Itu sudah cukup menunjukkan agungnya kemuliaan kalian

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kerabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam lebih aku cintai melebihi kerabatku sendiri.”
Abu Bakar juga berkata, “Muliakanlah Ahlul Bait Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.”
Imam Abdullah Al-Haddad bersyair dalam Kitab At-Tâ`iyah Al-Kubrâ;

Keluarga Rasulullah adalah keluarga suci
Mencintai mereka hukumnya fardhu 
Mereka adalah para pembawa rahasia setelah nabi mereka
Dan para pewarisnya adalah pewaris-pewaris terbaik

Diriwayatkan secara marfu’ dari Abu Sa’id Al-Khudri, “Ada tiga kesucian Allah, barangsiapa memelihara ketiganya, Allah akan menjaga agama dan dunianya dan barangsiapa tidak memelihara ketiganya, Allah tidak akan menjaga dunia dan akhiratnya; kesucian islam, kesucianku dan kesucian kerabatku.”

Barangsiapa memelihara ketiga kesucian itu, ia telah naik di atas perahu keselamatan, dan siapa yang tidak menjaganya, ia ketinggalan perahu keselamatan.

Syaikh Imam Abdullah Al-Haddad bersyair;

Ahlul Bait Al-Musthafa nan suci
Mereka adalah jaminan aman bumi, maka ingatlah
Mereka laksana bintang-bintang yang terang
Seperti dijelaskan dalam kitab-kitab sunan
(Mereka laksana) perahu keselamatan kala…
Engkau takut pada badai taufan semua gangguan 
Selamatkan dirimu di dalamnya, jangan tertinggal

Berpegang teguhlah pada (agama) Allah dan mintalah pertolongan. (Dinukil dari Kitab Bahjatuth Thalibin karya Al-Faqih Al-Muhaqqiq Zen bin Ibrahim bin Sumaith)

Imbauan seperti itu sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang ulama sekaligus habib yang merupakan dzurriah Rasulullah ﷺ asal Tarim Hadramaut Yaman, yakni Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad (1634-1720 M) dalam kitabnya berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 89 ) sebagai berikut: 

لأهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم شرف، ولرسول الله صلى اللهعليه وسلم  بهم مزيد عناية وقد أكثر على أمته من الوصيّة بهم والحث على حبّهم ومودتهم. وبذالك أمرالله تعالى في كتابه في قوله تعالى: "قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى" .(الشورى، ٢٣) ـ

Artinya: “Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah subhanahu wataála telah memerintahkan di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya: “Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS 42:23). 

Dari kutipan di atas dapat ditegaskan bahwa kaum Muslimin memang harus menghormati dan mencintai Ahlul Bait bukan saja karena kekerabatan mereka dengan Rasulullah ﷺ, tetapi juga karena Allah telah memerintahkan kepada beliau untuk berseru kepada umatnya agar mencintai kerabat beliau. Dengan kata lain perintah untuk mencintai Ahlul Bait merupakan perintah dari Allah subhanahu wataála. Rasulullah sebagai pemimpin kaum Muslimin tidak meminta balasan apa pun dari umatnya kecuali kecintaan mereka kepada keluarga dan keturunan beliau. 

Adapum ancaman bagi orang-orang yang menyakiti ahlul bait

عن أبي سعيد الخذري رضي الله عنه،قال :قال رسوالله صلى الله عليه وسلم: والذي نفسي بيده لا بيغض أهل البيت أحد إلا أدخله الله النار (رواه الحا كم في الصحيحين

Artinya: Diceritakan dari Abu Sa’id Al-Khudriy r.a. beliau berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Demi dzat yang menguasai jiwa ragaku, tidaklah seseorang marah (mencaci dan membenci) kepada keluargaku kecuali Allah akan menceburkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Hakim).

Sebuah hadits diriwayatkan oleh Iman Hakim

فلو أن رجلا صفن بين الركن والمقام فصلى صام ثم لقى الله وهو مبغض لأهل بيت محمد دخل النار
حديث حسن صحيح على شرط مسلم

“Seandainya seorang beribadah diantara rukun dan maqam (di depan Ka’bah) kemudian dia bertemu Allah Subhanahu Wata’ala dalam keadaan dia benci pada keluarga Muhammad, niscaya dia akan masuk neraka.”

Dari dalil-dali dan keterangan di atas sudah sangat jelas bahwa mencintai Ahlul Bait adalah kewajiban setiap Muslim, apapun madzhabnya, para imam Ahlus Sunnah sangat menjunjung tinggi kehormatan mereka dan mencintai dengan sepenuh hati.

Tuduhan orang bahwa mencintai Ahlul Bait adalah Syiah itu jelas cara Yahudi menjauhkan umat ini dari tali Allah dan Rasulullah.

Kita Ahlus Sunnah mencintai Ahlul Bait dan sangat memulikan para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Ya Rabb beri kami kecintaan pada Ahlul Bait para penerus dakwah Nabi dan sahabat yg telah berkorban serta menemani beliau di kala suka dan duka.

Maka lihatlah bagaimana orang-orang dahulu cinta kepada Ahlul Bait. Mereka mengorbankan semuanya untuk meraih kecintaan kepada para keturunan Rasulullah SAW, hingga mereka mendapatkan anugerah dari ALLAH sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasul-Nya. Cukuplah perkataan seorang ulama yang berkata :

فَازَ كَــلْبٌ بِحُبِّ أَصْحَابِ كَهْفٍ # فَكَيْفَ أَشْقَى بِحُبِّ آلِ مُحَــمَّدِ

“Seekor Anjing menjadi beruntung karena cinta kepada Ashabul Kahfi #
Bagaimana mungkin seseorang akan celaka dengan mencintai keluarga Muhammad SAW”

Semoga ALLAH SWT menganugerahkan kepada kita semua kecintaan hakiki kepada keluarga Nabi SAW hingga membuahkan cinta dari Nabi Muhammad kepada kita.

Aamiin..

وصلى اللّٰه على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Wallohul Waliyyul Musta'an Ila Sabilurridwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar