Rabu, 21 Januari 2015

Sejarah Kenabian dan Nasab Rosululloh SAW

                                                                   بسم الله الرحمن الرحيم  

                         اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد 

Sepakat seluruh ahli teologi, ahli sejarah dan ahli-ahli sains lainnya, bahwa manusia pertama yang mengisi planet bumi ini adalah pasangan ayahbunda Adam dan Hawa. Namun, tidak ada catatan pasti kapan kedua bapak manusia tersebut mulai mendiami permukaan bumi kecuali hanya ada beberapa konfirmasi yang telah disebutkan di dalam al-Qur'an, menceritakan awal penciptaan Adam, dari mana dia diciptakan.

 Kemudian diciptakan pula isterinya Hawa, bagaimana mereka berdua menjalani hidup di surga dan beradu kejeniusan dengan malaikat, sampai perseteruan mereka dengan Iblis, hingga akhirnya takdir Allah menentukan kedua bangsa ciptaan Allah tersebut diusir dari surga untuk menjadi musuh abadi di dunia. 


 
Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu (Muhammad) berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi....” (QS: 02: 30)
Allah SWT di dalam Ilmu-Nya telah merencanakan penciptaan bapak manusia dan memposisikannya sebagai pemimpin segala makhluk di muka bumi (khalifa), keputusan tersebut diumumkan Allah kepada segenap Malaikat, hanya saja pada mulanya para hamba Allah yang paling patuh itu, dengan otak malaikatnya menyangsikan kapability manusia sanggup mengemban tugas berat tersebut. Maka Allah SWT meyakinkan kepada mereka, berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketehui", yaitu sambungan ayat tadi.

Proses Penciptaan Adam (manusia):
Kemudian untuk kedua kalinya para Malaikat kembali dikagetkan dengan titah Allah kepada mereka, berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِين، إِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

Artinya: “(ingatlah Muhammad) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiaannya dan Kutiupkan kepadanya roh ciptaan-Ku, maka hendaklah kamu sujud memberi hormat kepadanya”.

Para malaikat kaget bukan karena perintah sujud kepada makhluk yang lebih rendah materi penciptaaya dari pada materi asal mereka yaitu cahaya, sedangkan makhluk baru ini hanya dari tanah kering yang tak ubahnya laksana Tagine Maroko atau tungku tanah liat yang dipakai memasak jaman dulu. Bagi malaikat apapun diperintahkan Allah kepada mereka pasti dikerjakan...

Imperium Pertama di Permukaan Bumi di Mulai:
Setelah Allah SWT mempermaklumkan kepada malaikat kehendak-Nya menciptakan Adam untuk diposisikan menjadi khalifah di planet bumi, maka ketika Adam dan ibunda Hawa menginjakkan kaki dipermukaan bumi, imperium pertama bumipun mulai ditancapkan. Dan syariat Allah pun sudah harus ditegakkan, oleh karena itu Allah senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada Adam melalui wahyu-wahyu-Nya, seperti dalam firman Allah:

إِنَّ الله اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keturunan Ibrahim dan keturunan Imran melebihi segala umat (di masanya masing-masing)”(QS: 03: 33)
Keturunan Adam yang melestarikan kehidupan umat manusia hingga sekarang:

Khalifah Adam dan permaisurinya Hawa mulai menata kehidupan baru mereka di istana bumi, bertanggung jawab masing-masing menghalau iblis yang senantiasa ingin menggagalkan misi mereka, disamping itu mereka berdua juga dituntut untuk melestarikan keturunan umat manusia di muka bumi. 

Menurut beberapa riwayat bahwa Adam dan Hawa setiap kali melahirkan bayinya selalu kembar emas (Laki-laki dan perempuan), oleh karena itu fiqhi munakahat mereka mewajibkan kawin silang, putra pertama menikahi kembaran adiknya begitu pula sebaliknya dan seterusnya, hingga berkembang biak keturunan umat manusia pada fase-fase awal.

Masa itu dikerajaan Adam belum ada pencatatan sipil dan memang belum diperlukan saat itu, sehingga tidak ditemukan arsip yang mencatat berapa anak yang di lahirkan Khalifah Adam dan permaisurinya. Al-Qur'an hanya mencatat tentang ritual pengorbanan yang dilakukan oleh dua putra Adam, yaitu Habil dan Qabil, karena bertikai ingin mengawini gadis kembaran masing-masing, masa itu bertentangan dengan fiqhi mereka. 

Akhirnya Khalifah Adam menengahi dengan memerintahkan masing-masing munajat memohon petunjuk dengan mempersembahkan kurban kepada Allah. Kurban Habil diterima disisi Allah karena disertai dengan ketulusan hati dan niat yang baik, sedangkan kurban Qabil ditolak karena dipenuhi dendam dan dengki. Pada akhirnya terjadi kriminal terbesar pertama dimuka bumi, Qabil dengan dendamnya membunuh dan menumpahkan darah saudaranya sendiri dan menyesal sampai hari kiamat....

Kisah-kisah Adam as selengkapnya di dalam al-Qur'an, baca: (QS: 2: 30-38; 3: 33, 84; 6: 2; 7: 11-12, 19-34; 15: 28, 33; 19: 59; 20: 22, 115-122; 22: 5; 23: 12; 30: 20; 32: 7; 35: 11; 38: 71, 76; 40: 67).
Silsilah 25 Rasul, beberapa orang nabi dan tokoh-tokoh monumental lainnya:

Adapun putra mahkota satu-satunya yang diabadikan dalam sejarah, pewaris tahta Adam dan meneruskan keturunan umat manusia sampai sekarang ini adalah Nabi SHETS, kemudian dari keturunan keempat Sheth yang bernama Yartid menurunkan nabi dan rasul Allah selanjutnya setelah Adam as, yaitu nabi IDRIS as rasul ke-2.  Lihat: (QS: 19: 56-57; 21: 85).

Nabi Idris dan pasangannya melahirkan Malulsakh, kemudian dari Malulsakh terlahir Lamik yang kemudian Lamik inilah menurunkan langsung seorang nabi dan rasul besar, yaitu NUH as. rasul ke-3 setelah Adam dan Idris as. Baca: (QS: 3: 33; 4: 163; 6: 84; 7: 59-64; 10: 71-72; 11: 25-48; 14: 9; 17: 3; 19: 58; 21: 76; 22: 42; 23: 23-29; 25: 37; 26: 19, 105-120; 54: 9-14, 13; 29: 14-15; 37: 76-82; 38: 12; 40: 31; 42: 30; 50: 12; 54: 15-16; 57: 26; 71: 1-27; 79: 49).

Nabi Nuh dikenal juga sebagai bapak kedua manusia setelah Adam as, karena pada masanya terjadi Bah besar yang memusnahkan hampir semua umat manusia dan makhluk-makhluk lain, kecuali segelintir saja dari keluarga dan pengikut Nuh serta beberapa pasang jenis hewan, unggus dan selainnya, yang ikut dalam perahu penyelamat Nuh. Nuh diperkirakan hidup pada: 3900 - 2900 SM, umur panjang itu hampir semuanya, yaitu 950 tahun dipergunakan berda'wak ke jalan Allah (Lihat: QS. 29: 14). Namun sedikit saja kaumnya yang menerima da'wahnya sehingga Allah memberikan siksaan kepada orang-orang kafir dengan Bah raksasa tersebut.

Nabi Nuh as mempunyai tiga putra yang terkenal, tapi hanya satu yang mewaris tahtanya dan melahirkan semua rasul setelahnya sampai kepada rasul dan nabi besar kita Muhammad SAW. Putra Mahkota tersebut adalah SAM BIN NUH. Adapun putra-putra Nuh as dan pewarisnya yang menurunkan para rasul pembawa risalah, sebagi berikut:

HAM: Yang diyakini menurunkan bangsa-bangsa: Sudan, Sind, India, Qibti-Mesir dan lain-lain...

YAFETH: Dia diyakini menurunka bangsa-bangsa: Turki, Cina, Ya'juj & Ma'juj dan lain-lain....

SAM: Terakhir ini sebagaimana telah disebutkan tadi sebagai pewaris ayahandanya Nuh, menurunkan dua putra pelanjut, yang dari keduanya lahir para rasul, nabi dan bangsa-bangsa besar di masanya. 

Kedua putra SAM bin Nuh adalah:

PERTAMA: Iram; 
yang ada disebutkan sifatnya di dalam al-Qur'an, Iram yang mempunyai menara raksasa sebagaimana diceritakan al-Qur'an, menurunkan dua bangsa yang sangat besar dan kuat, yang juga dua-duanya disebutkan di dalam al-Qur'an, yaitu Add  dan Tsamud. Kedua putra Iram yang kelak menurunkan kedua bangsa raksasa itu adalah:

Aush, menurunan secara berturut-turut: Add - Khulud - Raya dan Abdullah, yang terkhir ini menurunkan langsung rasul Allah yang ke-4, yaitu HUUD as (2500 - 2200 SM), yang akhirnya umatnya ditimpakan bencana karena tidak menuruti dakwah rasul Allah Huud as. Kemudian dari Huud cucu Add bin Aus bin Iram bin Sam, menurunkan rasul Allah yang ke-7, yaitu LUTH as (1861-1686 SM), yang satu masa dengan nabi Ibrahim as dan juga Lukman al-Hakim yang kisah kebijakannya diabadikan di dalam al-Qur'an. 

Namun, lagi-lagi umat Luth inipun mendapatkan bencana besar dari Allah karena mengingkari da'wah rasul-Nya Luth as. Dan dari keturunan Luth dengan rentang waktu yang cukup panjang, menurunkan bangsa-bangsa non-Arab dari garis keturunan SAM, seperti: (Babilon, Achor, Kan'an dll...). 

'Ars, yang terakhirni menurunkan langsung bangsa Tsamud. Dari keturunan kelima Tsamud bernama Abir menurunkan langsung rasul Allah yang ke-5, yaitu SHALEH as (2000 - 1900 SM), yang akhirnya umatnya juga kena siksaan Allah karena kafir. Maka dengan demikian keturunan Iram bin Sam bin Nuh sudah selesai riwayat kerasulannya sampai di sini.Yang penting dicatat, bahwa bangsa-bangsa dari keturunan Iram bin Sam bin Nuh ini adalah sarat dengan bencana karena kesombongan dan keangkuhan mereka.

KEDUA: Arfakhshad; 
yang terakhir inilah yang kemudian menurunkan rasul-rasul Allah berikutnya sampai kepada rasul penutup nabi besar Muhammad SAW, dari anak Sam bin Nuh. Dari keturuna ketujuh Arfakhshad yang bernama Azar menurunkan langsung nabi dan rasul Allah yang paling legendaris, yaitu IBRAHIM as (1861-1686 SM), rasul Allah yang ke-6. Dan dari Keturunan Arfakhshad ini juga lahir pembangkan ketuhanan terbesar di dunia raja Namrud.

Nabi Ibrahim juga dikenal dengan Bapak para nabi dan rasul, karena dialah yang menurunkan rasul-rasul selanjutnya hingga sampai kepada nabi besar kita Muhammad SAW. Sebagaimana juga dia dikenal sebagai Bapak monoteisme, yang mempercayai hanya ada satu Tuhan. Dan ajarannya ini yang diikuti oleh para rasul selanjutnya hingga sekarang, mulai dari Yahudi, Nasrani sampai kepada agama penutup yaitu Islam.

Kemudian Nabi Ibrahim as menurunkan tiga orang putra, dua di antaranya menjadi rasul, yaitu ISMAIL rasul ke-8 dan ISHAQ rasul yang ke-9, satu lagi putra Ibrahim bernama Madayan menurunkan rasul yang ke-12, yaitu SYUAIB as. Maka ini juga sebabnya nabi Ibrahim disebut sebagai Bapak para nabi dan rasul karena ketiga putranya masing-masing menurunkan rasul untuk bangsa yang berbeda-beda. Adapun putra-putra Ibrahim tersebut, penulis susun dari putra nomor dua, sebagai berikut:

ISHAQ as, rasul yang ke-9 untuk Bani Israil: Menurunkan dua putra kembar, satu di antaranya mewarisinya menjadi rasul sesudahnya langsung, yaitu YA’QUB rasul ke-10, dari kedua putra kembar Ishaq ini masing-masing menurunka nabi dan rasul-rasul Bani Israil, sebagai berikut:

Eish: Menurunkan secara turun-temurun, masing-masing: Rum, Tarekh, Amose. Kemudian dari keturunan ketiga Amose ini menurunkan langsung rasul yang ke-13, yaitu AYYUB as, kemudian Ayub menurunkan putranya yang kelak menjadi rasul yang ke-14, yaitu ZULKIFLI as. Kedua bapak dan anak ini diutus Allah SWT menjadi rasul untuk Bangsa Syam (Demaskus-Suria sekarang).

YA’QUB as: Dia disebut juga sebagai Bapak Bani Israil, menurunkan 12 orang putra satu di antaranya menjadi rasul langsung sesudahnya, yaitu YUSUF as rasul yang ke-11. 

Putra-putra Ya’qub lainnya yang akan disebutkan disini selain Yusuf di atas hanya tiga saja yang masing-masing menurunkan rasul-rasul Bani Israil, penulis urut dari yang paling kecil, sebagai berikut:

Benyamin: Dia adalah saudara kandung Yusuf seibu dan sebapak, dia jugalah satu-satunya keturunan Ya’qub yang menurunkan rasul di luar dari bani Israil. Benyamin menurunkan Abumatta, kemudian Matta dan menurunkan YUNUS as, rasul yang ke-21 untuk bangsa Ninui – Irak.

Lawi: Menurunkan Kohath, kemudian Imran yang melahirkan dua putra masing-masing menjadi rasul yang ke-15 dan 16, yaitu MUSA (1436 SM) dan HARUN.  
Selanjutnya dari Harun menurunkan Izar, kemudian Fahnaz yang menurunkan dua putra masing-masing: 
Pertama, Yasin menurunkan ILYAS as, rasul ke-19, dan 
Kedua, Ukhtub menurunkan ALIYASA as, rasul ke-20.

Yahudza: Menurunkan Bares – Hasrun – Raum – Ummanizab – Yauksaun – Salmun – Yuar – Ufiz, Isya dan ‘Uwaid yang menurunkan rasul ke-17, yaitu DAUD as, kemudian dari Daud lahir putranya SULAIMAN as, rasul ke-18. 
Lalu dari Sulaiman secara terpisah menurunkan ZAKARIA as rasul ke-22, kemudian menurunkan secara langsung YAHYA as rasul ke-23. Dari garis lain Sulaiman juga menurunkan: Hezekia – Heli yang menurunkan Imran, lalu menu menurunkan bunda Maryam selanjutnya menurunkan ISA as, rasul ke-24. 

Madyan: Putra Ibrahim yang menurunkan Bangsa yang membawa namanya sendiri yaitu Madyan, kemudian secara tidak langsung menurunkan Safyun yang menurunkan langsung nabi SYUAIB as (Abad ke-16 SM), rasul ke-12 untuk Bangsa Arab jauh.

ISMAIL as: Adalah putra pertama nabi Ibrahim as dari Ibu Hajar, di dikenal juga dengan Bapak Bangsa Arab, dia diutus untuk Bangsa Jurhum (Yaman dan Arab lainnya). Dari keturunan ke-61 Ismail lahirlah penghulu para nabi dan rasul, yaitu rasul penutup nabi besar MUHAMMAD SAW.

Tak Kenal Maka Tak Cinta-
Silsilah Lengkap Nasab Rosulullah dan Cara Penyampaian Nasab Rosulullah Saw. 
Silsilah nasab (Jalur keturunan) Sayyidina Muhammad Shollallahu’alaihi Wasallam kepada kakek-kakeknya:

SILSILAH NASAB NABI MUHAMMAD SAW SAMPAI ADNAAN

Silsilah Nasab Nabi Muhammad saw. Sampai Kepada Adnaan.
Dalam Kitab Al-‘Aqdul Jauhar Fii Maulidinna Biyyil Azhar, yang lebih di kenal Kitab Al- Barzanji Li As-Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Kariim bin Muhammad bin Rosul bin Abdus Sayyid Al-Barzanji. Beliau lahir tahun 1126 H, wafat tahun 1177 H
ditulis sebagai berikut:

وَبَعْدُ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ، حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ، اِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي الْإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهُ، اِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصِيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ اِبْنِ كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمٌ، اِبْنِ مُرَّةَ، اِبْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةُ وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهُ، اِبْنِ مَالِكِ بْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ اِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةِ وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهُ، اِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهَذَا سِلْكٌ نَظَمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّةِ

Artinya:
“Nabi Muhammad Shollallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththolib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughiroh) bin Qushoyyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghoolib bin Fihr (Namanya Quroisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhor bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas binMudhor bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.  

SILSILAH NASAB DARI ADNAN SAMPAI NABI ADAM A.S

Silsilah Nasab berikutnya dari Adnan sampai kepada Nabi Adam a.s
Didalam kitab Tahqiiqul Maqoom ‘Alaa Kifaayatil ‘Awaamm Fii ‘Ilmi al-Kalaam, Li Syaikh Ibrohim al-Baajuuri. Beliau lahir tahun 1198 H, wafat tahun 1277 H):

وَقَدْ ذَكَرَ الْعِرَاقِيُّ أَصَحَّهَا فِيْ أَلْفِيَةِ السِّيْرَة وَحَاصِلُهُ أَنَّ عَدْنَانَ بْنُ أُدّ بْنِ أُدَدْ بْنِ مُقَوَّمِ بْنِ نَاحُوْرِ بْنِ تَيْرَخْ بْنِ يَعْرُبْ بْنِ يَشْجُبْ بْنِ نَابِتِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ (عَلَيْهِمَا السَّلَامُ) اِبْنِ تَارَخْ بْنِ نَاحُورْ بْنِ شَارُوخْ بْنِ أَرْغُوْ بْنِ فَالَخْ بْنِ عَيْبَرْ قَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ سَيِّدُنَا هُوْدٌ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) اِبْنِ شَالَخْ بْنِ أَرْفَخْشَدْ بْنِ سَامْ بْنِ نُوْحٍ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) وَاسْمُهُ عَبْدُ الْغَفَّارِ اِبْنِ لَامَكْ بْنِ مَتُّوْ شَلْخَ بْنِ خَنُوخْ قَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ إِنَّهُ إِدْرِيْسُ فِيْمَا يَزْعُمُوْنَ اِبْنِ يَرْدَ بْنِ مَهْلَايِيْلَ بْنِ قَيْنَنْ بْنِ يَانُشْ بْنِ شِيْثٍ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) اِبْنِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ.

“Telah disebutkan oleh Al Imam al-Iroqiy dan juga di shohihkannya didalam Kitab Al-Fiyah As-Siirroh bahwa: “(Adnan) bin Udd bin Udad bin Muqowwam bin Naahuur bin Tairokh bin Ya’ruub bin Yasyjub bin Naabit bin Nabi Isma’il ‘Alaihissalaam bin Nabi Ibrohim ‘Alaihissalaam bin Taarokh bin Naahuur bin Syaaruukh bin Arghuu bin Faalakh bin ‘Aibar (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Hud ‘Alaihissalaam) bin Syaalakh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nabi Nuh ‘alaihissalaam bin Laamak bin Mattuusyalkho bin Khonuukh (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Idris ‘Alaihissalaam) bin Yard bin Mahlaayiil bin Qoinan bin Yaanusy bin Nabi Syits ‘Alaihissalaam bin Nabi Adam ‘Alaihissalaam”. Wallaahua’lam.

DARI NASAB AYAH

Dari Pihak Ayah adalah:
“Nabi Muhammad Shollallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththolib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughiroh) bin Qushoyyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghoolib bin Fihr (Namanya Quroisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhor bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas binMudhor bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

DARI NASAB IBU

Dari Pihak Ibu:
“Nabi Muhammad Shollallaahu‘alaihi Wasallam bin Sayyidah Aminah binti Wahbin bin Abdul Manaf (Namanya Al-Mughiroh) bin Zuhroh bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghoolib bin Fihr (Namanya Quroisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhor bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhor bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

Maka silsilah Nabi Muhammad saw dari pihak ayahnya dan ibunya bertemu pada kakek yang kelima dari pihak ayah yaitu Kilaab bin Murroh. Karena Kilaab mempunyai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Qushoyyi dan Zuroh. Qushoyyi itulah yang menurunkan Sayyid Abdullah (Ayah Nabi Muhammad). Dan Zuroh itulah yang menurunkan Sayyidah Aminah (Ibu Nabi Muhammad). Maka Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah adalah satu bangsa yaitu sama-sama bangsa Quraisy dalam satu negeri bernama Hijaz (Mekkah) dan dalam keturunan yang dekat sekali.

SILSILAH NASAB PERNIKAHAN ADNAN HINGGA NABI MUHAMMAD

Dari Silsilah Adnan Hingga Rosulullah secara lengkap pernikahan:
“Adnan menikah dengan seorang wanita dari bangsanya sendiri bernama Aminah, dengan Aminah itu mereka mempunyai anak laki-laki yang bernama Mu’add. Ma’add menikah dengan seorang wanita bernama Mu’anah, dikaruniai anak laki-laki bernama Nizaar. Nizaar menikah dengan seorang wanita bernama Saudah. Dikaruniai empat anak laki-laki, diantaranya yang bernama Mudhor. Mudhor menikah dengan wanita bernama Robbah. Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Ilyas. Ilyas menikah dengan wanita bernama Khondaf. Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Mudrikah. Mudrikah menikah dengan wanita bernama Salam. Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Khuzaimah. Khuzaimah menikah dengan wanita bernama Awanah. Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Kinaanah. Kinaanah menikah dengan wanita bernama Barroh. Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Nadhor. Nadhor menikah dengan wanita bernama Atikah. Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Maalik. Maalik menikah wanita bernama Jandalah. Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Fihr. Fihr menikah dengan wanita bernama Lafla. Dikaruniai dua anak laki-laki, diantaranya bernama Ghoolib. Ghoolib menikah dengan wanita bernama Salma. Dikaruniai dua anak laki-laki, diantaranya bernama Lu’ayyi. Lu’ayyi menikah dengan wanita bernama Matiyah. Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Ka’ab. Ka’ab menikah dengan wanita bernama Wahsyiyah. Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Murroh. Murroh menikah dengan wanita bernama Hindun. Dikaruniai tiga anak laki-laki, diantaranya bernama Kilaab. Kilaab menikah dengan wanita bernama Fathimah. Dikaruniai dua orang anak laki-laki Qushoyyi dan Zuhrah. Qushoyyi menikah wanita bernama Hubayya. Dikaruniai tiga orang anak laki-laki, masing-masing bernama Abdud Dar, Abdul Manaf, Abdul Uzza. Abdul Manaf menikah dengan wanita bernama Atikah. Dikaruniai empat anak laki-laki, yang masing-masing bernama Hasyim, Abdu Syamsin, Muththolib, dan Naufal. Hasyim menikah dengan wanita bernama Salma. Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Abdul Muththolib. Abdul Muththolib menikah dengan wanita bernama Fathimah. Dikaruniai bebarapa orang anak laki-laki, yang masing-masing bernama Harits, Abdul Azz (Uzza), Abdul Manaf, Zubair dan Abdullah. Dan pula anak-anak Abdul Muththolib yang lain seperti Abbas, Hamzah, Dhiror, Muqawwam (Abdul Ka’bah) dan beberapa anak perempuan, tetapi semuanya berbeda dari lain ibu. Lengkapnya tanpa ada perbedaan pendapat, anak laki-lakinya Harits, Abdul Uzza, Abdul Manaf, Zubair, Hamzah, Abbas, Abu Lahab (Dhiror), Muqowwam, Abu Tholib, Abdullah. Sayyid Abdullah menikah dengan wanita bernama Sayyidah Aminah. Dikaruniai seorang anak laki-laki mulia bernama Sayyidina Rosulullah Muhammad Shollallahu’alaihi Wasallam”.

Demikianlah silsilah nasab Nabi Muhammad saw yang termaktub didalam kitab-kitab Tarikh (Sejarah).

SILSILAH ROSULULLAH ADALAH NASAB PILIHAN

Dengan demikian, Silsilah Nasab Sayyidina Muhammad saw itu adalah orang-orang pilihan. Dan menjadi bantahan bagi sebagian orang yang menyatakan bukan orang-orang pilihan dan dimuliakan. Diantaranya:

Sebagaimana Rosulullah saw sabdakan:
“Aku Muhammad bin Abdul Muththolib. Sesungguhnya, Allah telah menciptakan makhluk, maka Dia telah menjadikan aku dalam sebaik-baik bagian mereka, kemudian Dia menjadikan mereka beberapa kabilah maka Dia menjadikan aku dalam sebaik-baik kabilah mereka, kemudian Dia menjadikan mereka beberapa keluarga, maka dia menjadikan aku dalam sebaik-baik keluarga mereka dan sebaik-baik diri diantara mereka (HR. Imam Tirmidzi dari Abbas bin Abdul Muthalib r.a).

Rosulullah saw juga pernah bersabda:

إنّ الله اصطفى بني كنانة من بني إسماعيل واصطفى من بني كنانة قريشا واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم

Artinya:
“Sesungguhnya, Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisyi dan Dia telah memilih aku dari keturunan Hasyim. (HR. Imam Tirmidzi dari Watsilah bin Al-Asqa r.a dan diwayatkan juga Imam Muslim).

Itulah diantara sabda Rosulullah saw yang menunjukkan bahwa pribadi beliau itu adalah dari keturunan orang-orang pilihan dan dari hadits kedua itu jelaslah bagi kita bahwa beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail a.s bin Nabi Ibrahim a.s.

CARA PENYAMPAIAN NASAB

Kebanyakkan Para Ulama’ menyampaikan mengenai Nasab Rosulullah saw baik dari pihak ayah beliau maupun ibu beliau hanya sampai pada Adnaan, sebagaimana yang nanti ada sandarannya (Isnadnya) adalah sampai kepada Adnaan dan Adnaan ini nyata-nyata adalah keturunan Nabi Isma’il a.s bin Nabi Ibrohim a.s. Hanya saja dari Nabi Ismail a.s sampai kepada Adnaan itu keturunan secara rincinya tidak tercatat dengan jelas dalam Kitab-Kitab Tarikh (Sejarah) dan Kitab-Kitab Hadits. Sungguh pun begitu, ada juga riwayat yang membentangkan bahwa Nabi Ismail as itu kakek yang ke-30 bagi Nabi Muhammad saw.

Maka kebanyakkan Para Alim Ulama dalam menyampaikan Nasab Rosulullah hingga pada Adnaan saja, sebagaimana diantaranya di Kitab Al-Barzanji yang telah kita sebutkan diatas. Yaitu:
“Nabi Muhammad Shollallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththolib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughiroh) bin Qushoyyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghoolib bin Fihr (Namanya Quroisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhor bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas binMudhor bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

Selain juga mengikuti cara Rosulullah dalam menyampaikannya.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw apabila menceritakan nasabnya (silsilahnya) sampai kepada adnaan, beliau berhenti lalu bersabda: “Dustalah orang-orang yang membuat-buat nasab (silsilah) sesudah itu, walaupun mereka itu benar”.

Dan Ibnu Abbas r.a berkata:
“Rosulullah saw apabila menceritakan nasabnya, tidaklah melebihi dalam menceritakan dalam nasabnya dari Ma’add bin Adnaan bin Udad, kemudian beliau berhenti dan bersabda: “Dustalah orang-orang yang membuat-buat nasab. (HR. Ibnu Sa’ad dan Ibnu Asakir).

Al-Imam Bukhori menyatakan didalam Kitab Shohih-nya meriwayatkan nasab Rosulullah saw sampai kepada Adnaan.

Dengan demikian, sebaiknya orang yang ingin menceritakan nasab Nabi Muhammad saw jangan melebihi dari pada Adnaan karena ketidak jelasan dan perbedaan pendapat yang banyak terlebih dari Adnaan seterusnya ke atas kakeknya hingga Nabi Isma’il, dan dari Nabi Ibrohim seterusnya ke atas kakeknya hingga Nabi Adam a.s.

Seperti diantaranya dalam Kitab Rohmatan Lil’alamin Li Al-Allamah Muhammad Sulaiman Al-Manshurfury:
“Adnaan Ud, bin Hamaisa’ bin Salaman bin Aush bin Bauz bin Qimwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Nahisy bin Makhy bin Aidh bin Abqar bin Ubaid bin Ad-Da’a bin Hamdan bin Sinbar bin Yatsriby bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awy bin Aidh bin Daisyan bin Aishar bin Afnad bin Aiham bin Muqshir bin Nahits binZarih bin Sumay bin Muzay bin Iwadhah bin Aram bin Qaidar bin Isma’il bin Ibrahim bin Tarih (yang namanya Azar), bin Nahur bin Saru’ atau Sarugh bin Ra’u bin Falakh bin Aibar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nih alaihissalam bin Lamk bin Matausyalakh bin Akhnukh bin Idris alaihissalam bin Yard bin Mahla’il bin Qainan bin Yanisha bin Syaits bin Adam a.s”. Wallahua’lam.

Lambat laun zaman berganti zaman, orang-orang semakin bertanya akan Nasab Nabi Muhammad saw hingga Nabi Adam a.s bahkan menolak Nabi Muhammad saw. Sebagai utusan Allah. Hingga ada yang menghina beliau dan mencaci Nasab beliau maka perlu dijelaskan secara detail untuk memuliakan beliau hingga Nabi Adam a.s. sebagaimana diantaranya didalam Kitab Tahqiiqul Maqaam ‘Alaa Kifaayatil ‘Awaamm Fii ‘Ilmil Kalaam, karya Syeikh Ibrahim al Baajuuri, yang telah kita jelaskan diatas. Yaitu:

“(Adnan) bin Udd bin Udad bin Muqowwam bin Naahuur bin Tairokh bin Ya’ruub bin Yasyjub bin Naabit bin Nabi Isma’il ‘Alaihissalaam bin Nabi Ibrohim ‘Alaihissalaam bin Taarokh bin Naahuur bin Syaaruukh bin Arghuu bin Faalakh bin ‘Aibar (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Hud ‘Alaihissalaam) bin Syaalakh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nabi Nuh ‘alaihissalaam bin Laamak bin Mattuusyalkho bin Khonuukh (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Idris ‘Alaihissalaam) bin Yard bin Mahlaayiil bin Qoinan bin Yaanusy bin Nabi Syits ‘Alaihissalaam bin Nabi Adam ‘Alaihissalaam. Wallaahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar