Kamis, 29 Januari 2015

Sholawat Masyisyiyah Syaikh Abdussalam

Nama lengkap Syaikh Ibnu Masyisy adalah Sayidina Syaikh. Abu Abdillah Abdussalam Ibn Masyisy Ibn Abi Bakar Ibn Ali Ibn Hurmah Ibn Isa Ibn Salam Ibn Mizwar Ibn Ali Ibn Haidarah Ibn Muhammad Ibn Idris al-Azhar (almatsana) Ibn Idris al-Akbar Ibn Abdullah al-Kamil Ibn al-Hasan al-Mutsanna Ibn al-Hasan Ibn Ali bin Abi Thalib suami Fatimah az-Zahra putri Rasulullah. 
Syaikh Ibnu Masyisy lahir pada tahun 559 H. Wafat pada tahun 662 H. 

Beliau merupakan maha guru dari 3 wali Qutub; Sayyid Ibrahim al-Dasuqiy,Sayyid Ahmad al-Badawiy dan Syaikh Abul Hasan al-Syadzilliy Alhasany

Dhabit (catatan) lafaz Masyisy, ada yang membacanya dengan huruf Ba menggantikan Mim, menjadi Basyisy yang dalam bahasa Maziniyah berarti seorang pelayan yang memiliki kecerdesan luar biasa.

Ibnu Masyisy belajar membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an di Kuttab (tempat yang digunakan untuk mengajarkan anak-anak kecil membaca, menulis dan menghafal al-Qur’an) dan dia telah hafal al-Qur’an sejak berumur kurang dari 12 tahun kemudian pergi menuntut ilmu. Syaikh Ibnu Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga memiliki kezuhudan yang tinggi, Allah menyatukan dalam dirinya dua kemulian, dunia dan Agama, serta menjaga keutamaan keyakinan yang haqiqi. Dan Ibnu Masyisy mendapatkan keberhasilan atas kesungguhan kemauan dan cita-citanya, seorang yang tidak pernah menyimpang dari jalan syari’at sehelai rambut pun, berpegang teguh pada Agama dan menyampaikan keutamaan-keutamaannya.

Pada hari beliau dilahirkan, syaikh Abdul Qadir al-Jilaniy mendengar suara hatif (bisikan ruhani); “Ya syaikh Abdul Qadir, cermatilah keadaanmu kepada penduduk kota maroko, sesungguhnya yang akan menjadi wali Qutub di kota tersebut telah dilahirkan.

Syaikh Ibnu Masyisy memiliki kesungguhan dan kemauan yang keras dalam menuntut ilmu serta menjaga aurad  (bacaan-bacaan dzikir dan do’a) sehingga dia sampai kepada jalan menuju ma’rifah kepada Allah, maka Ibnu Masyisy mumpuni dalam bidang ilmu juga mendapatkan puncak kezuhudan. Di antara guru-gurunya dalam bidang ilmu pengetahuan adalah Syaikh Ahmad yang di juluki (aqtharaan), dimakamkan di daerah Abraj dekat pintu Tazah. 

Di antara para gurunya dalam bidang tasawwuf Syaikh Abdurrahman al-Madaniy yang terkenal dengan az-Zayyaat, dari beliau Ibnu Masyisy belajar tentang ilmu mua’amalah dengan masyarakat yang sumbernya berakhlak sesuai dengan akhlak Rasulullah sehingga dari ilmu tersebut Ibnu Masyisy mendapatkan yang lebih banyak.

Barang kali, penyebab tidak terlalu banyak warisan peningalan Syaikh Abdussalam Ibn Masyisy, meskipun kedududakannya tinggi. Salah satu murid beliau adalah Imam Abu al-Hasan as-Syaziliy, mengatakan: “Bahwa Syaikh Ibn Masyisy ulama yang masturul Hal (sangat tertutup) dan tidak ingin di kenal oleh manusia, di antara do’anya “Ya Allah aku mohon kepada-Mu agar makhluk berpaling dariku sehingga tidak ada tempat kembali bagiku selain kepada-Mu“. Allah mengabulkan permohonan Syaikh Ibnu Masyisy tersebut karena sangat ketertutupannya itu sampai tidak ada yang mengenal beliau kecuali Syaikh Abu al-Hasan as-Syaziliy yang sebuah thariqah dinisbahkan kepadanya. 

Adapun beberapa peninggalan ilmiyah Syaikh Ibnu Masyisy yang sampai kepada kita melalui muridnya Syaikh Abu al-Hasan as-Syaziliy adalah sekumpulan nasehat yang mengagumkan dengan ungkapan yang bersih, jernih selaras dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, di antaranya adalah: “Syaikh Abu al-Hasan as-Syaziliy berkata: “Guruku mewasiatkan kepadaku dan dia berkata:” Jangan kamu langkahkan kedua kakimu kecuali kamu hanya mengharap balasan dari Allah, janganlah kamu duduk kecuali kamu merasa aman dari maksiat kepada Allah dan jangan kamu berteman kecuali dia dapat menolongmu untuk ta’at kepada Allah“.

Dan Ibnu Masyisy berkata secara langsung kepada Abu al-Hasan as-Syaziliy: Senantiasalah kamu suci dari rasa ragu dan dari kotoran dunia, ketika kamu dalam keadaan kotor maka bersucilah, ketika kamu mulai cenderung kepada syahwat dunia maka perbaikilah dengan bertaubat, jangan sampai kamu dirusak dan ditipu hawa nafsu, maka dari itu senantiasalah kamu merasa dekat kepada Allah dengan penuh ketundukan dan ketulusan hati.

Salah satu teks penting yang sampai kepada kita dari Syaikh Abdussalam Ibn Masyisy adalah teks “shalawat Masyisyiah”, yaitu sebuah teks shalawat yang unik jika kata-katanya itu berbaur atau diucapkan oleh ruh maka akan membuat pemilik ruh tersebut terasa melayang di udara dari keluhuran dan keindahan alam malakut. Dan teks tersebut merupakan titik perhatian para pensyarah (komentator).

Banyak ulama yang ambil bagian dalam memberikan syarh (komentar) atas shalawat Masyisyiyah di antaranya: Imam Ahmad Ibn Ajibah, Syaikh Ahmad al-Shawiy al-Malikiy dan Syaikh Abdullah Ibn Muhammad al-Ghumariy.

Penyebab Imam Ibnu Masyisy keluar dari khalwatnya menentang Ibnu Abi al-Thawaajin al-Kattamiy seorang penyihir yang mengaku nabi, beliau telah mempengaruhi sebagian orang pada masanya, dan melakukan perlawanan atas dia dan para pengikutnya dengan logika dan dalil-dalil syar’i baik ucapan dan perbuatan dengan serangan atau perlawanan yang keras, mereka memotivasi untuk melakukan tipu daya dan persekutuan untuk membunuhnya, maka ia mengutus sebuah kelompok kepada Syaikh itu untuk menjebak beliau sehingga beliau turun dari khalwatnya untuk berwudhu dan shalat subuh dan di sanalah mereka membunuhnya pada tahun 662 H, semoga Allah merahmati dengan rahmat yang luas, dan mengumpulkan kami bersama dengan beliau ditempat yang diridhai Allah.

Beliau memiliki karya berbentuk tulisan yang berupa buku kumpulan refleksi tentang kehidupan beragama dan politik pada masanya ,serta pidato terkenal Nabi Muhammad (Kitab tasilya) yang ditulis ulang dan dikomentari oleh Syeh Ahmad ibn Ajiba (1747-1809),seorang ulama besar Maroko Abad 18. Selain itu, Ia adalah penulis dari sholawat indah dan keramat  yang sangat terkenal, yaitu Sholawat Masyisyiyah yang sering diwiridkan dipesantren pesantren Nusantara.

Di Maroko ,sholawat ini masih lestari dan sering dibacakan secara berjama’ah di masjid masjid, zawiyah sufiyah sampai seringkali  terdengar di radio radio kerajaan. Dan ini adalah upaya baik Kerajaan Maroko dalam melestarikan karya ulama’ agar tidak tergerus masa ,sekaligus upaya pengingat masyarakat untuk selalu bersholawat ,dan salam kepada Junjungan Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wasallam.

Sholawat Masyisyiyah

Untuk menghindari gangguan ghaib, terlebih gangguan Tuyul, santet dll maka di antara SHOLAWAT yang ampuh adalah dengan membaca

“Sholawat Masyisyiyah”,

disamping sholawat tersebut mempunyai Fadhilah yang luar biasa, Sholawat Masyisyiyah juga memiliki keistimewaan,.

Barangsiapa yang membaca Sholawat Masyisyiyah 10 kali, maka Insyaallah urusan rizkinya akan di mudahkan oleh Allah,.

Untuk menangkal gangguan thuyul, ada beberapa kaifiyah dalam membaca Sholwat tersebut,.

di antara kaifiyahnya adalah dibaca setelah menunaikan Sholat Subuh sebanyak Tuju kali di dalam rumah, selanjutnya sebagai berikut :

1. Bertawasul atas Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasalam
2. Bertawasul atas Syaikh Abdul Qodir Al Jilani
3. Bertawasul atas Syaikh ‘Abdis Salam bin Masyisy Alhasny
4. Kemudian membaca Sholawat Masyisyiyah sebanyak 7 kali,. 

Adapun Sholawatnya adalah sebagai berikut 

بسم الله الرحمن الرحيم 
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مَنْ مِنْهُ انْشَقَّتِ اْلاَسْرَارُ.وَانْفَلَقَتِ اْلاَنْوَارُ.  وَفِيْهِ ارْتَقَتِ الْحَقَائِقُ . وَتَنَزَلَتْ عُلُومُ سَيِّدِنَا اٰدَمَ عَلَيْهِ السّلاَ م فَاَعْجَزَالْخَلاَئِقُ . وَلَهُ تَضَاءَلَتِ الْفُهُومُ فَلَمْ يُدْرِكْهُ مِنَّا سَابِقٌ وَلاَ لاَحِقٌ . فَرِيَاضُ الْمَلَكُوْتِ بِزَهْرِ جَمَالِهِ مُوْنِقَةٌ . وَحِيَاضُ الْجَبَرُوْتِ بِفَيْضِ اَنْوَارِهِ مُتَدَفِّقَةٌ . وَلاَ شَيْئَ اِلاَّهُوَ مَنُوْط اِذْ لَوْلاَ الْوَاسِطَةٌ لَذَهَبَ كَمَا قِيْلَ الْمَوْسُوْط . صَلاَةً تَلِيْقُ بِكَ مِنْكَ اِلَيْهِ كَمَا هُوَ اَهْلُهُ . اَللَّهُمَّ اِنَّهُ سِرُّكَ الْجَامِعُ الدَّالُّ عَلَيْكَ وَحِجَابُكَ اْلاَعْظَمُ اْلقَائِمُ لَكَ بَيْنَ يَدَيْكَ . اَللَّهُمَّ أَلْحِقْنِى بِنَسَبِهِ . وَحَقِّقْنِىْ بِحَسَبِهِ . وَعَرِّفْنِىْ اِيَّاهُ مَعْرِفَةً اَسْلَمُ بِهَا مِن مَوَارِدِ الْجَهْلِ . وَاَكْرَعُ بِهَا مِنْ مَوَارِدِ الْفَضْلِ . وَاحْمِلْنِىْ عَلَى سَبِيْلِهِ إِلَى حَضْرَتِكَ حَمْلاً مَحْفُوْفًا بِنُصْرَتِكَ . وَاقْذِفْ بِىْ عَلَى الْبَاطِلِ فَأَدْمَغَهُ . وَزُجَّ بِىْ فِيْ بِحَارِ اْلاَحَدِيَّة . وَنْشُلْنِيْ مِنْ اَوْحَالِِ التَّوْحِيْدِ . وَأَغْرِقْنِيْ فِيْ عَيْنِ بَحْرِ الْوَحْدَةِ حَتَّى لاَأَرَى وَلاَ اَسْمَعَ وَلاَ اَجِدَ وَلاَ اُحِسَّ اِلاَّ بِهَا . وَاجْعَلْ حِجَابَ اْلاَعْظَمَ حَيَاةَ رُوْحِىْ وَرُوْحَهُ سِرَّ حَقِيْقَتِىْ وَحَقِيْقَتَهُ جَامِعَ عَوَالِمِيْ بِتَحْقِيْقِ الْحَقِّ اْلاَوَّلِ . يَا اَوَّلُ يَاآخِرُ يَاظَاهِرُ يَا باَطِنُ . اِسْمَعْ نِدَائِى بِمَا سَمِعْتَ بِهِ نِدَاءَ عَبْدِكَ زَكَرِيَّا عَلَيْهِ السّلاَمُ . وَانْصُرْنِيْ بِكَ لَكَ . وَاَيِّدْنِيِْ بِكَ لَكَ . وَاجْمَعْ بَيْنِىْ وَبَيْنَكَ وَحُلْ بَيْنِىْ وَبَيْنَ غَيْرِكَ . اَللهُ اللهُ اللهُ . إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ . رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً . إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا . صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ وَتَحِيَّاتُهُ وَرَحْمَاتُهُ وَبرَكَاتُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الْمُبَارَكَاتِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين 

Penjelasan:

Dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat dijelaskan mengenai shalawat masyisiyah sebagai berikut:

 هذه صلاة سيدي عبد السلام بن مشيش وهي من أفضل الصيغ المشهورة ذات الفضل العظيم. قال العلامة السيد محمد عابدين صاحب حاشية الدر في ثبته صلاة الشيخ الإمام القطب العارف بالله تعالى والدال عليه ذي الطريقة السنية المستقيمة والأحوال السنية العظيمة شريف النسب وأصيل الحسب سيدنا ومولانا السيد الشريف عبد السلام بن بشيش يقال بالباء في أوله وبالميم الحسني المغربي التي أولها اللهم صلى على من منه انشقت الأسرار وانفلقت الأنوار الخ

Artinya: 

"Shalawat di atas ini merupakan shalawat milik Sayyidi asy-Syaikh Abdus Salaam ibn Masyisy dan ia merupakan salah satu di antara sighat shalawat yang paling utama dan terkenal serta memiliki keutamaan yang agung. As-Sayyid Muhammad Abidin, penulis Hasyiyah ad-durr dalam catatannya yang diberikan untuk mengomentarai shalawat ini mengatakan, "Pemilik shalawat ini merupakan seorang imam yang Mengenal Allah, pemilik jalan yang luhur dan lurus, yang bertahtakan ketulusan dan keagungan, berasal dari keturunan yang terhormat, junjungan kami, Sayyidina wa Maulana As-Sayyid Asy-Syarif Abdussalaam bin Basyisy atau al-Masyisy al-hasani al-Maghribi, shalawat tersebut yaitu: Allaahumma Shalli 'Alaa Man Minhun Syaqqatil Asraar wan falaqatil anwar dan seterusnya.

Cara Pengamalan

Cara mengamalkan Shalawat Masyisiyah bisa bermacam-macam disesuaikan dengan ijazah yang kita terima dari ulama yang secara khusus memberikan ijazah shalawat tersebut kepada kita. Adapun admin sendiri mendapatkan ijazah khusus untuk shalawat masyisiyah ini dari Syaikh Thaifur yang waktu pengamalannya yaitu setelah shalat Dzuhur sebanyak 1x dilanjutkan membaca shalawat fatih sebanyak 100 x. Adapun dalam kitab Afdhalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat disebutkan salah satu cara pengamalan Syaikh Ahmad an-Nakhli sebagai berikut:

قد أوردها الشهاب أحمد النخلي وتلميذه الشهاب المنيني في ثبتيهما وذكر النخلي أنه أخذها عن الشيخ أحمد البابلي والشيخ عيسى الثعالبي قال وأمراني أن أقرأها بعد صلاة الصبح مرة وبعد صلاة المغرب مرة قال ورأيت في بعض التعاليق تقرأ ثلاث مرات بعد الصبح وبعد المغرب وبعد العشاء وفي قراءتها من الأسرار ومن الأنوار ما لا يعلم حقيقته إلا الله تعالى وبقراءتها المدد الإلهي والفتح البراني ولم يزل قارئها بصدق وإخلاص مشروح الصدر ميسر الأمر محفوظا بحفظ الله تعالى من جميع الآفات والبليات والأمراض الظاهرة والباطنة منصوراً على جميع الأعداء مؤيداً بتأييد الله العظيم في جميع أموره ملحوظاً بعين عناية الله الكريم الوهاب وعناية رسوله صلى الله تعالى عليه وعلى الآل والأصحاب وتظهر فائدتها بالمداومة عليها مع الصدق والإخلاص والتقوى ومن يطع الله ورسوله ويخش الله ويتقه فأولئك هم الفائزون ا.ه. وقد زاد بعض أكابر العارفين من مشايخ الطريقة الشاذلية فيها زيادات شريفة مزجها بها وجعلها وظيفة يقرؤها أهل طريقته العلية صباحاً ومساء نفعنا الله بهم. 

Artinya: "Syaikh Ahmad an-Nakhili dan muridnya, Asy-Syihab al-Manini menyebutkan shalawat ini di dalam makalah mereka. An-Nakhili menyebutkan bahwa ia menerima shalawat ini dari Syaikh Ahmad al-Babili dan Syaikh Isa ats-Tsa'alibi. Ia berkata, "Beliau menyuruhku untuk membacanya setelah shalat subuh satu kali dan setelah shalat maghrib satu kali." Ia melanjutkan, "Dan aku lihat dalam beberapa tulisan, bahwa shalawat ini dibaca masing-masing 3 kali, setelah shalat subuh, maghrib dan isya'. Di dalam membacanya terkandung beberapa rahasia dan cahaya pencerahan yang hakikatnya hanya diketahui oleh Allah. Dan dengan membacanya pula karunia-karunia ketuhanan dan pencerahan rabbani akan tergapai. orang yang mengamalkannya akan senantisa jujur dan ikhlas, hatinya senantiasa lapang dan urusannya dimudahkan, terlindung dalam penjagaan Allah dari semua bencana, kerusakan dan dari segala macam penyakit, lahir dan batin, dibantu dalam mengalahkan musuh dengan kekuatan Allah; segala urusannya dimudahkan dengan mendapatkan inayah dari Allah, Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, dan inayah dari rasulNya, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepadanya dan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Faidahnya akan tampak dengan mengamalkannya secara rutin dengan tulus, ikhlas dan takwa, "Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasulNya, takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." Sebagian pemuka tarekat Syadziliyah menambahkan bacaan-bacaan pada shalawat ini, lalu mereka menjadikannya sebagai wiridan wajib bagi pengikut tarekat yang mulia ini, pada waktu-waktu pagi dan sore. Semoga Allah melimpahkan manfaatNya kepada kita. Amiin

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

14 komentar: