Sabtu, 28 Maret 2015

Panembahan Bodho

GELAR PANEMBAHAN BODHO ORA ATEGES BODHO TANPA NGELMU, ANANGING PINTER 
RUMONGSO KANTHI ANDAP ASOR, TANPA PAMRIH BONDHO  LAN PANGUWOSO

Panembahan Bodo oleh masyarakat dianggap sebagai cikal bakal mereka sehingga sangat dihormati. Panembahan Bodo menurut cerita yang beredar di masyarakat merupakan tokoh keturunan bangsawan Majapahit , beliau merupakan cicit Prabu Brawijaya V .Raden Trenggono merupakan putra Raden Kusen , seorang adipati Terung . Raden Kusen putra Raden Aryo Damar dengan Dorowati seorang putri cina yang cantik jelita , sedang Raden Aryo Damar merupakan putra Prabu Brawijaya V , Raja Majapahit.

Diceritakan pada suatu hari Raden Trenggono mendapat sindiran dari kerabatnya agar ia segera mempersiapkan diri untuk menggayuh kemuliaan dan keluhuran untuk mencapai kaswargan . Ada pula yang memberikan nasehat seperti diatas secara terang - terangan .

Pada suatu hari Raden Trenggono berjalan menelusuri sungai hingga sampailah pada sebuah hutan wijen dan bertemu dengan seorang yang gagah dan tampan. Melihat sosok orang tersebut Raden Trenggono timbullah keinginannya agar dapat menatap dan berbicara dengannya , namun karena begitu saktinya orang tersebut menyelinap dan menghilang dari pandangan Raden Trenggono ,orang tersebut tidak lain adalah Sunan Qadle atau Sunan Kalijaga. 

Karena Raden Trenggono berkeinginan mempunyai kesaktian dan ilmu seperti Sunan Kalijaga , maka ia mengabdi kepada Ki Ageng Gribig di Temanggung . Di Temanggung Raden Trenggono semakin tinggi tekadnya untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam. Akhirnya ia diambil menantu oleh Ki Ageng Gribig dan mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam .

Asal mula sebutan KI Bodho, pada awal perjuangan syiar agama, pada waktu itu di pulau jawa baru mengalami ancaman penjajahan portugis, sehingga beredar kabar akan ada penyerangan lewat pantai selatan. Bagi Raden Trenggono penyerangan diawali dengan suara  gemuruh (jlegur-jlegur) dari sura meriam, dimana sebenarnya suara utu adalah suara ombak laut di pantai selatan. 

Keadaan  tersebut memaksa Raden trenggono untuk bersiap-siap menghadapi serangan portugis sehingga kemudian membangun pos penjagaan di wilayah pantai selatan.
Pada saat itu, Sunan kalijaga datang di nanggulan, sehingga mengetahui apa yang dikerjakan Raden Trenggono. Sunan Kalijaga memahami bahwa ternyata Raden Trenggono masih Bodho dan kurang berpengalaman. Oleh karena kebodohannya itu  Raden Trenggono mempunyai sebutan KI BODHO

Pada awal kekuasaan panembahan senopati, Kerajaan mataram masih bersengketa dengan sultan pajang. Sultan Pajang berkeinginan untuk menarik kembali apa yang telah di tetapkan sebelumnya dengan ki ageng pamanahan tentang tanah untuk mataram. 
Dari keinginannya itu  Sultan pajang berupaya untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan kesaktiannya untuk merebut kembali tanah Pajang yang telah dikuasai mataram.

Sultan Pajang mengetahui sejarah eyang Raden Trenggono (Adipati Terung I) dimana mempunyai kesaktian yang luar biasa dan Sultan pajang berpikir kesaktian itu telah diwarisi oleh cucunya yaitu raden Trenggono. 
Berangkat dari pemikiran itu maka sultan pajang ingin berguru  dan mewarisi kesaktian Raden Trenggono tersebut dengan menjajikan hadiah yang menarik , namun Raden trenggono ingat dan menjunjung tinggi wasiat “ Tobat Turun pitu” dari eyangnya yaitu menghindari dan tidak ikut campur dalam perebutan kekuasaan atau urusan politik dengan sikap “tumbak waru ora melu-melu”, maka permohonan sultan pajang tidak dapat dipenuhi. 

Dengan sangat kecewa Sultan pajang pulang tanpa membawa hasil dari keinginannya. Kepulangann sultan pajang yang kecewa tersebut senantiasa sambil bergumam bahwa raden trenggono itu  KYAI Bodho.

 Di masa akhir hayat KI BODHO terjadi peralihan kekuasaan dari Terung dan Pajang ke mataram. Panembahan senopati yang mulai berkuasa pada saat itu baru saja menyelesaikan permasalahan dengan ki ageng mangir dimana wilayahnya dekat dengan pijenan. 
Panembahan Senopati tidak menginginkan adanya pengaruh ki Ageng mangir terhadap Ki Bodho. Dalam usaha panembahan senopati menjaga agar tidak ada pengaruh dari bekas hulubalang ki ageng mangir, serta rasa hormat dan segan beliau terhadap pewaris dan keturunan adipati Terung tersebut,maka Ki Bodho diberi rumah pemukiman di sebelah barat keraton Mataram dan diberi nama kampung BODHON. 

Disamping itu, akhirnya panembahan senopati memberi penghargaan lain yang lebih tinggi pada KI  Bodho yakni diberi ganti wilayah Terung yang telah di kuasai Mataram, sebuah tanah perdikan  dengan wilayah bekas kekuasan mangir yang letaknya disebelah timur sungai PROGO ke utara sampai kaki gunung merapi. KI BODHO diberi kedudukan sebagai penguasa Tanah perdikan tersebut dan diberi gelar PANEMBAHAN, sehingga lebih dikenal dengan sebutan PANEMBAHAN BODHO

 Akhirnya beliau meninggal dunia dan dimakamkan di Pasarean Sewu atau Makam Sewu  yang letaknya di desa WIJIREJO,PANDAK BANTUL YOGYAKARTA. 

Di pesarean Makam Sewu, setiap tahun diadakan acara yang telah turun temurun sebagai warisan budaya adiluhung para pendahulu yakni acara “ nyadran Makam sewu” acara ini diadakan para ahli waris dan anak keturunan, sebagai wujud rasa hormat dan baktinya pada Panembahan Bodho.

Maksud dan tujuan nyadran

Kegiatan upacara ini dimaksudkan untuk mendapat menghormati para leluhur yang sudah meninggal dan mendoakan agar dosa – dosanya diampuni Tuhan sehingga tempat disisinya , disamping itu agar yang ditinggalkan selalu mendapat keselamatan , murah rejeki dan sandang pangan.

Pelaksanaan Nyadran

Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di makam Sewu setelah tanggal 20 ruwah . Bertepatan dengan tanggal Wafatnya Panembahan Bodo. Upacara Sadranan dilaksanakan sebanyak tiga kali , upacara pertama dilaksanakan pada hari minggu dimulai pukul 20.30 WIB di Los makam Sewu , upacara kedua pada hari senin pukul 08.00 Wib di dalam cungkup Panembahan Bodo , upacara ketiga pada hari senin siang pukul 14.00 WIB yang merupakan puncak acara Sadranan . Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo / Bangsal Panembahan Bodo.

Perlengkapan Upacara ‎ 

Pada upacara pertama dan kedua hidangan yang disediakan hanya konsumsi biasa sedangkan pada upacara ketiga berupa tumpeng , nasi wuduk dan nasi ambeng yang masing – masing beserta rangkaiannya . 

Adapun rangkaian perlengkapan sebagai berikut          
                                                          :
a.            Tumpeng : Nasi putih berbentuk kerucut ( gunung ) tanpa lauk pauk , 
melambangkan sebuah pengharapan kepada Tuhan supaya permohonannya terkabul.

b.            Nasi Gurih / Wuduk : Nasi putih diberi santan , garam dan daun salam sehingga rasanya gurih , nasi ini juga disebut nasi rasul karena nasi ini merupakan simbol permohonan keselamatan dan kesejahteraan  Nabi Muhammad SAW , para sahabat dan bagi penyelenggara dan peserta upacara

c.            Nasi Ambeng : Nasi ambeng ini disertai lauk pauk , dan dibungkus dengan daun pisang . Nasi ini disediakan oleh warga masyarakat.

d.            Ingkung : Ayam yang dimasak secara utuh diberi mumbu tidak pedas dan 
santan . Ingkung melambangkan manusia ketika masih bayi belum mempunyai kesalahan atau masih suci . Ingkung juga melambangkan kepasrahan kepada Tuhan.

e.            Bunga : Bunga terdiri dari bunga mawar , melati dan kenanga . Bunga ini 
melambangkan keharuman doa yang keluar dari hati yang tulus , kecuali itu bau harum mempunyai makna kemuliaan.

f.             Pisang Raja : Melambangkan suatu harapan agar kelak kemudian hari warga masyarakat desa Wijirejo hidupnya selalu bahagia seperti raja.

g.            Jajan Pasar : Sesaji yang terdiri dari bermacam – macam makanan yang dibeli  dari pasar , bermakna suatu harapan agar warga masyarakat desa  Wijirejo selalu memperoleh berkah dari Tuhan sehingga hidupnya selalu mendapatkan kelimpahan dalam mengerjakan sawahnya

h.            Ketan : Berasal dari kata Khotan yang artinya kesalahan

i.             Kolak : Berasal dari Qala yang artinya mengucapkan

j.             Apem : Berasal dari kata Aquwam yang berarti ampun . Ketan , kolak 
dan apem ini merupakan satu rangkaian yang bila diartikan secara keseluruhan berarti jika merasa salah cepat – cepatlah ‎mengucapkan mohon ampun

Makam Istri Panembahan Bodho 

Makam Nyai Brintik secara administratif terletak di Dusun Karang, Kalurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Letak makam Nyai Brintik ini tepatnya berada di sisi barat Pasar Pijenan pada jarak sekitar 1,5 kilometer.

Kondisi Fisik pemakaman 

Makam Nyai Brintik berada di sisi utara dari kompleks makam Dusun Karang. Makam ini telah dilengkapi cungkup. Cungkup terbuat dari bangunan tembok. Ukuran cungkup sekitar 4 m x 6 m. 

Cungkup memiliki satu pintu menghadap ke selatan. Nisan makam Nyai Brintik terbuat dari batu putih (tufa) dengan ukuran panjang sekitar 125 Cm, lebar 40 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat 50 Cm.Cungkup makam Nyai Brintik juga dilengkapi dengan teras. Di teras ini diletakkan beberapa nisan dari sesepuh dusun setempat. Sementara di sisi nisan dari Nyai Brintik juga terdapat nisan lain yakni nisan dari Nyai Brintik yang bernama Joko Lelono. Nisan dari Joko Lelono berukuran panjang sekitar 100 Cm, lebar 40 Cm, dan tinggi 40 Cm. Nisan Joko Lelono juga terbuat dari batu putih.

Pada bagian tengah agak ke selatan dari kompleks makam di Dusun Karang ini juga terdapat nisan lain, yakni nisan dari putra Nyai Brintik, yakni nisan dari Kyai Gading Condrokusumo. Di sebelah nisan Gading Condrokusumo juga terdapat nisan lain yakni nisan dari Nyai Gading Condrokusumo yang tidak lain merupakan istri dari Kyai Gading Condro Kusumo. Nisan keduanya diletakkan dalam sebuah cungkup dengan dinding terbuka. Artinya, nisan tersebut hanya diberi atap yang terbuat dari seng yang disangga tiang dari cor beton di keempat sudutnya. Nisan dari Kyai dan Nyai Gading Condro Kusumo terbuat dari keramik warna merah. Panjang Nisan keduanya adalah 125 Cm dan lebarnya 50 Cm. Sedangkan tingginya 40 Cm.

Latar Belakang

Nyai Brintik merupakan istri dari Panembahan Bodo atau sering dikenal juga dengan nama Raden Trenggono atau Syeh Sewu. Makam dari Panembahan Bodo ini berada di Dusun Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul, yakni di sisi utara dari kompleks makam Dusun Karang pada jarak sekitar 2 kilometer.

Sumber setempat menyebutkan bahwa Nyai Brintik adalah salah satu putri dari Sunan Kalijaga. Namun versi lain menyatakan bahwa Nyai Brintik adalah putra dari Kyai Santri dari Muntilan. Versi ketiga menyatakan bahwa Nyai Brintik adalah salah satu anak didik (santriwati) dari Sunan Kalijaga.

Nyai Brintik dulunya tinggal di Dusun Kauman bersama suaminya yang bernama Panembahan Bodo. Dusun Kauman ini terletak di timur Dusun Karang. 

Disebutkan bahwa Nyai Brintik ini pernah membuat bedug yang kemudian digunakan di sebuah masjid peninggalan Sunan Kalijogo di Kalibawang, Kulon Progo yang terkenal dengan nama Masjid Kedondong. Cara membawa bedug teresebut menurut cerita tutur setempat dilakukan dengan cara digendong oleh Nyai Brintik. Cerita tutur setempat juga menyebutkan bahwa Nyai Brintik juga memiliki ilmu kanuragan berlebih dibandingkan orang awam.

Ketika meninggal Nyai Brintik hendak dimakamkan di Makam Sewu di Pijenan. Rencananya akan dimakamkan di sisi makam suaminya, Panembahan Bodo. Akan tetapi ketika rombongan pembawa jenazah akan menyeberang Sungai Bedog sungai tersebut sedang banjir besar. Sungai Bedog ini menjadi pemisah antara Dusun Pijenan dengan Dusun Kauman dan Dusun Karang. 

Rombongan pembawa jenazah ini tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Makam Sewu karena waktu itu belum ada jembatan yang menghubungkan kedua wilayah tersebut. Pemakaman jenazah pun ditunda. Penundaan berlangsung beberapa hari karena banjir Sungai Bedog tidak segera surut. Oleh karena banjir tidak segera surut, maka jenazah Nyai Brintik pun akhirnya dimakamkan di Dusun Karang. ‎

7 komentar:

  1. saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan





    BalasHapus
  2. Para dukun malah pasang iklan ...?! Kopeeettr

    BalasHapus
  3. nek nembus tenan ,,,,,rasah rekoso promo yo mas,,,,hhhhhahahah

    BalasHapus
  4. Dukune iso nggolekke duwit wong liyo, dukune dewe malah kere....

    BalasHapus
  5. Klo niat bantu bukan memberi no tlp paranormal atau dukun mas, langsung aja kasih modal nyata buat usaha...😂😂😂

    BalasHapus
  6. Kl ada yg ngaku bs narik gaib,,dan bisa dibuktikan,,aku cium kakinya,,,

    BalasHapus