Kamis, 29 Oktober 2015

Gunung Marapi Dan Legenda Orang Bunian

Gugusan alam ranah Minang masih menyimpan gunung merapi aktif. Gunung Marapi adalah sebuah gunung vulkano dengan beberapa buah kawah aktif. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Pulau Sumatera.

Secara geografis Gunung Marapi terletak antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Di sebelahnya terdapat Gunung Singgalang dengan telaga sebagai daya tariknya. Namun secara administrasi, gunung ini berada dalam kawasan Kabupaten Agam. Gunung Marapi memiliki ketinggian 2891,3 meter dari permukaan air laut. Untuk mencapai kaki Gunung Marapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang. Untuk menuju Gunung Marapi, jika Anda dari Kota Padang atau Bandar Udara Ketaping membutuhkan waktu kurang lebih 1.5 jam.

Objek Wisata Alam

Gunung Marapi merupakan salah satu gunung yang ada di ‎Sumatera Barat yang sering digunakan untuk pendakian. Mengingat gunung tersebut sudah memiliki jalur pendakian yang tetap. Meski demikian, Anda harus tetap waspada dan hati-hati ketika melakukan pendakian di Gunung Marapi. Selama dalam perjalanan pendakian, Anda akan disuguhi pemandangan yang hanya ada di gunung, yaitu bunga edelweis. Jika Anda beruntung, Anda dapat melihat Danau Singkarak ketika Anda sudah sampai di puncak gunung.

Terdapat beberapa jalur pendakian di jalur ini, namun titik start yang dapat Anda tempuh adalah dari Koto Baru. Sebelum melakukan pendakian, pastikan dahulu Anda telah menyiapkan bekal yang dibutuhkan seperti tenda, makanan, air, jaket dan perlengkapan lainnya. Dari pasar Koto Baru menuju pos pendakian, Anda harus memilih untuk memulai dengan jalan kaki atau angkutan pedesaan yang menuju ke pos pendakian. Pilihan berjalan kaki akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di pos pendakian.

Dari pos pendakian perjalanan dilanjutkan menuju Parak Batuang dengan melewati perkebunan penduduk. Di Parak Batuang Anda akan merasakan nikmatnya kesegaran udara Gunung Marapi dan mengisi botol minuman di sumber air yang terdapat di daerah ini. Dari parak batuang, membutuhkan waktu pendakian kira-kira 5 jam untuk mencapai puncak. Perjalanan diisi dengan pemandangan hutan tropis dan beberapa jalur pendakian yang cukup terjal. Setelah sampai di puncak, sebaiknya Anda memilih lokasi di cadas untuk tempat camp (berkemah). Untuk mencapai puncak sebaiknya dilakukan saat subuh, sehingga kita bisa menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) Gunung Marapi ini dan menikmati pemandangan yang mempesona di Gunung Marapi ini di pagi hari. Dari puncak Gunung Marapi ini mata Anda akan menyapu pemandangan Kota Bukittinggi, Gunung Singgalang, pemandangan Danau Singkarak yang berada di Kabupaten Solok.

Legenda Penduduk

Keberadaan Gunung Marapi sangat kental karena mempunyai nilai historis bagi masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Konon menurut sejarahnya, nenek moyang orang Minangkabau berasal dari lereng Gunung Marapi, hal ini ditandai dengan terdapatnya Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar. Nagari Pariangan merupakan cikal bakal dari lahirnya sistem pemerintahan masyarakat berbasis nagari di Sumatera Barat. Sebuah animo unik yang berkembang di masyarakat, bahwa jika seseorang belum pernah mendaki Gunung Marapi maka orang tersebut belum “lengkap” disebut sebagai orang Minangkabau.

Puncak Marapi dalam legenda Minang adalah awal dari lahirnya Ranah Minangkabau. Awal lahirnya Minang Darek (wilayah pegunungan Marapi) nenek moyang bangsa yang diyakini masih keturunan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia itu dikisahkan dalam Tambo terdampar saat berlayar di Puncak Marapi dan saat surut banjir, nampaklah di bawah kaki gunung Luhak nan Tigo (3 cekungan daratan) maka rombongan kapal yang terdampar itu mulai menuruni 3 wilayah itu, Luhak nan Tigo itu yang sekarang diketahui sebagai Wilayah Kabupaten Tanah Datar (kota Batusangkar dan Padangpanjang), yaitu Luhak nan Tuo, Wilayah Kabupaten Agam (Kota Bukittinggi) sebagai Luhak nan tengah, dan Kabupaten Limapuluhkota (Kota Payakumbuh) sebagai Luhak nan Bungsu. Legenda ini lah yang diimani penduduk setempat sebagai cikal bakal lahirnya masyarakat Minangkabau yang memiliki adat istiadat budaya yang khas dan unik. Sejatinya Minangkabau adalah masyarakat pegunungan dimana Gunung Marapi menjadi Simbol Budayanya diinfokan dari orang tua dahulu bahwa Rumah Gadang dalam kepercayaannya harus didirikan dengan menghadap ke Gunung Marapi.

Legenda Orang Bunian

Orang bunian dipercaya merupakan makhluh gaib yang digambarkan memiliki kemiripan dengan sosok manusia. Disebut jika orang bunian memiliki tangan, kaki, kepala dan orang-organ tubuh seperti manusia, namun makhluk yang satu ini tidak hidup di dimensi manusia. Banyak yang percaya jika makhluk legendaris ini menempati tempat-tempat terpencil seperti tengah hutan, bukit-bukit tinggi, perkuburan atau bangunan-bangunan tua yang telah ditinggalkan begitu saja dalam waktu yang lama.

Kisah legenda tentang orang bunian berasal dari kepercayaan adat istiadat masyarakat Minangkabau, Sumatera Selatan. Konon menurut legenda, orang bunian merupakan perwujudan sosok dewa, namun bagi masyarakat Minangkabau sosok dewa yang mereka maksud tidak seperti ajaran yang dianut dalam kepercayaan Hindu atau Budha. Mereka menyebut orang bunian sebagai makhluk halus yang mendiami hutan-hutan rimba, konon biasanya menurut legenda masyarakat setempat orang bunian akan menculik anak kecil di waktu-waktu tertentu. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, rang bunian biasanya akan menggoda anak keci dengan menyebarkan aroma masakan yang sangat lezat atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘samba dewa’.

Secara tak sadar, orang bunian telah menjadi legenda yang sangat terkenal bahkan sampai saat ini banyak peneliti dan para ilmuan dari mancanegara yang masih terus mencari penelitian untuk membuktikan keberadaan makhluk yang satu ini. Pasalnya, bagi mereka orang bunian sebenarnya tak lebih hanya merupakan makhluk langka yang hidup ditengah hutan belantara dan sangat menutup diri dari kehidupan manusia pada umumnya. Beberapa peneliti sempat menjelaskan jika legenda ini tidak hanya sekedar cerita, pasalnya saat melakukan penelitian mereka berhasil menemukan bukti-bukti tentang keberadaannya. Seperti jejak kaki hingga sebuah rekaman video yang konon merupakan rekaman bukti keberadaan kisah legendaris ini. Dari situ mereka pun mulai membentuk sebuah skema tentang perwujudan ssok makhluk yang satu ini. Menurut salah satu sumber, hasil penelitian menggambarkan jika orang bunian adalah sebuah makhluk hasil evolusi kera. Para peneiti mengatakan jika makhluk yang satu ini berjalan dengan kedua kakinya seperti manusia, bahkan mereka pun berjalan di atas tanah tapi dengan ukuran yang jauh lebih kecil dan lebih pendek dari manusia.

Berbicara tentang orang bunian maka sisi mistis seolah tidak bisa dipisahkan dari legenda ini. Banyak yang percaya jika makhluk ini merupakan makhuk halus sebangsa jin yang konon memiliki kekuatan supranatural yang sangat dahsyat, dan menurut legendanya makhluk ini tidak akan pernah dilihat dengan mata biasa. Konon orang bunian hanya akan menampakkan wujudnya kepada orang-orang yang ia inginkan. Menurut kepercayaan banyak kalangan orang bunian tidak hanya terdapat di daerah Minangkabau saja, konon dari kisah legendanya hampir setiap daerah khususnya daerah perbukitan di huni oleh orang bunian. Konon menurut legenda dari dunia mistik orang bunian pun punya kehidupan mereka masing-masing seperti kehidupan manusia yaitu beranak pinak dan juga memiliki sistem pemerintahan mereka tersendiri.

Benar tidaknya tentang legenda makhluk ini, salah seorang yang nampaknya “pakar” dunia gaib asal negeri jiran sempat membuat pengumuman yang sangat mengejutkan. Ia mengatakan bahwa tragedy hilangnya Malaysia Airlines disebabkan karena ulah orang bunian yang membawa semua penumpang termasuk pesawat masuk ke dimensi lain.

Dalam kepercayaan beberapa komunitas masyarakat -khususnya di Sumatera dan Semenanjung Melayu-, ada yang disebut dengan istilah orang bunian.

Bunian secara linguistik berarti 'yang tersembunyi'. Jadi, orang bunian artinya adalah orang yang tubuh kasarnya tersembunyi, yang ada hanyalah tubuh halus. Oleh karena itu, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai 'tubuh halus'.

Orang bunian dipercaya tinggal di tempat-tempat seram seperti hutan belantara, gua yang jauh dari kampung, puncak gunung dan lain sebagainya.

Bila ada orang yang pergi ke hutan mencari kayu, lalu ia tersesat dan tidak pulang-pulang, maka orang menyebutnya 'telah dilarikan orang bunian'.

Ada yang yang menduga bahwa istilah 'orang bunian' merupakan terjemahan dari Bahasa Arab dari kata Jinn (الجن), yang mana al-jinn secara letterlijk berarti 'sesuatu yang tersembunyi' atau 'sesuatu yang tak tampak oleh kasat mata'.

Jika memang demikian, maka kepercayaan terhadap adanya orang bunian sebenarnya tidak masalah, sebab keberadaan Jin pun memang diakui sebagai suatu makhluk yang eksis dan termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an maupun dalam keterangan Sunnah.

Bahkan di dalam al-Qur'an sendiri terdapat sebuah surah yang namanya adalah surah al-Jinn, yang mana dalam surah tersebut diceritakan tentang kawanan jin yang mendengar bacaan al-Qur'an. Dalam ayat-ayat lain disebutkan bahwa hukum Tuhan berlaku atas jin dan manusia.

Hanya saja kepercayaan-kepercayaan terhadap bunian ini banyak dibumbui oleh kepercayaan mistis sehingga melenceng jauh dari aqidah yang benar, misalnya percaya akan kesaktian orang bunian atau juga mememinta pertolongan dengan membuat persembahan melalui bomoh dan dukun-dukun.

Berikut beberapa hal yang terkait dengan orang bunian:

Ilmu Bunian

Salah satu kepercayaan yang erat kaitannya dengan orang bunian adalah adanya sesuatu yang disebut dengan 'ilmu bunian'. Disebut ilmu bunian karena barangkali kemampuan ini didapat dari orang bunian.

Konon dikatakan bahwa ilmu bunian merupakan sebuah ilmu yang sangat rahasia. Ilmu yang satu ini dikatakan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.

Konon katanya, dengan adanya ilmu yang satu ini maka akan mampu mempengaruhi alam bawah sadar orang yang ada di sekitarnya dengan mudah. Ilmu yang satu ini juga disebut sebagai ilmu pekasih rotan.

Ilmu bunian biasanya digunakan untuk pekasih buat lawan jenis. Konon pula orang yang sudah hebat dalam memiliki ilmu tersebut akan dikasihi oleh banyak orang, termasuk lawan jenis. Dikatakan juga bahwa ilmu bunian tersebut akan mampu untuk membuat seseorang lebih mudah dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

Bahkan ada sebuah cerita dimana seorang pemilik ilmu bunian mampu untuk memiliki istri sebanyak 25 orang. Istri yang sangat banyak tersebut tidak pernah terjerat konflik sama sekali.

Ilmu seperti ini tentu sudah tidak ada bedanya dengan sihir yang terlarang dalam Islam.

Bukit Bunian

Di beberapa tempat juga dipercaya sebagai tempat tinggal orang Bunian, misalnya ada suatu bukit yang dipercaya sebagai bukit bunian, sehingga orang kampung tidak ada yang  berani datang ke sana. Konon katanya kalau mau melewati tempat itu harus minta izin terlebih dahulu. Atau pula ada yang nekat karena ingin bertapa dan mencari kesaktian.

Lantas bagaimana menyikapi semua ini?

Sebagai muslim, kita wajib percaya pada keberadaan yang ghaib, termasuk jin. Tapi hal itu cukup sampai pada tahap kepercayaan, tidak lebih. Seorang mukmin tidak dibenarkan meminta pertolongan kepada selain Allah Swt.

Lebih dari itu, seorang mukmin harus mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin Allah Swt, karena itu tidak ada yang perlu ditakuti kecuali hanya Allah Swt.
Wallohu A'lam

3 komentar:

  1. terima kasih info nya

    BalasHapus
  2. kalau belum pernah mendaki mmerapi berarti bukan orang minang.... saya belum pernah kayaknya.... kayaknya seru tuh camping sendirian ke merapi.

    BalasHapus
  3. Saya orang minang kak, tapi saya belom pernah mendaki kesana kak, jadi saya bukan orang minang dong kakkk
    Yahhh, kok sad

    BalasHapus