Jumat, 02 Desember 2016

Penjelasan Qunut Nazilah

Qunut adalah bacaan doa yang dilakukan pada rakaat akhir setelah bangun dari rukuk. Qunut dalam mazhab Syafi'i ada tiga macam yaitu qunut ratib (jamak, rawatib), qunut witir dan qunut nazilah. Qunut rawatib adalah qunut yang dilakukan secara teratur dan terus menerus. Qunut ratib terjadi pada waktu shalat subuh. Yang kedua adalah qunut witir yaitu qunut yang dibaca setiap rakaat akhir shalat witir. Ketiga, nazilah yaitu qunut yang dilakukan saat umat Islam terimpa musibah atau bencana. Qunut nazilah sunnah di lakukan di setiap shalat fardhu. Hukumnya qunut adalah sunnah.

Kata (an Nazilah)” artinya: Musibah, bencana, malapetaka.

Jadi, qunut Nazilah yaitu qunut untuk mendo’akan kebaikan (kemenangan) bagi kaum Muslimin dan mendo’akan kecelakaan (kebinasaan) bagi kaum Kafir atau Musyrik yang menjadi musuh Islam.

Qunut Nazilah ini hukumnya sunnat dan adanya di lima waktu shalat wajib; Shubuh, Zhuhur, ‘Ashar, Magh-rib dan Isya’. Tempatnya doa qunut ialah waktu berdiri sesudah ruku’ di raka’at yang akhir. Adapun hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam qunut sebelum ruku’ maksudnya: Lama berdiri dalam membaca ayat, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُوْلُ الْقُنُوْتِ

” Seutama-utama shalat yaitu yang lama berdirinya.”‎
‎HADITS-HADITS SHAHIH TENTANG QUNUT NAZILAH

HADITS PERTAMA

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَنَتَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلاَةِ الْصُّبْحِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، مِنَ الرَّكْعَةِ اْلأَخِرَةِ يَدْعُوْ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِيْ سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ، وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ. (وَكَانَ أَرْسَلَ يَدْعُوْهُمْ إِلَى اْلإِسْلاَمِ فَقَتَلُوْهُمْ . قَالَ عِكْرِمَةُ : هَذَا مِفْتَاحُ الْقُنُوْتِ).
اخرجه أبو داود رقم (1443) وابن الجارود رقم (106) وأحمد (1/ 301-302) والحاكم (1/325-326) والبيهقي (2/200) وقال الحاكم: صحيح على شرط البخاري ووافقه الذهبي .

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut selama satu bulan secara terus-menerus pada shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di akhir setiap shalat, (yaitu) apabila ia mengucap Sami’Allahu liman hamidah di raka’at yang akhir, beliau mendo’akan kebinasaan atas kabilah Ri’lin, Dzakwan dan ‘Ushayyah yang ada pada perkampungan Bani Sulaim, dan orang-orang di belakang beliau mengucapkan amin.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnul Jarud, Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi. Dan Imam al-Hakim menambahkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus para da’i agar mereka (kabilah-kabilah itu) masuk Islam, tapi malah mereka membunuh para da’i itu. ‘Ikrimah berkata: Inilah pertama kali qunut diadakan.‎

HADIS KEDUA 

Daripada Anas bin Malik RA:

أَنَّ رِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ اسْتَمَدُّوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَدُوٍّ فَأَمَدَّهُمْ بِسَبْعِينَ مِنَ الْأَنْصَارِ كُنَّا نُسَمِّيهِمُ الْقُرَّاءَ فِي زَمَانِهِمْ كَانُوا يَحْتَطِبُونَ بِالنَّهَارِ وَيُصَلُّونَ بِاللَّيْلِ حَتَّى كَانُوا بِبِئْرِ مَعُونَةَ قَتَلُوهُمْ وَغَدَرُوا بِهِمْ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو فِي الصُّبْحِ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ‎

Mafhumnya: “Bahawa Bani Ri’lin, Zakwan, Usaiyah dan Bani Lahyan pernah meminta pertolongan dari Rasulullah SAW untuk menghadapi musuh mereka. Maka baginda menghantar bantuan seramai 70 orang sahabat dari golongan Ansar. Kami menamakan mereka sebagai al-Qurra, mereka dahulunya mengedarkan makanan untuk orang-orang yang memerlukan pada siang hari dan banyak menunaikan solat pada malam hari. Sehinggalah mereka sampai di Bi’ri Ma’unah, tiba-tiba mereka di bunuh dan dikhanati oleh kabilah-kabilah berkenaan. Apabila berita itu sampai kepada Nabi SAW, baginda membaca qunut (Nazilah) selama sebulan dan berdoa dalam solat Subuh untuk dikenakan balasan ke atas jenayah dan pengkhianatan Bani Ri’lin, Zakwan, ‘Usayyah dan Bani Lahyan.” (HR al-Bukhari)

Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقنت في الفجر والظهر والعصر والمغرب والعشاء

Artinya: Bahwasanya Nabi Muhammad melakukan qunut (nazilah) pada saat shalat subuh, dhuhur (dzuhur), ashar, maghrib, dan isya' (HR Ahmad) Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan para sahabat dan lainnya. 

Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya. 

Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih. Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak. 

Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra’ bin Azib. Lihat: Kitab Al Majmu’ Syarah Muhadzab III halaman 504. 
Syekh Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatussaja mendefinisikan qunut sbb:

والقنوت هو ذكر مخصوص مشتمل على دعاء وثناء ويحصل بكل لفظ اشتمل عليهما بأي صيغة شاء كقوله: اللهم اغفر لي يا غفور، فالدعاء يحصل باغفر والثناء بغفور، وكذلك ارحمني يا رحيم وقوله: الطف بي يا لطيف وهكذا،

Artinya: Qunut adalah dzikir tertentu yang mengandung doa dan pujian (pada Allah). (Oleh karena itu) setiap kalimat yang mengadung kedua unsur itu dapat digunakan. Seperti kalimat: Allahumma ighfir li Ya Ghafur. Kata "ighfir" adalah doa. Sedangkan kata "ghafur" adalah pujian. Begitu juga kalimat "Irhamni Ya Rahim" dan "Ultuf bi Ya Latif" dan seterusnya. 

Karena qunut adalah suatu dzikir yang khusus maka boleh diganti dengan doa lain asal diniati untuk qunut:

ومثل الذكر المخصوص آية تتضمن ذلك كآخر سورة البقرة بشرط أن يقصد بها القنوت، وكقوله تعالى: ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلاًّ للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم} ((59)الحشر:10)


Artinya: Sama dengan dzikir khusus adalah ayat yang mengandung dzikir seperti akhir surat Al Baqarah dengan syarat harus diniati qunut. Seperti firman Allah dalam QS Al-Hasyr 59:10 

Qunut Sayyidina ‘Umar bin Khaththab berikut ini, 
 
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ؛ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نعبدُ، ولَكَ نُصلي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ. اللَّهُمَّ عَذّبِ الكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، ويُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِينَ والمؤمنات والمسلمين والمُسْلِماتِ، وأصْلِح ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِم الإِيمَانَ وَالحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ على مِلَّةِ رسولِك صلى الله عليه وسلم، وَأَوْزِعْهُمْ أنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذي عاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ على عَدُّوَكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلهَ الحَقّ، وَاجْعَلْنا منهم
 
Bahkan boleh dengan do’a apa saja bila tidak hafal redaksi do’a qunut diatas, dan itu sudah hasil sebagai qunut. Hal ini, menurut Imam Nawawi adalah pendapat yang mukhtar (yang dipilih dalam madzhab Syafi’iyah). Dianjurkan juga bersamaan antara imam dan makmum dalam mengucapkan pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa didalam qunut, karena tidak ada "amin" pada rentan waktu tersebut sehingga mengucapkan bersamaan itu lebih utama.
 
Disunnahkan juga mengangkat kedua tangan ketika berqunut tanpa mengusap muka, menurut pendapat yang lebih shahih, namun tidak apa-apa bila mengusap muka, tapi sebagian ulama ada yang memakruhkan mengusap muka ketika qunut.
HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN 

Membaca doa qunut yang biasa itu sunnah. Dan menambahnya dengan doa qunut Umar juga sunnah menurut Imam Nawawi asal dalam keadaan sendirian atau bersama makmum yang diketahui rela dengan doa yang panjang. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi hlm. 88 menyatakan: ‎

قال أصحابنا: يستحب الجمع بين قنوت عمر رضي الله عنه وبين ما سبق، فإن جمع بينهما فالأصح تأخير قنوت عمر، وفي وجه يستحب تقديمه. وإن اقتصر فليقتصر على الأول، وإنما يستحب الجمع بينهما إذا كان منفرداً أو إمامَ محصورين يرضون بالتطويل
Artinya: Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bahwa sunnah mengumpulkan antara qunut yang biasa dengan qunut Umar. Kalau dikumpulkan, maka sebaiknya qunut Umar diakhirkan. Ada pendapat sunnah mendahulukannya. Apabila memilih salah satu, maka hendaknya memilih qunut yang biasa. Sunnahnya mengumpulkan keduanya apabila shalat sendiri atau berjemaah dengan makmum yang rela doa panjang. 

Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat atau dua ayat Quran apabila mengandung doa. ‎

Berdasarkan pada hadits di atas, maka menurut para ulama mazhab Syafi'i qunut nazilah juga sunnah dilaksanakan pada shalat Jum'at. Karena, kalau Nabi pernah melakukan qunut nazilah setiap shalat fardhu sebulan penuh maka itu artinya shalat Jum'at termasuk di dalamnya. Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm, bab "Qunut Al-Jumah", hlm. 1/236 menyatakan :
حكى عدد صلاة النبي صلى الله عليه وسلم الجمعة فما علمت أحدا منهم حكى أنه قنت فيها إلا أن تكون دخلت في جملة قنوته في الصلوات كلهن حين قنت على قتلة أهل بئر معونة، ولا قنوت في شيء من الصلوات إلا الصبح إلا أن تنزل نازلة فيقنت في الصلوات كلهن إن شاء الإمام‎

Artinya: Sejumlah perawi hadits meriwayatkan shalat Jumat-nya Nabi. Tidak ada satupun dari mereka yang meriwayatkan bahwa Nabi melakukan qunut pada shalat Jum'at kecuali apabila Nabi melakukan qunut nazilah pada semua shalat fardhu ketika beliau qunut atas terbunuhnya penduduk Bir Maunah. Dan tidak disunnahkan qunut (rawatib) pada shalat fardhu selain Subuh kecuali saat turunnya bencana (nazilah) maka boleh melakukan qunut pada seluruh shalat wajib apabila imam berkehendak. 

Imam Romli dalam Nihayatul Muhtaj, hlm. 1/508 menyatakan:

( ويشرع ) أي يستحب ( القنوت ) مع ما مر أيضا ( في سائر المكتوبات ) أي باقيها من الخمس في اعتدال الركعة الأخيرة ( للنازلة ) إذا نزلت بأن نزلت بالمسلمين ولو واحدا على ما بحثه جمع ، لكن اشترط فيه الإسنوي تعدي نفعه كأسر العالم والشجاع وهو ظاهر
Artinya: Disunnahkan qunut pada lima shalat fardhu yang lain pada saat i'tidal (bangun) dari rakaat akhir untuk qunut nazilah apabila terjadi musibah / bencaa pada umat Islam, walaupun satu orang, berdasarkan pendapat segolongan ulama. Namun Imam Asnawi mensyaratkan manfaatnya melebihi satu orang seperti ditahannya orang alim atau pemberani. 
CONTOH DOA QUNUT NAZILAH

اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِيْنُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ، وَلَا نَكْفُرُكَ، اللهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ،

اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ وَأَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ،اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلَامَ وَالْمُسلمين، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن, اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالطُّغَاةَ وَالظَّالِمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن، اَللَّهُمَّ اِنَّنَا نَجْعَلُكَ فى نُحُورِ أَعْدَاءِنَا و نَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ, اَللَّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُمْ وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ كَلِمَتَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ يَا قَهَّار, يَا جَبَّار, يَا مُنْتَقِم, يَا الله, يَا الله, يَا الله.

اللهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَيَا مُجْرِيَ السَّحَابِ، وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَابِ، اِهْزِمْهُمْ وَاْنصُرْنَا عَلَيْهِمْ.

اَللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْن، اَللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْلِمِيْن فِيْ كُلِّ مَكَان, اَللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ, اَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى اليَهُودَ الغَاصِبِيْنَ المُحْتَلِّيْنَ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ، اَللَّهُمَّ أهْلِكْ الصِّهْيُوْنِيَّةَ وَمَنْ وَالَاهُمْ, اَللَّهُمَّ أهْلِكْ الصِّهْيُوْنِيَّةَ وَمَنْ وَالَاهُمْ، اَللَّهُمَّ أهْلِكْ الصِّهْيُوْنِيَّةَ وَمَنْ وَالَاهُمْ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكْ، والْمُضْطَهَدِيْنَ فِيْ دِيْنِهِمْ فِيْ كُلِّ مَكَان، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إخْوَانَنَا فِيْ فِلِسْطِيْن وفي رُوْهِيڠيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، اَللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ، وَوَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ.‎

MAKSUDNYA: 
“Ya Allah sesungguhnya kami memohon pertolongan dariMU dan kami beriman denganMu, dan kami bertawakkal kepada Mu, dan kami memuja Mu dengan kebaikan dan kami tidak mengkufuriMU, Ya Allah hanya engkau yang kami sembah dan kepada Mu kami menunaikan solat dan bersujud, kepadaMu kami menuju, dan kami menyegerakan langkah, kami mengharapkan rahmatMu dan kami takutkan azabMu, sesungguhnya azabMu sangat pedih akan dikenakan kepada orang-orang yang kafir, Ya Allah azablah orang-orag kafir dan Ahli kitab yang menghalangi jalanMU.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin, dan hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrik, Ya Allah hancurkan musuh-musuhMu yang merupakan musuh-musuh agamaMu (Islam), Ya Allah binasakanlah kekufuran, toghut dan orang-orang yang zalim, Wahai tuhan sekelian alam.
Ya Allah kami jadikan Engkau dihadapan musuh-musuh kami dan kami berlindung denganMu dari kejahatan-kejahatan mereka. Ya Allah cerai-beraikan kekuatan mereka, pecah-belahkan kesatuan mereka, selerakkanlah kalimah mereka, dan goncangkan kedudukan mereka, Wahai Tuhan Yang Maha Gagah, wahai Tuhan Yang Maha Keras, wahai Tuhan Yang Maha Membalas, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah.
Ya Allah, wahai Tuhan, yang menurunkan al-Kitab, wahai Tuhan yang menggerakkan awan, wahai Tuhan yang mengalahkan tentera al-Ahzab, kalahkanlah mereka (orang-orang kuffar) dan bantulah kami menghadapi mereka.

Ya Allah, selamatkanlah kaum muslimin di Palestin dan Rohingya, Ya Allah selamatkanlah kaum muslimin di semua tempat, Ya Allah selamatkanlah kaum-kaum yang lemah dari kalangan orang-orang yang beriman, Ya Allah keraskan balasanMu ke atas orang-orang Yahudi Perampas dan Penjajah, Ya Allah kenakan ke atas mereka tahun-tahun keperitan seperti tahun-tahun keperitan pada zaman Nabi Yusuf. Ya Allah hancurkan Yahudi Zionis dan penyokong-penyokongnya, Ya Allah hancurkan Yahudi Zionis dan penyokong-penyokongnya, Ya Allah hancurkan Yahudi Zionis dan penyokong-penyokongnya.

Allah bantulah saudara-saudara kami para pejuang di jalanMu, yang ditindas kerana agama yang mereka anuti di semua tempat. Ya Allah bantulah saudara-saudara kami di Palestin dan di Rohingya, Ya Allah bantulah mereka, Ya Allah bantulah mereka berdepan dengan musuhMu dan musuh mereka, Ya Allah satukanlah kalimah mereka, dan saf-saf mereka, wahai Tuhan sekelian alam, Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampunkan kami dan mengasihani kami, sudah pasti kami akan tergolong dari kalangan orang-orang yang rugi."

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar