Kamis, 02 Maret 2017

Sejarah Pemandian Krakal Kebumen

Nama Krakal adalah nama Desa di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Terletak 12 km timur laut Kebumen.Bila berkunjung ke sini Anda akan merasa pijitan air hangat Krakal yang bertemperatur 39° C – 42° C, 86° F – 104 °F. Air Krakal juga dapat menyembuhkan gatal, kadas, reumatik dan penyakit kulit lainnya.

Mengingat tempat wisata ini tempat pemandihan dengan tujuan utama medis maka pengelola membagi dalam dua tempat pemandihan yaitu, untuk pengunjung biasa (tidak menderita penyakit) dan untuk pengunjung yang khusus mempunyai penyakit kulit. Agar penyakit tersebut tidak menular kemana-mana.

Kandungan yang terdapat dalam Pemandian Air Panas Krakal yaitu : Sulfat (SO4 1236 mg/1.  Kesadahan 320,3 ED. Anmonia (N) 3,9 mg/1. Ph 8,9 mg/1. Tembaga (CU) 0,2 mg/1. Flourida (F) 0,7 mg/1. Nitrat & Nitrit 0,7 & 0,0 mg/1. Kebutuhan Biologi akan Oksigen 4,6 mg/1.

Selain itu alam sekitar Pemandian Krakal juga sangat asri. Sebelah barat ada lapangan yang bisa di gunakan untuk sarana perkemahan. Untuk kulinernya, sama dengan tempat wisata lainya di kabupaten Kebumen, sepertibakso, mie ayam, nasi rames, dan minumannya ada es teh, es jeruk, es kelapa muda, dan soft drink. Munkin Cuma ada satu yang tidak ada di obyek wisata lainnya di kebumen, yaitu tahu krakal. Tahu krakal dibuat dari kedelai hitam, ada juga dari kedelai putih, yang rasanya tidak kalah dengan tahu Sumedang, karena cita rasanya yang menggoda selera, apalagi dimakan setelah mandi., mmmmm....guyih....

Bila yang gemar olahraga panjat gunung, di sini juga tersedia, pegunungan indrakila namanya. Pegunungan ini merupakan yang tertinggi di kabupaten Kebumen.Sangat cocok untuk yang suka hobby naik gunung, silahkan mencoba tantangan yang diberikan oleh alamyang masih prawan dan elok pemandangannnya.

Sebuat tempat atau obyek wisata alam di Indonesia selalu dikaitkan dengan asal mula, mitos dan sejarah terjadinya atau terbentuknya tempat wisata tersebut. Demikian juga dengan obyek wisata Pemandian Air Panas Krakal. Berikut ini mitos pemandian Krakal dan asal usul Pemandian Krakal ;
Pemandian Air Panas ditemukan oleh seorang Penggembala yang diawali hewan gembalanya sering hilang,namujn beberapa saat kemudian muncul kembali dan anehnya hewan hewan gembalanya yang semula menderita penyakit setelah kembali ternyata sudah sembuh.

Karena penasaran dan rasa ingin tahunya, Penggembala itu memebututi hewan gembalanya yang masuk kearah semak belukar dan ternyata disemak belukar tersebut terdapat mata air yang rasanya asin dan panas.

Secara pasti legenda nama desa Krakal memang belum ada, tapi saya pernah mencoba menelusuri Legenda Krakal dengan cara bertanya kepada para sesepuh, kepada keturunanan dari Lurah pertama Krakal, yaitu Kyai Karyadrana dengan mengkonfirmasikan berbagai cerita dan mitos yang berkembang di Krakal. Sekali lagi, sejarah hari ini mungkin bisa dianggap benar, setidaknya untuk menjadi referensi, tetapi sejarah tetap tidak menutup kemungkinan untuk direvisi jika di kemudian terdapat fakta-fakta baru, termasuk sejarah dan asal mula ‎Pemandian Air Hangat Krakal. Sejarah dari nama desa Krakal tidak bisa dipisahkan dari diketemukannya Pemandian Air Panas Krakal.

Asal mula Pemandian Krakal, konon beratus-ratus tahun yang lalu, ada salah satu Kerabat Keraton Surakarta, ‎yang bernama Pangeran Juru (Kyai Ageng Sabdo Guno),dia telah bertahun-tahi\un dari kecil hingga menginjak masa remaja mendapat musibah yaitu menderita penyakit yang sulit disembuhkan. Sudah berbagai jalan ditempuh untuk mengobati Pangeran Juru tetapi hasilnya tidak memuaskan,padahal penyakit tidak begitu aneh hanya koreng saja.

Karena penykit tersebut sangat menjijikan maka Pangeran Juru dijauhi oleh teman-temannya bahkan hinaan dan ejekan sudah menjadi makanan setiap hari dan  dia juga sering menangis bersedih dan akhirnya Pandgeran Juru menjadi rendah diri.Putrabangsawan ini sudah putus asa juga kedua orang tuanya karena penyakit yang diderita anaknya tidaksembuh.Satu-satunya jalan hanya memohon kepada Tuhan agar memberi petunjuk dan jalan serta ketabahan hati.

Karena kekuasaan Tuhan maka pada suatu malam Pangeran Juru bertemu dengan seseorang yang tidak mempunyai ujud tetepi ada suaranya. Ia memberikan petunjuk kepada Pangeran Juru bahwa kalau ingin sembuh dari penyakit yang dideritannya Pangeran Juru harus mandi dengan air, tetapi air itu lain daripada yang lain. Air itu asin rasanya, panas/ hangat dan harus diminum. Untuk mendapatkan air itu harus menelusuri ke Utara dan jangan berhenti sebelum menemukannya. Keesokan harinya Pangeran Juru mengadukan mimpinya kepada ayahnya, setelah mendengar berita dari anaknya maka ia segera memerintahkan kepada bawahannya untuk bersiap-siap dan berangkat untuk mencari air yang diceritakan oleh Pangeran Juru.

Siang berganti malam ,malam berganti hari dan tidak terasa mereka telah berbulan-bulan menempuh perjalanan yang sangat melelahkan, kadang mereka mencabut senjata untuk menghadapi binatang-binatang buas dan kawanan perampok yang menghadang mereka karena pada waktu itu Daerah Kebumen masih sangat menyeramkan. Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya rombongan menemukan sumber air itu dan setelah Pangeran Juru sembuh dengan cara mandi berendam kurang lebih 15 menit dan meminum airnya sedikit . Setelah rutin mandi di sumur itu dan beliau membuat pertapaan untuk tinggal cukup lama, ternyata penyakit kulitnya berangsur-angsur bisa sembuh. Kemudian, setelah sembuh dari penyakit kulitnya, beliau memberikan nama pada tempat itu, untuk memudahkan mengingat tempat itu dengan menamainya Desa Krakal (diambil dari kata krakal, yang berarti kerikil yang agak besar). Dan nama Krakal itu dipakai juga sebagai nama desa dari mulai terbentuknya kelurahan desa Krakal dengan lurah pertamanya Karyadrana, dan sampai sekarang nama itu menjadi nama dari desa Krakal. Sementara keberadaan atau ‎lokasi pemandian Air Panas Krakal berada di Dukuh Kalisinan. Entah kebetulan atau tidak, sampai sekarang sumur-sumur yang letaknya searah dan berada di sekitar ‎pemandian air panas Krakal Kebumen memang airnya agak Asin terutama ketika musim kemarau.

Hingga akhirnya Kyai Ageng Sabdo Guno meninggal dan dimakamkan di sebuah bukit pada sebelah selatan pemandian yaitu di Gunung Sanggar (gunung di sebelah selatan dari pemandian Krakal). Makam Kyai Ageng Sabdo Guno sampai sekarang masih ada di dekat krakal Kebumen, sejak itulah sumur pemandian air panas Krakal dikunjungi banyak orang dan diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Karena melekatnya unsur Kejawen dan Magis di masyarakat, bahkan pada bulan-bulan tertentu seperti Ruwah dan Suro, banyak pengunjung Pemandian Krakal dari Solo yang datang untuk berziarah ke makam keramat Ki Sabdo Guno.

Atas permintaannya itu dibuat sumur pada letusan-letusan kecil diparit tersebut dan dibuatlah gubug sederhana didekatnya, parit yang tadinya berada ditempat letusan-letusan sekarang sudah dipindah ke Selatan dijadikan batas antara Desa Kalirancang dengan Desa Krakal. Mata airnya tepat di Desa Krakal hamper berbatasan dengan Desa Kalirancang, di kanan kiri perit tersebut diberi nama “Kalisinan “ yang sampai sekarang ini dijadikan nama sebuah dukuh di Desa Kalirancang. Dengan banyak orang mengenal iti, kemudian di kenal dengan nama “Banyuanget” sampai sekarang. Animismc Dacrah itu masih berkenbang dan penduduk di Daerah itu masih sering melakukan sesaji , membakar dupa. 

Tak kalah penasarannya juga dikalangan Istan  Kartosuro ramai diperbincangkan masalah air panas sehingga para sentana ingin membuktikan tentang hal itu dan berturut-turut Sentana Kartosuro yang berkumjung ketempat itu:

1. Pangeran Cokro Negoro

2. Pangeran Cokro Atmojo

3. Pangeran Sunu Proyo

4. BRA.Cokro Darsono
Dalam perkembangannya, pada tahun 1905 pemerintah Belanda membangun Pemandian Air Panas Krakal sebagai tempat Pengobatan Penyakit Kulit (Bukan Sebagai Obyek Wisata). Pada jaman itu di sekitar Pemandian Air Panas Krakal sudah tinggal masyarakat TiongHoa yang menjadi tengkulak hasil bumi, khususnya gambir dari petani setempat. Adanya makam orang Tionghoa yang tidak jauh dari Pemandian Krakal, dan ditandai pula dengan sebidang tanah di tikungan sebelum Pemandian Krakal yang oleh masyarakat setempat disebut ‎Tenggoang (dari kata Tionghoa). Konon di situ berdiri rumah Taoke kaya dan meninggal di dalam rumahnya karena terbakar. Bukti yang lain, adalah sebuah tanah yang masih ada sisa-sisa bangunan Tionghoa, yang lokasinya tepat di sebelah timur pemandian Krakal. Dulunya tempat itu adalah hotel/penginapan orang-orang Tionghoa yang mandi dan berlibur di pemandian Krakal, yang oleh masyarakat sekitar tempat itu disebut sebagai Lay (Tan Tio Lay).‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar