Jumat, 05 Desember 2014

gunung trimong

Di antara rimbunnya hutan... dari kejauhan keberadaan Gunung Trimong sudah terlihat. dalam pandangan mata sepertinya tidak terlalu jauh.. tapi untuk bisa mencapai puncak nya ternyata harus berhati-hati karena jalan setapak yang menuju kesana sangat curam dan ber lumpur. Ditambah semak belukar yang setiap saat bisa menggores kulit.
Tepat di tengah puncak gunung terdapat sebuah batu besar dengan ketinggian sekitar 10meter. Batu ini lah yang dianggap kramat sehingga banyak di kunjungi orang untuk bertapa.
Bagi masyarakat Desa Pandean kec Mantingan Ngawi.. yang tersurat dalam babat Desa Pandean... Gunung Trimong dipercaya sebagai tempat bertapa keluarga Kerajaan Surakarta. Gunung Trimong hanyalah sebuah bukit kecil yang terletak di tengah hutan... konon ditunggui oleh seorang putri yang suka ngemong... meski wujud penampakan nya tidak selalu sebagai seorang putri... kadang bisa berwujud orang tua berjenggot.
Nama Pandean biasanya berkonotasi dengan kegiatan membuat alat-alat dari besi.... kata lainnya adalah pande besi.
Tapi jangan berharap di Desa Pandean akan bertemu dengan aktivitas masyarakat seperti itu... boleh di bilang tidak ada sama sekali masyarakat yang pekerjaan nya sebagai pande besi. konon ada kisah yang melatarbelakangi Nama Desa tsb.

Sekilas tentang riwayat yang berkaitan dengan nama Pandean

Kadipaten Pati ketika masa pemerintahan Adipati Somonegoro bekerja sama dengan pihak Belanda... tetapi kakak lelakinya yang bernama Raden Bergoloyudo justru berjuang menentang Belanda. selain itu Raden Bergoloyudo memiliki kepedulian kepada rakyat kecil dengan cara mengajari mereka untuk memiliki ketrampilan.. Diantaranya pande besi... dengan cara begitu beliau menggugah keberanian dan semangat rakyat untuk ikut berjuang melawan kompeni.
Perbuatan Raden Bergoloyudo itu lama-lama tercium oleh sang adipati... demi agar tidak terjadi perselisihan dan pertumpahan darah... Raden Bergoloyudo mengalah dan memilih meninggalkan Kadipaten menuju arah timur... beliau menyeberangi sungai bengawan solo hingga sampai hutan di Ngawi... bersama pengikut nya beliau mendirikan pemukiman sambil mengatur strategi untuk meneruskan perjuangan melawan kompeni. dengan kepintaran membuat peralatan dari besi yg diajarkan oleh Raden Bergoloyudo.. masyarakat mulai membuat alat perang... berupa senjata.
Pada waktu itu di daerah Ngawi juga berdiri sebuah Kadipaten yang bernama Gendingan. Dengan adipati yang bernama Kerto Negoro. Yang juga tidak mau tunduk kepada Belanda. Adipati Kerto Negoro memiliki seekor kuda sembrani yang bisa terbang dengan Nama Pagerwojo.... dengan kuda kesayangan nya adipati Kerto Negoro pada suatu malam ketika sedang keliling wilayah nya... melihat nyala api di tengah hutan... karena tertarik ingin mengetahui apa yang terjadi.. Sang Adipati mengajak kuda sembrani nya turun.
Kedatangan Adipati Kerto Negoro secara tiba-tiba mengejutkan Raden Bergoloyudo dan para pengikut nya.... mereka mengira Sang Adipati adalah musuh dan langsung diserang.... terjadi lah pertempuran seru yang akhirnya dimenangkan oleh Adipati Kerto Negoro dengan pusaka nya Cemeti Kyai Kilat Bawono.
Setelah Raden Bergoloyudo menjelaskan siapa dirinya dan para pengikut nya.... Sang Adipati merasa senang karena mereka bukan orang jahat dan justru orang yang sepaham dengan dirinya untuk menentang Belanda... nyala api itu adalah kegiatan para laskar untuk membuat berbagai macam senjata untuk berperang melawan kompeni. dan tempat yg baru itu di namakan dengan Pandean.... Raden Bergoloyudo kemudian diangkat sebagai Demang dengan gelar Demang Wonowudo yang memimpin Pandean sampai tahun 1787.
Perjuangan dalam melawan kompeni terjadi di berbagai tempat di tanah jawa.. dan ketika Kanjeng Pangeran Diponegoro ngraman... berbagai tokoh kependekaran serta pimpinan masyarakat dan ulama bersatupadu dibawah komando Kanjeng Pangeran Diponegoro melawan Belanda.... perang jawa tsb adalah perang paling dahsyat yang memakan korban banyak laskar pribumi serta pihak kompeni.
Benda pusaka yang sering di temukan di gunung Trimong barangkali peninggalan dari para pendiri Desa Pandean yang dahulu lenyap secara ghoib.
Hanya kepada Dzat yang Maha Pemberi kita memohon... adapun tempat yang keramat itu hny sebagai wasilah dan tempat untuk bermeditasi mendekatkan diri pada Illahy Robby

2 komentar:

  1. Tadz...saya sumarno asli pandean. Saya terinspirasi ingin membuat buku tentang pandean. Saya baca article ini kok menarik. Referensi nya dari mana njeh. Bisa kita ngobrol via wa/hp. 085647497756

    BalasHapus
  2. setelah saya mebaca sejarah ini saya berharap suatu saat gunung trimo dan sendang.putri ini bisa jadi tempat wisata desa pandean..

    BalasHapus