Dewasa ini, Virus Covid-19 menjadi momok nomor wahid di dunia. Semua orang menjadi was-was akan kesehatan & keselamatannya. Berbagai teori bermunculan seiring merebaknya pandemi ini ke seantero dunia. Namun, semua ini telah tertulis dalam garis skenario Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ternyata secara de facto, pandemi ini bukanlah kali pertama terjadi. Dalam kitab Badzlul Maa'un Fii Fadhli Ath-Tho'un Imam Ibnu Hajar Al-Ashqolani (Rahimahullah Ta'alaa) menyebutkan beberapa karakter pandemi yang pernah terjadi dalam sejarah, bahkan jauh lebih parah dibandingkan dengan Covid-19.
Diantaranya pernah terjadi wabah di Mesir pada tahun 455 H. selama 10 bulan, setiap harinya 1.000 jiwa melayang. Pernah pula terjadi di Damaskus wabah penyakit yang menewaskan 496.500 jiwa. Dan wabah penyakit lainnya yang tidak bisa disebutkan di sini karena banyaknya.
Baginda Rasulillah Muhammad SAW bersabda:
إِذَا ارْتَفَعَ النَّجْمُ رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ
“Jika bintang (najm) naik, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri.” (HR. at-Thabrani).
إِذَا طَلَعَ النَّجْمُ صَبَاحًا رُفِعَتِ الْعَاهَةُ عَنْ أَهْلِ كُلِّ بَلَدٍ
“Jika bintang (najm) terbit pada pagi hari, maka diangkatlah penyakit/virus dari penduduk seluruh negeri.” (HR. Abu Daud).
مَا طَلَعَ النَّجْمُ قَطُّ وَفِي الْأَرْضِ مِنَ العَاهَةِ شَيْئٌ إِلَّا رُفِعَ
“Tidaklah terbit bintang (najm), sementara di bumi tengah dilanda penyakit/virus, melainkan (penyakit/virus) itu diangkat.” (HR. Ahmad).
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Badzl al-Ma’un menyatakan (hal. 369):
وكانت الطواعين الماضية تقع في فصل الربيع بعد انقضاء الشتاء وترتفع في أوّل الصيف
“Wabah (Tha’un) pada masa lalu, terjadi pada musim semi, setelah berakhirnya musim dingin. Wabah berakhir di permulaan musim panas.”
Perhitungannya seperti ini:
Penyakit/virus hilang saat bintang (najm) terbit di waktu pagi.
Waktu pagi yang dimaksud adalah waktu fajar.
Najm (نجم) yang dimaksud adalah Bintang Tsurayya (الثريا)
Pada periode 12 Mei – 6 Juni, matahari berada di buruj tsaur (zodiak Taurus) dan buruj jawza’ (zodiak Gemini), di manzilah (posisi) Bintang Tsurayya. Namun, yang muncul pada pagi harinya adalah bintang Syarthin (Alnath) pada tanggal 12 Mei dan bathin (allothaim) pada tanggal 25 Mei.
Tanggal 7 Juni, Matahari berada di buruj jawza’ (Gemini), di Manzilah (posisi) Bintang Huq’ah (Alchatay). Pada waktu Fajar, bintang yang terbit (Thali’/Ascendant) adalah Bintang Tsurayya (Alchaomazon).
Kemunculan Tsurayya pada waktu fajar ini sekaligus menandakan masuknya musim panas (الصيف) dan berakhirnya musim semi (الربيع).
Waktu Fajar untuk DKI Jakarta pada tanggal 7 Juni 2020 masuk pada pukul 04.44 wib. Sedangkan Tsurayya mulai terbit di ufuq timur (Thali’/Ascendant) pada pukul 04.52 wib.
Jadi berakhirnya wabah virus Covid-19 adalah tanggal 7 Juni 2020, yakni pada saat Tsurayya terbit atau muncul di pagi hari, di waktu fajar, yang sekaligus menandai masuknya musim panas.
Untuk Indonesia, khususnya yang berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, adalah masuknya musim kemarau.
Namun kemungkinan tanggal 7 Juni, Tsurayya belum bisa terlihat muncul di pagi hari, karena Tsurayya baru saja terpisah dari Matahari, sehingga masih ada dampak sinar matahari terhadapnya.
Waktu yang paling cepat munculnya Tsurayya adalah setelah melewati setengah perjalanannya, yakni 6 hari. Itu berarti tanggal 13 Juni.
Tanggal inilah (13 Juni) waktu yang kemungkinan Tsurayya terlihat muncul pada pagi hari atau waktu fajar.
Sekaligus tanggal inilah (13 Juni), virus yang mewabah ini baru (mulai) terangkat dan hilang.
Sabda Sang Baginda pasti benarnya. Yang berpeluang salah adalah perhitungan dan penafsiran saya. Atau keduanya benar, tapi Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang, berkenan menghilangkannya di waktu yang tidak sampai bulan Juni.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar