Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡىِۦۤ أَن يَضۡرِبَ مَثَلاً۬ مَّا بَعُوضَةً۬ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَـٰذَا مَثَلاً۬ۘ يُضِلُّ بِهِۦ ڪَثِيرً۬ا وَيَهۡدِى بِهِۦ كَثِيرً۬اۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦۤ إِلَّا ٱلۡفَـٰسِقِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, ‘Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?’ Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 26)
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Jenis-jenis nyamuk penular penyakit
Selain nyamuk jenis aedes aegypti dan aedes albopictus, ada pula jenis nyamuk yang lain pembawa penyakit berbeda.
Nyamuk aedes juga menyebabkan penyakit demam kuning, chikungunya dan virus zika.
Nyamuk jenis anopheles betina menjadi pembawa penyakit malaria. Penyakit ini memiliki angka kematian yang cukup tinggi terutama pada kelompok bayi, anak balita, dan ibu hamil.
Penyakit kaki gajah atau filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria seperti wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori, yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk seperti culex, anopheles, mansonia, dan aedes.
Jenis nyamuk culex juga bisa menyebabkan penyakit radang otak.
Infeksi radang otak pada manusia mayoritas tidak bergejala atau berupa gejala ringan seperti flu. Namun, persentase kecil penderita akan mengalami radang otak dengan gejala berupa sakit kepala hebat yang tiba-tiba, demam tinggi, disorientasi, koma, tremor, dan kejang.
Nyamuk akhiri kesombongan Raja Namrud
Dialog Nabi Ibrahim Dengan Namrud Setelah Peristiwa Pembakaran
Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (258)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata, "Saya dapat menghidupkan dan mematikan." Ibrahim berkata, "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat." Lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqarah: 258)
Orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya dalam ayat ini adalah Raja Babil (yaitu Namrud ibnu Kan'an ibnu Kausy ibnu Sam ibnu Nuh), dan menurut pendapat yang lain dikatakan Namrud ibnu Falik ibnu Abir ibnu Syalikh ibnu Arfakhsyad ibnu Sam ibnu Nuh. Pendapat yang pertama dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya. Mujahid mengatakan bahwa raja yang menguasai belahan timur dan barat dunia ada empat orang; dua orang di antaranya mukmin, sedangkan dua orang lainnya kafir. Raja yang mukmin ialah Sulaiman ibnu Daud dan Zul Qamain, sedangkan raja yang kafir ialah Namrud dan Bukhtanasar.
Makna firman-Nya:
{أَلَمْ تَرَ}
Tidakkah kamu perhatikan. (Al-Baqarah: 258)
Yakni apakah kamu tidak memperhatikan dengan hatimu, hai Muhammad!
{إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ}
orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya.(Al-Baqarah: 258)
Yaitu tentang keberadaan Tuhannya. Demikian itu karena raja tersebut ingkar terhadap keberadaan Tuhan selain dirinya sendiri, seperti halnya yang dikatakan oleh Raja Fir'aun yang hidup sesudahnya kepada para pembantu terdekatnya, yang disebutkan oleh firman-Nya:
مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلهٍ غَيْرِي
Aku tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku. (Al-Qashash: 38)
Dan tidak ada yang mendorongnya (raja itu) berbuat keterlaluan dan kekufuran yang berat serta keingkaran yang keras ini kecuali karena kecongkakannya dan lamanya masa memegang kerajaan. Menurut suatu pendapat, Raja Namrud memegang tahta pemerintahannya selama empat ratus tahun. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:
أَنْ آتاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). (Al-Baqarah: 258)
Pada mulanya raja itu meminta kepada Ibrahim agar mengemukakan bukti yang menunjukkan keberadaan Tuhan yang diserukan olehnya. Maka Ibrahim menjawabnya yang disitir oleh firman-Nya:
رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ
Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Al-Baqarah: 258)
Dengan kata lain, sesungguhnya bukti yang menunjukkan keberadaan Tuhan ialah adanya semua yang wujud di alam ini, padahal sebelumnya tentu tidak ada, lalu menjadi tidak ada sesudah adanya. Hal tersebut menunjukkan adanya Pencipta yang berbuat atas kehendak-Nya sendiri dengan pasti. Mengingat segala sesuatu yang kita saksikan ini tidak ada dengan sendirinya, maka pasti ada pelaku yang menciptakannya. Dia adalah Tuhan yang aku serukan kepada kalian agar menyembah-Nya semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Setelah itu orang yang mendebat Ibrahim —yaitu Raja Namrud— mengatakan, yang perkataannya disitir oleh firman-Nya:
أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ
Saya dapat menghidupkan dan mematikan. (Al-Baqarah: 258)
Sesungguhnya raja itu mengakui kedudukan tersebut hanyalah semata-mata sebagai ungkapan keingkaran dan kecongkakannya, serta mengkamuflasekan jawabannya seakan-akan dialah yang melakukan hal tersebut. Bahwa seakan-akan dialah yang menghidupkan dan yang mematikan. Sikapnya itu diikuti oleh Raja Fir'aun dalam ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:
{مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي}
Aku tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku. (Al-Qashash: 38)
Karena itulah Nabi Ibrahim menjawabnya dengan jawaban berikut ketika raja tersebut mengakui dirinya menduduki kedudukan tersebut dengan penuh kecongkakan, yaitu:
فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِها مِنَ الْمَغْرِبِ
Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat. (Al-Baqarah: 258)
Dengan kata lain, apabila kamu mengakui dirimu seperti apa yang kamu katakan itu, yaitu bahwa dirimu dapat menghidupkan dan mematikan, maka Tuhan yang menghidupkan dan yang mematikan adalah Yang dapat mengatur semua alam wujud, yakni pada semua makhluk dan dapat menundukkan semua bintang serta peredarannya. Bahwa matahari yang tampak setiap harinya ini terbit dari arah timur, maka jika kamu seperti apa yang kamu akukan sebagai tuhan, terbit-kanlah dia dari arah barat!
Setelah raja itu menyadari kelemahan dan ketidakmampuannya, karena ia tidak dapat mencongkakkan dirinya lagi kali ini, maka ia terdiam, tidak dapat menjawab sepatah kata pun, dan hujah Nabi Ibrahim mematahkan argumentasinya.
Allah Swt. berfirman:
{وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ}
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 258)
Artinya, Allah tidak memberi ilham hujah dan bukti kepada mereka, bahkan hujah mereka terputus di hadapan Tuhan mereka, dan bagi mereka murka Allah serta azab yang keras.
Raja Namrud adalah seorang raja Babilonia yang berkuasa dan mengaku dirinya tuhan di masa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Dia sangat membenci Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam hingga ia berencana membunuhnya.
Raja Namrud sangat marah karena nabi Ibrahim dapat mematahkan pendapat-pendapatnya. Dia menganggap nabi Ibrahim sebagai musuh yang harus dihancurkan dan dia berkata dengan sangat kasar kepada nabi Ibrahim. “Hai nabi Ibrahim, aku mau menantang Tuhan mu. Buktikan kalau dia bisa mengalahkanku”. Nabi Ibrahim sangat terkejut mendengar tentangan dari raja Namrud, maka beliau takut bilamana azab Allah akan segera datang di wilayah babilonia nantinya. Setelah beberapa hari kemudian raja Namrud mengumpulkan bala tentaranya, dengan seruan kepada nabi Ibrahim yaitu Suruh Tuhan mu dan tentaranya melawan aku dan pasukanku, tantang raja Namrud dengan bahasa yang tegar dan sombong.
Namrud tidak tahu bahwa tentara di langit dan di bumi adalah milik Allah.
Dalam surat Al-Fath Ayat 4 dinyatakan bahwa bala tentara di langit dan di bumi adalah adalah kepunyaan Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَـٰنً۬ا مَّعَ إِيمَـٰنِہِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمً۬ا
Artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath [48] ayat 4)
Bala tentara itu dijadikan Allah sebagai penolong untuk orang-orang mukmin. Tentara itu bisa berupa malaikat, hewan, angin topan dan sebagainya.
Pada saat itu, tiba- tiba di langit tampak awan hitam yang datang mendekat, setelah makin dekat, mereka baru menyadari bahwa itu bukanlah awan hitam, melainkan kawanan nyamuk yang datang menyerbu. Ribuan nyamuk langsung menyerang raja Namrud dan pasukan nya. Mereka sangat panik menerima serangan dari makhluk-makhluk yang kecil itu. Tubuh mereka menjadi lemah dan tidak lagi bertenaga untuk melawan binatang yang kecil itu ( Nyamuk ).
Raja Namrud yang berada di tengah-tengah pasukan menjadi panik juga, serangan dari makhluk nyamuk itu yang sangat dahsyat sehingga dia tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa terhadap serangan makhluk nyamuk itu. sehingga raja namrud dan pasukannya lari tunggang langgang dari serangan makhluk nyamuk. Itu pun ada nyamuk besar yang berhasil untuk mengejar dan nyamuk besar itu masuk ke dalam hidung raja Namrud lalu menggigitnya, dan dia berteriak dengan suara yang cukup keras dan kesakitan atas gigitan nyamuk, kepalanya terasa mau pecah dan tubuhnya merasa kesakitan yang luar biasa Akhirnya raja Namrud yang bisa melawan Tuhan itu menggelepar dan mati, semua pasukan tentaranya tidak mampu bertahan mereka tewas yang sangat mengenaskan. Nabi Ibrahim dan pengikutnya telah bersyukur karena dihindarkan oleh Allah dari serangan makhluk nyamuk-nyamuk itu.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa Raja Namrud menyimpan makanan pokok dan orang-orang datang kepadanya untuk makanan itu. Lalu Namrud mengirimkan sejumlah utusannya, mengundang Nabi Ibrahim untuk makanan tersebut. Setelah terjadi perdebatan di antara keduanya, maka Nabi Ibrahim tidak diberi makanan itu barang sedikit pun, sebagaimana orang-orang diberi makanan; bahkan dia keluar tanpa membawa makanan sedikit pun. Ketika Nabi Ibrahim telah berada di dekat rumah keluarganya, ia menuju ke suatu gundukan pasir, maka ia memenuhi kedua kantongnya dengan pasir itu, kemudian berkata, "Aku akan menyibukkan keluargaku dari mengingatku, jika aku datang kepada mereka." Ketika ia datang, ia langsung meletakkan pelana kendaraannya yang berisikan pasir itu dan langsung bersandar, lalu tidur. Maka istrinya —yaitu Siti Sarah— bangkit menuju ke arah kedua kantong tersebut, dan ternyata ia menjumpai keduanya dipenuhi oleh makanan yang baik. Ketika Nabi Ibrahim terbangun dari tidurnya, ia menjumpai apa yang telah dimasak oleh keluarganya, lalu ia bertanya, "Dari manakah kalian memperoleh semua ini?" Sarah menjawab, "Dari orang yang engkau datang darinya." Maka Nabi Ibrahim menyadari bahwa hal tersebut merupakan rezeki dari Allah yang dianugerahkan kepadanya. Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa setelah itu Allah mengirimkan seorang malaikat kepada raja yang angkara murka itu untuk menyerunya kepada iman. Tetapi si raja menolak, lalu malaikat itu menyerunya untuk yang kedua kalinya dan untuk yang ketiga kalinya, tetapi si raja tetap menolak. Akhirnya malaikat berkata, "Kumpulkanlah semua kekuatanmu dan aku pun akan mengumpulkan kekuatanku pula." Maka Namrud mengumpulkan semua bala tentara dan pasukannya di saat matahari terbit, dan Allah mengirimkan kepada mereka pasukan nyamuk yang menutupi mereka hingga tidak dapat melihat sinar matahari. Lalu Allah menguasakan nyamuk-nyamuk itu atas mereka. Nyamuk-nyamuk itu memakan daging dan menyedot darah mereka serta meninggalkan mereka menjadi rulang-belulang. Salah seekor nyamuk memasuki kedua lubang hidung si raja, lalu ia bercokol di bagian dalam hidung si raja selama empat ratus tahun sebagai azab dari Allah untuknya. Tersebutlah bahwa Raja Namrud memukuli kepalanya dengan palu selama masa itu hingga Allah membinasakannya dengan palu tersebut.
Kisah Raja Namrud dan cerita berbagai bencana yang disebabkan oleh kaum nyamuk, bertujuan mengingatkan manusia untuk tidak berlaku sombong dan durhaka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar