Translate

Selasa, 22 Agustus 2017

Hizb Darul A'la Imam Ibnu 'Arobi


Kapsul, atau tablet, tentu tidak mempunyai dosis yang sama. Demikian juga dosis obat antibiotik dan vitamin. Jika yang satu bisa diminum sehari tiga kali, yang lain mungkin hanya boleh diminum satu kali dalam sehari. Bahkan vitamin, yang jelas-jelas berguna, pun jika diminum melebihi dosis yang ditentukan dokter; efeknya akan berakibat buruk bagi tubuh. Badan bisa meriang atau bahkan keracunan. Begitu pula halnya dengan hizib dan ratib.

Hizib dan ratib, dilihat dari susunannya, sebenarnya sama. Yakni, sama-sama kumpulan ayat, dzikir; dan doa yang dipilih dan disusun oleh ulama salafush shalih yang termasyhur sebagai waliyullah (Kekasih Allah). Yang membedakan suatu ratib dengan ratib lain, atau hizib dan hizib lain, adalah asrar yang terkandung dalam setiap rangkaian ayat, doa, atau kutipan hadits, yang disesuaikan dengan waqi’iyyah (latar belakang penyusunan)-nya.

Namun, meski muncul pada waqi’ yang sama dan oleh penyusun yang sama, ratib sejak awal dirancang oleh para awliya untuk konsumsi umum, meski tetap mustajab. Semua orang bisa mengamalkan untuk memperkuat benteng dirinya, bahkan tanpa perlu ijazah. Meski tentu jika dengan ijazah lebih afdhal.

Sementara hizib, sejak awal dirancang untuk kalangan tertentu yang oleh sang wali (penyusun-red) dianggap memiliki kemampuan lebih, karena itu mengandung dosis yang sangat tinggi. Hizib juga biasanya mengandung banyak sirr (rahasia) yang tidak mudah dipahami oleh orang awam, seperti kutipan ayat yang isinya terkadang seperti tidak terkait dengan rangkaian doa sebelumnya padahal yang terkait adalah asbabun nuzul-nya. Hizib juga biasanya mengandung lebih banyak ismul a’zham (asma Allah yang agung), yang tidak ada dalam ratib.

Dan yang pasti, hizib tidak disusun berdasarkan keinginan sang ulama, karena hizib rata-rata merupakan ilham dari Allah SWT: Ada juga yang mendapatkannya langsung dari Rasulullah SAW seperti Hizbul Bahr, yang disusun oleh Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili.rhm Karena itulah, hizib mempunyai fadhilah dan khasiat yang luar biasa.

Selain itu, ada juga syarat usia yang cukup bagi pengamal hizib. Sebab orang yang sudah mengamalkan hizib biasanya tidak lepas dari ujian. Ada yang hatinya mudah panas, sehingga cepat marah. Ada yang, karena Allah SWT, menampakkan salah satu hizibnya dalam bentuk kehebatan, lalu pengamalnya kehilangan kontrol terhadap hatinya dan menjadi sombong. Ada juga yang berpengaruh ke rizqi, yang selalu terasa panas sehingga sering menguap tanpa bekas, dan sebagainya.

Karena itu pula diperlukan ijazah dari seorang ulama yang benar-benar mumpuni dalam arti mempunyai sanad ijazah hizib tersebut yang bersambung dan mengerti dosis hizib. Selain itu juga diperlukan guru yang shalih yang mengerti ilmu hati untuk mendampingi dan ikut membantu si pengamal dalam menata hati dan menghindari efek negatif hizib.

Ada satu lagi yang termasuk Khoriqul adah, yaitu kelebihan yang diberikan Allah didasari dari laku riyadhoh atau membaca wirid tertentu dengan dosis yang ditentukan pula, ilmu ini sering disebut ; ilmu hikmah, maka ilmu ini bisa dicapai atau dimiliki oleh siapapun, tidak memerlukan bakat khusus, siapa yang memenuhi persyaratan dan melaksanakan tata-caranya, dia akan memperolehnya.

Ada yang berpendapat, bahwa ilmu hikmah itu bukan bagian dari tasawuf, meskipun ada ulama-ulama sufi yang memberikan ilmu hikmah, ilmu hikmah bisa berupa do’a atau wirid-wirid semacam hizib, asma atau berupa wifiq\wafak ( rajah-rajah berupa angka maupun huruf hijaiyyah ).

Ulama-ulama yang menerangkan tentang ilmu hikmah ini semisal ; Syaikh Ali al-Buny dengan kitab man’baul hikmah yang masyhur, Abi hasan as-Syadzili dengan kitab Sirrul jalil yang membuat juga HIZIB NASHR yang melegenda.

HIZIB DAN JIMAT

Mengamalkan doa-doa, hizib dan memakai azimat pada dasanya tidak lepas dari ikhtiar atau usaha seorang hamba, yang dilakukan dalam bentuk doa kepada Allah SWT. Jadi sebenanya, membaca hizib, dan memakai azimat, tidak lebih sebagai salah satu bentuk doa kepada Allah SWT. Dan Allah SWT sangat menganjurkan seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

اُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ

‘Berdoalah kamu, niscya Aku akan mengabulkannya untukmu. (QS al-Mu’min: 60)

Ada beberapa dalil dari hadits Nabi yang menjelaskan kebolehan ini. Di antaranya adalah:

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأشْجَعِي، قَالَ:” كُنَّا نَرْقِيْ فِيْ الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ

Dari Auf bin Malik al-Asja’i, ia meriwayatkan bahwa pada zaman Jahiliyah, kita selalu membuat azimat (dan semacamnya). Lalu kami bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu (ya Rasul) tentang hal itu. Rasul menjawab, ”Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimat tidak apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan.” (HR Muslim [4079]).

Dalam At-Thibb an-Nabawi, al-Hafizh al-Dzahabi menyitir sebuah hadits:

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur, maka bacalah (bacaan yang artinya) Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari perbuatan jelek yang dilakukan hamba-Nya, dari godaan syetan serta dari kedatangannya padaku. Maka syetan itu tidak akan dapat membahayakan orang tersebut.” Abdullah bin Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anakanaknya yang baligh. Sedangkan yang belum baligh, ia menulisnya pada secarik kertas, kemudian digantungkan di lehernya. (At-Thibb an-Nabawi, hal 167).

Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan dalam agama Islam. Memang ada hadits yang secara tekstual mengindikasikan keharaman menggunakan azimat, misalnya:

عَنْ عَبْدِ اللهِ قاَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الرُّقًى وَالتَّمَائِمَ وَالتَّوَالَةَ شِرْكٌ

Dari Abdullah, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “’Sesungguhnya hizib, azimat dan pelet, adalah perbuatan syirik.” (HR Ahmad [3385]).

Mengomentari hadits ini, Ibnu Hajar, salah seorang pakar ilmu hadits kenamaan, serta para ulama yang lain mengatakan:

“Keharaman yang terdapat dalam hadits itu, atau hadits yang lain, adalah apabila yang digantungkan itu tidak mengandung Al-Qur’an atau yang semisalnya. Apabila yang digantungkan itu berupa dzikir kepada Allah SWT, maka larangan itu tidak berlaku. Karena hal itu digunakan untuk mengambil barokah serta minta perlindungan dengan Nama Allah SWT, atau dzikir kepado-Nya.” (Faidhul Qadir, juz 6 hal 180-181)

lnilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan amalan, hizib serta azimat. Karena itulah para ulama salaf semisal Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Taimiyyah juga membuat azimat.

A-Marruzi berkata, ”Seorang perempuan mengadu kepada Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal bahwa ia selalu gelisah apabila seorang diri di rumahnya. Kemudian Imam Ahmad bin Hanbal menulis dengan tangannya sendiri, basmalah, surat al-Fatihah dan mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas).” Al-Marrudzi juga menceritakan tentang Abu Abdillah yang menulis untuk orang yang sakit panas, basmalah, bismillah wa billah wa Muthammad Rasulullah, QS. al-Anbiya: 69-70, Allahumma rabbi jibrila dst. Abu Dawud menceritakan, “Saya melihat azimat yang dibungkus kulit di leher anak Abi Abdillah yang masih kecil.” Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah menulis QS Hud: 44 di dahinya orang yang mimisan (keluar darah dati hidungnya), dst.” (Al-Adab asy-Syar’iyyah wal Minah al-Mar’iyyah, juz II hal 307-310)

Namun tidak semua doa-doa dan azimat dapat dibenarkan. Setidaknya, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan.

1. Harus menggunakan Kalam Allah SWT, Sifat Allah, Asma Allah SWT ataupun sabda Rasulullah SAW

2. Menggunakan bahasa Arab ataupun bahasa lain yang dapat dipahami maknanya.

3. Tertanam keyakinan bahwa ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa yang diinginkan dapat terwujud) hanya karena takdir Allah SWT. Sedangkan doa dan azimat itu hanya sebagai salah satu sebab saja.” (Al-Ilaj bir-Ruqa minal Kitab was Sunnah, hal 82-83).

HIZIB DAURUL A'LA adalah hizibnya  Syaikhul Akbar Muhyiddin Ibnu Al'Arabi, seorang Guru Agung yang luar biasa dan banyak bertemu, berkawan dan belajar kepada para Waliyullah (qutub, abdal, akhyar dll) di zamannya, sampai akhirnya beliau juga menjadi Waliyullah Agung saat itu.

Salah satu karyanya yang fenomenal adalah kitab fushushul hikam dan futuhatul makiyyah ,dan salah satu amalan yang beliau ajarkan pada banyak orang adalah Hizib Wiqoyah ini atau Daurul a'la.

Mengenai saat pembacaan Hizib Wiqoyah ini, ada berbagai macam variasi, ada yang hanya membacanya ba'da subuh, ada yang membacanya ba'da isya, ada juga yang membacanya pada tengah malam,tetapi dari hasil pembelajaran saya pribadi melalui Guru2 saya dan juga pengkajian manuskrip2 peninggalan para Guru terdahulu, pengalaman Hizib tersebut bisa diamalkan kapan saja, kalaupun ada waktu khusus itu sengaja ditetapkan agar menjadi wirid (amalan yang diamalkan berulang-ulang dengan ketetuan yang selalu sama) pribadi bagi si pengamal.

Waktu pengamalan yang berbeda akan menghasilkan pola energy yang berbeda, menghasilkan faedah yang berbeda. Seperti halnya Hizib Bahri, tidak selalu harus diamalkan ba'da ashar atau ba'da subuh, pengamalan yang mengikuti kaidah falakiyyah akan menghasilkan khowas yang berbeda.

Hizib Wiqoyah atau Hizib Daurul A'la ini merupakan salah satu hizib yang mempunyai khowas sangat banyak, sebagaimna hal-nya Hizib Bahr , ada cara-cara tertentu dan wirid tambahan untuk mengaktifkan pola energy yang tersembunyi padanya, biasanya rahasia pembacaannya diajarkan seacara langsung, jarang ditulis dan kalupun ditulis, tulisannya itu disimpan dengan baik agar tidak sembarang orang bisa mengamalkannya.

Kalau diteliti dengan seksama, terlihat bahwa ada 33 kalimat inti dari Hizib Wiqoyah ini, dan 33 kalimat inti tersebut selalu diawali dengan 2 asmaul husna dan ayat quran pilihan yang memiliki karomah tertentu, nah inilah kunci pola energy yang tersembunyi tadi, dengan kaifiyat tertentu pola yang tersembunyi itu diaktifkan dengan kunci utama asmaul husna dan ayat tersebut,
Selain itu, pada pengajaran Hizib Wiqoyah ini juga diajarkan wafaq-wafaq mistik yang diambil dari kalimat dan asma tertentu yang ada didalam hizib ini.. tentunya hal ini bukanlah hal yang aneh laggi, karena Syeikhul Akbar Ibnu Arabi sangat ahli sekali dalam bidang ini, juga dalam bidang ilmu falak serta ilmu esoteris (rahasia) lainnya.

Lalu apa saja khowas dari Hizib ini?
Dengan metode pembacaan yang benar, hizib ini bermanfaat untuk perlindungan dari kejahatan manusia, hewan serta makhluk gaib, menghilangkan ketakutan, kecemasan, penyembuhan fisik (sakit kepala, sakit perut, sakit mata, sakit gigi, menyembuhkan demam, kebutaan,patah tulang, dll), penyembuhan mental-emosional (ketakutan, kecemasan, trauma), inner beauty, kewibawaan dan derajat, kemuliaan, disukai orang (mahabbah), kerezekian, kemudahan segala urusan, kemenangan perang, keberanian, menundukkan jin dan makhluk gaib yang mengganggu, membantu mengingat syahadat ketika sakaratul maut, dll.

Untuk mengamalkan hizib ini, harus dengan ijasah khusus kepada guru yang sudah diberi wewenang untuk memberi ijasah.

حزب الدور الأعلى للشيخ محي الدين بن العربي قدس الله سره

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ﴿1﴾الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿2﴾ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ﴿3﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ﴿4﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿5﴾ اهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿6﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ﴿7﴾
 اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ .
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ ﴿1﴾ هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ ﴿2﴾ وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ ﴿3﴾ .
 (اللهم صلِّ على سيدنا محمدٍ النور الذاتي الساري سرهُ في سائر الأسماء والصفات وعلى آله وصحبه وسلم عدد كمال الله وكما يليق بكماله ، سبعاً)
اللهم صلِّ على الذاتِ المطلسمِ والغيبِ المطمطم والجمال المكتم لاهوتِ الجمال وناسوتِ الوصال وطلعة الحق كثوب إنسان الأزل من لم يزل في غاب ناسوت وصال القرب اللهم صلِّ به منه فيه عليه . يا عظيمُ أنت العظيمُ قدهمني أمرٌ عظيم وكل أمرٍ يهون بأمرك يا عظيم .
الصلاة والسلام عليك يا رسول الله . الصلاة والسلام عليك يا حبيب الله. الصلاة والسلام عليك يا سيد المرسلين  أنت لها ولكل كربٍ عظيم يا ربِّ فرج عنا بفضلِ بسم اللـه الرحمن الرحيم اللـهُمَّ يَاحَيُّ يَاقيُّوْمُ بِكَ تَحَصَنْتُ فَاحْمِنِى بِحِمَايَتِكَ كِفَايَةَ وِقايةٍ حَقِيْقَةٍ بُرْهَانٍ جِرْزِ أَمَانٍ بِسْمِ اللّـهِ
وَأدْخِلْنِى يَاأوَّالُ ياآخِرُ مَكْنُوْنٌ غَيْبِ سِرِّ دَآئِرَةٍ وَكَنْزِ مَاشآءَ اللّـهُ . لاَقُوَّةَ إلاَّ باِللّـهِ
وَاسْبِلْ عَلىَّ يَاحَلِيْمُ يَاسَتَّارُ كَنَفَ سِتْرٍ حِجَابٍ صِيانَةٍ نَجَّاةٍ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللـهِ
وَأُبْنِ يَامُحِيْطُ يَاقَادِرُ عَلَيَّ سُوْرَامَانٍ إحَاطَةٍ مَجْدٍ سُرَادِقِ عِزٍّ عَظَمَتِ ذلِكَ خَيْرٌ ذلِكَ مِنْ أيَاتِ اللـهِ
وَأعِذ ْنِى يَارَقِيْبُ يَامُجِيْبُ وَاحْرُسْنِى أهْلِى وَمَالِى وَوَلَدِى بِكَلاَءَةٍ إغَاثَةٍ وَمَاهُمْ بِضَآرِيْنَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إلا بِإذْنِ اللّـهِ
وَقِنِى يَامَانِعُ يَانَافِعُ بِأيَاتِكَ وأسْماَئِكَ وَكَلِمَتِكَ شَرَّ الشَّيْطَانِ فإنَّهُ ظاَلِمٌ أوْجَبَّارٌ بَغىَ عَلَىَّ أخَذَتْهُ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّـهِ
وَنَجِّنِى يَامُذِّلُّ يَامُنْتَقِمُ مِنْ عَبِيْدِكَ الظَّالِمِيْنَ اْلبَاغِيْنَ عَلَىَّ وَأعْوَانِهِمْ فإنَّهُمْ لِى أحَدٌ مِنْهُمْ بِسُوْءٍ خَذَلَهُ اللَّـه
وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقُلُوْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيْهِ مِنْ بَعْدِ اللـهِ
وَاكْفِنِى يَاقَابِضُ يَاقَهَّارُخَدِيْعَةَ مَكْرِهِمْ وَارْدُدْ عَنِّى مَذْمُوْمِيْنَ مَدْحُوْرِيْنَ بِتَخْسِيْرِتَغْيِيْرِتَدْسِيْرٍ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُوْنَهُ مِنْ دُوْنِ اللّـهِ
وَأذِقْنِى يَاسُبُّوْحُ يَاقُدُّوْسُ لَذَّةَ مُنَاجَاةٍ أقْبِلْ وَلاتَخَفْ إنَّكَ مِنَ الأمِنِيْنَ بِفَضْلِ اللـهِ يَامُمِيْتُ نَكَالَ وَبَالِ زَوَّالِ فَقُطِعَ دَابِرُ القَوْمِ الذِينَ ظَلَمُوْا وَالحَمْدُ لِلـهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ يَاسَلاَمُ يَامُؤمِنُ صَولَةُ جَوْلَةٍ دَوْلَةِ الأعْدَاءِ بِغَايَةٍ بِدَايَةٍ لَهُمُ البُشرَى فِى الحَيَوةِ الدُّنْيَا وَفِى الأخِرَةِ لاَتَبْدِيْلَ لِكَلِمَاتِ اللـهِ
وَتَوَجِّنِى يَاعَظِيْمُ يَامُعِزُّ بتِاَجٍ مَهَابَةٍ كِبْرِيَاءٍ جَلاًلٍ سُلْطَانٍ مَلَكُوتِ عِزّ عَظَمَةٍ وَلايَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إنَّ العِزَّةَ للـهِ
وألبِسْنِى ياجَلِيْلُ ياكبيرُ خِلْعَةَ جَلالٍ جَمَالٍ إقباَلْ إكمَالْ فلماَّ رَأينَهُ أكبَرْنَهُ وقطَّعْنَ أيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ للـهِ
وألْقِ ياعزيزُ ياودودُ علىَّ مَحَبَةً مِنكَ فتَنْقادُ وتخْضَعُ بها قلوبُ عِبادِك بالمحبَّةِ والمُعزَّةِ والمَوَدَّةِ مِنْ تَعْطِيْفٍ تَأْلِيْفٍ يُحِبُّوْنَهُمْ كَحًبِّ اللـهِ والذين أمنوا أشَدُّ حُبًّا للـهِ
وأظهِرْ علىَّ ياظاهرُ ياباطنُ أثارَ أسْرَارِ أنوارِ يُحِبُّهُمْ ويُحِبُّونَهُ أذِلَةً على المؤمنين أعِزَّةِ على الكافرين يُجاهِدُونَ فى سبيل اللـه وَوَجِّهْ اللـهُمَّ ياصمدُ يانورُ وَجْهِىْ بِصِفَآءِ جَمَالِ أنْسِ إشْرَاقِ فإنْ حَاجُّوكَ فقُلْ أسلمتُ وجْهِيَ للـهِ
وجَمِّلْنِى يابديعُ السمواتِ والأرضِ ياذالجلال والإكرامِ بالفَصَاحَةِ والبلاغةِ والبَراعَةِ واحلُلْ عُقدَةَ مِنْ لِسَانِى يَفقَهُوا قَولِى بِرِفَّةٍ وأْفَةٍ رحمةِ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلودُهُمْ وقلوبُهم إلى ذكر اللـهِ
وَقَلِّدْنِى ياشديدَ البَطْشِ ياجبَّارُ ياقهَّارُ والشِّدَةِ والقُوَةِ والمَنَعَةِ مِن بَأْسٍ جَبَرُوْةِ عَزَّةٍ وَمَا النَّصْرُ إلاَّ مِنْ عِنْدِ اللـهِ
وأدِمْ علىَّ يابَاسِطُ يافتَّاحُ بَهْجَةَ مَسَرَّةٍ رَبِّ اشْرَحْ لِى صَدْرِى وَيَسِّرْلِى أمْرِى بِلَطائِفِ عَوَاطِفِ ألمْ نشرَحْ لك صَدْرَكَ وَبِأشَائِرِ بَشَائِرِ يَوْمَئِذٍ يفرَحُ المُؤمِنُوْنَ بِنَصْرِ اللـهِ
وأنزِلِ اللـهُمَّ يالطيفُ يارؤفُ بقلبى الإيمان والإطْمِنَانِ والسكينةِ لأَكُوْنَ مِنَ الذينَ وتَطْمَئِنَّ قلوبهُم بذكر اللـه
وأفرِغْ عليَّ ياصَبُورُ ياشَكورُ صَبَرَ الذِينَ تدرَّعُوا إثباتَ يَقِينٍ كَمْ مِن فِئَةٍ تَلِيلَةٍ غَبَتْ فِئَةٍ كَثِيرَةَ بإذنِ اللـهِ
واحْفَظْنِى ياحفيظُ ياوكيلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِى وعَنْ يَمِيْنِى وَعَنْ شِماَلِى ومِن فوقِى ومِن تَحْتِى بِوُجُوِد شُهُودِ جُنُودِ له مُعاقِباتٌ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ ومِنْ خَلْفِى يَحْفَظُونَه مِن أمرٍ اللـه
وثبِّتِ اللـهمَّ ياثابِتُ ياقادم يادائم قدَمَيَّ كما ثبَّتَ القائلُ وكيفَ أخافُ ماأشرَكْتُمْ ولاتَخَافُوْنَ أنكم أشْرَكْتُمْ باللـهِ
وانْصُرْنِى يانِعْمَ المَولىَ ويانِعْمَ النَّصِيْرُ. عَلَى أعْدَائِـى نَصَرَ الذِى قِيْلَ لهُ أتَـتَّخِذُنا هُزُوًا. قال أعوذ باللـه
وأيِّدْنِى ياطالبُ ياغلبُ بِتَـأئِيدِ نَبِيِكَ مُحَمَدٍ صلى اللـه عليه وسلم المُؤَّيَّدِ بتَعْزيزٍ تَوقِيرٍ إنا أرسلناك شاهدا ومُبشِرا ونذيرا. لتُؤمِنُوا باللـه
واكفِنى ياكافى ياشافِى ْلأعْدَاءِ والأسْوَاءِ بِعَوَائِدِ فَوَائِدِ لو أنزلنا هذا القرآن على حبل لَرَأَيْتَهُ خاشِعا مُتصدِّعًا من خشية اللـه
وامنُنْ علىَّ ياوهَّابُ يارزذَاقُ بِحُصُولِ وُصُولِ قُبُولِ تَيْسِيْرتَسْخِيْرِ كُلُوْا واشرَبُوا مِن رزقِ اللـهِ
وتولَّنِى ياوليُّ ياعليُّ بالوِلايَةِ والعِنايَةِ والرَعَايَةِ والسلامةِ بمَزِيْدِ إيْرَادِ إسْعَادِ إمْدادٍ ذلك مِن فضل اللـه
وأكرِمْنِى ياغنِىِّ ياكريم بِالسَّعَادَةِ والكرامةِ والمغفرة وكما أكرَمْتَ الذين يَغُضُّوْنَ أصْوَاتَهُم عِندَ رَسُولِ اللـهِ
وَتُبْ عَلىَّ ياتوَّابُ ياحكيمُ توبةً نَصُوْحًا ِلأَكُونَ مِن الذين إذا فَعلوا فاحِشَةً أوظلموا أنفُسَهُم ذَكَرُوا اللـهَ فَاستَغْفَرُوا لذُنوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِروا الذنُوبَ إلا اللـهُ
وألزِمْنِى ياواحِدُ ياأحدُ كلمةَ التقوى كما ألزَمْتَ حبيبك محمدًا صلى اللـه عليه وسلم حيثُ قُلتَ فاعْلمْ أنهُ لا إله إلا اللـهُ
واختِمْ لِى يارحمنُ يارحيمُ بِحُسْنِ خاتمةٍ الناجِيْنَ والرَّاجِينَ قُلْ يَاعِبَادِيَ الذين أسرفوا على أنفُسِهِم لاتقنَطُوا من رحمة اللـه
وأسْكِـنِّى ياسميعُ ياقريبُ جَنَّةَ أُعِدَّتْ للمُتقين دعواهم فيها سبحانَكَ اللـهم وتحِيَتُهُمْ فيها سلامٌ وآخَرُدعْوَاهًم أنِ الحَمْدُ للـه
يا أللـه  يَا اللهُ يَا اللهُ يَا رَبُّ يَا نَافِعُ  يارحمن يارحيم أسئلك بحُرمَةِ هذه الأسماء والأيات والكلمات سُلطانًا نصيرًا ورِزقًا كثيرَا وقلبًا قريباً وقبرا منيرا وحِسابا يسيرا وأجرا كبيرا وصلى اللـه على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه وسلمَ تسليما كثيرا والحمد للـه رب العالمين
بسم الله الرحمن الرحيم  أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿1﴾ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ ﴿2﴾ الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ ﴿3﴾ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿4﴾ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا﴿5﴾إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا﴿6﴾فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ﴿7﴾وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ﴿8﴾ ثلاثاً.
اللهم صلَّ على سيدنا محمدٍ صلاة تحل بها العقد وتفرج بها الكرب وتشرح بها الصدور ، وتيسر بها الأمور في الدنيا والآخرة وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً .

Keterangan:
Syekh Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi memiliki amalan wirid yang masyhur: al-Awrad al-yawmiyya, atau Awrad al-ayyam wa al-layal, yang dibaca setiap hari pada waktu tertentu. Dan kita tahu banyak wirid yang mesti dibaca dalam hari, atau waktu tertentu, untuk mendapatkan hasil optimal. Kita tentu menduga bahwa ada sesuatu dibalik “waktu” sehingga para Awliya Allah memberi perhatian pada bagian-bagian dari waktu itu.

Wird sulit diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Akar kata wird mengandung konotasi mencapai, menjangkau, sampai, muncul atau diterima. Bagi para pengembara gurun di Arab, akar kata ini merujuk pada sumber air, oase, atau sumur, tempat para pengelana mengambil air. Dalam konteks spiritual, istilah “wird” itu biasanya diaplikasikan pada amalan khusus pada waktu tertentu pada siang atau malah hari. Ini adalah amalan tambahan (sunnah). Ada banyak wirid sufi termasyhur selain wiridnya Ibn Arabi, seperti Hizb Bahr nya Syekh Hasan Syadzili, atau Hizb Nawawi, dan sebagainya. Amalan itu bukan amalan biasa, dan biasanya tidak dimaksudkan untuk dibaca secara berjamaah. Dalam kasus doa Ibn Arabi ini, dan doa-doa sufi agung lainnya, amalan lebib sering berbentuk seperti “munajat”, dimana isinya mengandung indikasi betapa mendalamnya pemahaman spiritual penyusunnya. Maknanya menunjukkan bahwa apa yang “dibaca” adalah hal-hal yang “mendatangi hati” (warid) dan “diterima” oleh pembacanya. Yang istimewa dari setiap amalan Wali Allah adalah ia bukan sekadar bacaan dan doa, tetapi juga sarana pendidikan ruhani yang penting.

Dalam surat ar-Rahman tercantum bahwa Setiap yang ada di langit dan bumi memohon kepada-Nya; dan setiap saat Dia selalu dalam kesibukan (beraktivitas). Bagi Syekh Ibn Arabi, ayat ini mengekspresikan tema eksistensi yang penting. Setiap saat, semua makhluk, dari yang sebesar galaksi sampai partikel terkecil, selalu memohon dan menerima anugerah pemeliharaan, baik secara fisik maupun ruhani. Menurut beliau, tak ada satupun makhluk yang tidak memohon kepada Allahu ta’ala, tetapi masing-masing menerima jawaban sesuai dengan tingkat permohonannya. Jadi sebagian dari “kesibukan” Tuhan adalah memberi jawaban atas doa. Respon Tuhan secara intrinsik adalah keniscayaan, sebab Dia-lah yang mewajibkan hamba-Nya berdoa dan Dia pula yang berjanji menjawabnya. Ini adalah hubungan timbal-balik: Tuhan dan hamba adalah yang meminta sekaligus yang diminta (talib ma matlub). Barangsiapa menjawab “panggilan” Tuhan melalui Hukum Wahyu, maka Tuhan akan menjawab permintaan hamba-Nya yang memenuhi panggilan-Nya. Maka, pada hakikatnya, menurut Syekh Ibn Arabi, semua permintaan tertuju kepada-Nya, sebab tidak sesuatupun (wujud) selain Dia.

Karena selalu ada jawaban dari Allah atas permintaan kita, maka kita seharusnya menyadari betul hal-hal yang dimintakan. Syekh Ibn Arabi menulis dalam Futuhat al-Makiyyah, IV:

“Allah lebih dekat kepada hamba-Nya ketimbang urat lehernya.” Disini Dia membandingkan kedekatan-Nya dengan hamba-Nya dengan kedekatan hamba dengan dirinya sendiri. Ketika seseorang “meminta” dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu dan kemudian ia bertindak, maka tak ada jeda waktu antara permintaan dengan respon. Momen meminta pada esensinya adalah momen menjawab. Jadi kedekatan Tuhan dalam menjawab hamba-Nya adalah sama dengan kedekatan hamba dalam menjawab permintaan pada dirinya sendiri.

Pada hakikatnya, dibalik setiap permintaan ada satu tujuan utama: memandang segala sesuatu dari perspektif riil. Dalam pengertian ini, setiap doa adalah sebentuk “mengingat” atau zikir. Saat membaca doa, seseorang [seharusnya] tidak sekadar membaca berulang-ulang secara mekanis, tetapi sembari menghayati dan menyadari serta mengakui Kehadiran Tuhan. Ini berarti ia harus mengingat-Nya dengan sepenuh hati. Jika ia sampai pada level ini maka doa menjadi ingatan timbal-balik, seperti firman-Nya: “Ingatlah Aku dan Aku akan mengingatmu.”

Bentuk doa yang paling intim adalah munajat, semacam dialog dengan Yang Maha Goib. Membaca teks doa hanya satu bagian. Bagian lain yang lebih penting adalah “situasi dialog yang akrab” dengan Allah, mengingat-Nya sepenuh hati, mengundang-Nya dan, karena itu, diundang oleh-Nya. Maka dengan berdoa seseorang sesungguhnya juga “kembali” kepada hakikat dari kenyataan, sebuah tindakan “kembali” ke asal yang mesti diulang secara konstan. Semua mursyid tarekat menekankan bahwa hal ini tidak bisa dicapai melalui proses intelektual biasa, tetapi melalui hati (qalb), sebab hati adalah cermin yang memantulkan tajalli Ilahi dan, karenanya, hanya hati yang :bisa “melihat” manifestasi ilahi. Kapasitas hati untuk melihat inilah yang mentransformasi doa dari bentuk repetisi menjadi sebuah percakapan yang bermakna dan intim.

Dalam kitab Fusush al-Hikam, Bab Tentang Muhammad, Syekh Ibn Arabi menulis: “Karena doa adalah percakapan yang intim, maka ia adalah juga zikir. Dan barangsiapa mengingat Allah, ia bersama dengan Allah dan “duduk” bersama-Nya… dan barangsiapa yang “duduk” bersama Allah dan memiliki mata batin yang jernih, ia akan “memandang teman duduknya.” Ini adalah mushahadah dan ru’yat. Jika dia tak memiliki mata batin maka dia tak akan mampu melihat-Nya. Sesungguhnya melalui penglihatan batin dalam doa inilah orang yang berdoa akan mengenali maqom spiritualnya.”

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

1 komentar:

  1. kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas bantuan nomor togel.nya yang AKI
    berikan MAGNUM 4D yaitu ((( 5 5 4 8 ))) alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,DI NO Cll (((082-313-336-747)))
    insya allah anda bisa seperti Saya menang togel 185
    juta, wassalam.

    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....

    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!

    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel

    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat

    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..

    Solusi yang tepat jangan anda putus asah....AKI SOLEH akan membantu
    anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
    butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: Cll (((082-313-336-747)))

    KLIK DISINI ((((( BOCORAN TOGEL HARI INI ))))


    angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/

    angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/

    angka GHOIB; malaysia



    angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/

    angka GHOIB; laos

    BalasHapus