Translate

Kamis, 30 April 2015

Sejarah Dinasti Qing

Dinasti Qing [清朝] (baca : Qīng Cháo)  adalah Dinasti Terakhir dalam sejarah kekaisaran China yang didirikan oleh Suku Minoritas Manchu (atau disebut dengan suku Nu Zhen [女真]) setelah berhasil menggulingkan Dinasti Ming. Dinasti Qing berkuasa selama 295 tahun (tahun 1616 – 1911) dan memiliki Kaisar sebanyak 12 Kaisar. Pada masa pemerintahan Kaisar Kang Xi, Kaisar Yong Zhen dan Kaisar Qian Long, Dinasti Qing mencapai puncak kejayaannya dan merupakan salah satu Dinasti yang paling berpengaruh di sepanjang sejarah Kekaisaran di China.  oleh karena itu Dinasti Qing sering disebut juga Dinasti Manchu. Setelah Dinasti Qing, China memasuki era baru dengan sistem Pemerintahan Republik.
Suku Nu Zhen[女真族] merupakan pendahulunya Suku Manchu adalah suku minoritas yang bertempat tinggal di daerah Hei Long Jiang China dengan mata pencaharian sebagai peternak dan pemburu hewan. Pada masa akhir-akhirnya Dinasti Ming sekitar tahun 1616, Suku Nu Zhen yang dipimpin oleh Ai Xin Jue Luo – Nu Er Ha Chi [爱新觉罗·努尔哈赤] mendirikan Kerajaan yang bernama “Hou Jin [后金]” dan menyatakan kemerdekaannya dari pemerintahaan Dinasti Ming. Meskipun Dinasti Ming berkali-kali melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Jin (Hou Jin), tetapi tidak pernah berhasil.

Pada tahun 1636, Putra Nu Er Ha Chi yang bernama Huang Tai Ji [皇太极] sebagai penerus tahta kerajaan menggantikan nama kerajaannya menjadi Qing [清] dan memulai peperangan untuk memusnahkan Dinasti Ming. Tahun Ke-17 Kaisar Ming Chong Zhen [明崇祯], Pemberontak Li Zi Cheng berhasil menduduki Ibukota Dinasti Ming yaitu Beijing dan Kaisar Ming Chong Zhen akhirnya memilih untuk bunuh diri di Gunung Mei. Militer Qing kemudian mengambil kesempatan ini dan bekerjasama dengan Jenderal Ming yang bernama Wu San Gui berhasil menduduki Ibukota Dinasti Ming dengan mudah. Pada saat itu, Huang Tai Ji telah meninggal dunia, putranya Fu Ling yang dibantu oleh Duo Er Gun memindahkan Ibukota Dinasti Qing ke Bei Jing.

Pada masa pemerintahaan Kaisar Sun Zhi [顺治] (Qing Shi Zu [清世祖]), Pemerintah Dinasti Qing melakukan pembasmian terhadap tentara Li Zi Cheng dan sisa-sisa kekuatan Militer Dinasti Ming. Pada tahun ke 18 Kaisar Sun Zhi, Wu San Gui memimpin penyerangan ke daerah Myanmar dan berhasil membasmi kekuatan terakhir Dinasti Ming. Dinasti Qing akhirnya berhasil menguasai keseluruhan China.

Wu San Gui, Geng Zhong Ming dan Shang Ke Xi mempunyai Jasa dalam penaklukan Dinasti Ming, oleh karena itu, mereka diberikan gelar Raja dan diberikan wilayah kekuasaan masing-masing di Yun Nan, Fu Jian dan Guang Dong. Pada Tahun 1662, Kaisar Shun Zhi wafat, Putranya Xuan Ye [玄晔] naik tahta menjadi Kaisar Qing Sheng Zu [清圣 祖] dengan sebutan masa pemerintahan Kang Xi [康熙]. Kaisar Kang Xi merupakan salah satu Kaisar yang terkenal dalam Sejarah China. Dalam masa pemerintahan Kaisar Kang Xi, Dinasti Qing mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pada awal pemerintahannya, Kaisar Kang Xi yang masih kecil dibantu oleh para pejabat pembantu seperti Ao Bai, Suo Ni dan Su Ke Sha Ha sehingga kekuasaan dan kebijakan Kaisar sepenuhnya dipegang oleh para pejabat pembantu tersebut. Untuk dapat memegang kekuasaan sendiri, Kaisar Kang Xi kemudian menyingkirkan Ao Bai dan kawan-kawannya pada usia 16 tahun. Pada tahun ke-8, Kaisar Kang Xi berhasil memberantas pemberontakan Wu San Gui, Geng Zhong Ming dan Shang Ke Xi, memberantas pemberontakan Tibet, memberantas pemberontakan Suku Zhun Ge Er,  menenangkan Keluarga Zheng di Taiwan dan memukul mundur penyerangan Rusia. Dalam Bidang Perekonomian, Kaisar Kang Xi membatalkan sistem pembagian wilayah khusus untuk suku Manchu, mendorong rakyatnya membuka lahan pertanian yang baru, memperbaiki perairan, menurunkan pajak pertanian sehingga sektor pertanian dapat berkembang dengan cepat.

Setelah Kaisar Kang Xi, penerus tahta Kekaisaran adalah Kaisar Yong Zheng [雍正帝] yang kemudian diturunkan lagi ke Kaisar Qian Long [乾隆帝]. Kaisar Qian Long juga merupakan Kaisar yang Bijak dan terkenal dalam Sejarah China. Dalam masa pemerintahaan Kaisar Qian Long yang berlangsung selama 60 tahun, Dinasti Qing makin kuat dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam masa pemerintahan Kaisar Kang Xi, Yong Zheng dan Qian Long, Dinasti Qing menikmati kestabilan Politik, Rakyat hidup makmur dan sejahtera sehingga dalam sejarah masa tersebut disebut dengan “Kang Qian Sheng Shi [康乾盛世]”  yaitu masa kejayaan Kaisar Kang Xi dan Kaisar Qian Long.

Tahun 1796, Kaisar Qian Long yang berumur 88 tahun memberikan tahta kekaisarannya kepada anaknya Yong Yan [颙琰] dengan gelar Kaisar Ren Zong [仁宗], sebutan masa pemerintahannya adalah Jia Qing [嘉庆]. Kaisar Qing Long sendiri menobatkan dirinya sebagai Tai Shang Huang [太上皇] yaitu Maharaja. Kaisar Jia Qing tidak memiliki kemampuan seperti Kaisar-kaisar pendahulunya sehingga dalam masa pemerintahannya hanya meneruskan kebijakan politik ayahnya. Dinasti Qing mengalami masa perkembangan yang lamban.

Tahun 1821, Kaisar Jia Qing wafat, Dao Guang naik tahta dengan gelar Kaisar Qing Xuan Zong [宣宗]. Pada masa Kaisar Dao Guang, Negara-negara barat mulai memasuki wilayah China. Negara-negara Barat tersebut menggunakan Candu sebagai bahan perdagangannya sehingga banyak rakyat China yang mengalami kecanduan dan memiliki ketergantungan yang luar biasa terhadap candu tersebut. Tahun 1838, Kaisar Dao Guang memerintahkan Lin Ze Xu [林则徐] sebagai utusan kekaisaran menuju ke Guang Dong untuk mengadakan larangan terhadap penggunaan Candu. Lin Ze Xu kemudian menangkap pengedar candu dan menyita sekitar 2 jutaan kilogram candu serta menghancur candu sitaan tersebut di depan umum tepatnya di daerah Pintu Harimau [虎门].

Pada tahun 1840, Kerajaan Inggris menyatakan peperangan terhadap China dengan alasan untuk melindungi warganya yang berada di China.  Kerajaan Inggris kemudian mengirimkan Kapal Perang untuk menyerang Guang Zhou. Militer Inggris berhasil mengepung daerah Zhu Jiang Gou, menduduki Zhe Jiang Ding Hai hingga mendekati Kota Nan Jing. Kaisar Dao Guang sangat panik dengan kekuatan militer Inggris dan mengutuskan Qi Shan untuk melakukan negosiasi dengan Inggris. Pada saat yang sama untuk menenangkan Inggris, Lin Ze Xu dihukum, Pelabuhan Guang Zhou dibuka kembali. Tetapi Inggris masih tidak puas dan terus melakukan penyerangan terhadap Hu Men, Ning Bo, dan Xia Men serta menguasai daerah Wu Song pada tahun 1842. Dengan demikian, Pemerintah Dinasti Qing terpaksa menandatangani Perjanjian Nan Jing [南京条约]. Perancis dan Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama seperti Inggris, kemudian memaksa China untuk menandatangani Perjanjian Huang Bu [黄埔条约]  dengan Perancis dan Perjanjian Wang Xia [望夏条约] dengan Amerika Serikat.

Pada tahun 1851 masa pemerintahan Kaisar Xian Feng [咸丰], terjadi pemberontakan “Tai Ping Tian Guo [太平天国]”  yang dipimpin oleh Hong Xiu Quan [洪秀全]. Hong Xiu Quan mendeklarasikan pemberontakannya di Propinsi Guang Xi Kabupaten Gui Ping, Desa Jin Tian. Dalam waktu 2 tahun, militer Tai Ping berhasil merebut Han Yang, Yue Zhou, Han Kou dan Nan Jing. Pada tahun 1853, Tai Ping Tian Guo menetapkan Ibukotanya di Nan Jing. Tetapi karena terjadinya Insiden Tian Jing pada tahun 1856 yang mengakibatkan sebagian tentara dibawah pimpinan Jenderal Shi Da Kai memisahkan diri dari Negara Tai Ping Tian Guo yang tentu sangat merugikan Negara Tai Ping Tian Guo. Pemerintah Dinasti Qing juga terus melakukan peperangan untuk menghancurkan pemberontakan Tai Ping Tian Guo. Akhirnya pada tahun 1846, Militer Dinasti Qing dibawah pimpinan Zheng Guo Fan [曾国藩] berhasil menghancurkan kekuatan Tai Ping Tian Guo. Pemberontakan Tai Ping Tian Guo dinyatakan berakhir.

Pada Tahun 1856 sampai 1860, Perancis mendeklarasikan peperangan dengan China yang dalam sejarah dikenal dengan sebutan “Perang Candu ke-2”. Dinasti Qing mengalami kekalahan yang mengakitbatkan Kaisar Qing Xian Feng terpaksa untuk mundur ke “Bi Shu Shan Zhuang”.  Tahun 1856, Inggris dan Perancis berhasil menduduki bagian barat Taman Yuan Ming Yuan [圆明园] Ibukota Bei Jing. Mereka juga membakar Taman yang megah tersebut. Setelah kejadian tersebut, Dinasti Qing terpaksa harus menandatangani perjanjian Tian Jing, Perjanjian Bei Jing dan Perjanjian Ai Hui yang menguntungkan pihak asing terutama Inggris dan Perancis. Perjanjian-perjanjian tersebut juga memaksa pemerintah Dinasti Qing untuk memberikan sebagian besar wilayah China kepada pihak asing.

Tahun 1862, Kaisar Qing Xian Feng wafat di Bi Shu Shan Zhuang. Pangeran Zai Chun [载淳] naik tahta dengan gelar Kaisar Tong Zhi [同治]. Karena masih berumur muda, Ibu Suri Ci Xi [慈禧太后] memegang kekuasaan kekaisaran sehingga kebijakan-kebijakan penting semua diputuskan oleh Ibu Suri Ci Xi. Hal tersebut dikenal dengan istilah Pemerintahan dibalik tirai. Ibu Suri Ci Xi memegang kekuasaan Dinasti Qing hampir setengah abab mulai dari Kaisar Tong Zhi sampai Kaisar Guang Xu. Di masa kekuasaan Ibu Suri Ci Xi terjadi beberapa peperangan dengan Perancis dan Jepang yang mengakibatkan China melepas Taiwan ke tangan Jepang dan membayar ganti rugi perang.

Tahun 23 Kaisar Guang Xu (Tahun 1889), Kaisar Guang Xu melakukan Reformasi untuk memperbaiki kondisi China yang makin memburuk, tetapi reformasi tersebut hanya bertahan 103 hari setelah Ibu Suri Ci Xi berhasil menahan Kaisar Guang Xu untuk tidak melakukan komunikasi dengan luar dan menangkap 6 orang pemikir reformasi. Diantaranya Kang You Wei dan Liang Qi Chao yang terpaksa harus mengungsi keluar negeri.

Setelah kegagalan Reformasi, di bagian utara China terjadi pemberontakan Boxer [义和团运动] dengan slogan perjuangan “Mendukung Qing, Menghancurkan Asing (Fu Qing Mie Yang [扶清灭洋])”.  Sekutu 8 negara yang terdiri dari Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Jepang, Jerman, Italia dan Austria sekali lagi melakukan serangan terhadap China dan menduduki Bei Jing. Ibu Suri Ci Xi dan Kaisar Guang Xu terpaksa melarikan diri. Setelah itu, Dinasti Qing terpaksa menandatangani Perjanjian Xin Chou [辛丑条约] yang mengharuskan pemerintah Dinasti Qing menghancurkan Pemberontakan Boxer serta ganti rugi kepada sekutu 8 negara tersebut.

Dinasti Qing makin hari makin lemah, sejumlah patriot membentuk organisasi untuk menyelamatkan bangsa dan negeri tercintanya. Diantaranya adalah Sun Zhong Shan (Sun Yat Sen) [孙中山] yang membentuk organisasi yang bernama Xing Zhong Hui [兴中会] pada tahun 1894 dengan tujuan untuk membangkitkan kembali Bangsa China dan membentuk Negara China menjadi Negara Republik. Tahun 1905, Sun Zhong Shan (Sun Yat Sen) mempersatukan kekuatan revolusi China di seluruh penjuru dunia dan membentuk Organisasi baru yang bernama “Tong Meng Hui [同盟会]” yang kemudian berkembang menjadi Partai Nasional China atau KuoMinTang [国民党].

Pada tahun 1911 terjadi pemberontakan di Wu Chang dan hanya dalam waktu 2 bulan, puluhan Propinsi medeklarasikan kemerdekaannya dari Dinasti Qing. Tanggal 01 Januari 1912, terbentuklah Republik China di Nan Jing, Sun Zhong Shan (Sun Yat Sen) dipilih sebagai Presiden dan pada tahun yang sama tanggal 2 Februari, Kaisar Qing dipaksa mundur. Dengan demikian pemerintahan Dinasti Qing yang berlangsung selama 295 tahun dinyatakan berakhir.

Kaisar Dinasti Qing yang terakhir adalah Ai Xin Jue Luo Pu Yi [爱新觉罗-溥仪] atau disebut juga Kaisar Xuan Tong [宣统].



Berikut ini adalah Kaisar-kaisar yang pernah berkuasa di Dinasti Qing :

Kaisar Qing Tai Zu [清太祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Nu Er Ha Chi [爱新觉罗.努尔哈赤]
Nama Era                             : Tian Ming [天命]
Masa Pemerintahan        : 1616 – 1927 (11 tahun)
Wafat pada usia 68 Tahun di Shen Yang [沈阳]
Merupakan Pendiri Negara Jin lanjutan (Hòu jīn  [后金])

 

Kaisar Qing Tai Zong [清太宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Huang Tai Ji [爱新觉罗. 皇太极]
Nama Era                             : Tian Cong [天聪] kemudian diganti menjadi Chong De [崇德]
Masa Pemerintahan        : 1627 – 1644 (17 tahun)
Wafat pada usia 52 tahun di Shen Yang [沈阳]
Merupakan Pendiri Dinasti Qing dan menobatkan dirinya menjadi Kaisar pada tahun 1636.

 

Kaisar Qing Shi Zu [清世祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Fu Lin [爱新觉罗. 福临]
Nama Era                             : Shun Zhi [顺治]
Masa Pemerintahan        : 1644 – 1662 (18 tahun)
Wafat pada usia 24 tahun di Istana Bei Jing
Merupakan Kaisar Dinasti Qing Pertama yang mempersatukan wilayah China setelah berhasil menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming. Menjadi Kaisar pada Umur 6 tahun.

 

Kaisar Qing Sheng Zu [清圣祖]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Xuan Ye [爱新觉罗. 玄烨]
Nama Era                             : Kang Xi [康熙]
Masa Pemerintahan        : 1662 – 1723 (61 tahun)
Wafat pada usia 69 tahun di Taman Yuan Ming (Yuan Ming Yuan) Bei Jing.
Merupakan Kaisar yang berkuasa paling lama disepanjang sejarah China.

 

Kaisar Qing Shi Zong [清世宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yin Zhen [爱新觉罗. 胤祯]
Nama Era                             : Yong Zheng  [雍正]
Masa Pemerintahan        : 1723 – 1736 (13 tahun)
Wafat pada usia 58 tahun di Istana Bei Jing.

 

Kaisar Qing Gao Zong [清高宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Hong Li [爱新觉罗. 弘历]
Nama Era                             : Qian Long  [乾隆]
Masa Pemerintahan       : 1736 – 1796 (60 tahun)
Wafat pada usia 89 tahun di Istana Bei Jing.

 

Kaisar Qing Ren Zong [清仁宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yong Yan [爱新觉罗. 永琰]
Nama Era                             : Jia Qing  [嘉庆]
Masa Pemerintahan        : 1796 – 1821  (25 tahun)
Wafat pada usia 61 tahun di Istana Bi Shu.

 

Kaisar Qing Xuan Zong [清宣宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Mian Ning [爱新觉罗. 绵宁]
Nama Era                             : Dao Guang  [道光]
Masa Pemerintahan        : 1821 – 1851  (30 tahun)
Wafat pada usia 30 tahun di Taman Yuan Ming  (Yuan Ming Yuan).

 

Kaisar Qing Wen Zong [清文宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Yi Ning [爱新觉罗. 奕宁]
Nama Era                             : Xian Feng  [咸丰]
Masa Pemerintahan        : 1851 – 1862  (11 tahun)
Wafat pada usia 20 tahun di di Istana Bi Shu.

 

Kaisar Qing Mu Zong  [清穆宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Zai Chun [爱新觉罗. 载淳]
Nama Era                             : Tong Zhi  [同治]
Masa Pemerintahan        : 1862 – 1875  (13 tahun)
Wafat pada usia 19 tahun di di Istana Bei Jing.
Pada masa pemerintahan Kaisar Qing Mu Zong, Kekuasaan sebenarnya berada sepenuhnya di tangan Ibu Ci Xi [慈禧皇太后].

 

Kaisar Qing De Zong [清德宗]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Zai Tian [爱新觉罗. 载恬]
Nama Era                             : Guang Xu  [光绪]
Masa Pemerintahan        : 1875 – 1909  (34 tahun)
Wafat pada usia 38 tahun di di Istana Bei Jing.
Pada masa pemerintahan Kaisar Qing De Zong, Kekuasaan  sepenuhnya juga berada di tangan Ibu Ci Xi [慈禧皇太后].

 

Kaisar Qing Xuan Tong [宣统]
Nama asli                             : Ai Shin Jue Luo . Pu Yi [爱新觉罗. 载恬]
Nama Era                             : Xuang Tong  [宣统]
Masa Pemerintahan        : 1909 – 1911  (3 tahun)
Wafat pada usia 61 tahun di di Bei Jing.
Merupakan Kaisar paling terakhir Dinasti Qing dan juga Kaisar paling terakhir di sepanjang sejarah kekaisaran China. ‎

Sejarah Dinasti Song

‎Dinasti Song Utara (Bei Song [北宋]) (Tahun 960 ~ 1127) adalah Dinasti yang didirikan oleh Zhao Kuang Yin [赵匡胤] setelah menyatukan kembali daratan China dari perpecahan yang diakibatkan runtuhnya Dinasti Tang. Tetapi seiring dengan semakin kuatnya Negara tetangga seperti Negara Jin [金国], Negara Liao [辽国] dan Negara Xi Xia [西夏国], Pemerintahan Dinasti Song Utara maupun Dinasti Song Selatan selalu mendapat ancaman dari Negara tetangganya tersebut.

Pada Tahun 960, seorang Jenderal Dinasti Hou Zhou [后周] (Dinasti Zhou Lanjutan) yang bernama Zhao Kuang Yin [赵匡胤] melakukan kudeta  terhadap Dinasti Hou Zhou dan memaksa Kaisar Zhou Gong Di [周恭帝] mundur dari tahta Kekaisarannya. Setelah berhasil, Zhao Kuang Yin menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan gelar Kaisar Song Tai Zu [宋太祖]  dan menamakan Dinasti barunya dengan nama Dinasti Song. Dalam Sejarah, Dinasti Song yang didirikan oleh Zhao Kuang Yin ini disebut dengan “Dinasti Song Utara”. Selain Dinasti Song, terdapat juga Negara-negara lainnya yang juga merupakan perpecahan dari Dinasti Tang sebelumnya, diantaranya adalah Negara Hou Shu [后蜀], Negara Han Selatan [南汉], Negara Tang Selatan [南唐], Negara Wu Yue [吴越] dan Negara Han Utara [北汉]. Dengan tekad yang kuat, Kaisar Song Tai Zu (Zhao Kuang Yin) berjuang untuk mempersatukan kembali Daratan China dibawah kepemimpinannya yaitu Dinasti Song. Akhirnya pada tahun 974, Dinasti Song berhasil menyatukan kembali daratan China dengan mengalahkan Negara Hou Shu, Han selatan dan Tang Selatan. Negara-negara lainnya juga menyerahkan diri dan menyatakan negaranya berada dibawah kekuasaan Dinasti Song.

Pada zaman 5 Generasi 10 Negara [五代十国], Negara Jin pernah memberikan 16 propinsi di bagian utara daratan China kepada Negara Liao yaitu Negara yang didirikan oleh Suku Qi Dan [契丹]. Untuk merebut kembali wilayah tersebut, Kaisar kedua Dinasti Song yaitu Kaisar Song Tai Zong [宋太宗] dan juga Kaisar-kaisar penerus lainnya sering melakukan peperangan terhadap Negara Liao, tetapi tidak pernah membuahkan hasil. Akhirnya, Dinasti Song dan Negara Liao mengadakan perjanjian damai pada masa pemerintahaan Kaisar Song Zhen Zong [宋真宗], tetapi Dinasti Song harus memberikan upeti kepada Negara Liao setiap tahunnya. Perjanjian Damai tersebut dikenal dengan istilah “Zhan Yuan Zi Meng [澶渊之盟]”.

Pada awal terbentuknya Dinasti Song, Zhao Kuang Yin menetapkan kebijakan-kebijakan politik baru yang dapat memperkuat Kekuasaan Kaisar. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah mengurangi kekuatan Militer para Jenderal dan menyerahkan kekuasaan Militer sepenuhnya kepada Kaisar serta Mengurangi wewenang Pegawai Pemerintahan sehingga kekuasaan Kaisar semakin besar dan kuat.  Dalam sistem Ujian seleksi Pejabat yang berbakat, penentu terakhir hasil ujian berada di tangan Kaisar, Kaisar menguji langsung para pengikut ujian sehingga orang yang benar-benar memiliki intelektual tinggi saja yang dapat menjabat posisi penting. Sistem Ujian yang langsung diseleksi oleh Kaisar merupakan hal yang pertama dalam sejarah karena belum pernah dilakukan oleh Kaisar-kaisar pada Dinasti sebelumnya.

Pada masa pemerintahaan Kaisar Song Zhen Zong, Kaisar Song Ren Zong, Kaisar Song Ying Zong hingga pada Kaisar Song Shen Zong, Wilayah Dinasti Song sering diserang oleh Negara-negara Tetangganya dan ditambah lagi dengan ketidakmampuan Kaisar-kaisar yang memerintah, kondisi Dinasti Song menjadi sangat lemah dan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Untuk mengatasi kondisi yang makin parah ini, Kaisar Song Shen Zong pada tahun 1069 menugaskan Wang An Shi [王安石] sebagai Perdana Menteri untuk melakukan perubahan dan menjalankan Sistem Pemerintahan Baru. Akan tetapi pengaruh Kelompok Konvensional yang sangat kuat menyebabkan Sistem Pemerintahan Baru tidak dapat diterapkan sebagai mestinya. Akhirnya Sistem Pemerintahan Baru tersebut dihapuskan pada masa pemerintahan Kaisar Song Zhe Zong [哲宗] yang menyebabkan kondisi Dinasti Song semakin terpuruk hingga menuju ke jalan keruntuhan.

Ketidakmampuan Kaisar dan juga Pejabat pemerintahan yang mementingkan diri sendiri menyebabkan Rakyat Dinasti Song melakukan perlawanan dan pemberontakan. Awal Dinasti Song terdapat pemberontakan Wang Xiao Bo [王小波] dan Li Shun [李顺] hingga pada akhir-akhir Dinasti Song terjadi lagi pemberontakan Fang La [方腊] dan Song Jiang [宋江] yang menyebabkan kondisi Dinasti Song semakin mengalami kemerosotan.

Pada saat yang bersamaan, di bagian Utara, Negara Jin [金国] yang didirikan oleh Suku Nu Zhen [女真] menjadi semakin kuat hingga akhirnya berhasil memusnahkan Negara Liao. Setelah Negara Liao dimusnahkan, sasaran selanjutnya adalah Dinasti Song. Pada bulan 2 tahun 1125, Negara Jin mengadakan penyerangan secara besar-besaran terhadap Dinasti Song. Pasukan Militer Jin menggunakan strategi penyerangan 2 arah, Pasukan Militer arah Timur dipimpin oleh Jenderal Wo Bu Li [斡不离] dan Pasukan Militer arah Barat dipimpin olen Jenderal Zhan Han [粘罕]. Kedua Pasukan Militer tersebut menyerang Wilayah Tai Yuan dalam waktu yang bersamaan. Kondisi Dinasti Song semakin kacau hingga akhirnya Kaisar Song Hui Zong [宋徽宗] menyerahkan tahta kekaisaran kepada Putra Mahkotanya Zhao Heng [赵恒] (Kaisar Song Qin Zong [宋钦宗]) dengan maksud untuk lebih baik mengatasi kekacauan sehingga dapat memusatkan kekuatan dalam melawan Negara Jin. Pada saat tersebut, Pasukan Militer Jin sudah berada di seberang Sungai Huang dan sangat dekat dengan Ibukota Dinasti Song yaitu Kota Kai Feng [开封]. Kaisar Song Hui Zong sendiri melarikan diri ke Kota Jin Ling (sekarang Kota Nan Jing).

Pasukan Militer Dinasti Song yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Gang [李纲] berhasil mengalahkan sementara Tentara Jin. Tetapi karena ketakutan dan ketidakmampuan Kaisar Song Hui Zong dan Kaisar Song Qin Zong yang hanya mengharapkan berdamai dengan Negara Jin. Kedua Kaisar tersebut akhirnya menyetujui pembayaran sejumlah uang ganti rugi dan menyerahkan sejumlah Wilayah kepada Negara Jin serta memecat Perdana Menteri Li Gang dan juga sejumlah Pejabat setia. Hal ini membuat Negara Jin semakin percaya diri dalam memusnahkan Dinasti Song. Pada tahun 1127,  Pasukan Militer Jin menyerang lagi Ibukota Kai Feng dan menangkap Kaisar Song Hui Zong dan Kaisar Song Qin Zong serta merampas Harta benda dalam jumlah yang sangat banyak sekali. Dengan demikian, Dinasti Song Utara dinyatakan berakhir.

Pada Zaman Pemerintahan Dinasti Song, peperangan kerap terjadi, tetapi karena Dinasti Song berhasil menyatukan sebagian besar wilayah daratan China, masih juga terdapat daerah-daerah tertentu yang tenang dan terhindar dari peperangan. Daerah-daerah tersebut mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan. Karena kebutuhan perang, Teknologi produksi senjata dan bahan peledak juga berkembang dengan pesat. Selain Ilmu Pengetahun dan Teknologi, ilmu sastra juga mengalami kemajuan yang berarti, beberapa sastrawan terkenal yang muncul pada Dinasti Song antara lain Wang An Shi, Fang Zhong Yan dan Sima Kuang.

Berdirinya Dinasti Song menandakan berakhirnya perpecahan di daratan China. Semenjak pemerintahan Dinasti Song, kondisi perpecahan tidak pernah muncul lagi. Dinasti Song memerintah daratan China selama 167 tahun dan akhirnya dimusnahkan oleh kekuatan suku minoritas yaitu Negara Jin.

Setelah Dinasti Song Utara dimusnahkan oleh Negara Jin, keturunan Kaisar Song kemudian membentuk kekuatan baru dan mendirikan Dinasti Song dibagian selatan daratan China. Dalam Sejarah, disebut dengan Dinasti Song Selatan (Nan Song [南宋]) (Tahun 1127 ~ 1279). Tetapi nasib Dinasti Song Selatan juga hampir sama dengan Dinasti Song Utara yakni selalu mendapat ancaman dari Kerajaan Negara Jin.



Daftar Kaisar-kaisar Dinasti Song dalam Sejarah China – Dinasti Song merupakan Dinasti yang berkuasa di daratan China pada tahun 960 -1279. Sejarah Dinasti Song dibagi menjadi dua, yaitu Dinasti Song Utara (tahun 960 – 1127) dan Dinasti Song Selatan (tahun 1127 – 1279). Dinasti Song didirikan oleh Kaisar Pertamanya yang bernama Zhao Kuang Yin [赵匡胤] dengan gelar Kaisar Song Tai Zu [宋太祖] dan berakhir di tangan Kaisar Song Di Bing [宋帝昺]. Marga Kaisar-kaisar Dinasti Song adalah Marga Zhao [赵]. Secara keseluruhan, Dinasti Song memiliki 18 Kaisar yang diantaranya 9 Kaisar di Dinasti Song Utara dan 9 Kaisar di Dinasti Song Selatan.


Daftar Kaisar-kaisar Dinasti Song
Berikut ini adalah daftar Kaisar-kaisar Dinasti Song yang pernah berkuasa dalam Sejarah China :

Dinasti Song Utara (Tahun 960 – 1279)
Dinasti Song Utara adalah Dinasti yang didirikan oleh Kaisar Song Tai Zu yang beribukota di Kota Kai Feng [开封]. Berikut ini adalah Kaisar-kaisar yang pernah berkuasa pada Zaman Dinasti Song Utara :

1. Kaisar Song Tai Zu [宋太祖]
Nama Asli                            : Zhao Kuang Yin [赵匡胤]
Tahun Kelahiran               : 927
Masa Pemerintahan        : 960 – 976
Wafat pada usia 50 tahun.
Merupakan Kaisar pendiri Dinasti Song dengan melakukan kudeta terhadap Dinasti Hou Zhou [后周].

2. Kaisar Song Tai Zong [宋太宗]
Nama Asli                            : Zhao Guang Yi [赵光义]; nama asli Zhao Kuang Yi [赵匡义]
Tahun Kelahiran               : 939
Masa Pemerintahan        : 976 – 997 (21 tahun)
Wafat pada usia 59 tahun di Istana Bian Jing [汴京]
Zhao Kuang Yi adalah adik dari Kaisar Song Tai Zu dan merupakan salah satu Jenderal yang membantu kakaknya yaitu Zhao Kuang Yin melakukan kudeta terhadap Dinasti Hou Zhou.

3. Kaisar Song Zhen Zong [宋真宗]
Nama Asli                            : Zhao Heng [赵恒]
Tahun Kelahiran               : 968
Masa Pemerintahan        : 997 – 1022 (25 tahun)
Wafat pada usia 55 tahun di Istana Bian Jing [汴京]

4. Kaisar Song Ren Zong [宋仁宗]
Nama Asli                            : Zhao Zhen [赵祯]
Tahun Kelahiran               : 1010
Masa Pemerintahan        : 1022 – 1063 (41 tahun)
Wafat pada usia 54 tahun di Istana Bian Jing [汴京].

5. Kaisar Song Ying Zong [宋英宗]
Nama Asli                            : Zhao Shu [赵曙]
Tahun Kelahiran               : 1032
Masa Pemerintahan        : 1063 – 1067 (25 tahun)
Wafat pada usia 36 tahun di Istana Bian Jing [汴京].

6. Kaisar Song Shen Zong [宋神宗]
Nama Asli                            : Zhao Xu [赵頊]
Tahun Kelahiran               : 1048
Masa Pemerintahan       : 1067 – 1085 (18 tahun)
Wafat pada usia 38 tahun.

7. Kaisar Song Zhe Zong [宋哲宗]
Nama Asli                            : Zhao Xu [赵煦]
Tahun Kelahiran               : 1076
Masa Pemerintahan        : 1085 – 1100 (15 tahun)
Wafat pada usia 24 tahun.

8. Kaisar Song Hui Zong [宋徽宗]
Nama Asli                            : Zhao Ji [赵佶]
Tahun Kelahiran               : 1082
Masa Pemerintahan        : 1100 – 1125 (25 tahun)
Wafat pada usia 54 tahun pada tahun 1135 di Kota Wu Guo [五国城] (Sekarang di Provinsi Heilongjiang Kota Yilan).
Anak ke-11 dari Kaisar Song Shen Zong, Adik dari Kaisar Song Zhe Zong. Kaisar Song Hui Zong juga merupakan seorang Pelukis dan ahli kaligrafi. Tetapi karena kalah perang dalam melawan Kerajaan Jin, Kaisar Song Hui Zong terpaksa melepaskan tahta kekaisaran dan menyerahkan kepada Putranya Zhao Huan [赵桓] dengan gelar Kaisar Song Qin Zong. Kaisar Song Hui Zong sendiri menyebut dirinya sebagai Tai Shang Huang [太上皇] yang artinya Ayahnya Kaisar. Pada Tahun 1127, Kaisar Song Hui Zong dan Kaisar Song Qin Zong bersama-sama ditahan oleh Kerajaan Jin yang kemudian dibawa ke perbatasan Utara.

9. Kaisar Song Qin Zong [宋钦宗]
Nama Asli                            : Zhao Huan [赵桓]
Tahun Kelahiran               : 1100
Masa Pemerintahan        : 1126 – 1127 (1 tahun 2 bulan)
Wafat pada usia 57 tahun pada tahun 1156 di Kota Yan Jing [燕京].
Kaisar Song Qin Zong merupakan Kaisar terakhir Dinasti Song, bersama Ayahnya ditahan oleh Kerajaan Jin pada tahun 1127.

 

Dinasti Song Selatan (Tahun 1127 – 1279)
Ditangkapnya Kaisar Song Qin Zong di tahun 1127 oleh Kerajaan Jin menandakan berakhirnya kekuasaan Dinasti Song Utara. Putra ke-9 Kaisar Song Hui Zong (Adik dari Kaisar Song Qin Zong) yaitu Zhao Gou [赵構] kemudian naik tahta dan memindahkan Ibukotanya ke Kota Ying Tian [应天]. Dalam Sejarah, Kekuasaan yang dipimpin oleh Zhao Gou disebut dengan Dinasti Song Selatan. Berikut ini adalah Kaisar-kaisar yang pernah berkuasa di Dinasti Song Selatan :

1. Kaisar Song Gao Zong [宋高宗]
Nama Asli                            : Zhao Gou [赵構]
Tahun Kelahiran               : 1107
Masa Pemerintahan        : 1127 – 1162 (35 tahun)
Wafat pada usia 81 tahun pada tahun 1187.
Pada tahun 1162 menyerahkan tahta Kekaisaran kepada Putranya Zhao Shen [赵昚] dan menobatkan dirinya sebagai Tai Shang Huang.

2. Kaisar Song Xiao Zong [宋孝宗]
Nama Asli                            : Zhao Shen [赵昚]
Tahun Kelahiran               : 1127
Masa Pemerintahan        : 1162 – 1189 (27 tahun)
Wafat pada usia 63 tahun pada tahun 1194.
Pada tahun 1189 menyerahkan tahta kekaisaran kepada Putranya Zhao Dun [赵惇]

3. Kaisar Song Guang Zong [宋光宗]
Nama Asli                            : Zhao Dun [赵惇]
Tahun Kelahiran               : 1147
Masa Pemerintahan        : 1189 – 1194 (5 tahun)
Wafat pada usia 54 tahun pada tahun 1200.
Pada tahun 1194 terpaksa menyerahkan tahtanya kepada putranya Zhao Kuo [赵扩].

4. Kaisar Song Ning Zong [宋宁宗]
Nama Asli                            : Zhao Kuo [赵扩]
Tahun Kelahiran               : 1168
Masa Pemerintahan        : 1194 – 1224 (30 tahun)
Wafat pada usia 55 tahun pada tahun 1224.

5. Kaisar Song Li Zong [宋理宗]
Nama Asli                            : Zhao Yun [赵昀]
Tahun Kelahiran               : 1205
Masa Pemerintahan       : 1224 – 1264 (40 tahun)
Wafat pada usia 60 tahun pada tahun 1224.

6. Kaisar Song Du Zong [宋度宗]
Nama Asli                            : Zhao Qi [赵祺]
Tahun Kelahiran               : 1240
Masa Pemerintahan        : 1264 – 1274 (10 tahun)
Wafat pada usia 35 tahun pada tahun 1274.

7. Kaisar Song Gong Zong [宋恭帝]
Nama Asli                            : Zhao Xian [赵隰]
Tahun Kelahiran               : 1271
Masa Pemerintahan        : 1274 – 1276 (10 tahun)
Wafat pada usia 53 tahun pada tahun 1323.
Naik Tahta sebagai Kaisar pada usia 4 tahun, merupakan anak kedua dari Kaisar Song Du Zong. Pada tahun 1276, pasukan militer Mongol (Dinasti Yuan) menyerang Ibukota Dinasti Song Selatan dan memaksa Kaisar Song Gong Zong menyerah. Akhirnya Song Gong Zong ditawan oleh Pasukan Mongol. Tahun 1289, tiba-tiba Kaisar Yuan yaitu Kubilai Khan memberikan sejumlah harta kepada Zhao Xian (sudah tidak menjabat Kaisar lagi) dan meminta Zhao Xian untuk menjadi Biksu di Tibet. Zhao Xian yang saat itu berusia 19 tahun pun menurutinya.

8. Kaisar Song Duan Zong [宋端宗]
Nama Asli                            : Zhao Shi [赵昰]
Tahun Kelahiran               : 1269
Masa Pemerintahan        : 1276 – 1278 (2 tahun)
Wafat pada usia 11 tahun pada tahun 1278.
Setelah Dinasti Yuan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Song Selatan, Zhao Shi yang berusia 7 tahun naik tahta menjadi Kaisar di pengungsiannya. Dalam pelariannya menghindari kejaran pasukan Dinasti Yuan, Kaisar Song Duan Zong akhirnya meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.

9. Kaisar Song Di Bing [宋帝昺]
Nama Asli                            : Zhao Bing [赵昺]
Tahun Kelahiran               : 1272
Masa Pemerintahan        : 1278 – 1279 (2 tahun)
Wafat pada usia 8 tahun pada tahun 1279.
Kaisar Song Di Bing sering juga disebut dengan Raja Song Wei Wang [宋卫王] merupakan Kaisar yang terakhir dalam sejarah Dinasti Song Selatan. Kaisar yang berusia 8 tahun ini akhirnya terpaksa bunuh diri dengan menenggelamkan diri ke dalam laut bersama nenek Surinya.

Sejarah Dinasti Tang

Dinasti Tang [唐朝] (Tahun 618 ~ 907) adalah Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan [李渊] yang pada saat itu merupakan Kepala Negara Adipati “Tang [唐]” dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China.

Pada akhir-akhir masa pemerintahan Dinasti Sui, banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan terhadap kekejaman Kaisar Sui Yang Di [隋炀帝]. Pasukan Militer pimpinan Li Yuan yang saat itu bertugas di wilayah Tai Yuan [太原] mengambil kesempatan tersebut dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Sui. Pada tahun 618, Li Yuan menobatkan dirinya menjadi Kaisar dan menyebutkan Dinasti barunya dengan nama Dinasti Tang. Li Yuan adalah Kaisar Pertama Dinasti Tang dengan Nama Eranya adalah “Wu De [武德]” dan bergelar Kaisar Tang Gao Zu [唐高祖]. Li Yuan juga menetapkan Ibukota kekaisarannya di  Kota Chang’an [长安].

Setelah naik tahta menjadi Kaisar, Fokus utama Kaisar Tang Gao Zu adalah membasmi kekuatan pemberontakan lainnya yakni kekuatan Xue Ju [薛举] dan Xu Ren Gao [薛仁杲] di Shang Gui [上邽], Kekuatan Wang Shi Chong [王世充] di Luo Yang dan Dou Jian De [窦建德] di Hebei sehingga kekuasaan seluruh wilayah China benar-benar berada di bawah Kekuasaan Dinasti Tang.

Pada tahun ke-9 pemerintahan Kaisar Tang Gao Zu tepatnya pada bulan 6 tanggal 4 tahun 626, Anak kedua Li Yuan yang bernama Li Shi Min [李世民] bersama beberapa pengikut setianya melakukan insiden di Gerbang Xuan Wu. Dalam Insiden tersebut, Li Shi Min membunuh kakaknya Li Jian Cheng [李建成] yang juga merupakan Putra Mahkota Dinasti Tang saat itu dan juga adiknya Li Yuan Ji [李元吉]. Ayahnya Li Yuan yang juga merupakan Kaisar Dinasti Tang terpaksa menyerahkan tahta Kekaisarannya kepada Li Shi Min. Insiden tersebut kemudian dikenal dengan “Insiden Gerbang Xuan Wu [玄武门之变]”. Pada tahun yang sama bulan ke 8, Li Shi Min naik tahta menjadi Kaisar Kedua Dinasti Tang dengan gelar Tang Tai Zong [唐太宗] dan nama era kekaisarannya adalah Zhen Guan [贞观]. Kaisar Tang Tai Zong adalah salah satu Kaisar yang bijak dan berprestasi di dalam sejarah China.

Pada tahun kedua masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong, Beliau memerintahkan Menteri Pertahanan Jenderal Li Jing [李靖] melakukan perang terhadap Negara Tu Ju [突厥] (Turki Timur), Jenderal Li Jing berhasil meraih kemenangan dalam peperangan tersebut. Dengan demikian, ancaman dari Negara-negara tetangga  di bagian barat Dinasti Tang dapat diminimalisasi. Kaisar Tang Tai Zong sangat bijak dalam memakai orang-orang yang berbakat dalam membantunya mengurusi masalah pemerintahan. Beberapa diantaranya adalah Wei Zheng [魏 征], Gao Shi Lian [高士廉], Fang Xuan Ling [房玄龄], Du Ru Mei [杜如晦], Zhang Sun Wu Ji [长孙无忌]. Dalam masa pemerintahannya, Kaisar Tang Tai Zong melakukan berbagai reformasi seperti di bidang perpolitikan, pemerintahan, perekonomian serta sosial budaya. Masa tersebut merupakan puncak kejayaan Dinasti Tang. Dalam Sejarah Masa pemerintahan Kaisar Tang Tai Zong ini disebut dengan “Zhen Guan Zhi Zhi [贞 观之治]” atau “Masa Pemerintahan Zhen Guan”.

Tahun 649 bulan 4, Kaisar Tang Tai Zong yang memerintah Dinasti Tang selama 23 tahun tersebut wafat. Anak yang kesembilannya Li Zhi [李治] naik tahta menggantikan ayahnya sebagai Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Gao Zong dan memakai nama era kekaisaran “Yong Hui [永徽]”. Setelah naik tahta, Kaisar Tang Gao Zong tetap menjalankan kebijakan ayahnya sehingga perpolitikan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi berkembang dengan baik. Pada tahun 655, tepatnya 6 tahun masa pemerintahan Kaisar Tang Gao Zong, beliau mengangkat Wu Ze Tian [武则天] sebagai Permaisuri. Permaisuri Wu Ze Tian mulai ikut dalam rapat dengan para menteri dan pejabat kekaisaran dan juga memiliki wewenang dalam mengambil keputusan penting. Pada tahun 655, Kaisar Tang Gao Zong meninggal dunia, putranya yang ketiga Li Xian [李显] naik tahta dengan gelar Kaisar Tang Zhong Zong [唐中宗].  Tapi tak lama kemudian dipecat oleh Ibu Suri Wu Ze Tian. Ibu Suri Wu Ze Tian kemudian mengangkat Putra  keempat Li Dan [李旦] sebagai kaisar baru dengan gelar Kaisar Tang Rui Zong [唐睿宗] . Pada tahun 690, Ibu Suri Wu Ze Tian yang saat itu berusia 67 tahun memecat Kaisar Tang Rui Zong dan mendeklarasikan dirinya menjadi Kaisar serta menggantikan nama negara menjadi Zhou [周]. Kaisar Wu Ze Tian adalah satu-satunya Kaisar Wanita di sepanjang sejarah Kekaisaran China.

Dalam Masa pemerintahan Kaisar Wu Ze Tian [武则天], Dinasti Tang mengalami kemajuan di bidang ekonomi. Kaisar Wu Ze Tian mendorong  peningkatan produktivitas di bidang Pertanian sehingga Kekayaan Dinasti Tang bertambah dan Rakyat juga hidup makmur sejahtera.  Tetapi pada akhir-akhir masa pemerintahannya, Kaisar Wu Ze Tian bertindak tidak bijak dan sangat mempercayai pejabat yang hanya menyenangkan dirinya sendiri sehingga Perdana Menterinya yang bernama Di Ren Jie [狄仁杰]  melakukan pemberontakan yang memaksa Kaisar Wu Ze Tian untuk mengundurkan diri. Li Xian yang pernah menjabat sebagai Kaisar Tang Zhong Zong kemudian naik tahta kembali menjadi Kaisar.

Kaisar Tang Zhong Zong adalah Kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan sehingga kekuasaan pemerintahaan sepenuhnya jatuh ke tangan Permaisurinya. Putra Li Dan [李旦] yang bernama LI Long Ji [李隆基] kemudian melakukan perlawanan dan berhasil merebut kembali kekuasaan serta menobatkan dirinya menjadi Kaisar Tang dengan gelar Kaisar Tang Xuan Zong [唐玄宗]. Pada awal pemerintahannya, Kaisar Tang Xuan Zong merupakan Kaisar yang bijak, Kaisar Tang Xuan Zong melakukan Reformasi terhadap sistem pemerintahan dan memperbaiki perekonomian serta melakukan penyesuaian pajak. Dalam masa pemerintahannya, Dinasti Tang mencapai kemajuan yang pesat, Rakyat hidup dengan makmur dan sejahtera. Tetapi karena puas dengan segala pencapaiannya, Kaisar Tang Xuan Zong akhirnya menjadi malas dan kurang memperhatikan urusan pemerintahan. Pada tahun 742, Kaisar Tang Xuan Zong mempergunakan Yang Guo Zhong [杨国忠] sebagai Perdana Menteri dan memberikan kekuasaan militer yang besar kepada Jenderal An Lu Shan [安禄山] sehingga kekuasaan Kaisar menjadi semakin lemah. Pada tahun 755 bulan 11, Jenderal An Lu Shan melakukan kudeta dan berhasil menduduki Ibukota Dinasti Tang, Chang’an. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan “An Shi Zhi Luan [安史之乱]”.  Kaisar Tang Xuan Zong mundur ke Kota Chengdu Propinsi Sichuan sedangkan Putera Mahkota Li Heng [李亨] menuju ke Kota Ling Wu [灵武]. Sesampai di Kota Ling Wu, Li Heng langsung menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan gelar Kaisar Tang Su Zong [唐肃宗] dan menyebut Kaisar Tang Xuan Zong (Ayahnya) menjadi Tai Shang Huang [太上皇].

Tahun 763, An Lu Shan berhasil dikalahkan oleh Pasukan Militer Dinasti Tang, Pemberontakan An Lu Shan dinyatakan berakhir. Pemberontakan An Lu Shan ini semakin memperlemah kondisi Dinasti Tang hingga terjadinya pemisahan diri (perpecahan) dari Dinasti Tang yang dilakukan oleh para kepala daerah.

Pada masa akhir-akhir Dinasti Tang, kekuasaan daerah menjadi lebih besar dari pemerintahaan Pusat. Kepala Daerah yang pada saat itu disebut dengan istilah Jie Du Shi [节度使] sudah tidak menghiraukan perintah dari pemerintahan pusat. Saat tersebut, pemerintahan pusat Dinasti Tang hanya disibukan dengan pembasmian pemberontakan dan sudah tidak terlalu memperhatikan perkembangan perekonomian dan sosial budayanya. Kaisar-kaisar setelah Kaisar Tang Su Zong [tahun 756-762] seperti Kaisar Tang Dai Zong (tahun 762-780) dan Kaisar Tang De Zong (tahun 780-805) adalah Kaisar-kaisar yang lemah dan kurang berkemampuan.  Tahun 806, Kaisar Tang Xian Zong naik tahta, atas bantuan para Menterinya, Kaisar Tang Xian Zong berhasil merebut kembali semua kekuasaan daerah dan mempersatukan kembali daerah-daerah dibawah pemerintahan pusat Dinasti Tang. Tetapi karena merasa sangat berjasa dan hebat, Kaisar Tang Xian Zong kemudian menindak semena-menanya dan mempercayai para kasim yang akhirnya Kaisar Tang Xian Zong dibunuh oleh para kasim-nya sendiri pada tahun 828 bulan 2. Tahun berikutnya, Kaisar Tang Mu Zong [唐穆宗] naik tahta menjadi Kaisar baru. Semenjak Kaisar Tang Mu Zong, rata-rata semua Kaisar penerusnya mempercayai adanya Obat Hidup Abadi serta sering meminum obat-obat tersebut. Bahkan terdapat 3 Kaisar yang langsung meninggal setelah meminum obat yang katanya dapat hidup abadi tersebut.  Hal ini juga mempercepat musnahnya Dinasti Tang.

Tahun 874, munculah beberapa pemberontakan yang diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Huang Chao [黄巢] dan Wang Xian Zhi [王仙芝]. Semenjak itu, Pemerintahan Dinasti Tang hanya berada di daerah Ibukotanya saja yaitu Chang’an.  Hingga pada tahun 907, Zhu Quan Zhong [朱全忠] yang saat itu menjabat Raja Liang [梁王] memaksa Kaisar Tang Ai Di [唐哀帝] untuk turun tahta. Zhu Quan Zhong sendiri menobatkan diri menjadi Kaisar dengan nama Dinasti barunya Dinasti Liang. Dengan demikian Dinasti Tang dinyatakan berakhir.

Setelah Dinasti Tang, China mengalami masa perpecahan yang disebut dengan zaman 5 Generasi 10 Negara (Wu Dai Shi Guo [五代十国]).

Dinasti Tang Sebagai Puncak Kebudayaan

“Dinasti Tang dianggap sebagai era keemasan dalam sejarah China, masa dimana China menjadi bangsa yang terbesar dan terkuat di dunia. Puncak kejayaan Dinasti Tang merujuk pada masa antara pemerintahan Kaisar Taizong dan Xuanzong. Selama periode ini, China menganut sebuah sistem politik etis dan berkembang pesat di semua aspek termasuk perdagangan, sosial, budaya, dan kesenian.”

Musik dan Tarian

Tarian dan musik zaman Dinasti Tang menampilkan gerakan terbaik dari generasi sebelumnya, dan mengadopsi saripati kebudayaan dari banyak bangsa minoritas maupun bangsa di Barat. Musik dan tarian pada periode ini adalah gambaran sejati dari sebuah masyarakat yang damai dan makmur dengan kemajemukan ratusan bangsa dalam keharmonisan yang sempurna.

Musik dan tarian Dinasti Tang sangat luar biasa dan mewah. Puisi dan prosanya tersusun ke dalam lagu-lagu dan syair pujian. Alat musiknya bermacam-macam, termasuk di dalamnya kecapi, harpa China dan drum.

Tariannya sangat anggun dan halus. Busananya kaya warna dan gaya. Di antara musik dan tarian Dinasti Tang ada “Musik Qingshang”, yang termasuk di dalam musik tradisional dari sejak zaman Dinasti Han dahulu. Terdapat pula “musik daratan Barat Laut” dan “musik Goryeo”, yang dinamakan serupa tempat mereka   berasal.

Potongan asli yang tersusun lengkap selama Dinasti Tang adalah sebuah kombinasi antara musik, tarian dan puisi, seringkali dalam bentuk skala besar mewakili multi golongan.

Salah satu hasil karya paling terkenal yang pernah dibuat selama Dinasti Tang adalah “Li Shimin menaklukan Wuzhou”, yakni sebuah pertunjukan megah musik dan tarian yang menggambarkan dan mengagungkan keluhuran budi Taizong dalam mengalahkan seorang musuh yang keji, menyatukan bangsa dan membawa perdamaian bagi rakyat. Musiknya sangat populer, bahkan secara luas dikenal hingga ke negara lain di luar China.

Ideologi dan kepercayaan

Dinasti Tang adalah sebuah periode ketika era Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme terus berkembang ke puncak kepopuleran mereka. Mengajarkan tiga ajaran ini membantu mengatur perilaku masyarakat dan menyebar ke seluruh aspek masyarakat. Sebagai hasilnya, seluruh masyarakat mampu mempertahankan sebuah standar moral yang tinggi.

Taizong tidak hanya menghormati aliran Konfusianisme namun juga mendukung Taoisme dan Buddhisme. Selama era Dinasti Tang, terdapat sebuah sistem pemujaan yang lengkap kepada langit dan bumi serta para Dewa. Orang menghargai surga dan percaya akan Tuhan. Para cendikiawan menghormati Taoisme dan menjunjung sikap pemimpin berbudi luhur, bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Konfusianisme  mengajarkan “seorang yang bajik mencintai sesama”. Aliran Taoisme mengajarkan, “penerangan Tao dan kebenaran”. Aliran Buddha mengajarkan “keselamatan dengan belas kasih”. Masyarakat pada zaman itu gigih berusaha mencari kebenaran dan dengan teguh memelihara hati yang luhur.
Taizong memerintahkan agar beberapa cendikiawan menyusun buku “Lima Keklasikan Konfusianisme”, yang menjadi standar buku pelajaran bagi siswa yang akan mengikuti ujian kerajaan. Demikian pula meninggalkan standar buku pelajaran untuk generasi berikutnya.

Dalam kesenian yang murni, terdapat pembelajaran yang didedikasikan kepada tokoh aliran Tao dan Buddha. Para musisi menyusun potongan-potongan musik Tao yang agung.
Dalam ilmu pengetahuan, seorang dokter pengobatan China terkenal, dokter Sun Simiao, penganut Taoisme yang mendedikasikan hidupnya untuk berkultivasi Tao dan menyediakan pelayanan pengobatan bagi masyarakat. Generasi selanjutnya menganugerahinya sebagai “Putra Matahari Sejati Tao” dan “Raja Pengobatan”.

Ajaran Buddha juga secara luas dipromosikan. Sejumlah besar kitab Buddha diterjemahkan dan disebarkan pada waktu itu. Orang mempercayai dharma-dharma dalam agama Buddha, dan hubungan sebab akibat karma. Mereka mengultivasi hati dan berusaha keras agar untuk menjadi lebih belas kasih.
Biksu pandai, Xuanzang, dengan hati belas kasih memutuskan pergi ke India untuk mencari beberapa kitab Buddha. Ia menghabiskan 17 tahun perjalanan jauh dan penuh rintangan ke India, dan kembali dengan membawa 657 kitab. Setelah kepulangannya, ia menerjemahkan semua kitab ke dalam bahasa Mandarin di Kuil Ci’en di Chang’an.

Taizong sangat menyambut prestasi rahib dan memberinya dorongan yang luar biasa. Selain itu, Taizong secara pribadi menuliskan beberapa kalimat prakata untuk koleksi Xuanzang. Dimulai dengan penjelasan bumi dan langit, yin dan yang, transformasi empat musim, nampak dan tak nampak, makrokopis dan mikrokopis, lalu transisi ajaran Buddha dan pujian luar biasa atas pencarian kitab Buddha. Prakata penuh dengan keagungan di setiap momentumnya, anggun dalam gaya kesusastraannya.

Pertukaran Budaya
Pemerintahan Zheng Guan sangat dikagumi oleh negara tetangga. Lebih dari 300 negara dan suku secara teratur mengirimkan utusan doplomatiknya ke China. Oleh karena itu istana kerajaan Tang mendirikan banyak organisasi untuk menyambut pengunjung asing dan menjaga hubungan baik bilateral. Banyak negara di Asia dan Afrika mengirimkan utusannya ke China. Negara lain mengadopsi banyak kebijakan dari Dinasti Tang. Di antara yang pergi ke ibu kota Chang’an, untuk mempelajari budaya Tang adalah anggota keluarga kerajaan, utusan, pelajar, seniman dan biksu. Chang’an menjadi ibu kota terbesar di dunia pada saat itu.
Guozijian (Pusat Akademi Feodal China) adalah akademi yang paling diakui di dunia. Jepang sendiri mengirimkan 19 grup utusan ke China, dengan total lebih dari 5.000, yang disebut sebagai Duta Tang Jepang. Para pelajar dari luar negeri mengakui institusi pendidikan tertinggi Tang, Guozjian.
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu, para pelajar diizinkan menetap dan bekerja pada instansi pemerintahan China atau kembali ke negara asal mereka untuk menyebarkan budaya Han di negara mereka. Para biksu dari negara lain menetap dalam kuil dan berusaha tekun mempelajari kitab agama Buddha.
Beberapa negara mengundang para ahli China untuk mengajar di negara mereka. Sebagai contoh, biksu Jianzhen pergi ke Jepang sebanyak enam kali, membawa patung Buddha dan kitab agama Buddha ke Jepang dan menyebarkan Buddha Dharma beserta kebudayaan Tang di Jepang.  demikian Ia telah membuat kontribusi yang besar kepada pertukaran budaya antara Jepang dan China.
Kebudayaan Tang memiliki prestasi gemilang yang akan terus bersinar di peradaban masyarakat China. Juga menjadi sebuah harta karun bagi seluruh dunia dengan makna yang dalam dan pengaruh luar biasa pada negara tetangga. Akan selalu meninggalkan kebanggaan dan kemuliaan bagi rakyat China.  Kemakmuran, kerajaan yang bagaikan surga dan ketulusan Taizong, kebajikannya serta kelapangan hatinya, tidak akan terlupakan dari ingatan. ‎

Sejarah Dinasti Ming

Dinasti Ming [明朝] (Tahun 1368 ~ 1644) adalah Dinasti yang didirikan oleh Suku Han setelah meruntuhkan kekuasaan Suku Mongol yang mendirikan Dinasti Yuan di daratan China. Pada Tahun 1368 bulan 8, Dinasti Yuan dinyatakan berakhir setelah Pasukan Militer Zhu Yuan Zhang [朱元璋]  yang dipimpin oleh Jenderal Xu Da dan Jenderal  Chang Yu Chun berhasil memasuki Kota Dadu (Bei Jing) Ibukota Dinasti Yuan. Pada Tahun yang sama, Zhu Yuan Zhang menobatkan dirinya menjadi Kaisar dengan Gelar Kaisar Ming Tai Zu [明太祖] dan menyebutkan Dinasti yang baru didirikannya tersebut menjadi Dinasti Ming dengan nama pemerintahannya Hong Wu [洪武] dan beribukota di Ying Tian (sekarang di daerah Nan Jing).

Kaisar Ming Tai Zu (Zhu Yuan Zhang) kemudian melakukan beberapa reformasi (pembaruan) terhadap sistem lama yang diterapkan oleh Dinasti Yuan. Pembaruan di sistem pemerintahan antara lain menghilangkan jabatan Perdana Menteri dan membentuk 6 (enam) Kementerian yang menangani operasional pemerintahannya. Keenam Kementerian tersebut adalah Li Bu [吏部](Kementerian Aparat Negara), Hu Bu [户部] (Kementerian Keuangan), Li Bu [礼部] (Kementerian Tata Krama atau Ritual),  Bing Bu [兵部](Kementerian Pertahanan), Xing Bu[刑部] (Kementerian Hukum) dan Gong Bu [工部] (Kementerian Pekerjaan Umum). Keenam Kementerian tersebut dikendalikan langsung oleh Kaisar sendiri sehinggan Kaisar memiliki kekuasaan penuh terhadap setiap kebijakan penting dalam pemerintahan. Sistem Pemerintahan yang menggunakan 6 Kementerian ini kemudian juga digunakan oleh Dinasti Qing sebagai sistem pemerintahannya.

Untuk menyeleksi Kepegawaiannya, Dinasti Ming menggunakan Sistem Ujian Nasional Kekaisaran  atau disebut juga dengan Ke Ju [科举]. Dinasti Ming juga menggunakan waktu selama 12 tahun untuk menyusun Undang-undang Dinasti Ming yang merupakan dasar dari kestabilan politik ekonominya.

Kaisar Ming Tai Zu (Zhu Yuan Zhang) memegang kekuasaan selama 31 tahun hingga meninggal dunia. Tahta Kekaisaran kemudian diteruskan oleh Kaisar Ming Hui Di [惠帝] Zhu Yin Wen [朱允文]. Tetapi Putra keempat Zhu Yuan Zhang yang bernama Zhu Di [朱棣] yang saat itu menjabat Raja Yen melakukan perlawanan dengan alasan mengusir Pengkhianat, perlawanan tersebut kemudian dikenal dengan nama Jing Nan zhi Yi [ 靖难之役]. Perang Saudara tersebut berlangsung selama 4 tahun yang kemudian dimenangkan oleh Zhu Di. Zhu Di naik tahta menjadi Kaisar ketiga Dinasti Ming dengan gelar Kaisar Ming Cheng Zu [明成祖] . Masa Pemerintahaannya disebut dengan Yong Le [永乐].

Untuk memperkuat pertahanan di bagian utara, Kaisar Ming Cheng Zu melakukan 5 kali penyerangan ke suku minoritas utara pada tahun 1410 sampai tahun 1424. Kelima penyerangan tersebut dipimpin oleh Kaisar Ming Cheng Zu sendiri. Pada tahun 1421, Kaisar Ming Cheng Zu memindahkan Ibukotanya dari Ying Tian (Nan Jing) ke Bei Jing dengan alasan memperkuat pertahanan terhadap ancaman suku minoritas dibagian Utara.

Dinasti Ming mengalami perkembangan yang pesat saat Pemerintahan Kaisar Ming Cheng Zu, Kaisar Ren Zong, Xuan Zong dan Ying Zong. Pada Tahun 1449, Suku Wala melakukan penyerangan ke daerah perbatasan  Dinasti Ming, Kaisar Ming Ying Zong beserta Kasim Wan Zhen memimpin pasukan yang berjumlah 500 ribu orang melakukan perlawanan terhadap invasi tersebut. Tetapi Suku Wala berhasil menangkap Kaisar Ming Ying Zong dan menawannya. Perperangan tersebut terkenal dengan sebutan “Tu Mu Zhi Bian  [土木之变].”

Wakil Menteri Pertahanan saat itu Yu Qian langsung meminta adiknya Kaisar Ming Ying Zong yang bernama Zhu Qi Yu [朱祁钰] untuk naik tahta menjadi Kaisar Baru (Kaisar Jing Tai [景泰帝]) dengan maksud mempersatu kekuatan militer dan rakyat untuk mengadakan perlawanan. Akhirnya Militer Dinasti Ming berhasil memukul mundur Suku Wala dan melepaskan Kaisar Ming Ying Zong, Suku Wala terpaksa melakukan perjanjian perdamaian dengan Dinasti Ming. Pada tahun 1457, mantan Kaisar Ming Ying Zong berhasil memperebutkan kembali tahta kekaisarannya dari Kaisar Jing Tai atas bantuan para Kasim ([huan guan [宦官]].   Setelah kembali menjadi Kaisar, Kaisar Ming Ying Zong langsung menangkap Yu Qian dan memberikan kenaikan pangkat dan posisi para Kasim yang pernah membantunya. Dengan demikian, kekuasaan para kasim menjadi sangat besar melebihi kekuasaan para pejabat kekaisaran lainnya seperti para Menteri dan Jenderal. Hampir seluruh kekuasaan Dinasti Ming dipegang oleh para Kasim tersebut.

Di akhir-akhir masa Dinasti Ming dibawah pemerintahaan Kaisar Ming Shen Zong [明神宗], kondisi perpolitikan menjadi sangat kacau.  Pada tahun 1573, Kaisar Ming Shen Zong memerintahkan  Zhang Ju Zheng  [张居正] sebagai Sekretaris Jenderal untuk melakukan reformasi terhadap kondisi perpolitikan dan perekonomian yang makin memburuk ini. Zhang Ju Zheng mengukur ulang semua tanah milik Negara dan menaikan pajak Negara. Hal ini mendapat perlawanan yang luar biasa dari para bangsawan, tetapi Zhang Ju Zheng tidak mempedulikannya dan terus melakukan reformasi di Dinasti Ming. Zhang Ju Zheng juga memperbaiki pengairan Sungai Huang He sehingga sektor pertanian dapat berkembang dengan baik. Zhang Ju Zheng juga memecat pegawai-pegawai yang tidak produktif dan membangun menara pemantauan musuh sehingga memperkuat pertahanan di bagian Utara. Setelah beberapa tindakan reformasi yang dilakukan oleh Zhang Ju Zheng, Dinasti Ming dapat menikmati masa yang sangat stabil di bidang perpolitikan dan perekonomian serta merupakan masa yang terbaik  dan makmur setelah Kaisar Ming Ying Zong.

Setelah Masa Kaisar Ming Sheng Zong, Dinasti Ming mengalami penurunan. Pada tahun 1628, Kaisar Dinasti Ming yang terakhir naik tahta, yaitu Kaisar Ming Shi Zong [思宗] atau disebut juga Kaisar Cong Zhen [崇祯帝]. Pada Masa tersebut merupakan masa yang paling kacau dalam sejarah Dinasti Ming. Pada tahun ke-13 pemerintahan Kaisar Cong Zhen, para pemberontak yang dipimpin oleh Li Zhi Cheng [李自成] dan Zhang Xian Zhong [张献忠] masing-masing menyerang daerah Sichuan dan Henan, kekuatan para pemberontak tersebut makin hari makin membesar. Pada tahun 1664, Li Zhi Cheng berhasil memasuki Ibukota Bei Jing, Kaisar Zhong Zhen kemudian terpaksa bunuh diri di gunung Mei [煤山]. Dinasti Ming berakhir.

Karena perpolitikan pada Dinasti Ming lebih stabil dari dinasti-dinasti sebelumnya sehingga perekonomian, pertanian dan kerajinan tangan serta industri produksi peralatan dapat berkembang dengan lebih baik jika dibandingkan dengan dinasti sebelumnya. Di bidang sastra, terdapat 3 maha karya seperti Xi You Zi [西游记],  Shui Hu [水浒] dan San Guo Yan Yi [三国演义]. Di bidang kelautan, pada masa pemerintahan Kaisar Ming Cheng Zu (Yongle), Pelaut terkenal China yang bernama Laksamana Cheng Ho (Zheng He [郑和]) memimpin 6 kali misi ekspedisi, yang terjauh sampai ke pantai bagian Timur Afrika sehingga memperkuat hubungan Dinasti Ming dengan negara-negara lainnya.

16 Kaisar Dinasti Ming China
Berikut ini adalah Daftar urutan Kaisar-kaisar Dinasti Ming yang pernah berkuasa dalam sejarah China  :

Kaisar Ming Tai Zu  [明太祖]
Nama asli                             : Zhu Yuan Zhang [朱元璋]
Nama Era                             : Hong Wu [洪武]
Tahun Kelahiran               : 1328
Masa Pemerintahan        : 1368 – 1398 (31 tahun)
Wafat pada usia 71 Tahun di Nan Jing
Merupakan Pendiri Dinasti Ming (Kaisar Pertama Dinasti Ming) dan menetapkan Nan Jing [南京] sebagai Ibukota Dinasti Ming.

Kaisar Ming Hui Di  [明惠帝]
Nama asli                             : Zhu Yun Wen [朱允炆]
Nama Era                             : Jian Wen [建文]
Tahun Kelahiran               : 1377
Masa Pemerintahan        : 1398 – 1402 (5 tahun)
Merupakan cucu dari Kaisar Ming Tai Zu. Setelah naik tahta, Kaisar Ming Hui Di melakukan pembasmian terhadap Raja-raja Negara Adipati sehingga Raja Yan yang juga pamannya sendiri melakukan pemberontakan yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Kaisar Ming Hui Di. Keberadaan Kaisar Ming Hui Di tidak memiliki kejelasan, ada yang mengatakan telah meninggal dunia akibat kebakaran di Istana, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Kaisar Ming Hui Di menyembunyikan diri untuk menghindari pencarian Raja Yan yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar Ming Cheng Zu.

Kaisar Ming Cheng Zu  [明成祖]
Nama asli                             : Zhu Di [朱棣]
Nama Era                             : Yong Le [永乐]
Tahun Kelahiran               : 1360
Masa Pemerintahan        : 1402 – 1424 (23 tahun)
Wafat pada usia 65 Tahun di Bei Jing
Merupakan Kaisar ketiga Dinasti Ming. Kaisar Ming Cheng Zu berhasil merebut kekuasaan dari keponakannya Kaisar Ming Hui Di dalam pemberontakan “Jing Nan [靖难]”. Kaisar Ming Cheng Zu kemudian memindahkan Ibukota Dinasti Ming dari Nan Jing ke Bei Jing.

Kaisar Ming Ren Zong [明仁宗]
Nama asli                             : Zhu Gao Zhi [朱高炽]
Nama Era                             : Hong Xi [洪熙]
Tahun Kelahiran               : 1378
Masa Pemerintahan        : 1424 – 1425 (1 tahun)
Wafat pada usia 48 Tahun

Kaisar Ming Xuan Zong [明宣宗]
Nama asli                             : Zhu Zhan Ji [朱瞻基]
Nama Era                             : Xuan De [宣德]
Tahun Kelahiran               : 1398
Masa Pemerintahan        : 1425 – 1435 (11 tahun)
Wafat pada usia 38 Tahun

Kaisar Ming Ying Zong [明英宗]
Nama asli                             : Zhu Qi Zhen [朱祁镇]
Nama Era                             : Zheng Tong [正统] dan Tian Shun [天顺]
Tahun Kelahiran               : 1427
Masa Pemerintahan        : 1435 – 1449 dan 1457 – 1464 (23 tahun)
Wafat pada usia 38 Tahun
Kaisar Ming Ying Zong ditawan oleh Suku Wala yang melakukan Invasi terhadap perbatasan Dinasti Ming. Dalam sejarah, peristiwa tersebut dikenal dengan “Tu Mu Zhi Bian  [土木之变]”. Suku Wala kemudian melepaskan Kaisar Ming Ying Zong pada tahun 1450. Pada tahun 1457, Kaisar Ming Ying Zong kembali naik tahta menjadi Kaisar.

Kaisar Ming Jing Di [明景帝]
Nama asli                             : Zhu Qi Yu [朱祁钰]
Nama Era                             : Jing Tai [景泰]
Tahun Kelahiran               : 1428
Masa Pemerintahan        : 1449 – 1457 (9 tahun)
Wafat pada usia 30 Tahun.
Kaisar Ming Jing Zong mengambil alih tahta kekaisaran setelah kakaknya ditawan oleh Suku Wala. Kaisar Ming Jing Zong mengembalikan tahta kekaisaran kepada Kaisar Ming Ying Zong pada tahun 1457.

Kaisar Ming Xian Zong [明宪宗]
Nama asli                             : Zhu Jian Shen [朱见深]
Nama Era                             : Cheng Hua [成化]
Tahun Kelahiran               : 1447
Masa Pemerintahan        : 1464 – 1487 (24 tahun)
Wafat pada usia 41 Tahun.

Kaisar Ming Xiao Zong [明孝宗]
Nama asli                             : Zhu You Tang [朱佑樘]
Nama Era                             : Hong Zhi [弘治]
Tahun Kelahiran               : 1470
Masa Pemerintahan        : 1487 – 1505 (19 tahun)
Wafat pada usia 36 Tahun.

Kaisar Ming Wu Zong [明武宗]
Nama asli                             : Zhu You Tang [朱厚照]
Nama Era                             : Zheng De [正德]
Tahun Kelahiran               : 1491
Masa Pemerintahan        : 1505 – 1521 (17 tahun)
Wafat pada usia 31 Tahun.

Kaisar Ming Shi Zong [明世宗]
Nama asli                             : Zhu Hou Cong [朱厚璁]
Nama Era                             : Jia Jing [嘉靖]
Tahun Kelahiran               : 1507
Masa Pemerintahan        : 1521 – 1566 (46 tahun)
Wafat pada usia 60 Tahun.

Kaisar Ming Mu Zong [明穆宗]
Nama asli                             : Zhu Zai Gou [朱载垢]
Nama Era                             : Long Qing [隆庆]
Tahun Kelahiran               : 1537
Masa Pemerintahan        : 1566 – 1572 (7 tahun)
Wafat pada usia 36 Tahun.
Kaisar Ming Mu Zong adalah anak ketiga dari Kaisar Ming Shi Zong.

Kaisar Ming Shen Zong [明神宗]
Nama asli                             : Zhu Yi Jun [朱翊钧]
Nama Era                             : Wan Li [万历]
Tahun Kelahiran               : 1563
Masa Pemerintahan        : 1572 – 1620 (48 tahun)
Wafat pada usia 58 Tahun.
Kaisar Ming Shen Zong merupakan anak ketiga dari Kaisar Ming Mu Zong.

Kaisar Ming Guang Zong [明光宗]
Nama asli                             : Zhu Chang Luo [朱常洛]
Nama Era                             : Tai Chang [泰昌]
Tahun Kelahiran               : 1582
Masa Pemerintahan        : 1620 (1 bulan)
Wafat pada usia 39 Tahun.
Kaisar Ming Shen Zong adalah anak pertama dari Kaisar Ming Shen Zong. Jatuh sakit pada hari naik tahta, sebulan kemudian meninggal dunia.

Kaisar Ming Xi Zong [明熹宗]
Nama asli                             : Zhu You Xiao [朱由校]
Nama Era                             : Tian Qi [天启]
Tahun Kelahiran               : 1605
Masa Pemerintahan        : 1620 – 1627 (8 Tahun)
Wafat pada usia 23 Tahun.
Kaisar Ming Xi Zong adalah anak pertama dari Kaisar Ming Guang Zong.

Kaisar Ming Shi Zong [明思宗]
Nama asli                             : Zhu You Jian [朱由检]
Nama Era                             : Chong Zhen [崇祯]
Tahun Kelahiran               : 1610
Masa Pemerintahan        : 1627 – 1644 (17 Tahun)
Wafat pada usia 35 Tahun.
Kaisar Ming Shi Zong adalah anak kelima dari Kaisar Ming Guang Zong dan merupakan Kaisar yang terakhir Dinasti Ming.