Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasiMesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM. dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan firaun secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika Kekaisaran Romawi menaklukkan dan menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian dari provinsi Romawi. Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di lembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh:
irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
perkembangan sistem tulisan dan sastra;
organisasi proyek kolektif;
perdagangan dengan wilayah Afrika Timur danTengah serta Mediterania Timur; serta
kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di bawah pengawasan sosok Firaun.
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain: teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan; sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui; teknologi tembikar glasir bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui. Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.
Sejarah
Pada akhir masa Paleolitik, iklim Afrika Utara menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya, penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang sungai Nil. Sebelumnya, semenjak manusia pemburu-pengumpulmulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir Pleistosen Tengah (sekitar 120 ribu tahun lalu), sungai Nil telah menjadi urat nadi kehidupan Mesir. Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.
Periode Pradinasti
Pada masa pra dan awal dinasti, iklim Mesir lebih subur daripada saat ini. Sebagian wilayah Mesir ditutupi olehsabana berhutan dan dilalui oleh ungulata yang merumput. Flora dan fauna lebih produktif dan sungai Nil menopang kehidupan unggas-unggas air. Perburuan merupakan salah satu mata pencaharian utama orang Mesir. Selain itu, pada periode ini, banyak hewan yang didomestikasi
Sekitar tahun 5500 SM, suku-suku kecil yang menetap di lembah sungai Nil telah berkembang menjadi peradaban yang menguasai pertanian dan peternakan. Peradaban mereka juga dapat dikenal melalui tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan, dan manik. Peradaban yang terbesar di antara peradaban-peradaban awal adalahBadari di Mesir Hulu, yang dikenal akan keramik, peralatan batu, dan penggunaan tembaga.
Di Mesir Utara, Badari diikuti oleh peradaban Amratia dan Gerzia, yang menunjukkan beberapa pengembangan teknologi. Bukti awal menunjukkan adanya hubungan antara Gerzia dengan Kanaan dan pantai Byblos.
Sementara itu, di Mesir Selatan, peradaban Naqada, mirip dengan Badari, mulai memperluas kekuasaannya di sepanjang sungai Nil sekitar tahun 4000 SM. Sejak masa Naqada I, orang Mesir pra dinasti mengimpor obsidian dari Ethiopia, untuk membentuk pedang dan benda lain yang terbuat dari flake. Setelah sekitar 1000 tahun, peradaban Naqada berkembang dari masyarakat pertanian yang kecil menjadi peradaban yang kuat. Pemimpin mereka berkuasa penuh atas rakyat dan sumber daya alam lembah sungai Nil. Setelah mendirikan pusat kekuatan di Hierakonpolis, dan lalu di Abydos, penguasa-penguasa Naqada III memperluas kekuasaan mereka ke utara.
Budaya Naqada membuat berbagai macam barang-barang material - yang menunjukkan peningkatan kekuasaan dan kekayaan dari para penguasanya - seperti tembikar yang dicat, vas batu dekoratif yang berkualitas tinggi, pelat kosmetik, dan perhiasan yang terbuat dari emas, lapis, dan gading. Mereka juga mengembangkan glasir keramik yang dikenal dengan nama tembikar glasir bening. Pada fase akhir masa pra dinasti, peradaban Naqada mulai menggunakan simbol-simbol tulisan yang akan berkembang menjadi sistem hieroglif untuk menulis bahasa Mesir kuno.
Periode Dinasti Awal
Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, Manetho, mengelompokan garis keturunan firaun yang panjang dari Menes ke masanya menjadi 30 dinasti. Sistem ini masih digunakan hingga hari ini. Ia memilih untuk memulai sejarah resminya melalui raja yang bernama "Meni" (atauMenes dalam bahasa Yunani), yang dipercaya telah menyatukan kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (sekitar 3200 SM). Transisi menuju negara kesatuan sejatinya berlangsung lebih bertahap, berbeda dengan apa yang ditulis oleh penulis-penulis Mesir Kuno, dan tidak ada catatan kontemporer mengenai Menes. Beberapa ahli kini meyakini bahwa figur "Menes" mungkin merupakan Narmer, yang digambarkan mengenakan tanda kebesaran kerajaan pada pelat Narmer yang merupakan simbol unifikasi.
Pada Periode Dinasti Awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka terhadap Mesir hilir dengan mendirikan ibukota di Memphis. Dengan ini, firaun dapat mengawasi pekerja, pertanian, dan jalur perdagangan ke Levant yang penting dan menguntungkan.. Peningkatan kekuasaan dan kekayaan firaun pada periode dinasti awal dilambangkan melalui mastaba (makam) yang rumit dan struktur-struktur kultus kamar mayat di Abydos, yang digunakan untuk merayakan didewakannya firaun setelah kematiannya. Institusi kerajaan yang kuat dikembangkan oleh firaun untuk mengesahkan kekuasaan negara atas tanah, pekerja, dan sumber daya alam, yang penting bagi pertumbuhan peradaban Mesir kuno.
Kerajaan Lama
Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa Kerajaan Lama. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik. Di bawah pengarahan wazir, pejabat-pejabat negara mengumpulkan pajak, mengatur proyek irigasi untuk meningkatkan hasil panen, mengumpulkan petani untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan, dan menetapkan sistem keadilan untuk menjaga keamanan. Dengan sumber daya surplus yang ada karena ekonomi yang produktif dan stabil, negara mampu membiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan menugaskan pembuatan karya-karya seni istimewa. Piramida yang dibangun oleh Djoser, Khufu, dan keturunan mereka, merupakan simbol peradaban Mesir Kuno yang paling diingat.
Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis (sesh) dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh firaun sebagai bayaran atas jasa mereka. Firaun juga memberikan tanah kepada struktur-struktur kultus kamar mayat dan kuil-kuil lokal untuk memastikan bahwa institusi-institusi tersebut memiliki sumber daya yang cukup untuk memuja firaun setelah kematiannya. Pada akhir periode Kerajaan Lama, lima abad berlangsungnya praktik-praktik feudal pelan-pelan mengikis kekuatan ekonomi firaun. Firaun tak lagi mampu membiayai pemerintahan terpusat yang besar. Dengan berkurangnya kekuatan firaun, gubernur regional yang disebut nomark mulai menantang kekuatan firaun. Hal ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan besar antara tahun 2200 hingga 2150 SM, sehingga Mesir Kuno memasuki periode kelaparan dan perselisihan selama 140 tahun yang dikenal sebagai. Periode Menengah Pertama Mesir.
Periode Menengah Pertama Mesir
Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak lagi mampu mendukung atau menstabilkan ekonomi negara. Gubernur-gubernur regional tidak dapat menggantungkan diri kepada firaun pada masa krisis. Kekurangan pangan dan sengketa politik meningkat menjadi kelaparan dan perang saudara berskala kecil. Meskipun berada pada masa yang sulit, pemimpin-pemimpin lokal, yang tidak berhutang upeti kepada firaun, menggunakan kebebasan baru mereka untuk mengembangkan budaya di provinsi-provinsi. Setelah menguasai sumber daya mereka sendiri, provinsi-provinsi menjadi lebih kaya. Fakta ini dibuktikan dengan adanya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial lainnya. Dengan meningkatnya kreativitas, pengrajin-pengrajin provinsial menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya yang sebelumnya dibatasi oleh Kerajaan Lama. Juru-juru tulis mengembangkan gaya yang melambangkan optimisme dan keaslian periode.
Bebas dari kesetiaan kepada firaun, pemimpin-pemimpin lokal mulai berebut kekuasaan. Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis menguasai Mesir Hilir, sementarakeluarga Intef di Thebes mengambil alih Mesir Hulu. Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka pertempuran antara kedua dinasti sudah tak terhindarkan lagi. Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes di bawah pimpinan Nebhepetre Mentuhotep II berhasil mengalahkan penguasa Herakleopolis, menyatukan kembali kedua negeri, dan memulai periode renaisans budaya dan ekonomi yang dikenal sebagai Kerajaan Pertengahan.
Kerajaan Pertengahan
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen. Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir Amenemhat I, sebelum memperoleh kekuasaan pada awal dinasti ke-12 (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan ibukota ke Itjtawy di Oasis Faiyum. Dari Itjtawy, firaun dinasti ke-12 melakukan reklamasi tanah dan irigasi untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, tentara kerajaan berhasil merebut kembali wilayah yang kaya akan emas di Nubia, sementara pekerja-pekerja membangun struktur pertahanan di Delta Timur, yang disebut "tembok-tembok penguasa", sebagai perlindungan dari serangan asing.
Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat. Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan tema dan karakter yang canggih, yang ditulis menggunakan gaya percaya diri dan elok, sementara relief dan pahatan potret pada periode ini menampilkan ciri-ciri kepribadian yang lembut, yang mencapai tingkat baru dalam kesempurnaan teknis.
Penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan, Amenemhat III, memperbolehkan pendatang dari Asia tinggal di wilayah delta untuk memenuhi kebutuhan pekerja, terutama untuk penambangan dan pembangunan. Penambangan dan pembangunan yang ambisius, ditambah dengan meluapnya sungai Nil, membebani ekonomi dan mempercepat kemunduran selama masa dinasti ke-13 dan ke-14. Semasa kemunduran, pendatang dari Asia mulai menguasai wilayah delta, yang selanjutnya mulai berkuasa di Mesir sebagai Hyksos.
Periode Menengah Kedua dan Hyksos
Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia yang tinggal di kota Avaris mengambil alih kekuasaan dan memaksa pemerintah pusat mundur ke Thebes. Di sanam firaun diperlakukan sebagai vasal dan diminta untuk membayar upeti. Hyksos ("penguasa asing") meniru gaya pemerintahan Mesir dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Maka elemen Mesir menyatu dengan budaya Zaman Perunggu Pertengahan mereka.
Setelah mundur, raja Thebes melihat situasinya yang terperangkap antara Hyksos di utara dan sekutu Nubia Hyksos, Kerajaan Kush, di selatan. Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1555 SM, Thebes telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun. Firaun Seqenenre Tao II danKamose berhasil mengalahkan orang-orang Nubia. Pengganti Kamose, Ahmose I, berhasil mengusir Hyksos dari Mesir. Selanjutnya, pada periode Kerajaan Baru, kekuatan militer menjadi prioritas utama firaun agar dapat memperluas perbatasan Mesir dan menancapkan kekuasaan atas wilayah Timur Dekat.
Kerajaan Baru
Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh Tuthmosis I dan cucunyaTuthmosis III memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti perunggu dan kayu. Firaun-firaun Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa Amun, yang kultusnya berbasis di Karnak. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan Hatshepsut menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya. Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke Punt, kuil kamar mayat yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
Sekitar tahun 1350 SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketikaAmenhotep IV naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadi Akhenaten. Akhenaten memuja dewa matahari Aten sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain. Akhenaten juga memindahkan ibukota ke kota baru yang bernama Akhetaten (kiniAmarna). Ia tidak memperdulikan masalah luar negeri dan terlalu asyik dengan gaya religius dan artistiknya yang baru. Setelah kematiannya, kultus Aten segera ditinggalkan, dan firaun-firaun selanjutnya, yaitu Tutankhamun, Ay, dan Horemheb, menghapus semua penyebutan mengenai bidaah Akhenaten.
Ramses II naik tahta pada tahun 1279 SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta dikaruniai anak yang lebih banyak daripada firaun-firaun lain dalam sejarah. Sebagai seorang pemimpin militer yang berani, Ramses II memimpin tentaranya melawan bangsa Het dalam pertempuran Kadesh. Setelah bertempur hingga mencapai kebuntuan (stalemate), ia menyetujui traktat perdamaian pertama yang tercatat sekitar 1258 SM.
Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh orang-orang Laut danLibya. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah internal seperti korupsi, penjarahan makam, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di kuil Amun, Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka memecahkan negara pada masa Periode Menengah Ketiga.
Periode Menengah Ketiga
Setelah kematian firaun Ramses XI tahun 1078 SM, Smendesmengambil alih kekuasaan Mesir utara. Ia berkuasa dari kotaTanis. Sementara itu, wilayah selatan dikuasai oleh pendeta-pendeta agung Amun di Thebes, yang hanya mengakui nama Smendes saja. Pada masa ini, orang-orang Libya telah menetap di delta barat, dan kepala-kepala suku penetap tersebut mulai meningkatkan otonomi mereka. Pangeran-pangeran Libya mengambil alih delta di bawah pimpinan Shoshenq I pada tahun 945 SM. Mereka lalu mendirikan dinasti Bubastite yang akan berkuasa selama 200 tahun. Shoshenq juga mengambil alih Mesir selatan dengan menempatkan keluarganya dalam posisi kependetaan yang penting. Kekuasaan Libya mulai mengikis akibat munculnya dinasti saingan di Leontopolis, dan ancamanKush di selatan. Sekitar tahun 727 SM, raja Kush, Piye, menyerbu ke arah utara. Ia berhasil menguasai Thebes dan delta.
Martabat Mesir terus menurun pada Periode Menengah Ketiga. Sekutu asingnya telah jatuh kedalam pengaruh Asiria, dan pada 700 SM, perang antara kedua negara sudah tak terhindarkan lagi. Antara tahun 671 hingga 667 SM, bangsa Asiria mulai menyerang Mesir. Masa kekuasaan raja Kush, Taharqa, dan penerusnya, Tanutamun, dipenuhi dengan konflik melawan Asiria. Akhirnya, bangsa Asiria berhasil memukul mundur Kush kembali ke Nubia. Mereka juga menduduki Memphis dan menjarah kuil-kuil di Thebes.
Periode Akhir
Dengan tiadanya rencana pendudukan permanen, bangsa Asiria menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang dikenal sebagai raja-raja Sais dari dinasti ke-26. Pada tahun 653 SM, raja Sais Psamtik I berhasil mengusir bangsa Asiria dengan bantuan tentara bayaran Yunani yang direkrut untuk membentuk angkatan laut pertama Mesir. Selanjutnya, pengaruh Yunani meluas dengan cepat. Kota Naukratis menjadi tempat tinggal orang-orang Yunani di delta.
Di bawah raja-raja Sais, Mesir mengalami kebangkitan singkat ekonomi dan budaya. Sayangnya, pada tahun 525 SM, bangsa Persia yang dipimpin oleh Cambyses II memulai penaklukan terhadap Mesir. Mereka berhasil menangkap firaun Psamtik III dalam pertempuran di Pelusium. Cambyses II lalu mengambil alih gelar firaun. Ia berkuasa dari kotaSusa, dan menyerahkan Mesir kepada seorang satrapi. Pemberontakan-pemberontakan meletus pada abad ke-5 SM, tetapi tidak ada satupun yang berhasil mengusir bangsa Persia secara permanen.
Setelah dikuasai Persia, Mesir digabungkan dengan Siprus dan Fenisia dalam satrapi ke-6Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Periode pertama kekuasaan Persia atas Mesir, yang juga dikenal sebagai dinasti ke-27, berakhir pada tahun 402 SM. Dari 380–343 SM, dinasti ke-30berkuasa sebagai dinasti asli terakhir Mesir. Restorasi singkat kekuasaan Persia, kadang-kadang dikenal sebagai dinasti ke-31, dimulai dari tahun 343 SM. Akan tetapi, pada 332 SM, penguasa Persia, Mazaces, menyerahkan Mesir kepada Alexander yang Agung tanpa perlawanan.
Administrasi dan perdagangan
Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara—setidaknya dalam teori—dan memegang kendali atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. Di level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorangnomark, yang bertanggung jawab kepada wazir. Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian yang berperan tidak hanya sebagai pusat pemujaan, namun juga berperan mengumpulkan dan menyimpan kekayaan negara dalam sebuah sistem lumbung dan perbendaharaan dengan meredistribusi biji-bijian dan barang-barang lainnya.
Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum mengenal uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka menggunakan sejenis uang barter berupa karung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai denominatornya. Pekerja dibayar menggunakan biji-bijian; pekerja kasar biasanya hanya mendapat 5 karung (200 kg) biji-bijian per bulan sementara mandor bisa mencapai 7 karung (250 kg) per bulan. Harga tidak berubah di seluruh wilayah negara dan biasanya dicatat utuk membantu perdagangan; misalnya kaus dihargai 5 deben tembaga sementara sapi bernilai 140 deben. Pada abad ke 5 sebelum masehi, uang koin mulai dikenal di Mesir. Awalnya koin digunakan sebagai nilai standar darilogam mulia dibanding sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa abad kemudian uang koin mulai digunakan sebagai standar perdagangan.
Status sosial
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka. Perbudakan telah dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui.
Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun kecuali budak, sama di mata hukum. Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun, wanita di Mesir Kuno tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang yang memiliki pendidikan dari rata-rata pria ketika itu
Berikut adalah daftar raja dan firaunMesir kuno, dari periode awal sebelum3000 SM sampai akhir dinasti Ptolemeusketika Mesir menjadi salah satu provinsiRoma di bawah pemerintahan Augustus Caesar pada 30 SM. Tanggal-tanggal yang dicantumkan adalah perkiraan.
Periode Kuno
Dinasti awal: Mesir hilir
Nama Keterangan Tahun
Tiu — ?
Thesh — ?
Hsekiu — ?
Wazner — c. 3100 SM?
Dinasti awal: Mesir hulu
Nama Keterangan Tahun
Serket I — c. 3200 SM?
Iry-Hor — c. 3150 SM?
Ka — c. 3100 SM
King Scorpion — c. 3100 SM
Narmer — c. 3100 SM
Dinasti pertama
Nama Keterangan Tahun
Menes — ?
Hor-Aha — c. 3050 SM
Djer — 41 tahun
Merneith — —
Djet — 23 tahun
Den — 14 sampai 20 tahun
Anedjib — 10 tahun
Semerkhet — 9 tahun
Qa'a — 2916?–2890
Dinasti kedua
Nama Keterangan Tahun
Hotepsekhemwy — 2890–?
Raneb — 39 tahun
Nynetjer — 40 tahun
Wneg — 8 tahun
Senedj — 20 tahun
Seth-Peribsen — 17 tahun
Sekhemib-Perenmaat — ?
Khasekhemwy ?–2686 SM 17 sampai 18 tahun
Kerajaan Lama
Dinasti ketiga
Nama Keterangan Tahun
Sanakhte — 2686-2668
Djoser — 2668–2649
Sekhemkhet — 2649–2643
Khaba — 2643–2637
Huni — 2637–2613
Dinasi keempat
Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Sneferu — 2613–2589
Khufu — 2589–2566
Djedefra(Radjedef) — 2566–2558
Khafra — 2558–2532
Menkaura — 2532–2503
Shepseskaf — 2503–2498
Dinasti kelima
Nama Keterangan Tahun
Userkaf — 2498–2491
Sahure — 2487–2477
Neferirkare Kakai — 2477–2467
Shepseskare Isi — 2467–2460
Neferefre — 2460–2453
Nyuserre Ini — 2453–2422
Menkauhor Kaiu — 2422–2414
Djedkare Isesi — 2414–2375
Unas — 2375–2345
Dinasti keenam
Nama Keterangan Tahun
Teti — 2345–2333
Userkare — 2333–2332
Pepi I Meryre — 2332–2283
Merenre Nemtyemsaf I — 2283–2278
Pepi II Neferkare — 2278–2184
Merenre Nemtyemsaf II — 2184
Nitiqret — 2184–2181
Periode Menengah pertama
Dinasti ketujuh dan kedelapan (digabung)
Nama Keterangan Tahun
Neferkara I -
Neferkara Nebi -
Djedkara Shemai -
Neferkara Khendu -
Neferkamin Seneferka -
Nikara -
Neferkara Tereru -
Neferkahor -
Neferkara Pepyseneb -
Neferkamin Anu -
Qakare Ibi -
Neferkara II -
Neferkawhor Khuwihap -
Neferirkara -
Dinasti kesembilan
Nama Keterangan Tahun
Meryibre Khety(Achthoes I) - 2160– ?
Meribre Khety II - ?
Neferkare III - ?
Nebkaure (Acthoes II) - ?
Setut - ?
Wakhare Khety I - ?
Merykare - ?
Wankhare Khety II - ?
Menethoupe I - ?
Wankhare Khety III - ?
Khety II - ?
Khety II's daughter - ?
Merikare's daughter - ? –2130
Dinasti kesepuluh
Nama Keterangan Tahun
Meryhathor — 2130– ?
Neferkare IV — ?
Wankare(Acthoes III) — ?
Merykare — ?
— — ? –2040
Dinasti kesebelas
Nama Keterangan Tahun
Intef I — 2134–2117
Intef II — 2117–2069
Intef III — 2069–2060
NebhetepreMentuhotep I — 2060–2010
SankhkareMentuhotep II — 2010–1998
NebtawyreMentuhotep III — 1997–1991
Kerajaan Pertengahan
Dinasti keduabelas
Nama Keterangan Tahun
Amenemhat I — 1991–1962
Senusret I(Sesostris I) — 1971–1926
Amenemhat II — 1929–1895
Senusret II(Sesostris II) — 1897–1878
Senusret III(Sesostris III) — 1878–1860
Amenemhat III — 1860–1815
Amenemhat IV — 1815–1807
Sobekneferu firaun wanita 1807–1803
Periode Menengah kedua
Dinasti ketigabelas
Nama Keterangan Tahun
Sekhemre KhutawySobekhotep orWegaf — 1803–1799 4 tahun
Sekhemkare — —
Amenemhat — 1795–1792
Sehetepre — ? –1790
Iufni — ?
Seankhibre — ?
Semenkare — ?
Sehetepre — ?
Sewadjkare — ?
Nedjemibre 7 bulan ?
Sobekhotep I — ?
Renseneb 4 bulan c. 1775
Hor — c. 1775
Sedjefakare c. 5 sampai 7 tahun.
Sekhemre KhutawySobekhotep c. 1767
Khendjer Minimum 4 tahun 3 bulan c. 1765
Imyremeshaw — ?
Antef V — ?
Sobekhotep III 4 tahun 2 bulan c. 1755
Neferhotep I 11 tahun 1751–1740
Sobekhotep IV 10 atau 11 tahun 1740–1730
Sobekhotep V — c. 1730
Wahibre Ibiau 10 tahun 8 bulan c. 1725–1714
Merneferre Ai 23 tahun 8 bulan c. 1714–1691
Merhetepre Ini 2 tahun 2 bulan ?
Seankhenre Sewadtjew — ?
Mersekhemre Ined — ?
Sewadjkare Hori — ?
Dinasti keempatbelas
Nama Keterangan Tahun
Nehesy - c. 1705
Khakherewre ? - ?
Nebefawre - c. 1704
Sehebre ? - ?
Merdjefare - c. 1699
Sewadjkare ? - ?
Nebdjefare - c. 1694
Webenre ? - ?
? - ?
—djefare ? - ?
—webenre - c. 1690
Dinasti kelimabelas
Nama Keterangan Tahun
Sheshi — 1674- ?
Yakubher - ?
Khyan - 30-40 tahun
Apepi I - 40 tahun atau lebih
Khamudy - ? -1535
Dinasti keenambelas
Nomen (Praenomen) Keterangan Tahun
Djehuty(Sekhemresementawy) – 3 tahun
Sobekhotep VIII(Sekhemresewosertawy) – 16 tahun
Neferhotep III(Sekhemresankhtawy) – 1 tahun
Mentuhotepi(Sankhenra) – 1 tahun
Nebiryraw I(Sewadjenra) – 26 tahun
Nebiryraw II – 3 bulan?
– (Semenra) – 1 tahun?
Bebiankh (Sewoserenra) – 12 tahun
– (Sekhemreshedwaset) – 3 bulan?
Dinasti ketujuhbelas
Nama Keterangan Tahun
RahotepSekhemrewahkhaw - 1650- ?
Intef V the Elder - 3 tahun
Antef VISekhemrewepmaat - ?
Antef VIINubkheperre -
Intef VIIISekhemreherhermaat - -
Sobekemsaf IISekhemrewadjkhaw - -
Thuty - 1 tahun
Mentuhotep VI - 1 tahun
Nebiryerawet I - 6 tahun
Nebiryerawet II - ?
Semenmedjatre - ?
Seuserenre - 12 tahun
Shedwast - ?
Intef VII - 3 tahun atau lebih
Tao I the Elder (ie: Senakhtenre) - c. 1558
Tao II the Brave - c. 1558-1554
Kamose - 1554-1549
Kerajaan Baru
Dinasti kedelapanbelas
Nama Keterangan Tahun
Ahmose I, Ahmosis I - 1550-1525
Amenhotep I - 1525-1504
Thutmose I - 1504-1492
Thutmose II - 1492-1479
Thutmose III - 1479-1425
Hatshepsut firaun wanita 1473-1458
Amenhotep II - 1427-1400
Thutmose IV - 1400-1390
Amenhotep III - 1390-1352
Amenhotep IV/Akhenaten - 1352-1336
Smenkhkare - 1338-1336
Tutankhamun - 1336-1327
Kheperkheprure Ay - 1327-1323
Horemheb mantan jendral dan penasehatTutankhamun 1323-1295
Dinasti kesembilanbelas
Nama Keterangan Tahun
Ramesses I - 1295-1294
Seti I - 1294-1279
Ramesses II the Great - 1279-1213
Merneptah/Mineptah - 1213-1203
Amenemses - 1203-1200
Seti II - 1200-1194
Merneptah Siptah - 1194-1188
Twosret firaun wanita 1188-1186
Dinasti keduapuluh
Nama Keterangan Tahun
Setnakhte - 1186-1183
Ramesses III - 1183-1152
Ramesses IV - 1152-1146
Ramesses V - 1146-1142
Ramesses VI - 1142-1134
Ramesses VII - 1134-1126
Ramesses VIII - 1126-1124
Ramesses IX - 1124-1106
Ramesses X - 1106-1102
Ramesses XI - 1102-1069
Periode Menengah ketiga
Dinasti keduapuluhsatu
Nama Keterangan Tahun
Nesbanebdjed I - 1069-1043
Amenemnisu - 1043-1039
Psusennes I - 1039-991
Amenemope - 993-984
Osorkon the Elder - *( Osochor ) 984-978
Siamun - 978-959
Psusennes II - 959-945
Dinasti keduapuluhdua
Nama Keterangan Tahun
Shoshenq I - 945-924
Osorkon I - 924-889
Shoshenq II - 890-890/889
Takelot I - 889-874
Harsiese - 875-862
Osorkon II - 874-834
Shoshenq III - 834-795
Shoshenq IV - 795-782
Pami - 782-776
Shoshenq V - 776-740
Osorkon IV - 740-720
Dinasti keduapuluhtiga
Nama Keterangan Tahun
Takelot II - 837-813
Pedubast - 826-801
Iuput I - 812-811
Shoshenq VI - 801-795
Osorkon III - 795-767
Takelot III - 773-765
Rudamun - 765-762
Iuput II - 762-728
Libu
Nama Keterangan Tahun
Inamunnifnebu - 805-795
im haris su - 795-780
Niumateped - 780-755
Titaru - 763-755
Ker - 755-750
Rudamon - 750-745
Ankhor - 745-736
Tefnakht - 736-732
Dinasti keduapuluhempat
Nama Keterangan Tahun
Tefnakhte - 732-725
Bakenrenef(Bocchoris) - 725-720
Periode akhir
Dinasti kedua puluh limaSunting
Nama Keterangan Tahun
Piye - 752-721
Shabaka - 721-707
Shebitku - 707-690
Taharqa - 690-664
Tantamani - 664-656
Dinasti kedua puluh enam
Nama Comment Tahun
Nekho I - 672 –664 SM
Psamtik I - 664 –610 SM
Nekho II - 610 –595 SM
Psamtik II - 595 –589 SM
Hofra - 589 –570 SM
Amasis II - 570 –526 SM
Psamtik III - 526 –525 SM
Dinasti kedua puluh tujuh
Nama Keterangan Tahun
Cambyses II - 525 –521 SM
SmerdisPerampas Kuasa - 522 –521 SM
Darius I yang Agung - 521 –486 SM
Xerxes Agung - 486 –465 SM
ArtabanussangHirkania - 465 –464 SM
Artaxerxes IPanjang Tangan - 464 –424 SM
Xerxes II - 424 –423 SM
Sogdianus - 424 –423 SM
Darius II 424 –404 SM
Dinasti kedua puluh delapan
Nama Keterangan Tahun
Amyrtaeus - 404 –398 SM
Dinasti keduapuluhsembilan
Nama Keterangan Tahun
Nefaarud I - 398 –393 SM
Psammuthes - 393 SM
Hakor(Achoris) - 393 –380 SM
Nefaarud II - 380 SM
Dinasti ketigapuluh
Nama Keterangan Tahun
Nectanebo I - 380 –362 SM
Teos dari Mesir - 362 –360 SM
Nectanebo II - 360 –343 SM
Dinasti ketigapuluhsatu
Nama Keterangan Tahun
Artaxerxes III - 343–338 SM
Artaxerxes IV Arses - 338–336 SM
Khabbabash - 338–335 SM
Darius III Codomannus - 336–332 SM
Dinasti Argead
Nama . Keterangan Tahun
Alexander Agung Macedoniamenguasai Persia dan Egypt 332–323 SM
Philip III Arrhidaeus - 323–317 SM
Alexander IV dari Masedon - 317–309 SM
Dinasti Ptolemeus
Nama . Keterangan Tahun
Ptolemeus ISoter turun tahta pada 285 SM; wafat pada 283 SM 305–285 SM
Berenisius I istri Ptolemy I ?-285 SM
Ptolemeus II Philadelphos - 288–246 SM
Arsinoe I istri Ptolemy II 284/81-ca.274 SM
Ptolemeus IIIEuergetes I - 246–222 SM
Berenisius II istri Ptolemy III 244/3-222 SM
Ptolemeus IVFilopator - 222–204 SM
Ptolemeus VEpiphanes - 204–180 SM
Ptolemeus VIFilometor wafat 145 SM 180–164 SM
Ptolemeus VIIIEuergetes II - 171–163 SM
Ptolemeus Memphitis - 131 SM
Ptolemeus IXSoter II wafat 80 SM 116–110 SM
Ptolemeus XAlexander I wafat 88 SM 110–109 SM
Ptolemeus IXPemabuk II - 109–107 SM
Ptolemeus XAlexander I - 107–88 SM
Ptolemy IXPemabuk II - 88–81 SM
Ptolemeus XIAlexander II - 80 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos (Auletes) - 80–58 SM
Cleopatra VTryphaena istri Ptolemeus XII, ibu Berenice IV ?-57 SM
Cleopatra VI putri Ptolemeus XII ?-58 SM
Berenice IV putri Ptolemy XII 58–55 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos - 55–51 SM
Cleopatra VII Philopator Cleopatra yang paling terkenal 51–30 SM
Ptolemy XIII saudara laki-laki Cleopatra VII 51–47 SM
Ptolemeus XIV - 47–44 SM
Ptolemeus XV Caesarion - 44–30 SM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar