Menurut Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu, ada enam perkara yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala rahasiakan terhadap hamba-Nya. Semua itu tentu saja memiliki sebuah alasan. Antara lain, agar hamba-Nya bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Sayyidina Umar ra. Bahwa ia berkata sebagai berikut :
إِنَّ اللهَ كَتَمَ سِتَّةً فِى سِتَّةٍ : كَتَمَ الرِّضَا فِى طَاعَةٍ وَكَتَمَ اْلغَضَبَ فِى مَعْصِيَةٍ وَكَتَمَ لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ وَكَتَمَ اَوْلِيَاءَهُ فِيْمَا بَيْنَ النَّاسِ وَكَتَمَ الْمَوْتَ فِى اْلعُمْرِ وَكَتَمَ الصَّلَاةَ اْلوُسْطَى فِى الصَّلَوَاتِ
"Sesungguhnya Allah merahasiakan enam perkara di dalam enam perkara lainnya, yaitu : merahasiakan ridha-Nya dalam perbuatan taat. Merahasiakan murka-Nya dalam perbuatan maksiat. Merahasiakan Lailatul Qadar dalam bulan Ramadhan. Merahasiakan wali-wali-Nya di tengah tengah manusia. Dan menyisipkan kematian di sepanjang umur. Serta merahasiakan shalat Wustha di dalam shalat lima waktu. “
Pertama, Allah merahasiakan ridha-Nya di balik ketaatan seorang hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh melakukan ketaatan kepada Allah. walaupun terlihat sederhana. Sebab, boleh jadi di balik ketaatan seorang hamba yang tampaknya sederhana ternyata disitulah terdapat ridha-Nya.
Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahasiakan murka-Nya terhadap hamba-Nya yang berani melakukan kemaksiatan. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh menjauhi kemaksiatan. Dengan begitu, hamba-Nya tidak akan menyepelekan segala bentuk kemaksiatan, walaupun tampaknya sederhana. Sebab, boleh jadi di balik kemaksiatan yang tampaknya sederhana itulah terdapat murka-Nya.
Ketiga, Allah merahasiakan kapan datangnya malam kemuliaan (lailatul qadar) di bulan Ramadhan. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh beribadah sepanjang bulan suci Ramadhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah, bahwa malam lailatul qadar itu lebih baik dibandingkan seribu bulan.
Allah berfirman yang artinya:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”(QS al-Qadr [97] : 3).
Sebagaimana dinyatakan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, pahala atau amalan sunah di dalamnya (di bulan ramadhan) ditingkatkan menjadi setara dengan pahala (amalan) wajib.
Tetapi Imam Naho’i berpendapat bahwa “satu rakaat shalat di bulan ramadhan lebih utama dari pada shalat 1000 rakaat selain di bulan ramadhan, dan 1 tasbih di bulan ramadhan lebih utama dari 1000 tasbih selain di bulan ramadhan.”
Dalam sebuah hadits marfu` yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani telah diterangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW. Bersabda sebagai berikut :
مَنْ زَنَا فِيْهِ اَوْ شَرِبَ خَمْرًالَعَنَهُ اللهُ وَمَنْ فِى اْلسَّمَوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ اْلحَوْلِ الثَّانِى .
“Barangsiapa berzina atau khamer di bulan Ramadhan, maka ia dilaknat oleh Allah dan Malaikat yang ada di langit, sampai datang tanggal (hari) yang sama di tahun depan. “
Maka sebagai seorang muslim, kita harus memaksimalkan ibadah kita, terlebih lagi pada bulan ramadhan, karena banyak sekali ganjaran pahala yang Allah lipatkan di bulan ramadhan.
Keempat, Allah merahasiakan wali-Nya terhadap hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya tidak merendahkan derajat orang lain. Dengan begitu, hamba-Nya akan bersungguh-sungguh menghormati setiap hamba-Nya dengan tidak meremehkannya. Sebab, boleh jadi orang yang diremehkan itu adalah wali-Nya.
Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya karena mungkin ia adalah waliyullah. Dengan kata lain kita sesungguhnya tidak perlu mengorek-ngorek apakah seseorang adalah waliyullah atau bukan terutama jika upaya ini hanya akan membuat kita meremehkan orang itu setelah kita meyakini bahwa ia bukan seorang wali.
Justru seharusnya ketika Allah sengaja merahasiakan para wali-Nya dari hamba-hamba-Nya, maka kita sebaiknya memiliki keyakinan bahwa setiap orang sebaiknya kita hormati sebab mereka memang pantas dihormati karena kemanusiaannya. Allah sendiri memuliakan mereka sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra’: 70).
Selain itu, agar kita tidak gampang meremehkan orang lain dan justru terdorong untuk menghormatinya, kita perlu meyakini bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Cara ini lebih menjamin keselamatan kita dari meremehkan orang lain.
Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan:
لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ لِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ.
Artinya: “Janganlah engkau meremehkan orang lain sebab segala sesuatu (atau setiap orang) memiliki kelebihannya sendiri (yang kita mungkin tidak memilikinya).
Pepatah tersebut sejalan dengan firman Allah subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)
Kelima, Allah merahasiakan datangnya ajal (kematian) di balik umur hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya mempersiapkan diri dengan baik sepanjang hayatnya untuk menyambut ajalnya. karena sejatinya kematian itu bisa datang secara tiba-tiba.
Keenam, Allah merahasiakan datangnya waktu sholat Wustha. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-Nya bersungguh-sungguh mengikhtiarkannya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya, sholat Wustha merupakan sholat paling utama di antara sholat lima waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar