Bagi orang-orang penggemar supranatural jawa mungkin kata "Babahan Howo Songo" sudah bukan lagi kosakata asing dan saya kira di khasanah budaya lain juga mengenal konsep ini hanya beda penamaan. Howo Songo adalah 9 hawa atau 9 jalur udara manusa yaitu 2 mata , 2 telinga , 2 hidung , 1 mulut , 1 kemaluan , 1 pembuangan.
Kenapa 9 jalur hawa ini dianggap penting bahkan perlu dijaga dan untuk mencapai pencapaian spiritual yang lebih tinggi harus mampu "Menutupnya" yang diistilahkan "Nutupi Babahan Howo Songo"? Karena manusia dianggap mulia setelah mampu mengendalikan 9 jalur tersebut baik secara norma maupun teknikal supranatural. Karena tidak saja 9 lobang tersebut adalah sumber dosa namun juga sumber terikatnya kesadaran ruh thd dunia. Pada tirakat/lelaku tingkat tinggi seperti pati geni , ngebleng dan lainnya berkutat pada hal ini.
Bagaimanakah cara menutupnya?
Istighfar-sumeleh-eling.
Peluruhan yang terjadi pada laku elmu sumeleh terjadi pada 9 jalur hawa tersebut dimana mata kita lepas dan kesadaran masuk ke dalam batin dan mata kembali menjadi sebagai alat untuk melihat. Sikap reaktif atas inputan dari mata berkurang. Demikian dengan telinga , kesadaran yang masuk ke dalam lebih sering mendengarkan suara-suara hati timbang inputan dari telinga. Penciuman , mulut dan kemaluan.... semua terkendali dibawah kesadaran.
Dalam hal kesadaran yang lebih halus , nutupi babahan howo songo ini sangat penting karena dibutuhkan atau merupakan next step menuju alam non materi. Bagaimana mungkin kita menuju kesana jika kesadaran kita masih terikat oleh 9 jalur tsb?Istilahnya semua jalur tsb sudah terkukut , sudah menyatu dalam alam kesadaran dan kita masuk ke fase berikutnya yaitu matirogo. Dan matirogo adalah mutlak kita butuhkan untuk bermain diwilayah ruhiyah.
9 jalur adalah organ , alat bagi kehidupan kita... sebagaimana pikiran. Namun ada kalanya seseorang terikat lekat pada salah satu atau lebih dari 9 jalur hawa tsb dalam kehidupannya. Dan kelekatan itulah yang perlu kita luruhkan dan bukan untuk kita nafikan.... karena semua itu jalur pembuangan alami kita. Kemampuan ini ( nutup babahan howo songo ) adalah parameter bagi diri kita untuk menuju next level.
Berikut ini adalah cara nutup babahan howo songo, dimana yang pertama adalah:
1. Puasa mata
Puasa mata yakni tidak menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang tabu atau porno dan segala sesuatu yang tidak pantas secara etika norma adat dan agama.
Tidak menggunakan mata untuk memandang dengan penuh kekejian emosi dan dengki yang membuat orang lain sakit hati.
2. Tidak menuruti nafsu tidur dan jangan kebanyakan tidur
Sebaliknya gunakan mata untuk memperhatikan ayat-ayat Tuhan yang terhampar di alam semesta.
3. Puasa telinga
Puasa telinga yaitu tidak menggunakan telinga untuk mendengarkan hal-hal yang negatif seperti gosip, rumpi, ajakan untuk berbuat maksiat dan lain-lain.
Telinga itu fitrahnya suci yaitu untuk mendengarkan kalimat, puji-pujian kepada sang pencipta ataupun untuk mendengar suara hati nurani.
4. Puasa hidung
Yakni tidak menggunakan hidung untuk menghirup bau-bauan yang tidak bermanfaat bagi kesehatan, seperti candu, narkotika dan semacamnya.
Gunakanlah hidung untuk bernafas dalam ridho Tuhan. Apabila terdapat rasa syukur kepada Tuhan pada setiap nafas yang masuk melalui hidung kita, jiwa kitapun akan menjadi lebih tentram.
5.Puasa mulut
Yakni tidak mengumbar nafsu makan, makanlah pada saat rasa lapar telah tiba dan berhentilah sebelum kenyang.
Selain itu juga tidak berbicara yang bisa membuat sakit hati orang lain, tidak berucap yang menimbulkan keresahan dan kegelisahan, namun sebaliknya kita manfaatkan mulut untuk bertutur kata yang menentramkan juga menghibur bagi sesama.
5. Puasa alat kelamin
Yakni tidak mengumbar dan menuruti hawa nafsu syahwat secara berlebihan. Sekalipun itu dilakukan dengan pasangan yang sah.
Energi kehidupan manusia mudah terkuras oleh aktivitas seksual, oleh sebab itu dalam khazanah dunia mistik, senantiasa ditekankan untuk menghemat energi kehidupupan.
6. Puasa dubur
Yakni menggunakan sebagaimana fungsinya secara normal tidak ada penyimpangan seksual, lubang dubur manusia itu merupakan jalan untuk mengeluarkan segala sesuatu yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
7. Puasa pikiran, puasa hati, puasa roh dan puasa rasa
- Puasa pikir yakni tidak berprasangka buruk tidak negatif thinking tidak picik akal tidak membuat rencana buruk, destruktif dan provokatif. Bukalah pikiran seluas-luasnya dan jadikan pikiran yang mampu menerima sinyal-sinyal dari batin agar pikiran menjadi cermat, teliti dan selalu berpikir positif.
- Puasa hati yakni tidak iri dan dengki terhadap prestasi orang lain, tidak panasan, tidak melecehkan dan meremehkan pendapat orang lain, jadikanlah hati sebagai gudang ilmu yaitu dengan cara membuka hati kepada luasnya ilmu pengetahuan dan sumber-sumber kebenaran.
- Puasa roh yakni tidak berkeinginan yang berlebihan atau melebihi batas kewajaran, namun selalu eling dan waspada. Eling akan Sangkan paraning dumadi dan waspada terhadap segala hal yang menjadi penghalang kemuliaan hidup.
- Puasa rasa yakni memiliki rasa untuk tidak memiliki, hal ini akan memberikan kita keikhlasan dimana akan menjadikan batin lebih tenang, hati tentram, pikiran jernih, tidak mudah kecewa atau patah hati, selalu sehat jasmani dan rohani.
Jika manusia mampu mengendalikan atau menutup homo songo dan menyempurnakan empat puasa penyertanya.
Maka dirinya akan selalu terhubung dengan alam semesta dan pada saat itulah dirinya akan menjadi manusia yang berada pada level lanjut, yaitu manusia yang mampu bertemu dan berkomunikasi dengan sang guru sejatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar