Selama kita mengenal nama Pangeran Jayakarta sebagai penguasa wilayah pelabuhan sunda kelapa.
Dan pemda DKI merujuk pada Nama Syeh Achmad Djakerta yang di anggap sebagai Pangeran Jayakarta yang mana beliau adalah keturunan dr Banten lewat Tubagus Angke.
Pangeran Jayakarta yang sebenarnya adalah utusan demak yang bersama dgn Fatahillah menyerbu portugis di sunda kelapa.
Senopati utusan demak tsb berhasil mengusir portugis dr sunda kelapa.
Senopati Fatahillah (gelar syarif hidayatulloh waktu di keprajuritan demak) di minta oleh Sultan Fatah menduduki Banten dan menjadi adipati di Banten.... yang kemudian putra beliau menggantikan nya dgn gelar Sultan hasanudin
Sementara Pangeran Jayakarta tdk mau menjadi pimpinan pemerintahan... beliau berdakwah dan menjaga keamanan pelabuhan agar perekonomian demak serta Banten dan pajajaran waktu itu stabil.
Pangeran Jayakarta memang seorg pemimpin yang linuwih... byk para pejabat dan putra raja pajajaran dan sekitarnya yang belajar ilmu pemerintahan serta ilmu keprajuritan.
Pangeran Jayakarta sebagai panutan dan para pangeran Banten yang bertugas di sunda kelapa di minta untuk memakai gelar beliau sekaligus menggantikan beliau memimpin sunda kelapa
Tdk di ketahui akhir riwayat beliau... di karena kan beliau sering dakwah dan alih rupo membo jalmo.
Yang ada hny riwayat dan petilasan yang berada di wilayah Jakarta saat ini.
Mitos pun berhembus dan kontroversi pun bermunculan tntg Pangeran Jayakarta.
Adapun pangeran Jayakarta yang di makamkan di Jati negara kau itu adalah syeh achmad Djakerta bin Tubagus Angke yang bergelar Pangeran Jayakarta ke 3.
Pangeran Jayakarta pada masa demak dan syeh Achmad Djakerta pd masa VOC.
Yang pasti Pangeran Jayakarta itu gelar dr sultan Fatah krn telah memenangkan perang dan memberikan kesejahteraan pd masyarakat sunda kelapa dr jajahan portugis.
Itu lah antara karomah dan kontroversi mengenai Pangeran Jayakarta
Nama yang di kenal sebelum zaman syeh achmad Djakerta
Sebagai ulasan sejarah pejuang islam di belakang walisongo dan awal kekholifahan tanah jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar