Dalam Shohih Muslim diriwayatkan
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ كُلُّهُمْ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ عُمَرَ مَرَّ بِحَسَّانَ وَهُوَ يُنْشِدُ الشِّعْرَ فِي الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ كُنْتُ أُنْشِدُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ اللَّهَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ حَدَّثَنَاه إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ حَسَّانَ قَالَ فِي حَلْقَةٍ فِيهِمْ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنْشُدُكَ اللَّهَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ
Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] dan [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu 'Umar] seluruhnya dari [Sufyan] dia berkata; ['Amru] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Umar bin Khaththab pernah berjalan melewati [Hassan] yang sedang melantunkan sya'ir di Masjid. Lalu Umar menegurnya dengan pandangan mata. Tetapi Hassan berkata; "Dulu saya pernah melantunkan syair di Masjid ini, yang ketika itu ada seseorang yang lebih mulia daripadamu yaitu (Rasulullah)." Kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah seraya berkata; "Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah berkata kepada saya, Hai Hassan, balaslah sya'ir orang-orang kafir untuk membelaku! Ya Allah ya Tuhanku, dukunglah Hassan dgn Jibril! ' Abu Hurairah menjawab; 'Ya, Saya pernah mendengarnya. Telah menceritakannya kepada kami Ishaq bin Ibrahim & Muhammad bin Rafi' serta 'Abad bin Humaid dari 'Abdur Razzaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Ibnu Al Musayyab bahwa Hassan pernah berkata di sebuah majlis yg di sana ada Abu Hurairah; 'Saya bersumpah kepadamu dgn nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah….-kemudian dia menyebutkan Hadits yg serupa.- [HR. Muslim No.4539].
Rasulullah saw seringkali memuji karya-karya Hassan bin Tsabit. Karena dengan syairnya, Hassan membela Rasulullah saw dan menangkis hinaan dan celaan orang-orang Quraisy. Bagi orang-orang Quraisy sendiri syair Hassan ibarat tombak yang merobek tabir aib dan cacat mereka sehingga mereka pun terdiam membisu tidak mampu menjawab.
Dalam Shohih Muslim diriwayatkan
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي هِلَالٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اهْجُوا قُرَيْشًا فَإِنَّهُ أَشَدُّ عَلَيْهَا مِنْ رَشْقٍ بِالنَّبْلِ فَأَرْسَلَ إِلَى ابْنِ رَوَاحَةَ فَقَالَ اهْجُهُمْ فَهَجَاهُمْ فَلَمْ يُرْضِ فَأَرْسَلَ إِلَى كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى حَسَّانَ بْنِ ثَابِتٍ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ قَالَ حَسَّانُ قَدْ آنَ لَكُمْ أَنْ تُرْسِلُوا إِلَى هَذَا الْأَسَدِ الضَّارِبِ بِذَنَبِهِ ثُمَّ أَدْلَعَ لِسَانَهُ فَجَعَلَ يُحَرِّكُهُ فَقَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَأَفْرِيَنَّهُمْ بِلِسَانِي فَرْيَ الْأَدِيمِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَعْجَلْ فَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ أَعْلَمُ قُرَيْشٍ بِأَنْسَابِهَا وَإِنَّ لِي فِيهِمْ نَسَبًا حَتَّى يُلَخِّصَ لَكَ نَسَبِي فَأَتَاهُ حَسَّانُ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ لَخَّصَ لِي نَسَبَكَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَأَسُلَّنَّكَ مِنْهُمْ كَمَا تُسَلُّ الشَّعْرَةُ مِنْ الْعَجِينِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِحَسَّانَ إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ لَا يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنْ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَقَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هَجَاهُمْ حَسَّانُ فَشَفَى وَاشْتَفَى قَالَ حَسَّانُ هَجَوْتَ مُحَمَّدًا فَأَجَبْتُ عَنْهُ وَعِنْدَ اللَّهِ فِي ذَاكَ الْجَزَاءُ هَجَوْتَ مُحَمَّدًا بَرًّا حَنِيفًا رَسُولَ اللَّهِ شِيمَتُهُ الْوَفَاءُ فَإِنَّ أَبِي وَوَالِدَهُ وَعِرْضِي لِعِرْضِ مُحَمَّدٍ مِنْكُمْ وِقَاءُ ثَكِلْتُ بُنَيَّتِي إِنْ لَمْ تَرَوْهَا تُثِيرُ النَّقْعَ مِنْ كَنَفَيْ كَدَاءِ يُبَارِينَ الْأَعِنَّةَ مُصْعِدَاتٍ عَلَى أَكْتَافِهَا الْأَسَلُ الظِّمَاءُ تَظَلُّ جِيَادُنَا مُتَمَطِّرَاتٍ تُلَطِّمُهُنَّ بِالْخُمُرِ النِّسَاءُ فَإِنْ أَعْرَضْتُمُو عَنَّا اعْتَمَرْنَا وَكَانَ الْفَتْحُ وَانْكَشَفَ الْغِطَاءُ وَإِلَّا فَاصْبِرُوا لِضِرَابِ يَوْمٍ يُعِزُّ اللَّهُ فِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَقَالَ اللَّهُ قَدْ أَرْسَلْتُ عَبْدًا يَقُولُ الْحَقَّ لَيْسَ بِهِ خَفَاءُ وَقَالَ اللَّهُ قَدْ يَسَّرْتُ جُنْدًا هُمْ الْأَنْصَارُ عُرْضَتُهَا اللِّقَاءُ لَنَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْ مَعَدٍّ سِبَابٌ أَوْ قِتَالٌ أَوْ هِجَاءُ فَمَنْ يَهْجُو رَسُولَ اللَّهِ مِنْكُمْ وَيَمْدَحُهُ وَيَنْصُرُهُ سَوَاءُ وَجِبْرِيلٌ رَسُولُ اللَّهِ فِينَا وَرُوحُ الْقُدُسِ لَيْسَ لَهُ كِفَاءُ
Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits]; Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Kakekku]; Telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Yazid]; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Hilal] dari ['Umarah bin Ghaziyyah] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari ['Aisyah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Cacilah kaum kafir Quraisyy dgn syair, Karena yg demikian itu lebih pedih daripada bidikan panah. Pada suatu ketika, Rasulullah pernah mengutus seseorang kepada lbnu Rawahah untuk menyampaikan pesan beliau yg berbunyi; Cacilah kaum kafir Quraisyy dgn syairmu! Kemudian lbnu Rawahah melancarkan serangan kepada mereka dgn syairnya, tetapi sepertinya Rasulullah belum merasa puas. Setelah itu, Rasulullah mengirim seorang utusan kepada Ka'ab bin Malik. Lalu juga mengutus seorang utusan kepada Hassan bin Tsabit. Ketika utusan tersebut datang kepadanya, Hassan berkata; Telah tiba saatnya engkau mengutus singa yg mengipas-ngipaskan ekornya, menjulurkan & menggerak-gerakkan Iidahnya. Demi Dzat yg telah mengutus engkau dgn membawa kebenaran, saya akan menyayat-nyayat hati kaum kafir Quraisyy dgn syair saya ini seperti sayatan kulit. Tetapi Rasulullah memperingatkannya terlebih dahulu: Hai Hassan, janganlah kamu tergesa-gesa, karena sesungguhnya Abu Bakar itu lebih tahu tentang nasab orang-orang Quraisyy. Sementara nasab Quraisyy itu sendiri ada pada diriku. Kemudian Hassan bin Tsabit pergi mengunjungi Abu Bakar Setelah itu, ia pun kembali menemui Rasulullah & berkata; Ya Rasulullah, nasab engkau telah saya ketahui silsilahnya. Demi Dzat yg telah mengutus engkau dgn kebenaran, saya pasti akan mampu mencabut engkau & kelompok mereka sebagaimana tercabutnya sebutir gandum dari adonannya. Aisyah berkata; Lalu saya mendengar Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya Jibril Alahis Salam senantiasa akan mendukungmu hai Hassan selama kamu menghinakan orang-orang kafir dgn syairmu untuk membela Allah & Rasul-Nya. Aisyah berkata; Hassan bin Tsabit melontarkan syair-syair hinaan kepada kaum Quraisyy dgn dahsyatnya. Hassan bin Tsabit berkata; dalam syairnya; 'Kau hina Muhammad, maka aku balas hinaanmu itu, # & dgn itu maka aku raih pahala di sisi Allah. # Kau hina Muhammad, orang yg baik & tulus, # utusan Allah yg tak pernah ingkar janji. # Ayahku, nenekku, & kehormatanku akan, aku persembahkan demi kehormatan Muhammad & seranganmu. # Aku akan pacu kudaku yg tak terkejar olehmu menerjang musuh & terus mendaki. # Pasukan berkuda kami melesat ke atas bukit, dgn menyanding anak panah yg siap diluncurkan. # Kuda-kuda kami terus berlari, dgn panji-panji yg ditata oleh kaum wanita.# Tantanganmu pasti kami hadapi, sampai kemenangan berada di tangan kami. # Jika tidak, maka tunggulah saat pertempuran # yg Allah akan berikan # kejayaan kepada orang yg dikehendaki-Nya. # Allah berfirman: Telah Aku utus seorang hamba, # yg menyampaikan kebenaran tanpa tersembunyi. # Allah berfirman: Telah Aku siapkan bala bantuan, # yaitu pasukan Anshar yg merindukan musuh. # Setiap hari kami siap menghadapi cacian, # pertempuran, ataupun hinaan. # Hinaan, pujianmu & pertolonganmu kepada Rasulullah, semua itu bagi beliau tiada artinya. # Jibril yg diutus oleh Allah untuk membantu kami, dialah Ruhul Qudus yg tak tertandingi. [HR. Muslim No.4545].
عَدِمْنا خيلنا إنْ لم تَرَوْها تُثيرُ النَّقْعَ مَوعِدُها كَدَاءُ
Kuda kami tiada layak hidup jika belum kalian saksikan dalam serangan menerbangkan debu pada tempat yang tertuju Kada (dekat Makkah).
يبارين الأَسِنَّةَ مُصْعِداتٍ على أكتافها الأسل الظِّماء
Kuda-kuda itu balapan dengan lesatan mata tombak, menapaki bebukitan, di atas punggung mereka terdapat tombak yang haus.
تَظَلُّ جِيادُنا مُتَمَطِّراتٍ، تُلَطِّمُهنَّ بالخُمرِ النساءُ
Kuda kuda kami dengan gesit tetap siaga menyerang musuh dengan kecepatan tinggi bagai air menghujani, yang melawan serangan hanyalah pakaian penutup aurat dari wanita wanita yang ketakutan terhadap musuh.
فإمَّاتُعْرضُوا عنا اعْتَمَرنا وكان الفتحُ وانكشَف الغِطاءُ
Jika kalian tidak menghalangi kami maka pasti kami telah menunaikan ibadah umroh, selanjutnya kota mekah dibebaskan dan tirai kekufuran disingkap dari sekian lama tertutupi cahaya kebenaran.
وإلا فاصبِروا لجلادِ يومٍ ُيعِزُّ الله فيه مَنْ يشاء
Jika kalian tidak menyerah maka bersabarlah kalian menghadapi hari pertempuran yang sulit dimana Allah akan memberi keperkasaan kepada hamba-hambanya yang dikehendaki.
وجبريلٌ أمينُ الله فينا وروحُ القُدْسِ ليس له كِفاءُ
Malaikat Jibril adalah pemegang perintah amanah Allah, sebagai ruh yang suci tiada yang mampu menandinginya dalam mengayomi dakwah Islamiyah membantu rasulullah SAW dan kaum muslimin.
وقالَ اللهُ: قد أَرْسَلْتُ عَبْداً يقولُ الحَقَّ إنْ نَفَعَ البَلاءُ
Allah berfirman : Sungguh kuutus seorang hamba yang mengucap kebenaran dan itu ujian bagi keimanan manusia semoga, ujian itu diambil manfaat/ hikmahnya atau disabari.
شَهِدْتُ بهِ، فقُومُوا صَدِّقوهُ! فَقُلْتُمْ: لا نَقومُ ولا نَشاءُ
Aku telah bersaksi (bersyahadat), dan tunaikanlah juga kesaksian kalian dan terimalah oleh kalian kebenaran itu, namun kalian menjawab; kami tiada mau bersyahadat dan kami tiada berkehendak membenarkan rasul itu.
هَجَوْتَ مُحَمَّداً، فأَجَبْتُ عنهُ وعندَ اللهِ في ذاكَ الجَزاءُ
Engkau (Abu Sufyan) menghujat nabi Muhammad saw, dan saya membantah semua hujatan padaNya, saya tidak diam dan selalu membelaNya karena saya berharap imbalan pahala dari Allah swt.
أ تَهْجوهُ، ولستَ لهُ بِكُفْءٍ فشَرُّكُما لِخَيْرِكُماالفِداءُ
Tidakkah kamu menghujatNya? dan engkau bukan orang sebanding denganNya, sedang engkaulah simbol keburukan dan Nabi saw simbol kebaikan.
هَجَوْتَ مُبارَكاً، بَرّاً، حَنيفاً أمينَ اللهِ، شِيمَتُهُ الوَفاءُ
Telah engkau hujat seorang yang penuh berkah, yang penuh kebajikan, yang pewaris keyakinan murni, Beliau sebagai pemegang amanah Allah, yang berciri pengayom dan ikhlash.
فمَن يَهْجو رسولَ اللهِ منكُمْ وَيمْدَحُهُ ويَنْصُرُهُ سَواءُ
Maka siapapun yang menhujat rasulullah dari golongan kafir seperti kalian, maka hujatan atau pujian sekalipun atau pembelaan dari kaum kafir, tidak berdampak positif atau sama saja tiada nilai.(ejekan)
فإنّ أبي ووالِدَهُ وعِرْضي لِعِرْضِ مُحُمَّدٍ مِنْكُمْ وِقاءُ
Pengorbananku : bahwa bapakku, kakekku, dan seluruh kehormatanku, adalah taruhan/ tameng bagi kehormatan nabi Muhammad saw dan sebagai perisai dari kejahatan kalian. (cinta rasul)
لِساني صارِمٌ لا عيبَ فيهِ وبَحْري لاتُكَدِّرُهُ الدّلاء
Lidahku pedang tajam tidak menyimpan cela kecuali pasti dibeberkan, sedangkan kemampuanku bersyair bagaikan lautan yang tak dikeruhkan oleh timba pengambil air.
فَنَحْكُمُ بالقَوافي مَن هَجانا، ونَضْرِبُ حينَ تَخْتَلِطُ الدِّماءُ
Kami menghakimi para penghujat dengan untaian syair-syair, dan kami menebas siapa saja yang berada dalam medan tempur dan bentrok darah melawan kami. (berbangga).
حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ وَعِنْدَهَا حَسَّانُ بْنُ ثَابِتٍ يُنْشِدُهَا شِعْرًا يُشَبِّبُ بِأَبْيَاتٍ لَهُ فَقَالَ حَصَانٌ رَزَانٌ مَا تُزَنُّ بِرِيبَةٍ وَتُصْبِحُ غَرْثَى مِنْ لُحُومِ الْغَوَافِلِ فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ لَكِنَّكَ لَسْتَ كَذَلِكَ قَالَ مَسْرُوقٌ فَقُلْتُ لَهَا لِمَ تَأْذَنِينَ لَهُ يَدْخُلُ عَلَيْكِ وَقَدْ قَالَ اللَّهُ { وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ } فَقَالَتْ فَأَيُّ عَذَابٍ أَشَدُّ مِنْ الْعَمَى إِنَّهُ كَانَ يُنَافِحُ أَوْ يُهَاجِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَاه ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ قَالَتْ كَانَ يَذُبُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ حَصَانٌ رَزَانٌ
Telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Khalid]; Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] yaitu Ibnu Ja'far dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Adh Dhuha] dari [Masruq] dia berkata; Saya pernah berkunjung ke rumah [Aisyah] yang pada saat itu ada Hassan bin Tsabit sedang melantunkan beberapa bait syairnya yang memuji Aisyah, dia berkata; Engkaulah wanita yang suci, hidup tenang tanpa adanya keraguan, Pagi-pagi engkau merasa lapar karena tidak pernah membicarakan keburukan orang lain.' Lalu Aisyah menjawab, Tapi, bukankah kamu tidak demikian hai Hassan?" Masruq berkata; "Saya bertanya kepada Aisyah, 'Wahai Ummul mukminin, mengapa engkau izinkan Hassan bin Tsabit masuk ke rumahmu? Bukankah Allah telah berfirman, (Dan orang yang berandil besar (dalam memfitnah Aisyah), maka ia akan memperoleh adzab yang besar. (Qs.An Nuur: 11) Mendengar pertanyaan seperti itu. Aisyah menjawab; "Azab apalagi yang lebih pedih daripada kebutaan? Bukankah Hassan bin Tsabit telah berjasa dalam membela Rasulullah dengan melontarkan syair-syair hinaan kepada orang-orang kafir?" Telah menceritakannya kepada kami [Ibnu Al Mutsanna]; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] melalui jalur ini dia berkata; [Aisyah] berkata; 'Dia telah membela Rasulullah ..-dan tak menyebutkan lafazh; 'Hasshan Razan.' [HR. Muslim No.4543].
Syair Sayidina Hasan Bin Tsabit Menangisi Wafatnya Rosululloh
قال حسان بن ثابت الأنصاری رضي الله عنه يبکي رسول الله صلی الله عليه وسلم
Qoshidah Sayyidina Hassan bin Tsabit Al- Anshoriy ra, Menangisi wafatnya Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wasallam.
أطالت وقوفا تذرف العين جهدها علی طلل القبر الذی فيه أحمد
Athôlat wuqûfân tadzriful ‘aina juhdahâ, ‘alâ tholalil qobrilladzî fîhi Ahmadu
lama kutegak dengan airmata deras mengalir menghadap gundukan tanah yang padanya Ahmad (Muhammad saw)
لقد غيبوا حلما وعلما ورحمة عشية علوه الثری لا يوسد
Laqod ghoyyabû hulmân wa ‘ilmân wa rohmatan ‘asyiyyata ‘allauhutstsarô lâ yuwassadu
sungguh kami dan mereka telah kehilangan orang yang paling berkasih sayang dan lembut, samudera ilmu, dan kelembutan yang ramah, di petang ketika jasad beliau saw ditumpahkan tanah tanpa bantal…
وراحوا بحزن ليس فيهم نبيهم وقد وهنت منهم ظهور وأعضد
Wa rôhû bihuznin laisa fîhim nabiyyuhum wa qod wahanat minhum dhuhûrun wa a’dludu
dan satu persatu mereka pergi dengan penuh kesedihan kehilangan Nabi yang selalu bersama mereka, yang membuat lemas pundak dan lutut mereka
يبکون من تبکي السموات يومه ومن قد بکته الأرض فالناس أکمد
Yubakkûna man tabkîs-samâwâtu yaumahu wa man qod bakat-hul ardlu fannâsu akmadu
mereka terus menangis, yang jagad raya menangis dihari itu, dan makhluk mulia yang ditangisi bumi dan orang-orang dalam kebingungan
وهل عدلت یوما رزية هالك رزية يوم مات فيه محمد ؟
Wa hal ‘adalat yaumân roziyyatu hâlikin roziyyata yaumin mâta fîhi Muhammadu?
dan adakah hari musibah yang seimbang dengan hari musibah dan kesedihan hari wafat padanya Muhammad (saw) ?
فبکي رسول الله يا عين عبرة ولا أعرفنك الدهر دمعك يجمد
Fabakkî Rosûlallâhi yâ ‘ainu ‘abrotan wa lâ a’rifannakid-dahro dam’uka yujmadu
Maka tangisilah Rasulullah wahai mata sebagai tanda bukti , agar jangan sampai zaman/ masa tidak mengenalmu tentang tetesan airmatamu yang tetap membeku dengan hal ini .
ومالك لاتبکين ذا النعمة التي علی الناس منها سابغ يتغمد
Wa mâlaki lâ tabkîna dzân-ni’matillatî ‘alân-nâsi minhâ sâbighun yutaghommadu
dan apa yang menyebabkanmu tetap menahan tangis atas wafatnya sang pembawa kenikmatan pada seluruh manusia menyempurnakan kenikmatan yang padanya ummat ini menikmati limpahannya
فجودی عليه بالدموع وأعولی لفقد الذی لا مثله الدهر يوجد
Fajûdî ‘alaihi biddamû’i wa a’wilî lifaqdilladzî lâ mitsluhuddahro yûjadu
maka jangan kikir atas hal ini dengan airmata dan tersedu keras menangis, ketika kehilangan yang tiada akan dijumpai makhluk menyamainya sepanjang zaman.
وما فقد الماضون مثل محمد ولا مثله حتی القيامة يفقد
Wa mâ faqodal mâdlûna mitsla Muhammadin wa lâ mitsluhu hattâl-qiyâmati yufqodu
tiada kehilangan selamanya, seperti kehilangan Muhammad saw yang tiada menyamai kehilangannya (saw) hingga kiamat
مابال عينك لا تنام گأنما کحلت مآقيها بکحل الأرمد
Mâ bâlu ‘ainika lâ tanâmu ka-annamâ kuhilat mãqîhâ bikuhlil armadi
bagaimana pendapatmu jika matamu tidak bisa tertidur, karena terus dipenuhi airmata yang basah dan mengering…
جزعا علی المهدي أصبح ثاويا ياخير من وطئ الحصی لا تبعد
Jaza’ân ‘alâl mahdiyy ashbaha tsâwiyân yâ khoiro man wathi-alhashô lâ tab’adi
guncangan yang mengagetkan hati pada pusara wahai yang semulia mulia makhluk dalam pendaman tanah, (wahai nabi saw) janganlah menjauh…
وجهي يقيك الترب لهفي ليتني غيبت قبلك فی بقيع الغرقد
Wajhî yaqîkatturba lahfî laitanî ghuyyibtu qoblaka fî baqî’il ghorqodi
wajahku menatapmu wahai tanah , alangkah beruntungnya jika aku mati dan terpendam sebelummu (wahai Rasul saw) dan sudah terkubur di pekuburan Baqi’
بأبي وأمي من شحدت وفاته في يوم الإثنين النبي المهتدي
Bi Abî wa ummî man syahidtu wafâtahu fî yaumil itsnainin-nabiyyil muhtadî
demi ayahku dan ibuku , siapa yang menyaksikan seperti ku wafat beliau saw di hari senin nabi pembawa hidayah..
فظللت بعد وفاته متبلدا متلددا ياليتني لم اولد
Fadholiltu ba’da wafâtihi mutaballidân mutaladdidân yâ laitanî lam uuladi
maka kulewati kebingungan dalam kehidupan dalam kehidupanku setelah wafat beliau, kegundahan, wahai alangkah indahnya jika aku tidak pernah dilahirkan..
أاقيم بعدك بالمدينة بينهم ياليتنی صبحت سم الأسود
a Uqîmu ba’daka bil madînati bainahum yâ laitanî shubbihtu samm al aswadi
apakah aku mampu tinggal di Madinah setelahmu (saw) diantara mereka, alangkah indahnya jika (diperbolehkan) kuteguk racun yang paling mematikan
والله اسمع ما بقيت بهالك الا بکيت علی النبي محمد
WaAllâhi asma’u mâ baqîtu bihâlikin illâ bakaitu ‘alânnabiyy Muhammadi
demi Allah (jika kelak) aku mendengar musibah selainnya, kecuali tetap aku akan menangisi Nabi Muhammad saw …
ياويح أنصار النبي ورهطه بعد المغيب فی سواء الملحد
Yâ waiha anshôrin-nabiyy wa rohthihi ba’dal mughoyyabi fî sawâ-il malhadi
wahai kesusahanlah menimpa Anshar Nabi saw dan kelompoknya (Muhajirin) setelah diturunkan dan hilangnya tidak tampak lagi tubuhmu (wahai nabi saw) ditanah yang terhampar..
ضاقت بالأنصار البلاد فأصبحوا سودا وجوههم گلون الاثمد
Dlôqot bil anshôril bilâdu fa-ashbahû sûdân wujûhuhum kalaunil itsmidi
sempitlah bagi anshar tempat tinggalnya, mereka berubah wajahnya menjadi suram dan kelam bagai warna penghitam mata..
والله اکرمنابه وهدی به أنصاره فی کل ساعة مشهد
WaAllâhu akromanâbihi wahadâbihi anshôrohu fî kulli sâ’ati masyhadi
maka semoga Allah memuliakan kita dengan beliau saw dan melimpahkan hidayah, kepada semua pembela beliau di setiap waktu dan tempat
صلی الإله ومن يحف بعرشه والطيبون علی المبارك أحمد
Shollâl ilahu wa man yahuff bi’arsyihi wath-thoyyibûna ‘alâl mubâroki Ahmadi
sholawat Tuhanku dan yang mengelilingi Arsy Nya (Allah), dan limpahan sholawat dari hamba-hamba yang penuh kebaikan berlimpah pada Ahmad (Muhammad saw) yang dilimpahi keberkahan..
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar