Bagi yang tinggal di wilayah Provinsi Jambi, khususnya yang tinggal di Kabupaten Muarojambi, mungkin pernah mendengar nama Putri Pinang Masak.
Konon, pada masa Jambi masih merupakan bagian dari kerajaan Pagaruyung yang berada dibawah naungan kerajaan Majapahit, ada seorang putri cantik bernama Putri Selaras Pinang Masak. Ia bertempat tinggal di hulu sungai Batanghari, yang membelah wilayah Jambi.
Karena tidak mau tunduk kepada kekuasaan Majapahit, yang saat itu akan berpisah dari kerajaan Pagaruyung, maka ia pun melarikan diri dan dikejar-kejar oleh tentara Majapahit. Di dalam perjalanannya itu ia mendapat petuah, untuk mencari lokasi baru untuk tempat tinggalnya kelak . Lalu sesuai dengan petunjuk yang diperolehnya, ia melepaskan dua ekor angsa, jantan dan betina di sungai Batanghari. Dan melihat di mana kedua angsa itu berhenti berenang, sebagai titik lokasi untuk mendapatkan kepastian di mana ia harus membangun istana yang baru. Pengganti istana yang ditinggalkannya di Pagaruyung.
Akhirnya ia melihat kedua angsa berhenti, di sebuah daratan . Dan di sanalah ia membangun istananya kembali. Lalu sejak itu, legenda tentang Angsa Dua , atau Angso Duo dalam dialek Jambi, menjadi terkenal dan tercatat dalam sejarah berdirinya kerajaan Melayu Jambi . Benar tidaknya kisah ini, wallahu alam…karena ini adalah hikayat turun temurun yang tetap hidup dalam masyarakat Jambi.
Namun banyak warga tidak mengetahui siapa dan di mana letak makam Putri Pinang Masak itu.
Putri Selaras Pinang Masak adalah istri dari Datuk Paduko Berhalo (Beliau bernama lengkap Syeikh Ahmad Salim bin Syeikh Sultan Al-Ariffin Sayyid Ismail. Beliau masih keturunan dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani). dan Ibunda Rajo Jambi Datuk RangKayo Hitam, yang diketahui sebagai Rajo Jambi.
Meskipun tidak sebesar dan setenar Datuk RangKayo Hitam, makam ini mempunyai nilai historis sejarah yang penting untuk ditanamkan pada generasi muda di Jambi.
Pasangan Datuk Paduko Berhalo dan Putri Pinang Masak memiliki empat orang anak, yang pertama Rangkayo Pingai alias Sayyid Ibrahim, kedua Rangkayo Hitam Sayyid Ahmad Kamil, ketiga Rangkayo Kedataran Sayyid Abdul Rahman dan terakhir Rangkayo Gemuk Syarifah Siti Alawiyyah.
Makam Putri Pinang Masak ini baru saja dipugar dan diperbaiki kurang lebih sekitar 4 bulan ini.
Dahulunya kondisi makam tidak seperti ini, hampir tiap hari makamnya dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.
Makam Putri Pinang Masak sendiri berada di Desa Pemunduran, RT 04, KM 37 dipinggir jalan lintas Jambi-Suak Kandis.
Masih di Desa Pemunduran, kurang lebih 1 KM dari lokasi makam Putri Pinang Masak tepatnya di Dusun Bina Karya, RT 04 terdapat makam Rangkayo Gemuk (anak bungsu Datuk Paduko Berhalo dan Putri Pinang Masak). Berbeda dengan makam Putri Pinang Masak yang baru dipugar dan terawat. Kondisi makam Rangkayo Gemuk sangat tidak terawat dan memprihatinkan.
“Mengingat nilai historisnya, kami berharap kepada pemerintah daerah agar dapat memperhatikan makam-makam ini sehingga bisa menjadi destinasi wisata sejarah dan religi di wilayah Provinsi Jambi,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar