Translate

Kamis, 27 November 2014

balada seorang pangeran

Alkisah di suatu kerajaan yang besar serta megah. Yang di pimpin oleh seorang Raja yang tegas berwibawa.. namun sang raja memiliki beberapa istri dan putra putri. Diantara putra putri di kerajaan tsb ada seorang pangeran yang cakap dan sederhana.
Situasi politik di kerajaan yang tidak menentu membuat banyak dr krabat dan para pangeran keluar mengasingkan diri dlm pengembaraan. Salah satu dr mereka adalah seorang pangeran yang gemar berkelana dan berguru mencari jati diri.
Dlm pengembaraan nya sampailah dia di sebuah padepokan yang cukup masyhur di kala itu yang di pimpin oleh Kyai Ageng Pucang Agung. Setelah bertemu dgn sang guru terjadi lah pembicaraan dgn di awali salam dan saling berjabat tangan.
Kyai Ageng bertanya "wahai kisanak anda ksatria dr mana dan siapa nama anda serta ada maksud apa berkenan datang ke padepokan ini???
Pangeran tsb menjawab "hamba hanya seorang pengelana yang tanpa tempat tinggal... adapun maksud hamba datang kemari ingin berguru tntg ilmu kehidupan dan agama" Kyai Ageng tersenyum dan berkata " baiklah nakmas... belajarlah dengan tekun dan berlatih lah dgn giat... suatu saat apa yang nakmas pelajari akan berguna bagi orang lain"
Dalam beberapa waktu dia belajar tntg ilmu sastra dan agama serta ilmu kedigdayaan pada Kyai Ageng.. hari berganti bulan bulan berganti tahun.. setelah tiga tahun berlalu Kyai Ageng memanggil pangeran tsb.. dan berkata " nakmas saya kira ilmu yang kau pelajari di sini Tlh cukup dan pergunakan lah apa yang kamu ketahui untuk menolong sesama, perjalanan mu masih panjang dan berangkat lah kamu ke pesantren ampel menghadaplah Kanjeng Susuhunan... berguru lah pada beliau untuk menambah pengetahuan mu tntg agama... dan jgn lupa pulanglah ke rumahmu krn ibumu merindukan mu... serta mintalah doa pd ibumu" pangeran tsb lalu menyembah dan berpamitan.
Dlm perjalanan menuju pusat kota dia ketemu dgn seorang pengelana yang bernama dewi latri dan mereka pun saling mengucapkan salam serta bertanya... wahai pengelana anda hendak kemana?? ... dan dia pun menjawab... saya hendak ke ampel akan tetapi harus mampir ke rumah dulu... sekiranya kita satu tujuan mari kita berjalan bersama " dewi latri pun menjawab " kita satu tujuan untuk menghadap ke ampel dento" meraka pun akhirnya berkuda menuju pusat kota.
Setibanya di pusat kota sang pangeran menitipkan dewi latri kepada salah satu punggawa kerajaan... dan dia segera menghadap ibundanya.
Sesampai di dlm kedhaton dia duduk bersimpuh di hadapan ibundanya... sembari berkata " ibunda putramu menghadap dan memohon doa.. sang ibu pun menjawab dan... "wahai putraku kerajaan sudah diambang kehancuran krn terjadi nya beberapa peristiwa... saudara2mu byk yang sudah meninggalkan istana dan mengabdi untuk agama... ibumu berpesan Jgn lah kamu ikut2an berebut kedudukan di istana... pergilah ke ampel untuk mendalami ilmu agama.. dan menghadaplah ke kadilangu agar kuat ilmu mu... ikutilah apa yang menjadi perkataan para wali, suatu saat nanti kita akan bertemu lagi disaat kamu terluka akibat perang besar di antara saudara dan kerabatmu... lekas lah pergi menghadap ayahmu dan segeralah berangkat ke ampel.
Tak lama kemudian sang pangeran segera mehadap ahandanya.. setelah bertemu.. sang raja bersabda.. wahai putraku situasi politik yang tdk menentu bisa menghancurkan negara ini.. segeralah pergi ke ampel untuk berguru... bawalah pusaka ini.. dan kamu harus mengabdi pada para wali.. ikuti segala perintah... krn kelak matahari yang akan bersinar di tanah jawa itu yang mendapat restu para wali... jadilah ksatria pembela kebenaran dan hiduplah dgn rakyat...
Tak lama dr itu dia pun berpamitan dan keluar istana untuk berangkat menuju ampel.
Dan sesaat pula dia mampir ke punggawa dan mengajak dewi latri menuju ampel..
Berbagai peristiwa suka dan duka dlm berguru di ampel dilalui dgn baik.
Sebagai seorg santri dia patuh pd guru dan taat beragama...
Bertahun tahun berlalu dgn bgt banyak peristiwa... kerajaan pun sudah tdk sekuat dulu... dan salah satu putra dr selir yang bernama pangeran glagah wangi oleh para wali ditetapkan sebagai penerus kerajaan... kehidupan beragama pun semakin baik dgn adanya kerajaan yg di kukuhkan oleh para wali.
Namun diantara krabat kerajaan ada yang tdk terima dan menobatkan diri sebagai penguasa penerus tahta.. tak ayal pertikaian politik pun terjadi... kerajaan dibawah bimbingan para wali selalu di ancam oleh para bangsawan yang blm mau mengakui..
Pertempuran sering terjadi diantara pasukan para wali dan pasukan tsb.
Dan pada suatu ketika sang pangeran yang di ampel di beri tugas oleh para wali dan sultan untuk memimpin pasukan menghadapi pertempuran.. pertempuran sengit pun terjadi... byk korban diantara kedua belah pihak... dan sang pangeran pun terluka parah oleh pukulan ilmu dr pihak lawan... dgn di kawal beberapa prajurit sang pangeran meloloskan diri dr medan pertempuran.
Dlm perjalanan panjang sampai lah rombongan itu di sebuah bukit... luka dlm sang pangeran sangat parah dgn tubuh menghitam dan berdarah... berbagai cara Tlh dilakukan oleh para prajurit untuk menolong sang pangeran.. namun usaha tsb sia2... para prajurit pun bingung dan takut... tiba2 datanglah dua org tua yang berjubah sembari berkata... sang pangeran bisa sembuh jk dipeluk ibundanya.. krn ibundanya adalah wanita mulia"
Para prajurit memohon agar org tua td menghadirkan ibunda sang pangeran... tdk lama kemudian ada angin yang bertiup berbau harum dan nampak lah sesosok wanita.. setelah mendapat kan petunjuk dan perintah dr org yang berjubah.. ibunda sang pangeran segera memandikan jasad yang tergeletak tsb dan memeluk nya dgn kasih sayang... tiba2 tubuh yg seakan mati bercahaya dan berangsur membaik..
 Akan tetapi Walo jasad sang pangeran Tlh pulih dan bercahaya namun blm ada tanda kehidupan. Hari demi hari sang ibu merawat dgn kasih sayang.. di bantu oleh para prajurit...
Pada suatu malam.. sang ibu menjalankan sholat dan berdoa agar yang maha kuasa segera menyembuhkan putranya dan sang ibu rela untuk di ambil ke hadiratNya asal sang putra kembali segar dan berjuang..
Setelah itu sang ibu dgn kasih sayangnya memeluk putranya yang tergeletak tanpa busana.. di usap seluruh tubuhnya dgn tanganta.
Setelah itu para prajurit di minta untuk menutupi tubuh sang pangeran dgn daun pisang dan kain putih..
Esok harinya tiba2 sang pangeran terbangun sembuh seperti sedia kala.
Dan dlm beberapa hari mereka semua menetap di bukit tsb. Hingga pada suatu hari sang ibu memanggil putranya serta para prajurit dan bersabda "anak ku dan para prajurit... hari ini hari terakhir kebersamaan kita krn hari ini ibumu harus kembali ke Dzat yang menciptakan.. Tmpt ini akan selalu di kenang dan akan ada yang menyalah gunakan Tmpt ini suatu saat nanti.. wahai anakku teruslah kamu hidup dan berjuang untuk agama dan rakyat.. hingga akhir nanti..
Tdk lama kemudian wafatlah sang ibu dan di makamkan di bukit tsb.
Setelah beberapa hari kemudian sang pangeran menghadap sultan dan berpamitan untuk menuju bagelen tuk membuka wilayah membantu adipati bagelen.
Perjalanan sang pangeran berlanjut hari demi hari.. tempat demi tempat ia datangi.
Suka duka dan peristiwa dia jalani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar