Translate

Kamis, 27 November 2014

peran dzuriyah Nabi di kawasan gunung slamet

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ « اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِى أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ »

Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari Yaziid bin Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berziarah kepada makam ibunya, lalu beliau menangis, kemudian menangis pula lah orang-orang di sekitar beliau. Beliau lalu bersabda: “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan bagi ibuku, namun aku tidak diizinkan melakukannya. Maka aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya, aku pun diizinkan. Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkan engkau akan kematian”
(HR. Muslim no.108, 2/671)

Keutamaan Ziarah kubur :

Haram hukumnya memintakan ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan kafir (Nailul Authar [219], Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi [3/402]). Sebagaimana juga firman Allah Ta’ala:

 مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya)” (QS. At Taubah: 113)

Berziarah kubur ke makam orang kafir hukumnya boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402). Berziarah kubur ke makam orang kafir ini sekedar untuk perenungan diri, mengingat mati dan mengingat akhirat. Bukan untuk mendoakan atau memintakan ampunan bagi shahibul qubur. (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 187)

Jika berziarah kepada orang kafir yang sudah mati hukumnya boleh, maka berkunjung menemui orang kafir (yang masih hidup) hukumnya juga boleh (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402).

Hadits ini adalah dalil tegas bahwa ibunda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mati dalam keadaan kafir dan kekal di neraka (Syarh Musnad Abi Hanifah, 334)
Tujuan berziarah kubur adalah untuk menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian (Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, 3/402)

An Nawawi, Al ‘Abdari, Al Haazimi berkata: “Para ulama bersepakat bahwa ziarah kubur itu boleh bagi laki-laki” (Fathul Baari, 4/325). Bahkan Ibnu Hazm berpendapat wajib hukumnya minimal sekali seumur hidup. Sedangkan bagi wanita diperselisihkan hukumnya. Jumhur ulama berpendapat hukumnya boleh selama terhindar dari fitnah, sebagian ulama menyatakan hukumnya haram mengingat hadits ,
لَعَنَ اللَّه زَوَّارَات الْقُبُور

“Allah melaknat wanita yang sering berziarah kubur” (HR. At Tirmidzi no.1056, komentar At Tirmidzi: “Hadits ini hasan shahih”)

Dan sebagian ulama berpendapat hukumnya makruh (Fathul Baari, 4/325). Yang rajih insya Allah, hukumnya boleh bagi laki-laki maupun wanita karena tujuan berziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan mengingat akhirat, sedangkan ini dibutuhkan oleh laki-laki maupun perempuan (Ahkam Al Janaaiz Lil Albani, 180).

Ziarah kubur mengingatkan kita akan akhirat. Sebagaimana riwayat lain dari hadits ini:
زوروا القبور ؛ فإنها تذكركم الآخرة

“Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkanmu akan akhirat” (HR. Ibnu Maajah no.1569)

Ziarah kubur dapat melembutkan hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:

كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Haakim no.1393, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jaami’, 7584)

Ziarah kubur dapat membuat hati tidak terpaut kepada dunia dan zuhud terhadap gemerlap dunia. Dalam riwayat lain hadits ini disebutkan:

كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروا القبور فإنها تزهد في الدنيا وتذكر الآخرة

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat membuat kalian zuhud terhadap dunia dan mengingatkan kalian akan akhirat” (HR. Al Haakim no.1387, didhaifkan Al Albani dalam Dha’if Al Jaami’, 4279)
Al Munawi berkata: “Tidak ada obat yang paling bermanfaat bagi hati yang kelam selain berziarah kubur. Dengan berziarah kubur, lalu mengingat kematian, akan menghalangi seseorang dari maksiat, melembutkan hatinya yang kelam, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat musibah yang kita alami terasa ringan. Ziarah kubur itu sangat dahsyat pengaruhnya untuk mencegah hitamnya hati dan mengubur sebab-sebab datangnya dosa. Tidak ada amalan yang sedahsyat ini pengaruhnya” (Faidhul Qaadir, 88/4)
Disyariatkannya ziarah kubur ini dapat mendatangkan manfaat bagi yang berziarah maupun bagi shahibul quburyang diziarahi (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 188). Bagi yang berziarah sudah kami sebutkan di atas. Adapun bagi shahibul qubur yang diziarahi (jika muslim), manfaatnya berupa disebutkan salam untuknya, serta doa dan permohonan ampunan baginya dari peziarah. Sebagaimana hadits:
كيف أقول لهم يا رسول الله؟ قال: قولي: السلام على أهل الديار من المؤمنين والمسلمين، ويرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين وإنا إن شاء الله بكم للاحقون
“Aisyah bertanya: Apa yang harus aku ucapkan bagi mereka (shahibul qubur) wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ucapkanlah: Assalamu ‘alaa ahlid diyaar, minal mu’miniina wal muslimiin, wa yarhamullahul mustaqdimiina wal musta’khiriina, wa inna insyaa Allaahu bikum lalaahiquun (Salam untuk kalian wahai kaum muslimin dan mu’minin penghuni kubur. Semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului (mati), dan juga orang-orang yang diakhirkan (belum mati). Sungguh, Insya Allah kami pun akan menyusul kalian” (HR. Muslim no.974)
Ziarah kubur yang syar’i dan sesuai sunnah adalah ziarah kubur yang diniatkan sebagaimana hadits di atas, yaitu menasehati diri dan mengingatkan diri sendiri akan kematian. Adapun yang banyak dilakukan orang, berziarah-kubur dalam rangka mencari barokah, berdoa kepada shahibul qubur adalah ziarah kubur yang tidak dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Selain itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga melarang qaulul hujr ketika berziarah kubur sebagaimana hadits yang sudah disebutkan. Dalam riwayat lain disebutkan:
ولا تقولوا ما يسخط الرب
“Dan janganlah mengatakan perkataan yang membuat Allah murka” (HR. Ahmad 3/38,63,66, Al Haakim, 374-375)
Termasuk dalam perbuatan ini yaitu berdoa dan memohon kepada shahibul qubur, ber-istighatsah kepadanya, memujinya sebagai orang yang pasti suci, memastikan bahwa ia mendapat rahmat, memastikan bahwa ia masuk surga, (Ahkam Al Janaiz Lil Albani, 178-179)
Tidak benar persangkaan sebagian orang bahwa ahlussunnah atau salafiyyin melarang ummat untuk berziarah kubur. Bahkan ahlussunnah mengakui disyariatkannya ziarah kubur berdasarkan banyak dalil-dalil shahih dan menetapkan keutamaannya. Yang terlarang adalah ziarah kubur yang tidak sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam y‎ang menjerumuskan kepada perkara bid’ah dan terkadang mencapai tingkat syirik.                                                                                                                                                                                       ‎

Alkisah pada abad 14 seorg ulama besar dr jazirah arab datang ke tanah jawa beliau adalah sayid ibrohim almaghriby assamarqondy
Kedatangan beliau di sertai beberapa ulama lain diantaranya putra beliau sendiri yang bernama Sayid 'Aly Murtadho serta para sayid yang lainnya..
Rombongan tsb berlabuh di pantai utara Jawa tepatnya di ujung negoro.... dan Sayid Ibrohim berkenan menetap di wonobodro wilayah batang... dan membangun masjid serta pemukiman...

Dlm beberapa waktu kawasan wonobodro jd rame banyak di kunjungi warga yg ingin belajar tntg agama islam...
Sayid Ibrohim terkenal ahli hikmah dan pengobatan serta ahli dlm tumbal tanah angker.. beliau Seorg Ulama sepuh yang wira'i
Dan para pengikut beliau menyebar ke seluruh penjuru untuk berdakwah memberikan ajaran agama pd masyarakat.
Diantara mereka tersebut ada Sayid Muhammad almaghriby yang dikenal dgn sebutan sunan atas angin.. beliau di tugas kan untuk berdakwah di lereng gunung slamet sekaligus untuk menjaga gunung api tsb.
Beliau di perintah kan untuk mencari tempat di mana tmpt tsb ada tujuh aliran air panas di kawasan lereng gunung.. dan di perintah kan untuk berkholwat dan riyadhoh di sekitar tmpt tsb.

Setelah melakukan pengembaraan sambil berdakwah.. tmpt yang dicari beliau temukan dan dlm beberapa waktu beliau berkholwat di tempat tsb.
Setelah selesai beliau melanjutkan perjalanan dakwah ke wilayah sekitar dan sampai akhirnya beliau menjadi menantu Syaikh Jambu Karang ardi lawet.
Islam masuk kawasan gunung slamet jauh sebelum demak berdiri sebagai kesultanan... sebagai bukti keturunan dr Sayid Muhammad Almaghriby (sunan atas angin) yakni Syaikh Makhdum Wali Prakoso menjadi pembuat salah satu soko (tiang) masjid agung Demak bintoro.

Dan dr hal tsb beliau di angkat sebagai adipati pekiringan.
Peran aktif para dzuriyah di kawasan Gunung slamet tdk hny disitu
Pada era pasir luhur demak mengutus keturunan sunan atas angin yaitu Syaikh makhdum Aly untuk berdakwah di pasir luhur menjadi penasehat adipati Banyak Blanak dan adipati Wira Kencana yang diberi gelar oleh sultan Fatah dgn sebutan Kanjeng Senopati Mangkubumi.

Di masa Pajang ada Sayid Nur Sulaiman dan lainnya.. serta di zaman Mataram ada Sayid Achmad bin Muhammad dan lainnya.
Dan setelah perang Diponegoro byk para Dzuriyah yang berdakwah di kawasan Gunung slamet.. diantaranya Syaikh Achmad Mustolih Syaikh Abdussomad dan yang lainnya.

Tentu saja peran aktif beliau2 dlm berdakwah berbaur dgn masyarakat dan mengikuti budaya yang ada di masyarakat
Budaya tsb yang sekarang kita kenal dgn budaya banyumasan.
Para sesepuh pejuang keagamaan di masa lalu bgt santun dan begitu indah dlm berdakwah... dgn kultur budaya dan jg adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Seni dan budaya tdk beliau hancurkan... seni budaya yang ada di masyarakat beliau jadikan sebagai sarana dan media untuk mempersatukan masyarakat dan menjalin silaturahmi.

Berikut nama para ulama dan sesepuh kawasan Banyumas yang berjasa dlm agama dan pemerintahan dimasa lalu.

Kyai Ageng Saketi
Kyai Ageng Paku Jati
Kyai Ageng Sumende
Kyai Ageng Cendana Sari
Kyai Ageng Pancur Mas
Kyai Ageng Melung
Kyai Ageng Macan Kuning
Kyai Ageng Jambu Mali
Kyai Ageng Bantaran
Kyai Ageng Ganda Tapa
Kyai Ageng Kabunan
Kyai Ageng Kali Putih
Kyai Ageng Kali Bening
Kyai Ageng Mranggi
Kyai Ageng Somogede
Kyai Ageng Donorodjo
Kyai Ageng Kendali Sodo
Kyai Ageng Lumbir
Kyai Ageng Gumelar
Kyai Ageng Karang Delima
Kyai Ageng Datar
Kyai Ageng Salaka
Kyai Ageng Mbilung
Kyai Ageng Ciliwet
Kyai Ageng Kramat
Kyai Ageng Siti Saniyah
Syaikh Makhdum 'Aly
Syaikh Imam Kuasa
Syaikh Achmad Muhammad
Syaikh Imam Rozy
Syaikh Hamzah Kusuma
Syaikh Abdussomad
Syaikh Abu Suruj
Syaikh Nur Sulaiman
Syaikh Nur Kalam
Syaikh Nur Hakim
Syaikh Nur Hakam
Syaikh Djaka Arfi
Syaikh Abdul Hamid Kerta Negara
Syaikh Achmad Mustolih
Syaikh Baharuddin
Syaikh Djaka Suci
Adipati Banyak Blanak
Adipati Wira Kencana
Adipati Pamancing
Adipati Jebu Kusuma
Adipati Dewa Kesuma
Adipati Perlangkap
Adipati Djoko Kahiman
Adipati Mersi
Adipati Martodiredjo
Sunan Papak
Sunan Atas Angin
Sunan Tapak Angin
Sunan Bantar Angin
Kyai Singa Dipa
Kyai Singa Menggala
Kyai Purwakerta
Kyai Pekih
Kyai Purba Menggala
Kyai Mangkubumi
Kyai Mangkunegara
Kyai Keniten
Nyai Ageng Mranggi
Nyai Ageng Singuntara
Nyai Ageng Melati
Nyai Ageng Baseban
Raden Prabu Bhima
Raden Manguri
Raden Djaka Kesuma
Raden Djaya Kusuma
Raden Sura Wijaya
Raden Yuda Negara
Raden Yuda Wangsa
Raden Singa Wangsa
Raden Huda Muhammad
Raden Yuda Muhammad
Raden Nur Ibrohim
Raden Haji Ilyas
Raden Surya Wangsa
Raden Wangsa Cipta
Raden Gajah Nara Kusuma
Raden Tirta Yuda
Raden Bono Keling
Raden Arya Wiguna
Raden Arya Soma
Raden Raga Wangsa

Itu sekilas tntg peran para Dzuriyah Rosululloh di kawasan Gunung slamet dan sedikit nama para tokoh di masa lalu.
Yang mana diantara beliau2 masih keturunan Rosululloh dan jg berperan aktif pada agama dan pemerintahan serta perjuangan.
Sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar