Translate

Sabtu, 15 Oktober 2016

Sumur Upas Mojopahit

Situs Candi Kedaton dan Sumur Upas merupakan dua situs yang berada pada satu lokasi. Lokasi situs ini terletak di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur atau lebih tepatnya 500 m ke Selatan dari Pendopo Agung. Situs ini merupakan peninggalan kerajaan yang amat besar kala itu, yaitu Kerajaan Majapahit ( WILWATIKTA ).
Situs ini terbuat dari batu bata merah dan dulunya merupaka bagunan fungsional ( nama candi digunakan karena konotasi lingkungan bahwa semua bangunan peninggalan masa lalu disebut candi ).

Sebenarnya situs ini lebih bisa disebut kompleks. Mengapa demikian? Karena disekitar dua situs ini ( Candi Kedaton dan Sumur Upas ) ditemukan banyak sekali peninggalan berupa pondasi bangunan. Bangunan ini layaknya rumah yang memiliki banyak sekali kamar dan ruangan. Menurut keterangan penjaga situs, situs ini dipercaya dimasa lalu merupakan tempat tinggal seseorang yang memiliki jabatan atau berpengaruh dimasa itu atau bahkan bisa saja keluarga bangsawan kerajaan. Dibeberapa bagian bilik-bilik batu bata memiliki ruangan yang masih cukup baik.

Nah, Candi Kedaton sendiri terletak di pojok kompleks situs ini sedangkan Sumur Upas terletak ditengah-tengah kompleks situs. Ada beberapa pendapat mengapa sumur ini dinamakan Sumur Upas:

Sumur ini mengandung kadar racun yang sangat tinggi ( pengaruh geologis lokasi ) yang mampu merusak sistem saraf manusia. Itulah sebabnya air disini bagus untuk merendam/memandikan pusaka.
Sumur ini banyak dihuni binatang-binatang berbisa seperti: lipan, kalajengking, ular welang dan kodok bangkong beracun.
Sumur Upas dalam pengertian kiasan atau sanepan. Karena tempat ini juga dipercaya merupakan tempat latihan bagi keastria-kesatria kerajaan, maka bagi para lawan lokasi ini merupakan sumber racun bagi kekuasaan mereka. Karena dari tempat ini lahir para pemimpin yang tangguh.

Menurut penuturan penjaga Candi, Sumur Upas ini juga dipercaya merupakan sebuah terowongan yang mampu tembus hingga laut selatan (kidul). Situs ini diperkirakan hancur dan terkubur oleh bencana alam kala itu. Situs ini memiliki misteri itulah sebabnya mengapa pemugaran situs yang sudah dimulai sejak 2 dekade lalu (1990-an) tidak kunjung menemukan bentuk asli bangunan dan cenderung tersendat karena semakin digali untuk mencari pondasi situs malah situs ini menunjukkan struktur dan susunan ruangan ke arah bawah. Sekarang Kompleks situs ini dilindungi bangunan baru layaknya bangunan pabrik hasil pembangunan pemerintah kabupaten Mojokerto. Bangunan ini menggantikan tiang-tiang bambu dan atap seng yang sudah reot dan dinilai tidak bisa menjaga situs ini. Untuk masuk ke sius ini tidak dipatok biaya tertentu hanya sumbangan sukarela. Setiap bulannya situs ini dikunjungi sedikitnya 50 pengunjung. Kebanyakan pengunjung  adalah pelajar dan mahasiswa yang melakukan observasi disitus tersebut.

Candi Sumur Upas merupakan bangunan parit yang berkelok. Parit-parit dari batu bata merah ini memiliki kedalaman hingga 1,6 meter dengan panjang 12,5 dan lebar 8,5 meter. Di sisi barat parit, terdapat tangga selebar 2 meter. Anggapan lainnya, bangunan parit ini memiliki penutup di bagian atas. Karena ada kemungkinan, tempat itu sering digunakan raja-raja Majapahit untuk bersemedi. Tepat di tengah parit, terdapat sebuah sumur yang ditutup dengan selembar batu gilang.

Diameter sumur yang konon lebih menyerupai gua sekitar 80 centimeter. Sedang kedalamannya, sampai sekarang masih belum diketahui. Dari kesaksian warga sekitar, hingga sekarang, belum pernah ada orang yang berani membuka mulut sumur.

Masih dari kisah warga, dulu, ada warga yang nekat membuka sumur. Katanya, ia langsung tewas karena lemas. Dari penuturan itu, warga Kedaton menamakan sumur ini dengan sebutan sumur upas atau bisa. Masih menurut mereka, Sumur Upas juga kerap dihubungkan dengan mitos para raja. Diantaranya, Sumur Upas dikabarkan jadi tempat pelarian Raja Brawijaya terakhir, yang dipercaya muksa atau menghilang begitu saja.

Sumur Upas yang menjadi jujugan paranormal, ada lagi sebuah sumur tapi tak diketahui namanya. Sumur itu dinilai mengandung ‘air kehidupan’. Para penjaga candi.‎

Sumur itu kerap didatangi orang untuk tujuan mencari kesehatan lahir batin. Ketentraman hidup dan kedamaian rumah tangga selalu menjadi ujub utama para peziarah. Caranya dengan mandi di sumur itu dan harus didasari keyakinan yang mantap.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar