Translate

Jumat, 03 Februari 2017

Golongan Golongan Yang Menghilangkan Islam

Telah nampak banyak kerusakan di muka bumi ini, terutama kerusakan dalam sisi akhlak dan moral. Dan yang lebih membahayakan lagi adalah terkikisnya iman seseorang yang dilatar belakangi cinta kepada dunia.

Sementara sifat munafik dan meremehkan urusan agama masih menjadi penyakit yang terus menggerogoti iman kaum muslim dari dahulu sampai sekarang. Tetapi ironisnya, dengan keadaan seperti itu mereka masih tetap berbangga diri mengaku sebagai orang Islam, baik dengan ucapan, perbuatan maupun almamater yang mereka kenakan. Yang mana mereka lebih akrab dikenal dengan istilah Islam KTP.

Dengan kata lain, telah banyak kuantitas umat Islam, tetapi dalam segi kualitas, mereka semakin jauh dari nilai Islam itu sendiri. Begitu banyak ulama yang menjualbelikan agamanya dengan dunia, dan mereka dikenal dengan istilah Ulama Su’ atau Syarrul Ulama’.

Dan sepertinya keadaan tersebut, telah banyak dijumpai dalam kehidupan sekarang ini. Sementara Rasulullah Saw sendiri telah memberi informasi jauh sebelumnya tentang hal itu dalam sebuah hadits :
فروى الحاكم في التاريخ من حديث عبدالله بن عمر قال : قال رسول الله صل الله عليه وسلم سيأتي على الناس زمان ما يبقى من القران إلارسمه ولا من الإسلام إلا إسمه، يتسمون به وهم أبعد الناس منه مساجدهم عامرة وهي خراب من الهدى فقهاء ذلك الزمان شر فقهاء تحت ظل السماء منهم خرجت الفتنة وإليهم تعود
Dalam kitab Tarikh, Imam Al Hakim menceritakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Akan datang suatu zaman, di mana tidak ada lagi Al Qur’an melainkan hanya tulisannya saja, dan tidak pula agama Islam, melainkan hanya namanya saja. Masjid-masjidnya ramai, tetapi hampa dari petunjuk ulama. Pada zaman itu banyak ulama’-ulama’ buruk (perilakunya) tersebar di bawah langit. Dari mereka menucullah fitnah, dan kepada mereka pula fitnah itu kembali.”‎

Dengan semakin banyaknya bentuk kemunafikan yang terjadi, serta nilai-nilai luhur Islam yang sudah tidak lagi diperhatikan, maka lambat laun iman seorang mukmin dengan tanpa disadari akan terkikis habis. Sehingga dikhawatirkan predikat iman pada dirinya juga akan terlepas. Dan mereka sudah tidak lagi temasuk dalam katergori mukminin.
Imam Ad Dailimi meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda :‎

سيأتي على الناس زمان يصلى في المسجد منهم ألف رجل أو زيادة لا يكون فيهم مؤمن
“Akan datang suatu zaman, di mana ada ribuan manusia atau lebih, mereka sama melaksanakan shalat di sebuah masjid, melainkan tiada satupun dari mereka yang mukmin.”

Imam Thabrani dan Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah menyebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, yang mengatakan bahwasanya Rasululah Saw bersabda :
يؤذن المؤذن ويقيم الصلاة قوم وما هم بمؤمنين
“Mu’adzin suatu kaum mengumandangkan adzan dan iqomat untuk melaksanakan shalat, melainkan mereka tidaklah beriman.”

Imam Hakim menyebutkan sebuah hadits dalam kitab Mustadrok yang diriwayatkan dari Sufyan, dari A’masy, dari Khoitsamah dari Abdullah bin Amr bin Ash, beliau mengatakan :
يأتي على الناس زمان يجتمعون في المساجد ليس فيهم مؤمن‎

“Akan datang suatu zaman, di mana manusia sama berkumpul di dalam masjid, tetapi mereka tidaklah beriman.”

Abu Syuaib Al Haroni, juga meriwayatkan hadits di atas dalam kitab Fawaid, melalui sanad Imam Fudlail bin ‘Iyadl dari A’masy dengan sanadnya, beliau mengatakan :‎

يأتي على الناس زمان يحجون ويصلون ويصومون وما فيهم مؤمن
“Akan datang suatu zaman di mana manusia sama naik haji, melaksanakan shalat dan berpuasa, tetapi tidaklah mereka beriman.”

Maka dari keterangan hadits-hadits di atas, secara tidak langsung telah banyak umat Islam yang telah berbondong-bondong lari meninggalkan Islam, dengan melepas baju kebesaran iman. Yaitu dengan berlomba-lomba mencari dunia, dan menghabiskan waktunya hanya untuk urusan dunia. Sebagaimana yang disinyalir dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam kitab musnadnya dari shahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda :
إن الناس دخلوا في دين الله أفواجا وسيخرجون أفواجا
“Sesungguhnya manusia masuk agama Islam secara berbondong-bondong, dan mereka juga akan keluar dari agama Isalm secara berbondong-bondong.”
Al-Imaam Ibnul-Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :
وقال محمد بن الفضل الصوفي الزاهد ذهاب الاسلام على يدي اربعة اصناف من الناس صنف لا يعملون بما يعلمون وصنف يعملون بما لا يعلمون وصنف لا يعملون ولا يعلمون وصنف يمنعون الناس من التعلم قلت الصنف الاول من له علم بلا عمل فهو اضر شيء على العامة فإنه حجة لهم في كل نقيصة ومنحسة والصنف الثاني العابد الجاهل فإن الناس يحسنون الظن به لعبادته وصلاحه فيقتدون به على جهله وهذان الصنفان هما اللذان ذكرهما بعض السلف في قوله احذروا فتنة العالم الفاجر والعابد الجاهل فإن فتنتهما فتنة لكل مفتون فان الناس إنما يقتدون بعلمائهم وعبادهم فإذا كان العلماء فجرة والعباد جهلة عمت المصيبة بهما وعظمت الفتنة على الخاصة والعامة والصنف الثالث الذين لا علم لهم ولا عملوإنما هم كالانعام السائمة والصنف الرابع نواب ابليس في الارض وهم الذي يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين فهؤلاء اضر عليهم من شياطين الجن فانهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه فهؤلاء الاربعة اصناف هم الذين ذكرهم هذا العارف رحمة الله عليه وهؤلاء كلهم على شفا جرف هار وعلى سبيل الهلكة وما يلقى العالم الداعي الى الله ورسوله ما يلقاه من الاذى والمحاربة الا على ايديهم والله يستعمل من يشاء في سخطه كما يستعمل من يحب في مرضاته إنه بعباده خبير بصير ولا ينكشف سر هذه الطوائف وطريقتهم إلا بالعلم فعاد الخير بحذافيره الى العلم وموجبه والشر بحذافيره الى الجهل وموجبه

“Telah berkata Muhammad bin Al-Fadhl Ash-Shuufy Az-Zaahid : Hilangnya Islam itu disebabkan oleh empat golongan manusia :

1. Orang yang tidak beramal dengan apa-apa yang ia ketahui.

2. Orang yang beramal dengan apa apa-apa yang tidak ia ketahui (beramal tanpa ilmu).

3. Orang yang tidak beramal dan juga tidak berilmu.

4. Orang yang menghalangi manusia untuk belajar menuntut ilmu.

Aku (Ibnul-Qayyim) berkata :

Golongan Pertama, adalah orang yang mempunyai ilmu namun tidak mau beramal. Mereka ini lebih berbahaya terhadap masyarakat, sebab ia menjadi hujjah bagi mereka dalam setiap kekurangan dan kesulitan.

Golongan Kedua, adalah ahli ibadah namun bodoh (jahil). Manusia berprasangka baik dengannya karena ibadah dan kebaikan yang dilakukannya. Maka mereka pun mengikutinya disebabkan atas dasar kejahilan yang dilakukan oleh orang tersebut.

Kedua golongan di atas telah disebutkan oleh sebagian ulama salaf dengan perkataan mereka : ”Hati-hatilah terhadap seorang ’alim yang fajir dan seorang ahli ibadah yang jahil, karena fitnah keduanya merupakan fitnah bagi setiap orang yang terfitnah”. Sesungguhnya manusia itu akan mengikuti ulama dan ahli ibadah di kalangan mereka. Apabila ulama itu adalah seorang yang fajir (senang bermaksiat) dan ahli ibadah itu adalah seorang yang jahil, maka meratalah musibah (bagi manusia) akibat keduanya. Menjadi besarlah fitnah, baik bagi kalangan tertentu dan juga masyarakat awam.

Golongan Ketiga, adalah orang yang tidak berilmu lagi tidak beramal yang mereka ini seperti binatang ternak.

Golongan Keempat, adalah para utusan Iblis di muka bumi yang (bertugas) melemahkan semangat manusia dalam menuntut ilmu dan ber-tafaqquh fid-diin (mendalami ilmu agama). Mereka ini lebih berbahaya dibandingkan syaithan-syaithan dari golongan jin. Mereka senantiasa memberikan tipu muslihat antara hati-hati manusia dan petunjuk/jalan Allah (yang lurus).

Keempat golongan yang disebutkan oleh Muhammad bin Al-Fadhl – rahmatullaahi ’alaih–, kesemuanya berada pada tepi jurang dan di atas jalan kebinasaan. Dan tidaklah akan ditemui suatu bahaya dan permusuhan yang menimpa seorang yang ’alim yang menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali disebabkan oleh (kejahatan) tangan-tangan mereka. Allah akan menjadikan siapapun yang dikehendaki-Nya (untuk beramal dengan amalan) yang menjadi sebab kebencian mereka terhadapnya sebagaimana Dia akan menjadikan orang yang Dia cintai untuk beramal dengan apa-apa yang menjadi keridlaan-Nya. (Allah ta’ala telah berfirman : ) ”Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-Nya lagi Maha Melihat” (QS. Asy-Syuuraa : 27). Tidak ada yang dapat menyingkap rahasia dan thariqahgolongan-golongan ini kecuali dengan ilmu. (Dengan hal itu), maka kembalilah kebaikan dengan segala unsurnya kepada ilmu dan segala pendorongnya; dan kembalilah kejelekan dengan segala unsurnya kepada kebodohan dengan segala pendorongnya pula”.

[Miftaah Daaris-Sa’aadah oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, 1/160-161; Daarul-Kutub-Bairut]‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar