Translate

Kamis, 02 Februari 2017

Imam Zakariya Al-Qozwini Dan Penjelasan Makhluk Unik Dalam Kitab Karangannya

Imam Zakariya al-Qazwini atau Zakariya ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Yahya al-Qazwini, adalah seorang ahli Fisika, Geografi, Astronomi serta Kosmologi. Beliau dilahirkan di Kota Qazwin Persia, pada tahun 1203 M.

Ia adalah keturunan Anas bin Malik, yang terkenal sebagai ahli geografi dan kosmografi. Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, al-Qazwini hijrah ke Baghdad, sebelum kemudian menetap di Damaskus (1233).

Al-Qazwini adalah penulis sebuah karya besar bidang kosmografi, yaitu Aja’ib al-Makhluqat wa Ghara’ib al-Mawjudat atau ‎Prodigies of Things and Mitaculous Aspects of Things Existing (Keajaiban Benda-Benda Ciptaan dan Aspek Luar Biada Benda-Benda yang Ada). Karya ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas benda-benda yang tidak berkaitan dengan bumi, sedangkan bagian kedua menjelaskan yang sebaliknya. Pada bagian pertama, al-Qazwini menggambarkan fenomena yang berhubungan dengan langit, seperti bulan, bintang, matahari, penghuni surga, malaikat, dan sebagainya. Ia juga menguraikan kronologi penanggalan Arab dan Syiria. Pada bagian kedua, ia membahas empat elemen bumi (tanah, air, api, dan udara), meteor, dan angin. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang tujuh iklim bumi, laut, dan sungai.

Dalam bukunya, al-Qazwini juga menerangkan penyebab terjadinya gempa bumi, pembentukan gunung dan mata air, serta serba-serbi dunia hewan, manusia, mineral, dan tanaman. Ketika membahas hewan dan manusia, ia mendeskripsikan karakter dan anatomi masing-masing. Dalam literatur muslim, karya al-Qazwini ini dianggap sebagai uraian kosmografi pertama yang sistematis. Tak heran, nama al-Qazwini langsung populer. Kebenaran uraiannya dibuktikan dalam sejumlah besar naskah versi Arab, terjemahan bahasa Persia dan Turki, serta beberapa karya revisi para ahli.

Dalam Aja’ib al-Makhluqat wa Ghara’ib al-Mawjudat, al-Qazwini memasukkan sejumlah Tabel Geometri dan miniatur tanaman, hewan, bahkan monster, yang dianggapnya bernilai artistik tinggi. Ia juga mendeskripsikan bumi yang dibaginya berdasarkan tujuh jenis iklim. Kota, negeri, gunung, sungai, dan lain-lain diurutkannya secara alfabetis. Ketika mendeskripsikan suatu kota atau negeri, ia tak pernah lupa memasukkan fakta-fakta historis, data geografis, dan biografi beberapa tokoh terkemuka yang berasal dari tempat tersebut. Di kemudian hari, buku karya al-Qazwini ini juga diterbitkan dalam bahasa Persia dan Turki.

Apresiasi al-Qazwini yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan membuat beberapa ilmuwan Arab modern sering membandingkannya dengan Herodotus. Dalam buku Medieval islam (Chicago, 1947), G. Von Grunebaum sempat menguti beberapa pemikiran al-Qazwini yang tertulis dalam Aja’ib al-Makhluqat.

Al-Qazwini meninggal dunia pada tahun 1283 (682 H).
Melalui bukunya yang berjudul Aja’ib al-makhluqat wa Gharaib al-Mawjudat, beliau bercerita tentang keberadaan makhluk-makhluk unik.

Makhluk-makhluk tersebut antara lain :

1. Ya’juj Ma’juj.

ﻳﺎﺟﻮﺝ ﻭﻣﺄﺟﻮﺝ ﻭﻫﻢ ﺃﻣﻢ ﻻﻳﺤﺼﻴﻬﻢ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻃﻮﻝ ﺃﺣﺪﻫﻢ ﻧﺼﻒ ﻗﺎﻣﺔ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻟﻬﻢ ﺃﻧﻴﺎﺏ ﻛﻤﺎ ﻟﻠﺴﺒﺎﻉ
ﻭﻣﺨﺎﻟﻴﺐ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻷﻇﻔﺎﺭ ﻭﻫﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﻌﺮ

Mereka adalah umat yang tidak bisa dihitung jumlahnya, kecuali Allah Ta’ala. Tinggi mereka adalah separuh tinggi seorang pria, mereka memiliki taring sebagaimana taring binatang buas, cakar di kuku-kuku mereka, dan berbulu lebat.

Ya’juj dan Ma’juj adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul dalam akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi. Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, Kitab Kejadian umat Kristen dan kitab suci umat Islam, Al-Qur’an. Mengenai sekelompok manusia Ya’juj dan Ma’juj dalam tradisi religius digambarkan dalam istilah yang ambigu (tidak jelas). Ada yang menyebutnya sebagai bentuk manusia, mahkluk berbentuk raksasa, suatu bangsa atau negeri. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitos dan cerita rakyat di banyak negara. Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya. Mereka masih keturunan Adam, sebagaimana di jelaskan dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim. Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.

2. Kaum di salah satu gunung dekat tempat yang tutup oleh Dzul Qornain.

ﺃﻣﺔ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ ﺑﻘﺮﺏ ﺳﺪ ﺍﻹﺳﻜﻨﺪﺭ ﻗﺼﺎﺭ ﺍﻟﻘﺪﻭﺩ ﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﻮﺟﻮﻩ ﺳﻮﺩ ﺍﻟﺠﻠﻮﺩ ﻓﻴﻬﺎ ﻧﻘﻂ ﺑﻴﺾ ﻭﺻﻔﺮ
ﻃﻮﻝ ﻛﻞ ﺍﺣﺪ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﺷﺒﺎﺭ ﻳﺘﻮﺣﺸﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻼﺋﻖ ﻭﻳﺘﺴﻠﻘﻮﻥ ﺍﻷﺷﺠﺎﺭ

Berpostur pendek berwajah lebar dan berkulit hitam yang terdapat bintik-bintik putih atau kuning, tinggi mereka adalah 5 jengkal, mereka suka memangsa makhluk hidup dan memanjat pepohonan.

3. Kaum di kepulauan benua afrika berbentuk seperti manusia.

ﺍﻣﺔ ﺑﺠﺰﻳﺮﺓ ﺍﻟﺰﻧﺞ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻳﺘﻜﻠﻤﻮﻥ ﺑﻜﻼﻡ ﻻﻳﻔﻬﻢ ﻭﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﻭﻳﺸﺮﺑﻮﻥ ﻛﺎﻻﻧﺴﺎﻥ ﻭﻟﻬﻢ ﺃﺟﻨﺤﺔ
ﻳﻄﻴﺮﻭﻥ ﺑﻬﺎ ﻭﻫﻢ ﺑﻴﺾ ﺳﻮﺩ ﻭﺧﻀﺮ

Berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti, mereka makan dan minum layaknya manusia, mereka juga memiliki sayap untuk terbang, warna kulit mereka ada yang putih, hitam, dan hijau.

Burung raksasa ini pernah dikisahkan oleh al-Kisa’i, bahwa burung tersebut pernah ada pada zaman Nabi Hanzhalah dengan umatnya yang disebut Ashab ar-Rass, ia berhasil membunuh burung ini dengan cara meminta do’a kepada Tuhan untuk mematikan dan memutuskan keturunannya. Burung ini sering di identikkan dengan burung Simurgh dari Persia dan Phoenix dari Mesir kuno. Menurut manuskrip kuno berupa teks Arab kuno dari Timur Tengah, legenda burung kolosal ini dikisahkan memiliki tubuh sangatlah besar, sehingga sanggup membawa seekor gajah dengan cakarnya yang tajam. Sumber-sumber kuno ini menjelaskan bahwa burung Anqaʾ pernah dipercaya sebagai makhluk mulia yang diciptakan oleh Tuhan. Al-Kisa’i mengisahkan bahwa burung ini tinggal di sebuah gunung tinggi yang bernama Gunung Falaj. Apabila burung itu terbang, maka ia sanggup menutup matahari seperti awan. Bulunya memiliki warna yang sangat banyak, lehernya seperti leher unta, memiliki empat sayap, dua panjang serta dua lagi ukurannya lebih pendek.

4. Kaum disebagian jazirah bahr.

ﺍﻣﺔ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺟﺰﺍﺋﺮ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻭﺟﻮﻫﻬﻢ ﻛﻮﺟﻮﻩ ﺍﻟﻜﻼﺏ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺃﺑﺪﺍﻧﻬﻢ ﻛﺒﺪﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺘﻘﻮﺗﻮﻥ ﺑﺜﻤﺎﺭ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ
ﻓﺈﻥ ﻭﺟﺪﻭﺍ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻴﻮﺍﻥ ﺍﻛﻠﻮﻩ

Wajah mereka seperti anjing tubuh mereka seperti manusia, mereka memakan buah-buahan di pulau tersebut, namun apabila mereka menemukan hewan maka mereka akan memakannya

5. Kaum berkepala manusia dan berbadan ular

ﺃﻣﺔ ﺭﺅﻭﺳﻬﺎ ﺭﺅﻭﺱ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺃﺑﺪﺍﻧﻬﺎ ﺍﺑﺪﺍﻥ ﺍﻟﺤﻴﺎﺕ

6. Kaum di jazirah Romini

ﺃﻣﻮ ﺑﺠﺰﻳﺮﺓ ﺍﻟﺮﺍﻣﻨﻲ ﻋﺮﺍﺓ ﻻﻳﻔﻬﻢ ﻛﻼﻣﻬﻢ ﻭﻫﻮ ﺷﺒﻴﻪ ﺑﺎﻟﺼﻐﻴﺮ ﻃﻮﻝ ﺃﺣﺪﻫﻢ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﺒﺎﺭ ﻭﻟﻬﻢ ﺷﻌﻮﺭ ﻭﺯﻏﺐ
ﺃﺣﻤﺮ

Mereka hidup telanjang dan berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti, mereka menyerupai anak kecil dengan tinggi badan 4 jengkal, berbulu tebal dan tipis yang berwarna merah

7. Bangsa mirip Kera

ﺃﻣﺔ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻨﺴﻨﺎﺱ ﻷﺣﺪﻫﻢ ﻧﺼﻒ ﺭﺃﺱ ﻭﻧﺼﻒ ﺑﺪﻥ ﻭﻳﺪ ﻭﺭﺟﻞ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻛﺄﻧﻪ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻗﺪ ﻧﺼﻔﻴﻦ ﻳﻘﻔﺰ ﻗﻔﺰﺍ
ﻭﺃﻧﻪ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻲ ﻏﻴﺎﺽ ﺃﺭﺽ ﺍﻟﻴﻤﻦ ﻭﻫﻮ ﻧﺎﻃﻖ

Mereka setengah manusia – setengah kera, bisa berbicara, berjalan melompat-lompat, terdapat di dataran subur tanah Yaman.

Tentu kita bertanya-tanya…

Apakah makhluk-makhluk ajaib, yang diceritakan Imam Zakariya al-Qazwini ini, pernah hidup di bumi ? Atau mungkin, yang beliau tulis, hanya merupakan kisah fiksi ?

Untuk menjawab semua itu, sudah seharusnya didasarkan kepada penelitian ilmiah.

Sebab tidak menutup kemungkinan, apa yang diungkapkan oleh Imam Qazwini, merupakan hasil pengamatannya terhadap makhluk-makhluk yang berada diluar dimensi manusia, yang lebih dikenal sebagai makhluk jenis Jin.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar