Translate

Kamis, 27 April 2017

KISAH SHOHABAT HATIB BIN ABI BALTA'AH RA YANG PERNAH MELAKUKAN PENGKHIANATAN

Nama lengkapnya Hatib bin Abu Balta’ah. Ayahnya bernama Abu Balta’ah Amru bin ‘Umair bin Salamah bin Bani Kholifah. Nama panggilanya Abu Abdullah. Pendapat lain mengatakan, Abu Muhmmad. Mengenai asal-usulnya, satu pendapat mengatakan beliau berasal dari Mudahij, sekutu bani Asad bin Abdul Uzza.

Alloh Subhanahu Wata'ala Berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh­Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar­ benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku(janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (QS AL-MUMTAHANAH AYAT 1)

Tersebutlah bahwa penyebab turunnya permulaan surat yang mulia ini berkaitan dengan kisah yang dialami oleh Hatib ibnu Abu Balta'ah. Hatib adalah seorang lelaki dari kalangan Muhajirin dan juga termasuk ahli Badar (ikut dalam Perang Badar), dia mempunyai anak-anak dan juga harta yang ditinggalkannya di Mekah. Dan dia sendiri bukan termasuk salah seorang dari kabilah Quraisy, melainkan dia hanyalah teman sepakta Usman. Ketika Rasulullah Saw. bertekad akan menaklukkan kota Mekah, karena penduduk Mekah merusak perjanjian yang telah disepakati, maka Nabi Saw. memerintahkan kepada kaum muslim untuk membuat persiapan guna memerangi mereka, dan beliau Saw. berdoa: Ya Allah, umumkanlah kepada mereka berita kami ini.

Maka Hatib dengan sengaja menulis sepucuk surat ditujukan kepada orang-orang Quraisy melalui seorang wanita suruhannya. Tujuannya ialah untuk memberitahukan kepada penduduk Mekah rencana yang akan dilakukan oleh Rasulullah Saw., yaitu memerangi mereka. Ia lakukan demikian itu agar dirinya mendapat jasa di kalangan mereka. Maka Allah memperlihatkan hal itu kepada Rasulullah Saw. sebagai ijabah dari doanya, lalu beliau Saw. mengirimkan beberapa orang utusan untuk mengejar wanita tersebut, kemudian surat itu diambil dari tangan si wanita, sebagaimana yang disebutkan kisahnya dalam hadis berikut yang telah disepakati kesahihannya.

قال الإمام أحمد: حدثنا سفيان، عن عَمْرو، أَخْبَرَنِي حَسَن بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنِي عُبَيد اللَّهِ بْنُ أَبِي رَافِعٍ -وَقَالَ مُرَّةُ: إِنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي رَافِعٍ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيًّا، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَالزُّبَيْرَ وَالْمِقْدَادَ، فَقَالَ: "انْطَلِقُوا حَتَّى تَأْتُوا رَوْضَةَ خَاخٍ، فَإِنَّ بِهَا ظَعِينة مَعَهَا كِتَابٌ، فَخُذُوهُ مِنْهَا". فَانْطَلَقْنَا تَعَادى بِنَا خَيْلُنَا حَتَّى أَتَيْنَا الرَّوْضَةَ، فَإِذَا نَحْنُ بِالظَّعِينَةِ، قُلْنَا: أَخْرِجِي الْكِتَابَ. قَالَتْ: مَا مَعِي كِتَابٌ. قُلْنَا: لَتُخْرِجِنَّ الْكِتَابَ أَوْ لنُلقين الثِّيَابَ. قَالَ: فَأَخْرَجَتِ الْكِتَابَ مِنْ عِقَاصها، فَأَخَذْنَا الْكِتَابَ فَأَتَيْنَا بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا فِيهِ: من حاطب بن أبي بلتعة إِلَى نَاسٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ بِمَكَّةَ، يُخْبِرُهُمْ بِبَعْضِ أَمْرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا حَاطِبُ، مَا هَذَا؟ ". قَالَ: لَا تَعْجَلْ عَلَيَّ، إِنِّي كُنْتُ امْرَأً مُلصَقًا فِي قُرَيْشٍ، وَلَمْ أَكُنْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ، وَكَانَ مَنْ مَعَكَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ لَهُمْ قَرَابَاتٌ يَحْمُونَ أَهْلِيهِمْ بِمَكَّةَ، فَأَحْبَبْتُ إِذْ فَاتَنِي ذَلِكَ مِنَ النَّسَبِ فِيهِمْ أَنْ أَتَّخِذَ فِيهِمْ يَدًا يَحْمُونَ بِهَا قَرَابَتِي، وَمَا فَعَلْتُ ذَلِكَ كُفْرًا وَلَا ارْتِدَادًا عَنْ ديني ولا رضى بِالْكُفْرِ بَعْدَ الْإِسْلَامِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّهُ صَدَقكم". فَقَالَ عُمَرُ: دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَ هَذَا الْمُنَافِقِ. فَقَالَ: "إِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا، مَا يُدْرِيكَ لَعَلّ اللَّهَ اطَّلَعَ إِلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ: اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari pamannya, telah menceritakan kepadaku Hasan ibnu Muhammad ibnu Ali, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abu Rafi'. Murrah mengatakan, sesungguhnya Ubaidillah ibnu Abu Rafi' menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Ali r.a. menceritakan hadis berikut, bahwa Rasulullah Saw. pernah mengutusnya bersama Az-Zubair dan Al-Miqdad seraya berpesan:Berangkatlah kalian bertiga menuju ke kebun Khakh, karena sesungguhnya di situ kalian akan berjumpa dengan seorang wanita dalam perjalanan. Ia membawa surat, maka ambillah surat itu darinya.Maka kami berangkat dengan memacu kuda kami hingga sampailah kami di kebun tersebut. Ternyata di kebun itu kami menjumpai seorang wanita yang sedang dalam perjalanannya. Maka kami perintahkan kepada wanita itu, "Keluarkanlah surat itu!" Wanita itu berkilah, "Aku tidak membawa surat apa pun." Kami berkata mengancam, "Kamu harus serahkan kitab itu kepada kami atau kamu akan kami telanjangi." Akhirnya wanita itu mengeluarkan surat tersebut dari gelung rambutnya, maka kami ambil kitab itu dan membawanya kepada Rasulullah Saw. Ternyata isi surat tersebut dari Hatib ibnu Abu Balta'ah, ditujukan kepada sejumlah orang-orang musyrik di Mekah, memberitahukan kepada mereka rencana yang akan dilakukan oleh Rasulullah Saw. Maka Rasulullah Saw. bertanya, "Hai Hatib, surat apakah ini?" Hatib menjawab, "Jangan engkau tergesa-gesa mengambil keputusan terhadapku, sesungguhnya aku adalah seorang yang hidup mendompleng kepada orang-orang Quraisy, dan aku bukanlah seseorang dari kalangan mereka sedangkan di antara kaum Muhajirin yang ada bersama engkau mempunyai kaum kerabat di Mekah yang dapat melindung, keluarganya yang tertinggal. Maka karena aku tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan mereka, aku bermaksud menggantinya dengan jasa kepada mereka. Dan tidaklah aku berbuat demikian karena kekafiran, bukan pula karena murtad dari agamaku, serta tidak pula rida dengan kekufuran sesudah aku masuk Islam." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Dia berkata sebenarnya kepada kalian. Umar tidak sabar, ia mengatakan, "Biarkanlah aku memenggal batang leher orang munafik ini." Rasulullah Saw. bersabda:Sesungguhnya dia telah ikut dalam Perang Badar, dan tahukah kamu, barangkali Allah menengok ahli Badar, lalu berfirman kepada mereka, "Berbuatlah menurut apa yang kalian kehendaki, sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan bagimu."

Hal yang sama telah diketengahkan oleh Jamaah kecuali Ibnu Majah, dari berbagai jalur melalui Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang sama.

Imam Bukhari di dalam Kitabul Magazi-nyamenambahkan, bahwa lalu turunlah firman Allah Swt.:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh­Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. (Al-Mumtahanah: 1)

Dan di dalam kitab tafsirnya ia mengatakan bahwa Amr berkata, bahwa lalu diturunkanlah ayat berikut berkenaan dengannya (Hatib), yaitu firman Allah Swt.:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh­Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. (Al-Mumtahanah: 1)

Imam Bukhari mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah ayat ini termasuk bagian dari hadis ataukah Amr yang mengatakannya.

Imam Bukhari mengatakan bahwa Ali ibnul Madini telah menceritakan bahwa pernah ditanyakan kepada Sufyan tentang hal ini, yaitu tentang penurunan firman-Nya: /anganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. (Al-Mumtahanah: 1) Maka Sufyan menjawab, "Memang demikianlah yang terdapat dalam hadis orang-orang yang aku hafal dari Amr, tanpa meninggalkan satu huruf pun darinya, dan tiada yang meriwayatkannya seperti ini selain diriku.

Riwayat Imam Muslim

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِعَمْرٍو قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو عَنْ الْحَسَنِ بْنِ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي رَافِعٍ وَهُوَ كَاتِبُ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَهُوَ يَقُولُ بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَالزُّبَيْرَ وَالْمِقْدَادَ فَقَالَ ائْتُوا رَوْضَةَ خَاخٍ فَإِنَّ بِهَا ظَعِينَةً مَعَهَا كِتَابٌ فَخُذُوهُ مِنْهَا فَانْطَلَقْنَا تَعَادَى بِنَا خَيْلُنَا فَإِذَا نَحْنُ بِالْمَرْأَةِ فَقُلْنَا أَخْرِجِي الْكِتَابَ فَقَالَتْ مَا مَعِي كِتَابٌ فَقُلْنَا لَتُخْرِجِنَّ الْكِتَابَ أَوْ لَتُلْقِيَنَّ الثِّيَابَ فَأَخْرَجَتْهُ مِنْ عِقَاصِهَا فَأَتَيْنَا بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا فِيهِ مِنْ حَاطِبِ بْنِ أَبِي بَلْتَعَةَ إِلَى نَاسٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ يُخْبِرُهُمْ بِبَعْضِ أَمْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا حَاطِبُ مَا هَذَا قَالَ لَا تَعْجَلْ عَلَيَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ امْرَأً مُلْصَقًا فِي قُرَيْشٍ قَالَ سُفْيَانُ كَانَ حَلِيفًا لَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ مِنْ أَنْفُسِهَا أَكَانَ مِمَّنْ كَانَ مَعَكَ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ لَهُمْ قَرَابَاتٌ يَحْمُونَ بِهَا أَهْلِيهِمْ فَأَحْبَبْتُ إِذْ فَاتَنِي ذَلِكَ مِنْ النَّسَبِ فِيهِمْ أَنْ أَتَّخِذَ فِيهِمْ يَدًا يَحْمُونَ بِهَا قَرَابَتِي وَلَمْ أَفْعَلْهُ كُفْرًا وَلَا ارْتِدَادًا عَنْ دِينِي وَلَا رِضًا بِالْكُفْرِ بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ فَقَالَ عُمَرُ دَعْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَضْرِبْ عُنُقَ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ إِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ اللَّهَ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ } وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ وَزُهَيْرٍ ذِكْرُ الْآيَةِ وَجَعَلَهَا إِسْحَقُ فِي رِوَايَتِهِ مِنْ تِلَاوَةِ سُفْيَانَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ ح و حَدَّثَنَا رِفَاعَةُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ اللَّهِ كُلُّهُمْ عَنْ حُصَيْنٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا مَرْثَدٍ الْغَنَوِيَّ وَالزُّبَيْرَ بْنَ الْعَوَّامِ وَكُلُّنَا فَارِسٌ فَقَالَ انْطَلِقُوا حَتَّى تَأْتُوا رَوْضَةَ خَاخٍ فَإِنَّ بِهَا امْرَأَةً مِنْ الْمُشْرِكِينَ مَعَهَا كِتَابٌ مِنْ حَاطِبٍ إِلَى الْمُشْرِكِينَ فَذَكَرَ بِمَعْنَى حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيٍّ

Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah], ['Amru An Naqid], [Zuhair bin Harb], [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Abu 'Umar] lafazh ini milik 'Amru. [Ishaq] berkata; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru] dari [Al Hasan bin Muhammad]; Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] yaitu seorang juru tulis Ali dia berkata; Aku mendengar [Ali] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menugaskan saya, Zubair, dan Miqdad. Sebelum berangkat, Rasulullah berkata: 'Berangkatlah ke taman Khakh dan di sana ada seorang wanita yang membawa surat. Lalu, rebutlah surat tersebut darinya! ' Kemudian kami berangkat dengan mengendarai kuda dan di sana kami menjumpai seorang wanita. Lalu kami berkata kepadanya; 'Keluarkanlah surat yang kamu bawa itu! ' Wanita itu menjawab; 'Aku tidak membawa surat.' Kami berkata kepadanya sambil memberi ultimatum; 'Kamu keluarkan surat tersebut atau kami akan menelanjangimu dengan paksa.' Maka ia keluarkan surat itu dari balik sanggul rambutnya. Lalu kami bawa surat tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ternyata di dalamnya tertulis; 'Dari Hathib bin Abu Balta'ah untuk kaum kafir Quraisyy Makkah tentang beberapa urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.' Rasulullah bertanya; 'Hai Hathib, ada apa ini? ' Hathib menjawab; 'Ya Rasulullah, janganlah engkau tergesa-gesa marah kepada saya! Sebenarnya saya dulu pernah akrab dengan kaum kafir Quraisyy Makkah (Kata Abu Sufyan; 'Hathib adalah sekutu kaum kafir Quraisyy, tetapi dia sendiri bukan orang Quraisyy). Saya juga dulu pernah turut serta berhijrah bersama engkau meninggalkan keluarga di kota Makkah yang mereka dipelihara oleh kerabat mereka. Ketika kerabat mereka sudah tidak ada lagi, maka saya ingin ada jaminan dari mereka untuk melindungi keluarga saya. Tentunya, saya melakukan hal ini bukan karena kafir ataupun murtad dari agama saya. Karena, bagaimana pun juga saya tidak rela menjadi kafir setelah masuk Islam.' Mendengar penjelasan Iangsung dari Hathib, Rasulullah pun bersabda: 'Kamu benar hai Hathib.' Tiba-tiba Umar bin Khaththab berkata; 'Ya Rasulullah, izinkanlah saya untuk memenggal leher orang munafik ini! ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Hai Umar, tahukah kamu bahwasanya Hathib turut juga dalam perang Badar. Tidakkah engkau mengetahui sesungguhnya Allah telah memberikan keringanan bagi orang-orang yg turut dalam perang Badar & berfirman: 'Silahkanlah kalian berbuat sesuka kalian, sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian! ' Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat yg berbunyi: 'Hai orang-orang yg beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku & musuhmu sebagai teman-teman setia.' (A1 Mumtahanah (60): 1). Ishaq mencantumkan ayat tersebut dalam riwayatnya berdasarkan qiraat Abu Sufyan. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah bin Idris; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Rifa'ah bin Al Haitsam Al Wasithi; Telah menceritakan kepada kami Khalid yaitu Ibnu 'Abdullah seluruhnya dari Hushain dari Sa'ad bin 'Ubadah dari Abu 'Abdur Rahman As Sulami dari 'Ali dia berkata; Rasulullah pernah menugaskan saya, Abu Martsad Al Ghanawi & Zubair bin Awwam dgn mengendarai kuda Sebelum berangkat, Rasulullah berkata:
'Berangkatlah ke taman Khakh & di sana ada seorang wanita dari kalangan orang-orang musyrik yg membawa surat dari Hathib kepada kamu musyrikin… -Selanjutnya sebagaimana Hadits yg semakna dgn Hadits Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Ali. [HR. Muslim No.4550].

Telah diriwayatkan melalui jalur lain dari Ali r.a. Untuk itu disebutkan oleh Ibnu Abu Hatim bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hasan Al-Hasanjani, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Ya'isy, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman Ar-Razi, dari Abu Sinan alias Sa'id ibnu Sinan, dari Amr ibnu Murrah Al-Hamli, dari Abu Ishaq Al-Buhturi At-Ta'i, dari Al-Haris, dari Ali yang mengatakan bahwa ketika Nabi Saw. hendak menuju ke Mekah, beliau merahasiakan tujuannya ini kepada sebagian dari sahabatnya, yang antara lain ialah Hatib ibnu Abu Balta'ah. Sedangkan yang disebarkan ialah bahwa Nabi Saw. bertujuan ke Khaibar. Maka Hatib berkirim surat kepada penduduk Mekah yang memberitakan bahwa Rasulullah Saw. hendak menyerang kalian. Maka Rasulullah Saw. diberi tahu (oleh Jibril a.s.), lalu beliau mengutusku dan Abu Marsad, dan tiada seorang pun dari kami melainkan berkuda. Rasulullah Saw. berpesan kepada kami:Datanglah kamu ke kebun Khakh karena sesungguhnya kamu akan menjumpai padanya seorang wanita yang membawa surat (rahasia), maka rebutlah surat itu darinya! Kami berangkat hingga kami melihatnya di tempat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah Saw., lalu kami berkata kepadanya, "Keluarkanlah surat itu." Ia menjawab, "Kami tidak membawa surat apa pun." Lalu kami letakkan barang-barangnya dan kami periksa semuanya, ternyata tidak kami jumpai pada barang-barang bawaannya. Lalu Abu Marsad berkata, "Barangkali surat itu ada bersamanya." Aku berkata, "Memang Rasulullah tidak dusta dan tidak pernah berdusta kepada kami." Akhirnya kami katakan kepada wanita itu, "Keluarkanlah surat itu, atau kalau tidak kami akan menelanjangimu." Wanita itu berkata, "Tidakkah kamu takut kepada Allah, bukankah kalian orang-orang muslim?" Kami berkata, "Kamu keluarkan surat itu atau kami telanjangi kamu." Amr ibnu Murrah menceritakan bahwa akhirnya wanita itu mengeluarkan surat tersebut dari kain kembennya. Menurut Habib ibnu Abu Sabit, wanita itu mengeluarkan surat tersebut dari liang vaginanya, lalu kami datangkan surat itu kepada Rasulullah Saw., dan ternyata surat itu dari Hatib ibnu Abu Balta'ah. Maka berdirilah Umar dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, dia telah berkhianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, maka izinkanlah bagiku memukul batang lehernya." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memperhatikan ahli Badar dengan perhatian yang khusus dan berfirman, "Berbuatlah menurut apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Aku Maha Melihat terhadap semua yang kamu kerjakan." Maka berlinanganlah air mata Umar dan berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Lalu Rasulullah mengundang Hatib dan bertanya, "Hai Hatib, apakah yang mendorongmu berbuat seperti itu?" Hatib menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang yang mendompleng pada orang-orang Quraisy, dan aku memiliki harta dan keluarga yang ada di kalangan mereka, sedangkan tiada seorang pun dari sahabatmu melainkan dia mempunyai orang yang membela harta dan keluarganya. Maka aku menyampaikan informasi itu kepada mereka (agar keluarga dan hartaku yang ada di sana tidak diganggu). Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Hatib benar, janganlah kamu berkata mengenai Hatib melainkan hanya kebaikan belaka.Habib ibnu Abu Sabit mengatakan bahwa lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad),karena rasa kasih sayang. (Al-Mumtahanah: 1), hingga akhir ayat.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ibnu Humaid, dari Mahran, dari Abu Sinan berikut sanadnya yang semisal. Para pemilik kitab Magazi was Siyar telah mengetengahkan pula hal ini.

Untuk itu Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar mengatakan di dalam kitab Sirah-nya, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ja'far ibnuz Zubair, dari Urwah ibnuz Zubair dan lain-lainnya, dari kalangan ulama kita, bahwa ketika Rasulullah Saw. telah bertekad untuk berangkat menuju ke Mekah, maka Hatib ibnu Abu Balta'ah berkirim surat kepada orang-orang Quraisy, memberitakan kepada mereka tentang kebulatan tekad Rasulullah Saw. untuk berangkat menuju mereka. Kemudian surat itu ia titipkan kepada seorang wanita, yang menurut Muhammad ibnu Ja'far diduga wanita itu berasal dari Muzayyanah, sedangkan selain dia menduganya bernama Sarah maula Bani Abdul Muttalib. Kemudian Hatib memberinya hadiah sebagai imbalan menyampaikan surat tersebut kepada orang-orang Quraisy. Lalu wanita itu menyimpan surat tersebut di dalam gelungan rambutnya, lalu berangkat menuju ke Mekah. Dan datanglah berita dari langit kepada Rasulullah Saw. yang menceritakan tentang apa yang dilakukan oleh Hatib itu. Maka beliau mengutus Ali ibnu AbuTalib dan Az-Zubair ibnul Awwam seraya berpesan kepada keduanya: Kejarlah olehmu berdua seorang wanita yang membavsa surat Hatib ditujukan kepada orang-orang Ouraisyyang isinya memperingatkan mereka tentang apa yang telah kita sepakati terhadap urusan mereka. Maka keduanya keluar hingga dapat mengejarnya di Hulaifah, yaitu tempatnya Bani Abu Ahmad. Lalu keduanya menurunkan wanita itu dari untanya dan memeriksa barang bawaannya, tetapi keduanya tidak menemukan surat tersebut. Ali ibnu Abu Talib berkata kepada wanita itu, "Sesungguhnya aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa Rasulullah tidak dusta dan beliau tidak pernah berdusta kepada kami. Sekarang kamu harus mengeluarkan surat itu; atau kalau tidak, maka kami benar-benar akan membuka pakaianmu." Ketika wanita itu melihat bahwa ancaman Ali sungguhan, maka ia berkata, "Berpalinglah kamu." Maka Ali memalingkan mukanya, dan wanita itu membuka gelungan rambutnya dan mengeluarkan surat tersebut darinya, selanjutnya surat itu ia serahkan kepada Ali. Kemudian Ali r.a. menyerahkan surat itu kepada Rasulullah Saw., lalu beliau Saw. memanggil Hatib dan bertanya kepadanya, "Hai Hatib, apakah yang mendorongmu berbuat demikian?" Hatib menjawab, "Wahai Rasulullah, ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, aku tidak berubah dan tidak pula berganti (agama). Tetapi aku adalah seorang yang tidak memiliki famili dan kerabat di kalangan kaum Quraisy, sedangkan aku mempunyai anak-anak dan keluarga di kalangan mereka, maka aku bermaksud membuat suatu jasa (budi) kepada mereka." Maka Umar berkata, "Wahai Rasulullah, biarkanlah aku menebas batang lehernya, karena sesungguhnya dia adalah seorang munafik." Rasulullah Saw. bersabda:Tahukah kamu, hai Umar, barangkali Allah memberikan perhatian yang khusus kepada ahli Badar, lalu Dia berfirman, "Berbuatlah menurut apa yang kamu kehendaki, karena sesungguhnya Aku telah memberikan ampunan bagimu." Lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya berkenaan dengan kisah Hatib ini, yaitu: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh­Ku dan musuhmu menjadi teman-teman sedayang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang. (Al-Mumtahanah: 1) sampai dengan firman-Nya: Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang ada bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (Al-Mumtahanah: 4) hingga akhir kisah.

Telah diriwayatkan pula oleh Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Urwah hal yang semisal. Hal yang sama telah dikatakan oleh Muqatil ibnu Hayyan, bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan Hatib ibnu Abu Balta'ah, bahwa dia menyuruh Sarah maula Bani Hasyim untuk membawa suratnya, dan ia memberinya hadiah sepuluh dirham. Lalu Rasulullah Saw. mengirimkan Umar ibnul Khattab dan Ali ibnu Abu Talib untuk mengejarnya, hingga keduanya dapat mengejarnya di Al-Juhfah. Kemudian selanjutnya sama dengan kisah di atas. Telah diriwayatkan pula dari As-Saddi hal yang mendekati kisah di atas. Dan hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, Qatadah, dan Mujahid serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan kisah Hatib ibnu Abu Balta'ah.

Firman Allah Swt.:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ}

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh­Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu. (Al-Mumtahanah: 1)

Yakni kaum musyrik dan orang-orang kafir yang selalu memerangi Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin. Allah memerintahkan agar mereka dimusuhi dan diperangi serta melarang mengambil mereka menjadi kekasih, teman, dan orang-orang yang terdekat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ}

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (Al-Maidah: 51)

Ini mengandung ancaman yang keras dan peringatan yang pasti. Dan Allah Swt. telah berfirman pula dalam ayat yang lainnya:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan,(yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (Al-Maidah: 57)

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا}

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu). (An-Nisa: 144)

Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:

{لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ}

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. (Ali Imran: 28)

Karena itulah maka Rasulullah Saw. menerima alasan dan permintaan maaf dari Hatib, karena sesungguhnya dia melakukan hal itu semata-mata hanyalah sebagai sikap diplomasi dan basa-basinya terhadap orang-orang Quraisy, mengingat dia memiliki harta dan anak-anak di kalangan mereka.

Sehubungan dengan hal ini perlu diketengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:

حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ سَلَّامٍ، حَدَّثَنَا الْأَجْلَحُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي مُسْلِمٍ، عَنْ رِبْعَيِ بْنِ حِرَاشٍ، سَمِعْتُ حُذيفة يَقُولُ: ضَرَب لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْثَالًا وَاحِدًا وَثَلَاثَةً وَخَمْسَةً وَسَبْعَةً، وَتِسْعَةً، وَأَحَدَ عَشَرَ -قَالَ: فَضَرَبَ لَنَا مِنْهَا مَثَلًا وَتَرَكَ سَائِرَهَا، قَالَ: "إِنَّ قَوْمًا كَانُوا أَهْلَ ضَعْفٍ وَمَسْكَنَةٍ، قَاتَلَهُمْ أَهْلُ تَجَبُّرٍ وَعَدَاءٍ، فَأَظْهَرَ اللَّهُ أَهْلَ الضَّعْفِ عَلَيْهِمْ، فَعَمَدوا إِلَى عَدُوهم فَاسْتَعْمَلُوهُمْ وَسَلَّطُوهُمْ، فَأَسْخَطُوا اللَّهَ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ"

telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Al-Ahlaj, dari Qais ibnu Abu Muslim, dari Rib'i ibnu Hirasy, bahwa ia pernah mendengar Huzaifah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah menceritakan kepada kami berbagai tamsil (perumpamaan), sebanyak sekali, tiga kali, lima kali, tujuh kali, sembilan kali, dan sebelas kali. Lalu beliau Saw. membuatkan bagi kami sebuah tamsil saja darinya, sedangkan yang lain ditinggalkannya. Beliau Saw. bersabda: Sesungguhnya pernah ada suatu kaum yang lemah lagi miskin, mereka diperangi oleh orang-orang yang sewenang-wenang dan suka permusuhan, kemudian Allah memenangkan orang-orang yang lemah atas mereka. Sesudah itu orang-orang yang tadinya lemah itu dengan sengaja berteman dengan musuh mereka dan menjadikan musuh mereka mempunyai jabatan dan kekuasaan atas diri mereka. Maka Allah murka terhadap kaum yang lemah itu sampai hari mereka bersua dengan-Nya.

Firman Allah Swt.:

{يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ}

mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu. (Al-Mumtahanah: 1)

Alasan ini dan yang sebelumnya menggugah kaum mukmin untuk memusuhi mereka dan tidak boleh menjadikan mereka teman, karena mereka telah mengusir Rasul dan para sahabatnya dari kalangan mereka, sebab mereka benci kepada ajaran tauhid dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

{أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ}

karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. (Al-Mumtahanah: 1)

Yakni kamu tidak mempunyai dosa terhadap mereka, melainkan hanya semata-mata karena kamu beriman kepada Allah, Tuhan semesta alam. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ. الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ}

Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji.(Al-Buruj: 8)

Dan firman Allah Swt.:

{الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ}

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah.”(Al-Hajj: 40)

Adapun firman Allah Swt.:

{إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي}

Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku. (Al-Mumtahanah: 1)

Yakni jika niatmu memang demikian, maka janganlah kamu mengambil mereka sebagai teman-teman dekatmu. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwajika kamu benar keluar hanya untuk berjihad di jalan-Ku dan meraih rida-Ku kepada kalian, maka janganlah kalian berteman dengan musuh-musuh-Ku dan musuh-musuh kalian. Sesungguhnya mereka telah mengusir kalian dari rumah dan harta benda kalian, karena benci dan tidak suka dengan agama kalian.

Firman Allah Swt.:

{تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ}

Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. (Al-Mumtahanah: 1)

Yakni kamu lakukan hal itu, sedangkan Aku mengetahui semua rahasia dan apa yang terkandung di dalam hati serta apa yang dinyatakan.

{وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ}

Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu). (Al-Mumtahanah: 1-2)

Maksudnya, seandainya mereka mempunyai kemampuan untuk mengalahkan kalian, tentulah mereka tidak segan-segan menyakiti kalian dengan ucapan dan tangan mereka.

{وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ}

dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. (Al-Mumtahanah: 2)

Yaitu mereka sangat menginginkan agar kamu tidak memperoleh suatu kebaikan pun. Dengan kata lain, permusuhan mereka kepada kalian telah mendarah daging, baik lahir maupun batinnya. Maka mengapa kalian berteman dengan orang-orang seperti mereka? Ini pun merupakan alasan lain yang menggugah hati kaum mukmin untuk memusuhi mereka.

Firman Allah Swt.:

{لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ}

Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada hari kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Mumtahanah: 3)

Yakni kekerabatanmu tidak dapat memberikan manfaat kepadamu di sisi Allah. Apabila Allah menghendaki keburukan bagimu, dan pemberian manfaat mereka (kepadamu) tidak akan sampai kepadamu, jika kamu membuat mereka puas terhadap apa yang dimurkai oleh Allah Swt. Dan barang siapa yang membiarkan keluarganya dalam kekafiran untuk memuaskan hati mereka, maka sesungguhnya dia kecewa, merugi, dan lenyap amalnya; dan tiada bermanfaat baginya di sisi Allah hubungan kekerabatannya, siapapun dia adanya, sekalipun dia adalah orang yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan salah seorang nabi.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَيْنَ أَبِي؟ قَالَ: "فِي النَّارِ" فَلَمَّا (1) قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ: "إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Sabit ibnu Anas, bahwa seorang lelaki pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah ayahku?" Rasulullah Saw. menjawab, "Di dalam neraka." Ketika lelaki itu pergi, beliau memanggilnya dan bersabda kepadanya, "Sesungguhnya ayahku (pun jika sama seperti ayahmu masuk neraka pula."

Hadis riwayat Imam Muslim dan Imam Abu Daud melalui Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.

WALLOHUL WALIYYUT TAUFIQ ILA SABILUL HUDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar