Translate

Selasa, 10 Juli 2018

Fadhilah Dzikir Berjama'ah

Ada sekelompok orang yang berkata bahwa majelis dzikir itu bid’ah dan haram untuk dilakukan. Menurut mereka tidak ada hadits yang menjelaskan tentang dzikir yang dilakukan secara berjamaah. Masih menurut mereka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berdzikir secara berjamaah, demikian pula dengan para shahabat dan salaf ash-shalih. Mereka semua mengingkari adanya dzikir secara berjamaah.

Dzikir adalah ibadah yang paling agung, sementara masjid adalah rumah ibadah dan tempat paling utama. Dzikir di masjid memiliki keistimewaan tertentu karena kemuliaan masjid, kesuciannya, turunnya malaikat di masjid dinisbatkannya masjid kepada Allah (Baitullah).

Allah berfirman:
وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللهِ كَثِيْرًا ﴿40﴾

"Dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah" (Al-Hajj: 40)

Allah berfirman:

فِي بُيُوْتٍ أَذِنَ اللهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَاْلآصَالِ ﴿٣٦﴾ رِجَالٌ لاَّ تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَ بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ ... ﴿٣٧﴾

"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah" (Al-Nur: 36)

Maka Allah memerintahkan untuk mengagungkan masjid, membaca asma Allah di masjid, yaitu Lailaha illallah, asma' al-husna atau yang lain, salat di masjid, belajar-mengajar ilmu agama yang berkaitan dengan Allah, dan sebagainya yang termasuk dzikir kepada Allah.

Ketika ada seorang A'rabi datang ke masjid dan ia kencing di dalamnya karena tidak tahu tentang kehormatan masjid, maka Rasulullah bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْئٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِىَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ (اخرجه مسلم)

"Sesungguhnya masjid ini tidak layak dari kencing dan kotoran. Masjid adalah untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca al-Quran" (HR Muslim)

Dan yang termasuk dalam kategori di atas adalah salat, mengajar ilmu agama, memberi mauidhah untuk jamaah dan membimbingnya, dan hal-hal lain yang meliputi dzikir kepada Allah.

Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri:

عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَيَعْلَمُ أَهْلُ اَلْجَمْعِ مَنْ أَهلُ اَلْكَرَمِ فَقِيْلَ وَمَنْ أَهْلُ اَلْكَرَمِ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَجَالِسُ الذكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ

"Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah berfirman di hari kiamat: Manusia yang dikumpulkan akan tahu siapa Ahlu al-Karam. Ada yang bertanya: Siapa Ahlu al-Karam wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Majlis-majlis dzikir di masjid-masjid"

Maka mereka mendapatkan tiga keutamaan, yaitu fadilah dzikir, fadilah berkumpul untuk berdzikir dan fadilah dilakukan di masjid. Inilah keutamaan-keutamaan agung yang diperoleh mereka.

Ayat-ayat al-Quran dan Hadis-hadis diatas merupakan sebuah dalil tentang keutamaan berdzikir di masjid, dan masjidlah tempat berdzikir, bahkan masjid adalah tempat yang paling utama. Maka dianjurkan bagi orang-orang mukmin untuk memiliki majlis dan halaqah (perkumpulan) dzikir di masjid-masjid untuk berdzikir bersama.

Tidak diragukan bahwa dzikrullah (mengingat Allah) merupakan salah satu ibadah yang agung. Dengan dzikrullah seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya, mengisi waktunya dan memanfaatkan nafas-nafasnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : ” إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً فُضُلاً يَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ ، قَالَ : فَيَسْأَلُهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ . مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُولُونَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ ، وَيُكَبِّرُونَكَ ، وَيُهَلِّلُونَكَ ، وَيَحْمَدُونَكَ ، وَيَسْأَلُونَكَ . قَالَ : وَمَاذَا يَسْأَلُونِي ؟ قَالُوا : يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ . قَالَ : وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي ؟ قَالُوا : لاَ , أَيْ رَبِّ . قَالَ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي ؟ قَالُوا : وَيَسْتَجِيرُونَكَ . قَالَ : وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي ؟ قَالُوا : مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ ، قَالَ : وَهَلْ رَأَوْا نَارِي ؟ قَالُوا : لاَ . قَالَ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي ؟ قَالُوا : وَيَسْتَغْفِرُونَكَ . – قَالَ – فَيَقُولُ : قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا – قَالَ – فَيَقُولُونَ : رَبِّ فِيهِمْ فُلاَنٌ , عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ . قَالَ : فَيَقُولُ : وَلَهُ غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ

Dari Abu Hurairah –Radhiyallahu’anhu- dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah yang Mahasuci dan Mahatinggi mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, mereka pun duduk disana dengan membentangkan sayap mereka, hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit paling bawah, dan jika majelis dzikir itu telah selesai, mereka pun naik ke langit.” Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meneruskan sabdanya : “Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka. Dan Dia lebih tahu daripada mereka. “Kalian datang dari mana?” Mereka (para malaikat) berkata : “Kami datang dari sisi hamba – hamba Mu dibumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid dan meminta kepada Mu.” Lalu Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya : “Apa yang mereka minta?” Para Malaikat menjawab : “Mereka memohon surga-Mu?” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya lagi : “Apakah mereka pernah melihat Surga Ku?” Para Malaikat menjawab : “Belum, mereka belum pernah melihatnya.” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihat surga-Ku” Para malaikat berkata lagi : “Mereka juga memohon perlindungan kepada Mu.” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya : “Dari apa mereka meminta perlindungan kepada Ku?” Para Malaikat menjawab : “(Mereka meminta perlindungan) dari Neraka Mu ya Rabb.” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya lagi : “Apakah mereka pernah melihat neraka Ku?” Para Malaikat menjawab : “Belum pernah” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihat neraka Ku.” Para Malaikat pun berkata : “Mereka juga memohon ampun kepada Mu?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Ketahuilah hai para Malaikat Ku, Sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta dan melindungi mereka dari neraka.” Para Malaikat berkata : “Ya Rabb, didalam majelis itu ada seorang hamba yang banyak berbuat dosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka.” Allah Subhanahu wa ta’ala pun berfirman : “Sesungguhnya Aku telah mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tidak akan celaka karena mereka.” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah didalam shahih nya, hadits no 6839 : 2689]

Ketika mengomentari hadits ini, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata:

وَفِي الْحَدِيْثِ فَضْلُ مَجَالِسِ الذِّكْرِ وَالذَّاكِرِيْنَ وَفَضْلُ اْلاِجْتِمَاعِ عَلَى ذَلِكَ وَاَنَّ جَلِيْسَهُمْ يَنْدَرِجُ مَعَهُمْ فِيْ جَمِيْعِ مَا يَتَفَضَّلُ اللهُ تَعَالَى بِهِ عَلَيْهِمْ اِكْرَامًا لَهُمْ وَلَوْ لَمْ يُشَارِكْهُمْ فِيْ أَصْلِ الذِّكْرِ

“Hadits tersebut mengandung keutamaan majelis-majelis dzikir, orang-orang yang berdzikir dan keutamaan berkumpul untuk berdzikir, orang yang duduk, akan masuk dalam golongan mereka dalam semua apa yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada mereka, karena memuliakan mereka, meskipun ia tidak mengikuti mereka dalam berdzikir.” (Fath al-Bari, Juz 11, halaman 213).

Perhatikanlah hadits di atas dan penjelasan yang disampaikan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar tentang makna yang terkandung di dalamnya. Bukankah dengan hadits itu sudah cukup jelas bagi kita bahwa majelis dzikir atau dzikir berjamaah itu memiliki landasan syar’i? Di dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kepada kita bahwa para malaikat hadir di tengah-tengah kelompok orang yang melakukan dzikir secara berjamaah. Bahkan ketika para malaikat itu kembali menghadap Allah, mereka menceritakan kepada Allah bahwa sekelompok orang yang mereka temui itu sedang bersama-sama membaca tasbih, takbir, tahmid dan tamjid.

Jika semua orang yang hadir di majelis tersebut berdzikir dengan menyebut bacaan yang sama, memohon agar mendapatkan surga dan bersama-sama memohon perlindungan kepada Allah dari siksa neraka; bukankah itu namanya majelis dzikir? Karena mereka melakukannya secara bersama-sama, bukankah itu namanya dzikir bersama atau berjamaah? Lalu, di mana letak kebenaran ungkapan sekelompok orang yang mengatakan bahwa dzikir berjamaah itu bid’ah? Semoga Allah menjernihkan hati mereka sehingga melihat hakikat kebenaran syari’at dzikir berjamaah.

Sebagaimana dzikir boleh dilakukan secara sendiri dan dalam keadaan sepi, dzikir juga boleh dilakukan secara bersama dan terbuka. Bahkan inilah yang lebih utama dan agung.

Sebagaimana dalam hadis Mu'awiyah:

عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلَقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلإِسْلاَمِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلاَّ ذَاكَ ؟ قَالُوْا وَاللهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلاَّ ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيْلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ (رواه مسلم والترمذي والنسائي)

"Rasulullah Saw keluar menemui sekelompok para sahabat. Beliau bertanya: Apa yang membuat kalian duduk disini? Mereka menjawab: Kami duduk disini untuk berdzikir kepada Allah, kami memujinya atas limpahan hidayah agama Islam kepada kami dan telah memberi anugerah kepada kami. Rasulullah bertanya: Demi Allah, apakah tidak ada tujuan lain? Sahabat menjawab: Demi Allah kami tidak punya tujuan lain. Rasulullah bersabda: Saya tadi bersumpah bukan karena berprasangka buruk pada kalian, tetapi karena Jibril datang kedapaku dan mengabarkan bahwa Allah mmembanggakan kalian kepada para malaikat" (HR Muslim, al-Turmudzi dan al-Nasa'i)

Kalau Anda memperhatikan dengan teliti hadits ini maka Anda akan temukan informasi bahwa majelis dzikir telah dilakukan oleh para shahabat dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir di tengah mereka untuk menyampaikan bahwa Allah membanggakan orang-orang yang membentuk majelis dzikir di hadapan para malaikat-Nya. Tentu saja informasi yang disampaikan oleh Muawiyah ra ini jauh lebih layak kita percaya daripada ungkapan orang-orang yang dengan dorongan hawa nafsunya mengatakan bahwa para shahabat tidak pernah membentuk majelis dzikir dan hadir di dalamnya. Semoga Allah memberikan petunjuk ke dalam hati mereka.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, mereka bersaksi bahwa:

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَأَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ لاَ يَقعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهِ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)

"Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada sekelompok kaum pun yang berdzikir kepada Allah, kecuali malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, ketenangan akan datang pada mereka,  dan Allah akan menyebutnya di dalam orang-orang dekatnya" (HR Muslim)

Begitu pula riwayat dari Anas:

وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ إِنَّ ِللهِ سَيَّارَةً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ وَحَفُّوْا بِهِمْ ثُمَّ بَعَثُوْا رَائِدَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ إِلَى رَبِّ الْعِزَّةِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا أَتَيْنَا عَلَى عِبَادٍ مِنْ عِبَادِكَ يُعَظِّمُوْنَ آلاَئِكَ وَيَتْلُوْنَ كِتَابَكَ وَيُصَلُّوْنَ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَسْأَلُوْنَكَ ِلآخِرَتِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِي فَيَقُوْلُوْنَ يَا رَبِّ إِنَّ فِيْهِمْ فُلاَنًا الْخَطَّاءَ إِنَّمَا اعْتَنَقَهُمْ اِعْتِنَاقًا! فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِي فَهُمْ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ (رواه البزار)

"Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling mencari kelompok-kelompok dzikir. Jika mereka telah mendatanginya dan mengelilinginya, mereka mengutus pimpinan mereka ke langit, kepada Tuhan pemilik keagungan. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, kami telah mendatangi sebagian hamba-Mu yang mengagungkan nikmat-nikmat-Mu, membaca kitab-Mu, bershalawat kepada Nabi-Mu, Muhammad Saw, meminta kepada-Mu untuk urusan akhirat dan dunia mereka. Allah berfirman: Naungi mereka dengan rahmat-Ku. Malaikat berkata: Sesungguhnya dalam kelompok itu ada seseorang yang banyak berbuat salah dan ia hanya ikut-ikutan saja. Allah berfirman: Naungi mereka dengan rahmat-Ku. Mereka adalah ahli ibadah yang tak terpengaruh keburukan orang lain" (HR al-Bazzar)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ِللهِ مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً فُضَلاَءَ يَلْتَمِسُوْنَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فِي اْلأَرْضِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَى مَجْلِسِ ذِكْرٍ حَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادِكَ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُحَمِّدُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ وَيَسْأَلُوْنَكَ وَيَسْتَجِيْرُوْنَكَ فَيَقُوْلُ مَا يَسْأَلُوْنَنِي وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا يَسْأَلُوْنَكَ الْجَنَّةَ فَيَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُوْلُ كَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا ثُمَ يَقُوْلُ وَمِمَّ يَسْتَجِيْرُوْنَنِي وَهُوَ أَعْلَمُ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ مِنَ النَّارِ فَيَقُوْلُ هَلْ رَأَوْهَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ لاَ فَيَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا ثُمَّ يَقُوْلُ اِشْهَدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ وَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوْنِيْ وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوْنِي فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا إِنَّ فِيْهِمْ عَبْدًا خَطَّاءَ جَلَسَ إِلَيْهِمْ وَلَيْسَ مَعَهُمْ فَيَقُوْلُ وَهُوَ أَيْضًا قَدْ غَفَرْتُ لَهُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ (رواه مسلم والحاكم واللفظ له)

"Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah memiliki malaikat utama yang berkeliling mencari majlis-majlis dzikir di bumi. Jika mereka mendatangi majlis dzikir, maka sebagian mereka mengepakkan sayap-sayap mereka ke langit. Allah berfirman: Darimana kalian? Dan Allah maha mengetahui. Malaikat berkata: Kami dari hamba-hamba-Mu yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, memuji-Mu, bertahlil kepada-Mu, meminta kepada-Mu dan mencari keselamatan dari-Mu. Allah berfirman: Apa yang mereka minta? Dan Allah maha mengetahui.Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, mereka meminta surga. Allah berfirman: Apakah mereka melihat surga? Malaikat menjawab: Tidak, wahai Tuhanku. Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka melihatnya? Lalu Allah berfirman: Mereka minta keselamatan dari apa? Dan Allah maha mengetahui. Malaikat menjawab: Dari neraka. Allah berfirman: Apakah mereka melihat neraka? Malaikat menjawab: Tidak. Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka melihatnya? Allah berfirman: Saksikanlah bahwa Aku mengampuni mereka, Aku memberikan permintaan mereka dan Aku kabulkan permintaan keselamatan mereka. Malaikat berkata: Wahai Tuhanku, disana ada seorang hamba yang banyak berbuat salah dan dia bukan kelompok mereka. Allah berfirman: Aku ampuni dia. Mereka adalah kaum yang tak terpengaruh keburukan orang lain." (HR Muslim dan al-Hakim, redaksi hadis riwayat al-Hakim)

Imam Nawawi berkata:

وَقَالَ النَّوَوِيُّ فِي هَذَا الْحَدِيْثِ فَضِيْلَةُ الذِّكْرِ وَفَضِيْلَةُ مَجْلِسِهِ وَالْجُلُوْسِ مَعَ اَهْلِهِ وَاِنْ لَمْ يُشَارِكْهُمْ وَفَضِيْلَةُ مُجَالَسَةِ الصَّالِحِيْنَ وَبَرَكَتِهِمْ اهـ

"Dalam hadis ini terdapat keutamaan dzikir, keutamaan majlis dzikir dan berkumpul bersama ahli dzikir meskipun tidak sama seperti mereka, juga keutamaan berkumpul bersama orang sholeh dan berkah mereka"

Hadis dari Anas bin Malik:

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ جَمِيْعًا لاَ يُرِيْدُوْنَ بِذَلِكَ إِلاَّ وَجْهَهُ إِلاَّ نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ قُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ (رواه احمد والطبراني وابو يعلى)

"Rasulullah Saw bersabda: Tidak sekelompok kaum pun yang berdzikir semua kepada Allah, mereka mereka tidak mengharap apapun kecuali ridla Allah, kecuali mereka akan diseru dari langit: Berdirilah kalian telah diampuni. Aku telah menggantikan kejelekan kalian dengan kebaikan-kebaikan" (HR Ahmad, al-Thabrani dan Abu Ya'la)

Dan hadis riwayat dari Abu Darda':

وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَبْعَثَنَّ اللهُ أَقْوَامًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي وُجُوْهِهِمُ النُّوْرُ عَلَى مَنَابِرِ اللُّؤْلُؤِ يَغْبِطُهُمُ النَّاسُ لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ قَالَ فَجَثَّا أَعْرَابِيٌّ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا نَعْرِفُهُمْ قَالَ هُمُ الْمُتَحَابُّوْنَ فِي اللهِ مِنْ قَبَائِلَ شَتَّى وَبِلاَدٍ شَتَّى يَجْتَمِعُوْنَ عَلَى ذِكْرِ اللهِ يَذْكُرُوْنَهُ (رواه الطبراني)

"Rasulullah Saw bersabda: Allah akan membangkitkan kaum-kaum di hari kiamat, di wajahnya terdapat cahaya laksana mutiara, mereka dikerumuni banyak orang, mereka bukan nabi atau syuhada. Kemudian ada seorang a'rabi (suku pedalaman Arab) datang dengan melangkah menggunakan lututnya: Wahai Rasulullah, terangkan kepada kami tentang mereka agar kami mengenalnya. Rasulullah menjawab: Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, mereka dari suku yang berbeda dan dari negara yang berbeda, mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah dan mereka mengingat-Nya" (HR al-Thabrani)

Keutamaan Dzikir Secara Keras Di Masjid

Telah diketahui tentang keutamaan dzikir dan berkumpul untuk dzikir bersama, serta keutamaan dzikir di masjid. Jika melakukan dzikir di masjid dengan suara keras, maka ini adalah keutamaan di atas keutamaan yang lain.

Diriwayatkan dari Salman:

عَنْ سَلْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي عِنْدَ نُزُوْلِ قَوْلِهِ تَعَالَى وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً (الكهف ٢٨) يَلْتَمِسُهُمْ حَتَّى أَصَابَهُمْ فِي مُؤَخِّرِ الْمَسْجِدِ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي لَمْ يُمِتْنِي حَتَّى أَمَرَنِي أَنْ أَصْبِرَ نَفْسِي مَعَ قَوْمٍ مِنْ أُمَّتِي مَعَكُمُ الْمَحْيَا وَمَعَكُمُ الْمَمَاتُ (رواه ابو الشيخ)

"Rasulullah Saw berdiri, yakni saat turunnya ayat: 'Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas' (al-Kahfi: 28). Beliau mencari para sahabat dan akhirnya menemukan mereka di bagian belakang masjid sedang berdzikir kepada Allah. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Segala puji bagi Allah yang tidak mematikan aku hingga memerintahkan aku untuk bersabar bersama kaum dari umatku. Bersama kalian hidup dan bersama kalian mati" (HR Abu Syaikh 'Ibnu Hibban')

Dan yang dimaksud dengan doa disini adalah dzikir, sebagaimana dikutip oleh al-Alusi dalam tafsirnya.

Begitu pula riwayat Tsabit al-Bannani:

وَعَنْ ثَابِتٍ (الْبَنَّانِي) قَالَ كَانَ سَلْمَانُ فِي جَمَاعَةٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَمَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَفُّوْا فَقَالَ مَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ فَقُلْنَا نَذْكُرُ اللهَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ قُوْلُوْا فَاِنِّي رَأَيْتُ الرَّحْمَةَ تُنْزَلُ عَلَيْكُمْ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُشَارِكَكُمْ فِيْهَا ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ فِي أُمَّتِي مَنْ أُمِرْتُ أَنْ أَصْبِرَ نَفْسِي مَعَهُمْ (رواه احمد في الزهد) .

"Salman berada dalam kelompok yang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Kemudian Nabi Saw lewat, maka mereka berhenti (dari kegiatannya). Rasul bertanya: Apa yang kalian ucapkan? Kami menjawab: Kami berdzikir kepada Allah, wahai Rasulullah. Nabi bersabda: Baca dzikir tersebut!Sebab aku melihat rahmat diturunkan pada kalian, maka saya senang bergabung dengan kalian. Kemudian Nabi bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan umatku sebuah kelompok yang aku diperintahkan untuk bersabar bersama mereka"(HR Ahmad dalam kitab al-Zuhud).

(قَالَ الشَّيْخُ اِسْمَاعِيْلُ) "وَكَانَ هَذَا الذِّكْرُ جَهْرًا بِقَرِيْنَةِ قَوْلِهِ "فَكَفُّوْا" وَقَوْلِهِ "مَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ" وَقَدْ اَقَرَّهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَا كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ وَاَثْنَى عَلَيْهِمْ فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى تَشْرِيْعِهِ فِي الْمَسَاجِدِ جَهْرًا وَفَضْلِهِ الْعَظِيْمِ"

(Syaikh Ismail berkata) "Dzikir di atas dilakukan dengan suara keras, dengan bukti kalimat 'mereka berhenti' dan kalimat 'apa yang kalian ucapkan'. Dan Nabi Saw benar-benar menyetujui atas dzikir yang dibaca oleh para sahabat, juga memujinya. Maka ini menunjukkan disyariatkannya dzikir di masjid-masjid secara keras dan mengandung keutamaan yang agung."

Dalil lainnya adalah diperbolehkannya melantunkan syair di dalam masjid, jika dalam syair tadi mengandung pujian yang benar, petuah-petuah, etika, atau ilmu-ilmu yang bermanfaat. Melantunkan syair ini sudah pasti dengan suara keras dan berkumpul bersama. Hassan bin Tsabit telah benar-benar melantunkan syair-syair pujian kenabian di masjid di hadapan Rasulullah Saw dan para sahabat.

Diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari bahwa:

وَفِي صَحِيْحِ الْبُخَارِيْ اَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَرَّ فِي الْمَسْجِدِ وَحَسَّانُ يُنْشِدُ فِيْهِ الشِّعْرَ فَلَحِظَ اِلَيْهِ فَقَالَ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيْهِ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ بِاللهِ أَسَمِعْتَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِ قَالَ نَعَمْ.

"Umar lewat di masjid sementara Hassan membaca syair. Hassan melirik kepadanya dan berkata: Saya membaca syair di masjid, dan di dalamnya ada orang yang lebih baik daripada anda. Kemudian Umar menoleh ke Abu Hurairah, lalu bertanya: Saya bersumpah untukmu demi Allah, apakah kamu mendengar Rasulullah bersabda: Kabulkan saya, Ya Allah, kokohkan Hassan dengan malaikat Jibril? Abu Hurairah menjawab: Ya, saya mendengarnya"

Jika mengeraskan suara di dalam masjid dengan melantunkan syair saja diperbolehkan, maka dengan berdzikir kepada Allah lebih utama untuk diperbolehkan. Namun diperbolehkannya mengeraskan dzikir di masjid tidak secara mutlak, tetapi sekira tidak mengganggu kepada orang yang sedang salat, terlebih salat wajib, karena sebuah hadis yang artinya: 'Janganlah orang yang membaca al-Quran mengganggu orang yang salat.' Sebagaimana orang yang membaca al-Quran, orang yang berdzikir juga tidak boleh mengganggu orang salat. Jika dzikir yang dibaca tidak sampai mengganggu orang yang salat karena jaraknya yang jauh, atau suaranya tidak terlalu keras, dan sebagainya, maka boleh mengeraskan dzikir.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar