Translate

Jumat, 19 Juli 2019

Doa Ketika Bekam

Di antara pengobatan ala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah berhijamah yang disebut dalam bahasa melayu dengan bekam atau sanggrah.

Ada hal yang sangat penting dilakukan ketika berbekam untuk mendapatkan manfaat secara maksimal adalah lagi-lagi dengan mengikuti panduan Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam yakni berdoa. Selain berniat mengamalkan sunnah Rasul sebagai terapi kesembuhan penyakit hendaknya orang yang berbekam membaca doa dan memohon kesembuhan kepada Allah lantaran pada hakikatnya bukan bekam atau si tukang bekam yang menyembuhkan penyakit tetapi Allah Taala.

Imam Ibn as-Sunni meriwayatkan dari sayyidina Ali radiyallahu ‘anhu dia berkata: bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ آيَةَ اْلكُرْسِيِّ عِنْدَ اْلحِجَامَةِ كَانَتْ مَنْفَعَةَ حِجَامَتِهِ

‘Siapa saja yang membaca ayat kursi ketika dia berbekam, maka bermanfaat bagi berbekamnya’.

Syekh Ibrahim Bin Abdurrahman al-Azraq dalam kitab Tashilul Manafi halaman 52 mengutip pendapat Imam Ibn Al-Jauziy rahimahullah yang mengatakan bahwa orang yang ingin dibekam sebelumnya hendaknya ia membaca surat al-Fatihah 7 kali dan membaca ayatul Kursiy. Sedangkan si tukang bekam ia dianjurkan membaca bagian ayat-ayat al-Qur'an (seperti surat-surat pendek qulhu, alfalaq, annas atau ayat-ayat kesembuhan) atau doa-doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Setelah dibekam, hendaknya ia membaca doa;

اللَّهُمَّ إلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي ؛ وَقِلَّةَ حِيلَتِي ؛ وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ ؛ أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبِّي . اللَّهُمَّ إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي أَمْ إلَى عَدُوٍّ مَلَّكْتَهُ أَمْرِي ؛ إنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلَا أُبَالِي ؛ غَيْرَ أَنَّ عَافِيَتَكَ أَوْسَعُ لِي ؛ أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي أَشْرَقَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ ؛ وَصَلَحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ أَنْ يَنْزِلَ بِي سَخَطُكَ ؛ أَوْ يَحِلَّ عَلَيَّ غَضَبُكَ ؛ لَكَ
الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى ؛ فَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِكَ

Ya Allah hanya kepadamu aku mengadukan kelemahan kekuatanku, Keterbatasan kemampuhanku dan kehinaanku dalam pandangan manusia wahai Dzat yang paling Penyayang. Engkaulah Tuhan orang-orang yang tertindas dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau akan menyerahkanku, apakah kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, atau kepada musuh yang Engkau menguasakan urusanku kepadanya?

Andaikan Engkau tidak marah kepadaku, maka aku tidak akan peduli. Akan tetapi sesungguhnya Ampunan-MU Maha Luas bagiku. Aku berlindung dengan Cahaya Dzat-MU yang menjadi terang bersinarkegelapan karenanya dan menjadi baik urusan dunia akhirat karenanya. Dari Kemarahan-MU yang menimpa diriku atau kemurkaan-MU yang terjadi terhadap diriku. Hanya milik-MU kerelaan sehingga Engkau Ridlo dan tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan Izin-MU.

Setelah selesai bekam, tukang bekam memegang kepala orang yang dibekam dengan tangan kanannya lalu membaca doa di bawah ini 7 kali;

 اسأل الله العظيم رب العرش العظيم أن يشفيك

Aku mohon kepada Allah yang maha agung, pemilik arsy yang agung untuk menyembuhkanmu.

Orang yang dibekam menjawab dengan mengamini dia tersebut.

Riwayat dari Ahli Bait yakni dari Imam ar-Ridha menyebutkan Jika kalian ingin dibekam hendaknya kaluan duduk bersila lalu baca doa ini;

بسم الله الرحمن الرحيم، أعوذ بالله الكريم في حجامتي من العين في الدم، ومن كل سوء وأعلال وأمراض وأسقام وأوجاع، وأسألك العافية والمعافاة والشفاء من كل داء»

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Aku mohon perlindungan Allah yang maha dermawan pada bekam ini dari segala kejahatan mata jahat pada darahku ini dan dari segala keburukan, penyakit dan penderitaan. Aku mohon kepadaMu mendapat afiat, kebaikan dan kesembuhan segala penyakit.

Syekh Ibrahim al-Azraqiy mengatakan; Waktu yang paling bagus untuk berbekam adalah saat matahari terbit dan telah naik setinggi gala (4 derajat) yakni setelah 16 menit dari waktu syuruq (terbit). Jika terbit matahari jam 6 pagi, maka 16 menit kemudian itu waktu yang paling bagus.

Orang yang baru selesai melakukan jima (hubungan seks) dilarang melakukan bekam kecuali antara jima dengan berbekam sudah berlalu masa 12 jam lebih. Dan setelah berbekam dianjurkan mencuci bagian badan yang dibekam dengan ae lingin (air dingin).

Bagi orang yang sudah berusia 40 tahun lebih lakukan bekam paling tidak setaun 2 kali. Adapun di bawah 40, lakukan bekam sesuai dengan kelipatan umurnya. Jika umurnya 30 tahun, lakukan tiap sebulan sekali. Bila 25 tahun, lakukan tiap 25 hari hal tersebut dilakukan jika memang perlu atau sangat mendesak. Bila tidak, atau mugkin dapat bikin kondisi fisiknya makin lemah, maka jangan dilakukan.

Berbekam di bagian antara dua paha dan di kedua betis dapat menghilangkan bisul dan darah hitam. Bekam dibagian pundak untuk mendatangan rangsangan pada panca indera, menyembuhkan kepala penat dan menghilangkan penyakit Pelor (asal nempel molor).

Adapun sanad Muttasil kepada Imam Ibnus Sunniy rahimahullah prngarang kitab Amalul Yaumi Wal Lailah hingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagai berikut;

احمد بن احمد بن محمد الحسني عن العلامة المسند السيد صلاح الدين التجاني الحسني عن مسند الدنيا الشيخ محمد ياسين بن محمد عيسى الفاداني عن الشيخين العلامة الشيخ محمد علي بن حسين المالكي والشيخ عمر بن حمدان المحرسي عن الشيخ فالح بن محمد الظاهري عن الشيخ محمد بن علي الخطابي السنوسي عن الحافظ السيد مرتضى الزبيدي عن الشمس محمد سالم الحفني عن عبد العزيز الزيادي عن الشمس محمد بن العلاء البابلي عن الشيخ سالم بن محمد السنهوري عن النجم محمد بن احمد الغيطي عن القاضي زكريا الانصاري عن الحافظ احمد بن علي بن حجر العسقلاني عن ابي اسحاق ابراهيم بن احمد التنوخي عن ايوب بن نعمة الله النابلسي عن اسماعيل بن احمد القرافي عن عبد الرزاق بن اسماعيل القومسي عن ابي محمد عبد الرحمن بن احمد الدوني عن ابي نصر احمد حسين الكسار عن الحافظ ابي بكر احمد بن محمد اسحاق الدينوري المعروف بابن السني قالأخْبَرَنِي عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ يَحْيَى بْنِ قِيرَاطٍ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْخُرَاسَانِيُّ، ثنا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar