Translate

Rabu, 26 Agustus 2020

Tragedi Karbala Sebagai Kejahatan Politik Dimasa Lalu

Tragedi Karbala menjadi nestapa sejarah Islam yang kelam. Ketika nafsu kekuasaan merajalela, rasa hormat terhadap keturunan Nabi jadi hilang.

Dalam tragedi mengenaskan ini, di antara Ahlul Bait lainnya yang gugur bersama Husein adalah putera ‘Ali bin Abi Thalib  lainnya, yaitu Abu Bakar bin ‘Ali, ‘Umar bin ‘Ali, dan ‘Utsman bin ‘Ali . Juga putera Hasan sendiri, Abu Bakar bin Hasan. Namun anehnya, ketika kita mendengar kaset-kaset, ataupun membaca buku-buku Syi’ah yang menceritakan kisah pembunuhan Husein, keempat Ahlul Bait tersebut tidak pernah diungkit. Lantas, apa tujuannya?

Tentu saja, agar para pengikut Syi’ah tidak memberi nama anak-anak mereka dengan tiga nama sahabat Rasulullah  yang paling dibenci orang-orang Syi’ah, bahkan yang dilaknat oleh mereka setiap harinya.

Dan yang perlu kaum muslimin ketahui, bahwa Ubaidullah bin Ziyad dan Amr bin Dzi Al Jausyan merupakan pembela (syi’ah) Ali pada peristiwa perang Shiffin. Maka apabila hari ini kita menyaksikan orang-orang Syi’ah memperingati terbunuhnya Al Husein dalam perayaan Asy Syura dengan meratapi kesedihan atas peristiwa itu, sungguh adalah sebuah kedustaan. Mereka layaknya para pendahulu mereka, masyarakat Kufah yang telah mengkhianati Ali bin Abu Thalib juga Al Husein, hingga menyebabkan keduanya terbunuh.

Tragedi Karbala memperlihatkan dalam kepentingan politik tidak ada kawan dan lawan abadi. Yang abadi adalah kepentingan politik itu sendiri. Tidak melihat lagi siapa orang yang dihadapi. Walaupun cucu Nabi. 

Diantara nama para syuhada Karbala adalah berikut ini:

Keluarga Rasululloh Saw:

1- Sayyidina Husain bin Ali, cucunda Rasululloh Saw, pemimpin kafilah.
2- Sayyidina Abbas bin Ali, saudara Husain, pemimpin pasukan. Putra Imam Ali dari Ummul Banin. Pembawa bendera Karbala. 
3- Sayyidina Ali Akbar bin Husain, putra Imam Husain dari Ummu Laila. Syahid pada usia 18 tahun.
4- Sayyidina Ali Asghar bin Husain, dikenal dengan gelaran “Abdullah” (Imam Husain adalah “Abu Abdillah”), usia enam bulan, putra Imam Husain dari Rubab binti Imra al-Qays.
5- Sayyidina Umar bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
6- Sayyidina Ja’far bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
7- Sayyidina Abu Bakar bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
8- Sayyidina Abu Bakar bin Hasan, keponakan Imam Husain. Putra saudaranya Imam Hasan as.
9- Sayyidina Qasim bin Hasan, keponakan Imam Husain.
10- Sayyidina Qasim bin Abbas bin Ali, putra Abbas.
11- Sayyidina Fadhl bin Abbas bin Ali, putra Abbas (Abbas dikenal sebagai “Abul Fadhl”).
12- Sayyidina Abdullah bin Hasan bin Ali, keponakan Imam Husain.
13- Sayyidina ‘Aun bin Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah Zainab sa.
14- Sayyidina Muhammad bin ‘Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah Zainab sa. Kedua putra Sayyidah Zainab syahid di hadapannya. Imam membawa mereka ke dalam tenda. Semua keluarga menangis dan menjerit, kecuali Sayyidah Zainab. Ia berkata: “Aku tidak ingin Husain melihatku berduka. Hari ini aku bahagia dengan anak-anakku.”
15- Sayyidina Abdullah bin Muslim bin ‘Aqil, putra Muslim, saudara sepupu Imam Husain as.
16- Sayyidina Muhammad bin Muslim bin ‘Aqil.
17- Sayyidina Muhammad bin Sa’id.
18- Sayyidina Abdurrahman bin Aqil.
19- Sayyidina Ja’far bin Aqil bin Abi Thalib.

Syuhada dari Bani Asad:

1- Uns bin Hars al-Asadi.
2- Habib bin Mazahir, pemimpin pasukan sayap kiri. Di antara yang pernah berjumpa dengan Nabi Saw. Usia ketika syahid 70 tahun.
3- Muslim bin Ausaja. Di antara sahabat Rasulullah Saw. Pada malam Asyura, ketika Imam mengizinkan sekiranya ada yang hendak meninggalkan Karbala, untuk menyelamatkan diri dari pembantaian, Muslim berkata: “Wahai putra Rasululloh, ke mana aku harus berlari sekiranya aku tinggalkan engkau di sini?”
4- Qais bin Masyir.
5- Abu Samama Amr bin ‘Abdillah.
6- Burair Khuzair al-Hamadani, di antara yang sepuh di Karbala, sahabat Imam Ali di Kufah. Pada usia tuanya ia berangkat ke Karbala meminta izin untuk bertempur dan syahid bersama Imam.
7- ‘Amir bin Abdillah al-Hamadani
8- Syabib, mawla Hars bin Jabir
9- Hanala bin Asad
10- Abis Syakri
11- Abdurrahman Arhabi
12- Sayf bin Hars
13- Malik, sepupu Sayf bin Hars
14- Mauq bin Tsamamah al-Asadi.
15- Habsyi bin Qais al-Nahmi

Syuhada dari Bani Jahni:

1- Junada bin Hars
2- Majma bin Abdullah
3- Hajjaj bin Masruq, muadzin kafilah Imam Husain as.

Syuhada dari Anshar:

1- Umar bin Qarza
2- Abdurrahman bin Abdi Rabb Khazrji
3- Junada bin Ka’ab
4- Amer bin Junada bin Ka’ab, ia diantarkan untuk bergabung bersama Imam oleh ibunya.
5- Na’im bin Ajlan
6- Sa’ad dan 7- Abdul Hatuf bin Hars Anshari, sepasang saudara kembar di Karbala.

Syuhada dari Bani Biji dan Khas’ami

1- Zuhayr bin Qayn, pemimpin pasukan sayap kanan. Ia kepala suku di kaumnya. Ia punya banyak pengaruh di Kufah. Awalnya ia bekerja pada Khalifah Utsman. Sepulang haji, ia bertemu Imam dan terpesona oleh keindahan akhlak Al-Husain. Sebelum bergabung dengan Imam, ia menceraikan istrinya, menyampaikan salam perpisahan dan memilih untuk bergabung dengan Imam Husain as.
2- Salaman bin Mazarib, sepupu Zuhayr.
3- Sa’id bin ‘Umar
4- Abdullah bin Basyir

Syuhada dari Bani Kindi dan Ghiffari:

1- Yazid bin Zaid Kindi
2- Harb bin Imru al-Qais
3- Zahir bin ‘Amir
4- Basyir bin ‘Amir
5- Abdullah Arwah Ghiffari
6- Jon, mawla Abu Dzarr al-Ghiffari
7- Abdurrahman bin Urawah bin Harraq
8- Abdullah bin Urawah bin Harraq
9- Zawir bin Amr al-Kindi

Syuhada dari Bani Kalbi:

1- Abdullah bin ‘Umair
2- Istri Abdullah bin ‘Umair, juga syahid di Karbala. Ketika ia memangku jasad suaminya ia berkata: “Wahai Abdullah, engkau sudah masuk surga. Bawa aku serta bersamamu…” Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, seorang dari pasukan musuh menghantam kepalanya dengan kampak. Ia gugur sebagai syahidah.
3- Abdul A’la bin Yazid
4- Salim bin ‘Amir

Syuhada dari Bani Azdi:

1- Qasim bin Habib
2- Zaid bin Salim
3- Nu’man bin ‘Umar
4- Muslim bin Katsir
5- Rafi’ mawla Muslim Azdi

Syuhada dari Bani Tha`i dan Taymi:

1- Jabir bin Hajjaj
2- Abdurrahman bin Mas’ud 
3- Bakr bin Hayy
4- Ammar bin Hassan
5- Mas’ud bin Hajjaj
6- Habib bin Amir

Syuhada dari Bani Abdi:

1- Yazid bin Tsabit
2- Amir bin Muslim
3- Saif bin Malik
4- Abdi Qays
5- Abdullah bin Zaid
6- Ubadillah bin Zaid
7- Adzan bin Umayya

Syuhada dari Bani Taqlibi:

1- Zurghama bin malik
2- Kanana bin ‘Atiq
3- Qasith bin Suhair
4- Kardus bin Zuhair
5- Musqit bin Zuhair

Syuhada Dari Bani Jahani wa Tamimi:

1- Aqaba bin Sulth

Syuhada Lainnya:

1- Wahab bin Abi Wahab
2- Istrinya, syahidah pertama di Karbala
3- Jibilath bin Ali Syaibani
4- Yazid bin Maghfal, sahabat Imam Ali as, dan seorang penyair yang menyenandungkan kasidah kecintaan Ahlul Bait.
5- Nasr bin Naizar, yang berkhidmat pada Imam Ali as. Ia hadiah dari Raja Persia untuk Rasulullah Saw. Ia dimerdekakan.
6- Qan’ab bin Namir
7- Kannah Taqlabi
8- Ammara bin Salama al-Da’alani
9- Amr bin Hasan Tali
10- Amr bin Ha’b
11- Amr bin Abdullah Jundayni
12- Amir bin Muslim 
13- Salim mawla Amir bin Muslim
14- Abis bin Abi Syabib al-Syakiri
15- Syanib Syakiri
16- Sulaiman bin Razin, pembawa surat Imam Husain as untuk penduduk Basrah. Ia syahid ditangkap pasukan Ibnu Ziyad.
17- Suwaid bin Amr bin Abil Mata’
18- Sawar bin Manyim
19- Sayid bin Abdillah Hanafi, yang syahid ketika melindungi Imam Husain as shalat Zhuhur. Ia juga yang mengantarkan surat Muslim bin Aqil dari Kufah untuk Imam Husain. Ia gugur dengan beberapa anak panah di dadanya.
20- Ziad bin Arib al-Sa’idi
21- Aslam, yang berkhidmat pada Imam Husain as
22- Qarib, 23- Munjih, 24- Sa’d, 25- Salim, dan 26- Hars. Masing-masing pernah bekerja sebagai budak kemudian dimerdekakan dan memilih untuk bergabung dengan keluarga Rasulullah Saw. Hars dulu bekerja pada Sayyidina Hamzah.
27- Hanzala bin As’ad, pembawa pesan Imam Husain untuk Ibn Sa’ad di Karbala.
28- Hallas bin Amr
29- Hajjaji bin Badr
30- Jundab bin Muji
31- Umayyib Sa’d
32- Anas bin Hars Kahili
33- Qan’ab bin Umair
34- Ghumal al-Turki, yang berkhidmat pada Imam Ali Zainal Abidin as.

Dari pasukan musuh yang bergabung dan syahid membela Imam:

1- Al-Hurr bin Yazid al-Riyahi al-Tamimi, pemimpin pasukan yang memilih bergabung dengan Imam bersama enam orang pasukannya, termasuk dua putranya.
2- Ayiz bin Majama
3- Amr bin Khalid Saidavi dan tiga orang sahabatnya. Ketika empat orang ini merapat ke arah Imam, Al-Hurr meminta izin Imam untuk mencegat mereka mendekat. Karena mereka adalah tokoh-tokoh dari barisan musuh. Imam mencegahnya seraya berkata: “Jangan kauhadang mereka. Mereka datang kepadaku dengan niat baik. Mereka akan membantuku.”
4- Hars bin Imra al-Qais al-Kindi dan tiga orang sahabatnya. Hars berhadapan dengan pamannya yang bergabung dalam pasukan musuh. Pamannya bertanya: “Kauhendak membunuh pamanmu sendiri?” Ia menjawab tegas: “Ya! Engkau pamanku, tiada ragu. Tapi Allah Tuhanku dan kau datang ke sini untuk menentang-Nya.” Kemudian ia bunuh pamannya.
5- Umar bin Zabi’ah
6- Abdurrahman bin Mas’ud
7- Abdullah bin Busyr
8- Sa’ad bin Hars
9- Abu al-Hatuf bin Hars
10- Jaun bin Malik al-Tamimi

Selanjutnya, beberapa fakta tentang Karbala adalah seperti berikut:

Wahab bin Abi Wahab dan istrinya yang merupakan syahidah pertama di Karbala adalah sepasang suami istri yang baru menikah. Keduanya memeluk Islam karena tersentuh oleh khutbah Imam dalam perjalanan menuju Karbala. Ibunda Wahab yang Nasrani juga hadir dan membela Imam di Karbala
John adalah budak merdeka yang dibebaskan dan berkhidmat pada Abu Dzarr al-Ghiffari. Ia seorang nasrani. Ketika syahid di Karbala, usianya 90 tahun.
Zuljanah adalah nama kuda Imam Husain as. Konon, nama sebelumnya adalah Murtajiz. Ia diberi nama Zuljanah karena lengkingan suaranya yang khas: merdu, menjerit, tegas dan tinggi. Nabi Saw membelinya dari seorang Arab bernama Haris. Dikabarkan kulit Zuljanah putih tegas.
Jasad suci para syuhada dikebumikan oleh Bani Asad pada hari ketiga setelah mereka gugur. Selama beberapa hari, jasad suci itu terbaring dibakar terik matahari.
Jarak yang ditempuh oleh kafilah Asyura pasca Syahadah Imam Husain as, sekitar 1500 kilometer, dengan beberapa tempat persinggahan seperti Mausul di Irak dan Halb (Aleppo) di Suriah sekarang ini.

Ya laitanaa kunna ma’ahum wa nafuuza fawzan ‘azhiima…duhai, seandainya kami bergabung bersama mereka, dan beroleh kemenangan yang nyata…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar