Translate

Sabtu, 19 September 2020

MAKNA FILOSOFI GERAKAN SHOLAT

 Seperti diketahui bersama, setiap pergantian gerak dalam shalat selalu disertai kalimat takbir. Mengapa demikian? hal ini berkaitan dengan perintah rukuk dan sujud seperti dijelaskan di atas. Perintah rukuk dan sujud mengandung ajaran supaya kita bersikap tidak menyombongkan diri dan berusaha untuk merendahkan hati. Ajaran ini menegaskan antara sesama manusia itu tidak ada perbedaan. Baik itu dari warna kulit, keturunan maupun kepintarannya.


Dihadapan Allah semua manusia itu sama. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil, tidak ada yang lebih berkuasa atau menjadi hamba, semua sama. Yang Maha Besar adalah Allah SWT semata. Yang Maha Kuasa adalah Allah semata. Inilah makna kalimat takbir yang selalu kita ucapkan dalam setiap pergantian gerak shalat kita.


Untuk memahami makna ajaran dalam ajaran shalat ini memang perlu penghayatan yang lebih dalam. Hendaknya kalimt takbir tidak hanya di ujung bibir saja. Dengan menghayati makna kalimat takbir ini akan membawa kita pada penghayatan makna keberadaan manusia dan makhluk yang ada di bumi ini adalah kecil. Semua makhluk pasti musnah. Tak terkecuali manusia Yang Maha Benar, Yang Maha Kekal adalah Allah.


Inilah rahasianya mengapa Allah menyuruh kita untuk melaksanakan shalat minimal lima kali dalam sehari. Dengan penghayatan yang mendalam terhadap makna yang terkandung dalam ajaran shalat dan itu diulangi sebanyak lima kali setiap harinya, maka hal ini akan membawa pengaruh pada kesehatan jiwa. Dengan shalat jiwa kita menjadi suci. Tidak ada sifat keserakahan yang menjerumuskan kita pada sikap merendahkan orang lain. Dengan hilangnya sifat-sifat syaithaniyah inilah akan membawa kita pada kesuksesan. Dengan hilangnya penyakit-penyakit yang ada dalam jiwa ini, jiwa akan cenderung untuk melakukan kebaikan. Dan ini sesuai dengan firman Allah di atas. Kunci kesuksesan adalah berbuat kebajikan, rukuk dan sujud kepada Allah SWT.


MAKNA FILOSOFI GERAKAN SHOLAT


Dimulai dari takbir hingga ditutup salam, shalat mengisyaratkan simbol dan lambang yang luar biasa.


Sholat yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan sholat yang Kita lakukan sehari- hari.


1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)


Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup.


2. Berdiri (Gerak Perjalanan)


Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”.


Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan mendekap  ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.


3. Rukuk (Penghormatan)


Mengenal Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dll. Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan para UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini agar selamat.


4. Itidal (Puja- puji pada Allah)


Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup ini sesuai Kehendak Allah.


5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)


Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada atas segala kuasa dan kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita.


Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku), warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani (sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku).


Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah secara lebih personal antara makhluk dengan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam sujud kita yang panjang


6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan)


Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.


7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar


Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita.


Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi (Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Setan dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah.


8. Salam  


Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.


Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

2 komentar:

  1. Assalamualaikum bosku Bolehkah saya menyematkan bloknya ke blog saya?
    Salam kenal bosku ,
    Nopo njenengan wong kaliwiro wonosobo?

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas pencerahannya

    BalasHapus