Translate

Senin, 14 Februari 2022

Kisah Waliyulloh Yang Ahli Neraka

 Beriman kepada hari akhir merupakan sebuah bentuk ketakwaan umat Islam kepada Allah SWT.


Di dalam keimanan, umat Islam meyakini jika di hari akhir ada dua tempat yang menjadi tujuan umat manusia sesuai dengan amal ibadahnya selama di dunia.


Kedua tempat itu adalah surga dan neraka. Manusia tidak bisa memilih salah satu diantara tempat itu. Karena hanya Allah SWT yang memiliki kuasa untuk menetapkannya.


Namun ternyata, bukan hanya orang-orang zalim yang akan ditempatkan Allah di neraka. Bahkan, seorang yang ahli ibadah pun bisa dijadikan penghuni neraka oleh Allah.


Ada seorang sufi dari kalangan tokoh tasawuf yang bernama Syarif Quthub al-‘Arifin Abdul Aziz bin Mas’ud ad-Dabbagh al-Idrisi al-Hasani al-Fasi. 

 Beliau dalam kalangan tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, ahli ibadah.


Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran kitab Lauhul Mahfudz ada dalam deretan penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.


Malaikat berkata: wahai Abdul Aziz untuk apa engkau ibadah sampai segitunya sedangkan aku lihat namamu di lembaran Lauhul Mahfudz engkau adalah penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka.


Kemudian Abdul Aziz menjawab: wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah swt hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman,


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


 tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu. 

Mau aku masuk surga atau neraka itu hakNya Allah swt.


Subhanallah, benar-benar ikhlas dalam beribadah.

Kemudian malaikat kembali ke Lauhul Mahfudz dan dilihat namanya dirubah oleh Allah swt menjadi penghuni surga. Sebab Allah berhak menetapkan kitabullah.


Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz dan berkata: wahai Abdul Aziz ada kabar gembira, baru saja aku melihat namamu oleh Allah dirubah menjadi penghuni surga.


Abdul Aziz menjawab: Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku beribadah hanya untuk menggapai ridhoNya Allah swt, kalau Allah swt ridho aku di neraka, ya itulah tujuanku.


Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata: wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridho dan merubah namamu menjadi penghuni surga.


Lantas Abdul Aziz bertanya kepada malaikat: kalau ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah swt murka kepadaku sehingga aku menjadi penghuni neraka?


Kemudian malaikat bercerita: engkau ingat ketika engkau masih kecil ketika umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab engkau bohongi ibumu Allah swt murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka.


Mendengar cerita dari malaikat, Abdul Aziz pun beristighfar memohon ampun kepada Allah swt.


Semenjak kejadian tersebut Abdul Aziz Ad-dabagh disisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua. Setiap orang yang datang kepada beliau selalu diwasiatkan untuk berbakti kepada orang tuanya.


Mari kita renungkan sejenak!

Padahal beliau hanya pura-pura tidur, lalu bagaimana yang sampai membentak ibunya?

Bagaimana yang sampai memasamkan wajahnya kepada ibunya?

Yang mengeraskan suaranya di depan ibunya?

Yang sampai tidak memberi nafkah?

Dan bahkan yang sampai membuat menangis ibunya, bagaimana kira-kira nasibnya?

Mari kita belajar bersama-sama untuk lebih berbakti kepada orang tua kita baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat.

Jangan meremehkan dosa kecil dikhawatirkan disitu ada murkaNya Allah swt.

Jika tangan kita masih sulit untuk berbuat baik padanya, maka ringankanlah lisan kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita.


Semoga Allah swt mengampuni semua dosa-dosa orang tua kita. Aamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar