Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.”(Muttafaqun ‘alaih)
Cinta dan Kasih Sayang merupakan topik yang selalu hangat untuk dibicarakan oleh semua orang, khususnya umat Islam. Tua muda, pria, wanita, kaya miskin dan semua golongan dalam masyarakat. Perasaan tersebut terkadang membuat manusia bahagia, tapi juga bisa membuatnya sedih dan merana. Oleh sebab itu, tiap makhluk hidup harus siap untuk mengambil segala resiko yang akan terjadi pada saat memutuskan untuk jatuh hati. Merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan yang tak bisa digambarkan oleh kata-kata. Terdapat sesuatu yang murni, putih, tulus dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat-buat.
Ayat Al Quran dan Hadits Nabi Sholallohu 'Alaihi Wasallam tentang cinta sejati wajib direnungi maknanya. Berisi tentang emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Perasaan yang tidak ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya, bahkan sang pemilik perasaan sekalipun. Jika kita sudah mengenalnya, kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia dan akhirat. Namun, bila tak terbalas, seseorang akan merasa sedih dan akan kehilangan gairah hidup. Dengan kata mutiara cinta, seseorang bisa belajar untuk menghargai sesama, serta berusaha untuk melindungi yang dicintai.
Banyak orang yang rela berkorban demi cinta dan kasih sayang. Perasaan tersebut seringkali membuat hati menjadi galau. Antara bahagia, senang, sehingga hati bak berbunga-bunga membuat bibir ini kerap tersenyum. Ada pula yang merasa bingung dibuatnya. Bahkan yang lebih parah adalah melanggar aturan ayat suci Al Quran dan Sabda Nabi Sholallohu 'Alaihi Wasallam dengan melakukan seks bebas dan zina atas nama cinta. Padahal itulah cinta yang ternoda oleh hawa nafsu birahi.
Tentang cinta dan kasih sayang sebenarnya tidaklah selalu terkait dengan usia. Seringkali justru manusia merasa semakin kekanakan dikala usia bertambah tua. Karena kedewasaan bukan semata hanya dipandang dalam kemapanan hidup saja. Atau dipandang dalam bertambahnya pengalaman yang dimiliki. Kedewasaan jauh lebih bermakna dibandingkan hanya sekedar materi dan kuantitas. Kedewasaan adalah masalah kualitas dalam kita berpikir, berkata, dan berperilaku.
Firman Allah SWT :
وَ اعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لاَ تَـفَرَّقُوْا وَ اذْكُـرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَـيْكُمْ اِذْ كُـنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلـَّفَ بَـيْنَ قُـلُـوْبِكُمْ فَـاَصْبَحْتُمْ بِـنِـعْمَـتِه اِخْوَانــًا، وَ كُـنْـتُمْ عَلى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النـَّارِ فَـاَنــْقَذَكُمْ مِنْـهَا، كَذلِكَ يُـبَـيِّنُ اللهُ لَكُمْ ايـتِه لَعَلَّكُمْ تَـهْـتَدُوْنَ. ال عمران:103
Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (di masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS. Ali Imran : 103]
لَـقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنــْفُسِكُمْ عَـزِيـْزٌ عَلَـيْهِ مَا عَنِـتُّمْ حَرِيـْصٌ عَلَـيْكُمْ بِاْلمُؤْمـِنِـيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. التوبة:128
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At-Taubah : 128]
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ وَ الَّذِيـْنَ مَعَه اَشِدَّآءُ عَلَى اْلكُـفَّارِ رُحَمَآءُ بَـيْنَـهُمْ. الفتح:29
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. [Al-Fath : 29]
اِنَّمَا اْلمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيـْكُمْ وَ اتَّقُوا اللهَ لَـعَلَّكُمْ تُـرْحَمُوْنَ. الحجرات:10
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. [QS. Al-Hujurat : 10]
وَ اْلمُؤْمـِنُـوْنَ وَ اْلمُؤْمـِنَاتُ بَـعْضُهُمْ اَوْلــِيَآءُ بَـعْضٍ. التوبة:71
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. [At-Taubah : 71]
اِنَّمَا وَلــِيُّكُمُ اللهُ وَ رَسُوْلُه وَ الَّذِيـْنَ امَنُـوا الَّذِيـْنَ يُـقِيْمُوْنَ الصَّلـوةَ وَ يُـؤْتُـوْنَ الـزَّكـوةَ وَ هُمْ رَاكِـعُوْنَ. وَ مَنْ يَّـتَـوَلَّ اللهَ وَ رَسُوْلَه وَ الَّذِيـْنَ امَنُـوْا فَاِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ اْلغـلـِبُوْنَ. المائدة:55-56
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah. Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. [Al-Maidah : 55 - 56]
قُلْ اِنْ كَانَ ابَآؤُكُمْ وَ اَبـْنَآؤُكُمْ وَ اِخْوَانُكُمْ وَ اَزْوَاجُكُمْ وَ عَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَالُ اقْـتَرَفْـتُمُوْهَا وَ تـِجَارَةٌ تَخـْشَوْنَ كَسَادَهَا وَ مَسكِـنُ تَـرْضَوْنَـهَآ اَحَبَّ اِلَـيْكُمْ مِّنَ اللهِ وَ رَسُوْلــِه وَ جـِهَادٍ فِيْ سَبِـيْلــِه فَـتَرَبـَّصُوْا حَتّى يَـأْتـِيَ اللهُ بِـاَمْرِه، وَ اللهُ لاَ يَـهْدِى اْلـقَوْمَ اْلـفسِقِـيْنَ. التوبة:24
Katakanlah : "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq". [At-Taubah : 24]
اِنَّمَا يَـنْـهيكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيـْنَ قَاتَـلُـوْكُمْ فِى الدِّيـْنِ وَ اَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَـارِكُمْ وَ ظَهَرُوْا عَلى اِخْرَاجـِكُمْ اَنْ تَـوَلَّـوْهُمْ، وَ مَنْ يَـتَـوَلَّـهُمْ فَاُولــئِكَ هُمُ الظّلـِمُوْنَ.
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. [Al-Mumtahanah : 9]
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain
lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Al-Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya.
Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma – norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Begitu banyak peluang yang Allah berikan, yang Rasulullah tunjukkan, untuk menjadi mulia dengan cinta. Bukan menjadi mulia dengan cinta. Bukan menjadi terhina dan terpuruk, karenanya. Semoga hadist-hadist cinta, yang barangkali sudah sering kita baca, bisa mengantar kita untuk sedikit demi sedikit memahami cinta yag menyelamatkan. Cinta yag menerbangkan kita ke surga-Nya,
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَنــَسٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِـيْهِ وَجـَدَ بِـهِنَّ حَلاَوَةَ اْلاِيــْمَانِ: مَنْ كَانَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَحَبَّ اِلَـيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَ مَنْ اَحَبَّ عَبْدًا لاَ يُحِبُّهُ اِلاَّ ِللهِ، وَ مَنْ يَكْرَهُ اَنْ يَـعُوْدَ فِى الْكُـفْرِ بَـعْدَ اَنْ اَنــْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُـقْذَفَ فِى النـَّارِ. البخارى و مسلم
Dari Anas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Ada tiga perkara barangsiapa yang tiga perkara itu ada padanya berarti dengannya ia mendapatkan manisnya iman, yaitu barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya itu lebih dicintainya dari pada selain keduanya, dan barangsiapa yang mencintai seseorang yangmana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu sebagaimana dia tidak suka (takut) dilemparkan ke dalam api". [HR. Bukhari dan Muslim - At-Targhib wat Tarhib Juz IV halaman 14 - 15]
عَنْ اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ يَـوْمَ اْلقِيَامَةِ: اَيـْنَ اْلمُتَحَابـُّوْنَ بِجَلاَلـِى؟ َاْليَـوْمَ اُظِـلُّـهُمْ فِى ظِلِّى يَـوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلِّى. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah Ta'ala pada hari qiyamat nanti akan berfirman : "Dimana orang-orang yang saling mengasihi karena keagungan-Ku dan mencari keridlaan-Ku ? Pada hari ini aku akan memberi perlindungan (naungan) kepada mereka di dalam perlindungan-Ku karena pada hari ini tidak ada perlindungan kecuali perlindungan-Ku". [HR. Muslim - At-Targhib wat Tarhib Juz IV halaman 15]
عَنْ اَبـِى اُمَامَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَحَبَّ ِللهِ وَ اَبـْغَضَ ِللهِ وَ اَعْطَى ِللهِ وَ مَنَعَ ِللهِ فَـقَدِ اسْتَكْـمَلَ اْلاِيــْمَانَ. ابو داود
Dari Abu Umamah RA, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan mencegah karena Allah, maka sungguh berarti dia telah menyempurnakan iman". [HR. Abu Dawud - At-Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 24]
عَنْ اَبـِى ذَرٍّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَفْضَلُ اْلاَعْمَالِ اْلحُبُّ فِى اللهِ وَ اْلـبُغْضُ فِى اللهِ. ابو داود
Dari Abu Dzarr RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Seutama-utama amal ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah". [HR. Abu Dawud, At-Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 24]
عَنْ اَنــَسٍ رض اَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: وَ مَا اَعْدَدْتَ لَـهَا؟ قَالَ: لاَ شَيْءَ اِلاَّ اَنــِّى اُحِبُّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ. قَالَ: اَنــْتَ مَعَ مَنْ اَحْبَبْتَ. قَالَ اَنــَسٌ: فَمَا فَـرِحْنَا بِشَيْءٍ فَـرِحْنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ ص: اَنــْتَ مَعَ مَنْ اَحْبَبْتَ. قَالَ اَنــَسٌ: فَـاَنــَا اُحِبُّ النَّبِيَّ ص وَ اَبَا بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ اَرْجُوْ اَنْ اَكُـوْنَ مَعَهُمْ بِحُبِّى اِيــَّاهُمْ. البخارى و مسلم
Dari Anas RA, ia berkata, Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW : "Kapan hari qiyamat itu datang ?" Rasulullah SAW menjawab : "Apakah kamu sudah mempersiapkan untuk menghadapinya ?" Orang laki-laki tersebut menjawab : "Tidak ada sesuatu yang telah kupersiapkan untuk menghadapinya selain aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya". Rasulullah SAW bersabda : "Kamu bersama orang yang kamu cintai". Anas berkata, "Belum pernah aku gembira segembira ketika Nabi SAW bersabda : "Kamu bersama orang yang kamu cintai". Anas berkata pula : "Karena saya mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar dan saya berharap dengan kecintaan saya kepada mereka itu saya bisa bersama-sama mereka". [HR. Bukhari dan Muslim, At-Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 24 - 25]
عَنْ اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّـهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ، وَ شَابٌّ نَـشَأَ فِى عِبَادَةِ اللهِ، وَ رَجُلٌ قَـلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى اْلمَسَاجـِدِ،وَ رَجُلاَنِ تَحَابـَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَـيْهِ، وَ تَفَرَّقَا عَلَـيْهِ، وَ رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ، فَقَالَ: اِنــِّى اَخَافُ اللهَ، وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَـأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَـعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُـنْفِقُ يَـمِيْنُهُ، وَ رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالـِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Ada tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. Imam yang adil, 2. Pemuda yang giat dalam beribadah kepada Allah, 3. Orang lelaki yang hatinya bergantung pada masjid-masjid, 4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, 5. Orang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita yang bangsawan, kaya lagi cantik molek, tetapi dia tidak mau dan mengatakan : "Aku takut kepada Allah", 6. Orang yang bersedekah dengan suatu sedekah dan ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan 7. Orang yang mengingat Allah diwaktu sunyi sehingga mengalirlah air mata kedua matanya". [HR. Bukhari dan Muslim, At-Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 15-16]
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـأْثـُرُ عَنْ رَبـِّهِ تَبَارَكَ وَ تَـعَالَى يَقُوْلُ: حَقَّتْ مَحَبَّتـِى لِلْمُتُحَابِّـيْنَ فِيَّ، وَ حَقَّتْ مَحَبَّتـِى ِللْمُتَوَاصِـلـِيْنَ فـِـيَّ، وَ حَقَّتْ مَحَبَّـتِى لِلْمُتُـزَاوِرِيـْنَ فِيَّ، وَ حَقَّتْ مَحَبَّتـِى ِللْمُتَبَاذِلــِيْنَ فِيَّ. احمد بإسناد صحيح
Dari Ubadah bin Shamit RA ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW menceritakan dari Tuhannya Tabaaroka wa Ta'alaa. Dia berfirman : "Berhak mendapat kecintaan-Ku (yaitu) orang-orang yang saling mencintai karena Aku, berhak mendapat kecintaan-Ku orang-orang yang saling menyambung persaudaraan karena Aku, berhak mendapat kecintaan-Ku orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan berhak mendapat kecintaan-Ku orang-orang yang mencurahkan kesungguhannya karena Aku". [HR. Ahmad dengan sanad yang shahih, At-Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 19]
عَنْ مُعَاذِ بْنِ اَنــَسٍ رض اَنـــَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنْ اَفْضَلِ اْلاِيــْمَانِ قَالَ: اَنْ تُحِبَّ ِللهِ، وَ تُـبْغِضَ ِللهِ وَ تَـعْمَلَ لـِسَانَـكَ فِى ذِكْرِ اللهِ، قَالَ: وَ مَا ذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: وَ اَنْ تُحِبَّ لِلنـَّاسِ مَا تُحِبُّ لـِنَـفْسِكَ وَ تَكْرَهَ لَـهُمْ مَا تَكْرَهُ لـِنَـفْسِكَ. احمد
Dari Mu'adz bin Anas RA, sesungguhnya dia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang iman yang paling utama. Rasulullah SAW ber-sabda : "(Iman yang paling utama ialah) kamu mencintai karena Allah, membenci karena Allah, kamu melakukan dengan lesanmu untuk dzikir kepada Allah". Mu'adz berkata : "Dan apalagi ya Rasulullah ?" Beliau menjawab :" Dan kamu senang untuk orang lain sebagaimana kamu senang untuk dirimu sendiri dan kamu tidak suka sesuatu menimpa mereka sebagaimana kamu tidak suka sesuatu itu menimpa pada dirimu sendiri". [HR. Ahmad, At Targhib wat Tarhib, Juz IV halaman 23]
قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).
قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل (رواه أحمد)
Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad).
قال رسول الله ص. م.
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد اذا الشتكي منه عضو تداعي له سائر الجسد باالسهر والحمي (رواه مسلم)
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka seluruh tubuh merasa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim).
Sebagaimana yang telah kita ketahui, di saat kita memberikan semua cinta kita kepada seseorang maka kita akan memberikan segalanya kepadanya. Tetapi, jika terjadi pertengkaran karena suatu hal maka kita sangat membencinya dan berpikiran tentang semua yang kita berikan telah sia-sia. Akibatnya, seseorang yang tidak bisa menahan emosi bisa melakukan tindakan yang tidak diperbolehkan oleh Islam,seperti pencemaran nama baik, pembunuhan dan lainnya.
Maka jika telah demikian, kerugian di antara kedua belah pihak menjadi tidak bisa terelakkan. Oleh karena itu, jangan sampai kebencian yang berlebihan membinasakan diri kita sendiri dan orang lain. Bisa jadi orang yang sedang kitabenci, nantinya akan menjadi orang yang paling berharga dan kita cintai.
أحبك حبين حب الـهوى # وحب لأنك أهل لذاكا
وأما الذي هو حب الهوى # فشغلي بذكرك عمن سواكـا
وأما الذي أنت أهل له # فكشفك لي الحجب حتى أراكا
فلا الحمد في ذا أو ذاك لي # ولكن لك الحمـد في ذا وذاكـا
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta yang timbul dari kerinduan hatiku dan cinta dari anugrah-Mu
Adapun cinta dari kerinduanku
Menenggelamkan hati berzikir pada-Mu daripada selain Kamu
Adapun cinta yang dari anugrah-Mu
Adalah anugrah-Mu membukakan tabir sehingga aku melihat wajah-Mu
Tidak ada puji untuk ini dan untuk itu bagiku
Akan tetapi dari-Mu segala puji baik untuk ini dan untuk itu”.
إلهى لو كنت أعبدك خوفا من نارك فأحرقني بنار جهنم
وإذا كنت أعبدك طمعا في جنتك فأحرمنيها
وإما كنت أعبدك من أجل محبتك فلآ تحرمني من مشاهدة وجهك
“Wahai, Tuhan! Apabila aku beribadah kepada-Mu hanya karena takut kepada neraka-Mu maka bakarlah aku di neraka-Mu. Dan apabila aku beribadah kepada-Mu hanya menginginkan surga-Mu maka keluarkanlah aku dari surga-Mu. Tetapi, jika aku beribadah kepada-Mu hanya untuk-Mu semata, berikanlah kepadaku keindahan-Mu yang abadi “.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar