Translate

Senin, 25 Mei 2020

Al-Hijr (Madain Sholih) Peninggalan Kaum Tsamud


Petra di Yordania merupakan salah satu peninggalan arkeologi terkemuka di dunia. Situs ini masuk dalam daftar Warisan Dunia (World Heritage) UNESCO dan salah satu The New Seven Wonders of the World. 

Petra atau Batra ibu kota Bangsa Nabatea atau Nabataean atau Anbath. Bangsa ini menguasai wilayah luas yakni selatan Suriah, Yordania, sampai Aqaba. Nabatea berjaya pada abad ke-4 Sebelum Masehi (SM) sampai abad ke-1 Masehi. Petra menjadi perlintasan dagang antara Suriah di timur, Laut Tengah dan Eropa di utara, Mesir di barat, dan Arab Saudi di selatan.

Di Petra banyak bangunan monumental yang dibuat dengan cara memotong dan memahat dinding batu atau tebing gunung. Sebagai kota dengan banyak pedagang antar-bangsa, maka bangunannya pun percampuran gaya Suriah, Mesir, Yunani, Romawi, dan lainnya. Kemampuan dan keterampilan mengukir batuan sandstone menghasilkan istana megah, altar, rumah, makam, gedung teater, tempat religi, termasuk sistem pengairan.

Kemampuan memahat dinding batu menjadi bangunan disebutkan dalam Alquran berkenaan Nabi Saleh alaihissalam dan Kaum Tsamud. Apakah mereka tinggal di Petra? Peradaban Petra runtuh pada abad ke-1 M dan hanya tinggal puing bangunannya saja. Pada tahun 1812, J.L. Burckhardt, datang ke Petra dan melaporkan kepada masyarakat Eropa. Petra pun kembali ke pentas dunia. Apakah Petra merupakan sisa peninggalan Kaum Tsamud?

Madain Saleh merupakan salah satu warisan dunia atau World Heritage Siteyang disahkan oleh UNESCO. Madain Saleh dahulu merupakan lokasi tempat tinggal kaum Tsamud yang terletak sekitar 470 kilometer dari kota Madinah, Arab Saudi. 

Kaum Tsamud sangat terkenal sebagai bangsa pemahat batu. Dengan keahliannya dalam memahat batu, kaum Tsamud membuat berbagai macam ukiran sebagai komoditas dagang mereka.

Keahlian kaum Tsamud dalam memahat batu disebutkan oleh Allah dalam surat Al-A’raf ayat 74. Allah berfirman,

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الأرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ (74)

“Dan ingatlah oleh kalian di waktu Tuhan menjadikan kalian pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagi kalian di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 74)

Selain itu, wilayah Madain Saleh juga memiliki tanah yang subur. Dengan demikian, kaum Tsamud pun dapat hidup makmur dengan menanam berbagai macam pohon-pohon dan mendapatkan hasil panen yang banyak. Meski mendapat kenikmatan hidup yang berlimpah, kaum Tsamud justru mengingkari Allah dan menyembah berhala. Dengan hal tersebut, Allah pun mengirimkan Nabi Shaleh AS untuk mengajak kaum Tsamud menuju kebaikan sebagaimana Allah berfirman dalam surat Hud ayat 61.
Allah berfirman,

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (61)

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-sekali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud: 61)

Alloh Subhaanahu Wata'ala Berfirman Dalam Surat al-a'raf Ayat 73

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Samud saudara mereka Saleh. Ia berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Tuhan kalian. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagi kalian, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apa pun, maka kalian ditimpa siksaan yang pedih.

Ulama tafsir mengatakan bahwa nasab kaum Samud ialah Samud ibnu Asir ibnu Iram ibnu Sam ibnu Nuh. Dia adalah saudara lelaki Jadis ibnu Asir, demikian pula kabilah Tasm. Mereka semuanya adalah kabilah-kabilah dari kalangan bangsa Arabul Aribah sebelum Nabi Ibrahim a.s. Kaum Samud ada sesudah kaum 'Ad, tempat tinggal mereka terkenal, yaitu terletak di antara Hijaz dan negeri Syam serta Wadil Qura dan daerah sekitarnya.

Lokasi tempat tinggal Kaum Tsamud dapat diketahui dari hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ketika Perang Tabuk tahun 630 M.
Rasulullah Saw. pernah melalui bekas tempat tinggal mereka ketika dalam perjalanannya menuju medan Tabuk, yaitu pada tahun sembilan Hijriah. 

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا صَخْر بْنُ جُوَيرية، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: لَمَّا نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ عَلَى تَبُوكَ، نَزَلَ بِهِمُ الْحِجْرَ عِنْدَ بُيُوتِ ثَمُودَ، فَاسْتَسْقَى النَّاسُ مِنَ الْآبَارِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا ثَمُودُ، فَعَجَنُوا مِنْهَا وَنَصَبُوا مِنْهَا الْقُدُورَ. فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْرَقُوا الْقُدُورَ، وَعَلَفُوا العجينَ الإبلَ، ثُمَّ ارْتَحَلَ بِهِمْ حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ عَلَى الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا النَّاقَةُ، وَنَهَاهُمْ أَنْ يَدْخُلُوا عَلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ عُذِّبُوا وَقَالَ: "إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ، فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad. telah menceritakan kepada kami Sakhr ibnu Juwairiyah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. dalam perjalanannya menuju medan Tabuk memerintahkan orang-orang beristirahat di daerah Al-Hajar, yaitu di bekas tempat tinggal kaum Samud. Kemudian orang-orang (para sahabat) mengambil air dari sumur-sumur yang dahulu dipakai untuk minum oleh kaum Samud. Mereka membuat adonan roti dengan air sumur-sumur itu dan menem­patkannya di panci-panci besar. Tetapi Nabi Saw. memerintahkan kepada mereka agar menumpahkan air yang ada di panci-panci itu dan mem­berikan adonan mereka kepada unta-unta mereka sebagai makanannya. Kemudian Nabi Saw. membawa mereka berangkat hingga turun istirahat bersama mereka di sebuah sumur yang pernah dijadikan sebagai tempat minum unta tersebut (unta Nabi Saleh). Nabi Saw. melarang mereka memasuki bekas daerah kaum yang pernah diazab, dan Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya saya merasa khawatir bila kalian akan ditimpa oleh azab seperti yang menimpa mereka, maka janganlah kalian memasuki bekas tempat tinggal mereka.

Berkenaan perang ini, antara lain turun ayat Alquran Surah At-Taubah (9): 117-118. Tabuk saat ini provinsi di utara Arab Saudi dan di utara Arab Saudi terdapat Yordania. Tabuk berbatasan dengan Provinsi Madinah di selatan. Dalam Perang Tabuk, Rasulullah melintasi Al-Hijr sekitar 400 kilometer dari Madinah dan 500 kilometer dari Petra.

Hijr atau Al-Hijr atau Hegra oleh Pemerintah Arab Saudi didaftarkan sebagai World Heritage dengan nama Al-Hijr Archaeological Site (Mada’in Salih). Mada’in Salih merupakan bahasa Arab yang berarti Kota Salih. Al-Hijr diakui sebagai World Heritage oleh UNESCO pada 2008. 

Al-Hijr sarat berbagai peninggalan arkeologi yang dibuat dengan cara memahat dinding batu. Peninggalan yang dapat disaksikan saat ini mirip yang terdapat di Petra. Selain itu, di daerah Al-Hijr yang kering ini ditemukan kota tempat tinggal yang dilengkapi dengan sumur sebagai sumber air dan oasis untuk kegiatan bercocok tanam.

Dengan mengacu pada hadits, maka Petra bukan tempat tinggal Kaum Tsamud. Kaum Tsamud tinggal di Al Hijr. Namun, peninggalan arkeologi yang dapat disaksikan saat ini di Al-Hijr sebagian besar merupakan peninggalan Bangsa Nabatea.
Wilayah Bangsa Nabatea mencakup Al-Hijr sebagai kota terbesar kedua setelah Petra. Dalam dokumen penominasian Al-Hijr sebagai Warisan Dunia, disebutkan Al-Hijr merupakan peninggalan peradaban Nabatea dari abad ke-1 SM sampai abad ke-1 M. 

Patut diperhatikan, periode Nabi Saleh lebih tua dibandingkan Nabi Ibrahim dan nabi lainnya seperti Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Yakub, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Nabi Ibrahim hidup pada peradaban Mesopotamia. Peradaban Mesopotamia tertua sekitar abad ke-40 SM atau 4000 SM. Sementara, peradaban Nabatea pada abad ke-1 M kurang lebih merupakan masa hidup Nabi Isa. 

Situs atau lokasi Kaum Tsamud telah diketahui, tetapi peninggalannya masih dapat ditelusuri lagi. Dalam arkeologi, situs yang berkali-kali ditempati disebut multicomponent site.

Terdapat kemungkinan bagian luar dinding batu telah berkali-kali dipahat selama beberapa kali peradaban, sehingga pahatan yang tampak saat ini merupakan yang termuda usianya. Peninggalan Kaum Tsamud kiranya dapat ditelusuri di area terbuka dekat dengan sumber air atau sumur dan berada di lapisan tanah di bawahnya yakni yang usianya lebih tua.

Kaum Tsamud merupakan pendahulu Bangsa Nabatea dalam konteks kemampuan memahat dinding batu. Singkatnya, Kaum Tsamud jauh lebih tua dibandingkan Bangsa Nabatea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar