Translate

Senin, 08 Maret 2021

Mengenal Watak Condong Lelahnya Keris

 

Bagi para pecinta Tosan Aji, terutama Keris tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah Condong Leleh, yaitu istilah untuk menyebut derajat kemiringan sebilah Keris jika dilihat dari garis horisontal bilah paling bawah yang berbatasan dengan gonjo.

Condong Leleh juga bisa merupakan suatu ciri tangguh tertentu dan juga menggambarkan watak/karakter dari sebilah Keris Pusaka sehingga bisa digunakan sebagai acuan untuk membantu dalam penangguhan sebilah Keris dan memahami sifat/karakter Pusaka.

Jika ditinjau dari penggambaran sifat Pusaka, Condong Leleh terbagi menjadi 4 Sifat/Watak, yaitu:
• Suryo: Cenderung tegak
• Candro: Agak condong
• Kartiko: Lebih condong
• Bantolo: Condong sekali

• Watak Suryo/Matahari (Hambeging Suryo)

Matahari bersifat menerangi. Seseorang yang berwatak matahari akan selalu menjadi penerang bagi sesamanya sebagaimana watak Bathara Surya yang mampu menerangi kegelapan dalam kehidupan dengan sinarnya. Kapanpun dan di manapun dia akan selalu memberikan pencerahan pada orang lain.

Matahari juga menghidupi segala makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan dan juga Manusia. Sinar matahari menjadi penghangat suhu sehingga kehidupan bisa berlangsung di bumi dan tidak terjadi kemusnahan massal di muka bumi akibat kegelapan dan kedinginan.

Seseorang yang berwatak matahari bisa menjadi sumber pencerahan bagi kehidupan Manusia, serta mampu berperan sebagai penuntun, guru, pelindung sekaligus menjalankan dinamika kehidupan Manusia ke arah kemajuan peradaban yang lebih baik.

Sikap dan prinsip hidup orang yang berwatak matahari akan selalu konsisten, teguh dalam memegang amanat, "ora kagetan" (tidak mudah kaget), "ora gumunan" (tidak gampang heran dengan hal-hal yang baru dan asing).

Seseorang yang memiliki watak matahari ibarat perjalanan matahari yang berjalan pelan dalam arti hati-hati dan tidak terburu-buru (kemrungsung) tapi dengan langkah yang pasti dan konsisten pada orbit yang telah dikodratkan Tuhan (istikomah).

Lakuning srengenge (matahari), seseorang harus teguh dalam menjaga tanggung jawabnya terhadap sesama yang merupakan titah dari TUHAN, yakni menetapkan segala perbuatan dan tingkah laku diri ke dalam "sifat" TUHAN.

Karena TUHAN Maha Mengetahui, maka kita sebagai titah TUHAN hendaknya terus-menerus berusaha mencari ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya dan setinggi-tingginya agar ilmu tersebut bermanfaat untuk kemajuan peradaban Manusia, menciptakan kebaikan-kebaikan yang konstruktif untuk kemaslahatan sesama dan alam.

Tuah Keris Condong Leleh Suryo:

Keris dengan Condong Leleh Suryo dipercaya memiliki tuah yang baik untuk memangku kekuasaan, untuk kehormatan dan kepemimpinan.

• Watak Condro/Rembulan (Hambeging Condro)

Condro (rembulan), berwatak memberikan penerang kepada siapapun yang sedang mengalami kegelapan budi, serta memberikan suasana tenteram pada sesama.

Rembulan membuat terang tanpa membuat panas suasana (dapat ikannya tanpa membuat keruh airnya). Langkah rembulan selalu membuat sejuk suasana pergaulan dan tidak merasa diburu-buru oleh keinginannya sendiri (rahsaning karep).

Watak rembulan menggambarkan nuansa keindahan spiritual yang mendalam. Selalu eling lan waspodo, selalu mengarahkan perhatian batinnya, senantiasa berpegang pada harmonisasi dan keselarasan terhadap hukum alam.

Lakuning wulan (rembulan), seseorang mampu "nggayuh kawicaksananing Gusti", artinya mampu memahami apa yang menjadi kehendak (kebijaksanaan) Sang Pencipta.

Setelah memahami, lalu kita ikuti kehendak TUHAN menjadi sebuah "laku topo ngeli", artinya kita hanyutkan diri pada kehendak Illahi. Witing klopo saglugune wong Jowo, dhasar nyoto laku kang prasojo.

Orang yang berwatak rembulan selalu mengagumi keindahan ciptaan TUHAN yang tampak dalam berbagai bahasa alam sebagai pertanda kebesaran TUHAN.

Bulan purnama menjadi bahasa kebesaran TUHAN yang begitu indah. Orang-orang tua dan anak-anak kecil jaman dahulu selalu bersuka ria saat datang malam bulan purnama. Karena menyaksikan keindahan malam bulan purnama bagaikan membaca ayat-ayat TUHAN, mampu menggugah kesadaran batin dan akal-budi Manusia akan keagungan TUHAN.

Saat ini kebiasaan itu sudah dianggap kuno, tergerus hiburan modern yang kaya akan tawaran-tawaran hedonis. Bahkan secara agama, kebiasaan merayakan "padhang mbulan" oleh orang-orang tertentu dianggap sebagai tradisi yang sia-sia karena tidak menimbulkan pahala. Padahal bulan purnama memiliki khasiat lain sebagai media terapi lahir dan batin di saat terjadi berbagai kegelisahan jiwa.

Sinar bulan purnama sangat baik untuk mengobati segala macam penyakit dengan cara menjemur diri di bawah sinar bulan purnama. Apalagi disertai dengan semedi sebagai wahana olah raga dan olah rasa. Itulah mengapa para leluhur kita jaman dahulu sering melakukan semedi pada saat datangnya malam bulan purnama.

Tuah Keris Condong Leleh Condro:

Keris dengan Condong Leleh Condro dipercaya memiliki tuah yang baik untuk kerejekian dan kemapanan.

• Watak Kartiko/Bintang (Hambeging Kartiko)

Kartiko (bintang) berwatak selalu mapan dan tangguh, walaupun di hempas angin prahara (sindhung riwut) namun tetap teguh dan tidak terombang-ambing. Sebagaimana watak Bathara Ismaya, dalam menghadapi persoalan-persoalan besar tidak akan mundur selangkahpun bagaikan langkah Pandawa Lima.

Sifat Bethara Ismaya adalah tertata, teratur, dan tertib. Mampu menghibur yang sedang sedih, dan menuntun orang yang sedang mengalami kebingungan, serta menjadi penerang di antara kegelapan.

Seseorang yang mengadopsi perilaku bintang akan memiliki cita-cita, harapan dan target yang tinggi untuk kemakmuran dan kesejahteraan, bahkan tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang banyak. Maka "bintang" selalu dikiaskan dengan suatu pencapaian prestasi yang tinggi.

Posisi bintang akan memperindah kegelapan langit di malam hari. Orang yang berwatak bagai bintang akan selalu menunjukkan kualitas dirinya dalam menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan.

Tuah Keris Condong Leleh Kartiko:

Keris dengan Condong Leleh Kartiko dipercaya memiliki tuah yang baik untuk mencapai harapan dan cita-cita yang tinggi.

• Watak Bantolo/Bumi (Hambeging Kismo)

Digambarkan watak Bethara Wisnu sebagai karakter bumi yang memiliki sifat kaya akan segalanya dan suka berdherma. Pemimpin yang mengikuti sifat bumi adalah seseorang yang memiliki sifat kaya hati.

Dalam terminologi Jawa, kaya hati disebut sabar drono, ati jembar, legowo dan lembah manah. Rela menghidupi dan menjadi sumber penghidupan bagi seluruh makhluk hidup.

Bumi secara alamiah juga berwatak melayani segala yang hidup. Bumi dengan unsur tanahnya bersifat dingin "ora kagetan lan ora gumunan", tapi bersifat luwes (fleksibel) mudah beradaptasi dengan segala macam situasi dan kondisi tanpa harus merubah unsur-unsur tanahnya. Maknanya, meskipun seseorang bersifat mudah beradaptasi atau fleksibel namun tidak mudah dihasut, tidak mudah diprovokasi karena berbekal ketenangan pikiran, kebersihan hati, dan kejernihan batin dalam menghadapi berbagai macam persoalan dan perubahan.

Bumi juga selalu menempatkan diri berada di bawah menjadi alas pijakan bagi seluruh mahluk. Artinya seseorang yang bersifat bumi akan bersifat rendah hati, namun mampu menjadi tumpuan dan harapan bagi orang banyak.

Sifat tanah berlawanan dengan sifat negatif api. Maka tanahlah yang memiliki kemampuan efektif untuk memadamkan api. Api atau nar, merupakan ke-aku-an yang sejatinya adalah sifat "iblis", yaitu nafsu angkara dalam diri Manusia. Seseorang yang bersifat bumi atau tanah tidak akan mudah lepas kendali dan mengikuti hawa nafsu angkaranya.

Bumi dalam hukum adi kodrati memiliki prinsip keseimbangan dan pola-pola hubungan yang harmonis dan sinergis dengan kekuatan manapun. Namun demikian, pada saat tertentu bumi dapat berubah karakter menjadi tegas, lugas dan berwibawa.

Bumi dapat melibas kekuatan apapun yang bertentangan dengan hukum-hukum keseimbangan alam. Seseorang yang memiliki watak bumi dapat juga bersikap sangat tegas dan mampu menunjukkan kewibawaannya di hadapan para musuh dan lawan-lawannya yang akan mencelakai dirinya. Akan tetapi, bumi tidak pernah melakukan tindakan indisipliner yang bersifat aksioner dan sepihak meskipun sebetulnya dia mampu melakukannya. Karena ketegasan bumi hanya sebagai bentuk akibat (reaksi) atas segala perilaku yang tidak selaras dan semestinya.

Tuah Keris Condong Leleh Bantolo:

Keris dengan Condong Leleh Bantolo dipercaya memiliki tuah yang baik untuk ketentraman dan pengayoman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar