Translate

Selasa, 05 Juni 2018

Murtadnya Penduduk Oman Setelah Wafatnya Rosululloh SAW

Tentang penduduk Oman ini, mereka telah menerima da'wah Islam, dan Rasulullah SAW pernah mengutus 'Amr bin Al-'Aash kepada mereka. Namun setelah Rasulullah SAW wafat, muncul di tengah-tengah mereka seorang laki-laki bernama Dzut Taaj Laqiith bin Maalik Al-Azdiy yang mengaku menjadi Nabi.

Di dalam Tarikh Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan :

اَمَّا اَهْلُ عُمَانَ فَنَبَغَ فِيْهِمْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ ذُو التَّاجِ لَقِيْطُ بْنُ مَالِكِ اْلاَزْدِيُّ وَ كَانَ يُسَامَى فِي الْجَاهِلِيَّةِ الْجُلَنْدَي، فَادَّعَى النُّبُوَّةَ اَيْضًا، وَ تَابَعَهُ الْجَهَلَةُ مِنْ اَهْلِ عُمَانَ، فَتَغَلَّبَ عَلَيْهَا وَ قَهَّرَ جَيْفَرًا وَ عَبَّادًا وَ اَلْجَأَهُمَا اِلىَ اَطْرَافِهَا مِنْ نَوَاحِي الْجِبَالِ وَ الْبَحْرِ، فَبَعَثَ جَيْفَرٌ اِلىَ الصّدّيْقِ فَاَخْبَرَهُ الْخَبَرَ وَ اسْتَجَاشَهُ.

Adapun penduduk Oman, setelah Rasulullah SAW wafat, muncullah di tengah-tengah mereka seorang laki-laki bernama Dzut Taaj Laqiith bin Maalik Al-Azdiy yang pada masa Jahiliyyah ia setara dengan Al-Julanda raja Oman, dan dia mengaku menjadi Nabi. Ia diikuti oleh orang-orang bodoh dari penduduk Oman, Akhirnya dia berhasil menguasai Oman setelah mengalahkan Jaifar dan 'Abbad, keduanya adalah anak Julanda. Bahkan ia berhasil mendesak keduanya hingga ke ujung daerah Oman, ke wilayah pegunungan dan lautan. Kemudian Jaifar mengirimkan utusannya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiiq untuk melaporkan peristiwa tersebut dan untuk meminta bantuan.

فَبَعَثَ اِلَيْهِ الصّدّيْقِ بِاَمِيْرَيْنِ وَ هُمَا حُذَيْفَةُ بْنُ مِحْصَنٍ الْحِمْيَرِيُّ وَ عَرْفَجَةُ اْلبَارِقِيُّ مِنَ اْلاَزْدِ، حُذَيْفَةُ اِلىَ عُمَانَ وَ عَرْفَجَةُ اِلىَ مَهْرَةَ، وَ اَمَرَهُمَا اَنْ يَجْتَمِعَا وَ يَتَّفِقَا وَ يَبْتَدِئَا بِعُمَانَ وَ حُذَيْفَةُ هُوَ اْلاَمِيْرُ، فَاِذَا سَارُوْا اِلىَ بِلاَدِ مَهْرَةَ فَعَرْفَجَةُ اْلاَمِيْرُ.

Maka Abu Bakar Ash-Shiddiiq lalu mengutus dua orang pemimpin pasukan, yaitu Hudzaifah bin Mihshan Al-Himyariy dan 'Arfajah (bin Hartsamah) Al-Bariqiy dari Al-Azdiy. Hudzaifah ditugaskan ke Oman sedangkan 'Arfajah ditugaskan ke Mahrah. Abu Bakar memerintahkan keduanya supaya berkumpul dan memulai penyerangan dari Oman, dan Hudzaifah lah yang menjadi panglima pasukan. Tetapi apabila mereka berjalan ke Mahrah, maka 'Arfajah lah yang menjadi panglima pasukan.

وَ قَدْ قَدَّمْنَا اَنَّ عِكْرِمَةَ بْنَ اَبِي جَهْلٍ لَمَّا بَعَثَهُ الصّدّيْقُ اِلىَ مُسَيْلِمَةَ وَ اَتْبَعَهُ بِشُرَحْبِيْلَ بْنِ حَسَنَةَ، عَجَلَ عِكْرِمَةُ وَ نَاهَضَ مُسَيْلِمَةُ قَبْلَ مُجِيْءِ شُرَحْبِيْلَ لِيَفُوْزَ بِالظَّفَرِ وَحْدَهُ، فَنَالَهُ مِنْ مُسَيْلِمَةَ قَرْحٌ وَ الَّذِيْنَ مَعَهُ، فَتَقَهْقَرَ حَتَّى جَاءَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيْدِ، فَقَهَرَ مُسَيْلِمَةَ كَمَا تَقَدَّمَ، وَ كَتَبَ اِلَيْهِ الصّدّيْقُ يَلُوْمُهُ عَلَى تَسَرُّعِهِ، قَالَ: لاَ اَرَيَنَّكَ وَلاَ اَسْمَعَنَّ بِكَ اِلاَّ بَعْدَ بَلاَءٍ، وَ اَمَرَهُ اَنْ يَلْحَقَ بِحُذَيْفَةَ وَ عَرْفَجَةَ اِلىَ عُمَانَ، وَ كُلٌّ مِنْكُمْ اَمِيْرٌ عَلَى جَيْشِهِ، وَ حُذَيْفَةُ مَا دُمْتُمْ بِعُمَانَ فَهُوَ اَمِيْرُ النَّاسِ، فَاِذَا فَرَغْتُمْ فَاذْهَبُوْا اِلىَ مَهْرَةَ، فَاِذَا فَرَغْتُمْ مِنْهَا فَاذْهَبْ اِلىَ الْيَمَنِ وَ حَضَرَمَوْتَ فَكُنْ مَعَ الْمُهَاجِرِ بْنِ اَبِي اُمَيَّةَ، وَ مَنْ لَقِيْتَهُ مِنَ الْمُرْتَدَّةِ بَيْنَ عُمَانَ اِلىَ حَضَرَمَوْتَ وَ الْيَمَنِ فَنَكّلْ بِهِ.

Sebelumnya telah kami terangkan bahwa 'Ikrimah bin Abu Jahl ketika memimpin pasukan yang dikirim oleh Abu Bakar Ash-Shiddiiq untuk memerangi Musailimah dan Abu Bakar memperkuat dengan pasukan Syurahbil bin Hasanah yang bergerak di belakangnya, namun 'Ikrimah tergesa-gesa menyerang Musailimah sebelum datang pasukan Syurahbil karena ingin segera untuk mendapatkan kemenangan. Ternyata ia mendapat serangan balasan yang telak dari Musailimah dan membuat pasukannya terpukul mundur, sehingga datanglah Khalid bin Walid dan berhasil mengalahkan Musailimah. Selanjutnya Abu Bakar Ash-Shiddiiq mengirim surat kecaman kepada 'Ikrimah atas ketergesa-gesaannya itu. Dalam surat itu Abu Bakar berkata, "Aku tidak melihatmu dan tidak mendengarmu kecuali sesudah datang bencana".

Kemudian 'Ikrimah diperintahkan untuk mengikuti pasukan Hudzaifah dan 'Arfajah yang menuju Oman, Abu Bakar berpesan, "Setiap orang dari kalian ditugaskan memimpin pasukannya masing-masing, dan ketika kalian berada di Oman, maka Hudzaifah lah pemimpin tertinggi kalian. Dan jika telah selesai tugas di sana, maka berangkatlah menuju Mahrah. Dan apabila telah selesai, maka berangkatlah ke Yaman dan Hadlaramaut, bergabunglah dengan Muhajir bin Abu Umayyah. Siapa saja yang kamu hadapi dari kaum murtad antara Oman dan Hadlaramaut dan Yaman, maka berilah pelajaran supaya jera.

فَسَارَ عِكْرِمَةُ لِمَا اَمَرَهُ بِهِ الصّدّيْقُ، فَلَحِقَ حُذَيْفَةَ وَ عَرْفَجَةَ قَبْلَ اَنْ يَصِلاَ اِلىَ عُمَانَ، وَ قَدْ كَتَبَ اِلَيْهِمَا الصّدّيْقُ اَنْ يَنْتَهِيَا اِلىَ رَأْيِ عِكْرِمَةَ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنَ السَّيْرِ مِنْ عُمَانَ اَوِ الْمَقَامِ بِهَا، فَسَارُوْا، فَلَمَّا اقْتَرَبُوْا مِنْ عُمَانَ رَاسَلُوْا جَيْفَرًا، وَ بَلَغَ لَقِيْطَ بْنَ مَالِكٍ مَجِيْءُ الْجَيْشِ، فَخَرَجَ فِي جُمُوْعِهِ فَعَسْكَرَ بِمَكَانٍ يُقَالُ لَهُ دَبَا وَهِيَ مِصْرُ تِلْكَ اْلبِلاَدِ وَ سُوْقُهَا الْعُظْمَى، وَ جَعَلَ الذَّرَارِيَ وَ اْلاَمْوَالَ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ لِيَكُوْنَ اَقْوَى لِحَرْبِهِمْ،

Kemudian berangkatlah 'Ikrimah ke tempat yang diperintahkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan ia berhasil menyusul Hudzaifah dan 'Arfajah sebelum keduanya tiba di Oman. Abu Bakar Ash-Shiddiiq telah berpesan kepada mereka berdua supaya mengikuti pendapat 'Ikrimah setelah selesai dari Oman atau ketika tinggal di sana. Kemudian mereka berjalan bersama, dan ketika telah dekat dengan Oman mereka mengirim surat kepada Jaifar. Namun dari pihak musuh, Laqiith bin Maalik sudah mendengar kedatangan pasukan Islam tersebut, lalu ia keluar membawa seluruh pasukannya dan mendirikan kemah di suatu tempat yang bernama Daba, yaitu ibu kota negeri itu dan yang di dalamnya ada pasar terbesar. Dan Laqiith membawa anak-anak, kaum wanita dan harta benda di belakang pasukan agar mereka semakin gigih berperang.

وَ اجْتَمَعَ جَيْفَرٌ وَ عَبَّادٌ بِمَكَانٍ وَ يُقَالُ لَهُ صُحَارُ، فَعَسْكَرَا بِهِ وَ بَعَثَا اِلىَ اُمَرَاءِ الصّدّيْقِ. فَقَدِمُوْا عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ، فَتَقَابَلَ الْجَيْشَانِ هُنَالِكَ، وَ تَقَاتَلُوْا قِتَالاً شَدِيْدًا، وَ ابْتُلِىَ الْمُسْلِمُوْنَ وَ كَادُوْا اَنْ يُوَلُّوْا، فَمَنَّ اللهُ بِكَرَمِهِ وَ لُطْفِهِ اَنْ بَعَثَ اِلَيْهِمْ مَدَدًا فِي السَّاعَةِ الرَّاهِنَةِ مِنْ بَنِي نَاجِيَةَ وَ عَبْدِ اْلقَيْسِ فِي جَمَاعَةٍ مِنَ اْلاُمَرَاءِ، فَلَمَّا وَصَلُوْا اِلَيْهِمْ كَانَ الْفَتْحُ وَ النَّصْرُ، فَوَلَّى الْمُشْرِكُوْنَ مُدْبِرِيْنَ، وَ رَكِبَ الْمُسْلِمُوْنَ ظُهُوْرَهُمْ فَقَتَلُوْا مِنْهُمْ عَشْرَةَ آلاَفِ مُقَاتِلٍ وَ سَبَّوُا الذَّرَارِيَ وَ اَخَذُوا اْلاَمْوَالَ وَ السُّوْقَ بِحَذَافِيْرِهَا، وَ بَعَثُوْا بِالْخُمُسِ اِلىَ الصّدّيْقِ رض مَعَ اَحَدِ اْلاُمَرَاءِ وَ هُوَ عَرْفَجَةُ، ثُمَّ رَجَعَ اِلىَ اَصْحَابِهِ.

Ketika itu Jaifar dan 'Abbad berkumpul di sebuah tempat yang bernama Shuhar. Mereka menempatkan tentaranya di sana. Kemudian mereka mengirim surat kepada para pemimpin pasukan yang ditugaskan Abu Bakar, lalu mereka bergabung dengan tentara kaum muslimin. Maka bertemulah di sana dua pasukan besar sehingga terjadi pertempuran yang dahsyat. Ketika itu kaum muslimin benar-benar diuji, dan hampir-hampir mereka mundur. Namun berkat kemuliaan Allah dan kelembutan-Nya, akhirnya dalam keadaan yang gawat itu Allah mengirim bantuan dari Bani Najiyah dan 'Abdul Qais dengan rombongan para pemimpin pasukan. Setelah bantuan itu bergabung, maka kaum muslimin meraih kemenangan. Dan orang-orang musyrik lari kocar-kacir mundur ke belakang dan dikejar oleh pasukan muslimin. Pada waktu itu mereka berhasil membunuh 10.000 orang dan menawan para wanita dan anak-anak. Mereka juga berhasil mengambil alih seluruh harta, kemudian seperlimanya dikirim kepada Abu Bakar Ash-Shiddiiq RA yang dibawa oleh salah seorang pimpinan, yaitu 'Arfajah. Kemudian ia kembali kepada pasukannya.

Memerangi kaum murtad negeri Mahrah.

وَ اَمَّا مَهْرَةُ فَاِنَّهُمْ لَمَّا فَرَغُوْا مِنْ عُمَانَ كَمَا ذَكَرْنَا، سَارَ عِكْرِمَةُ بِالنَّاسِ اِلىَ بِلاَدِ مَهْرَةَ بِمَنْ مَعَهُ مِنَ الْجُيُوْشِ وَ مَنْ اَضِيْفَ اِلَيْهَا حَتَّى اقْتَحَمَ عَلَى مَهْرَةَ بِلاَدِهَا، فَوَجَدَهُمْ جُنْدَيْنِ عَلَى اَحَدِهِمَا (وَهُمُ اْلاَكْثَرُ) اَمِيْرٌ يُقَالُ لَهُ اَلْمُصَبَّحُ، اَحَدُ بَنِي مُحَارِبٍ، وَ عَلَى اْلجُنْدِ اْلآخَرِ اَمِيْرٌ يُقَالُ لَهُ: شِخْرِيْتٌ، وَ هُمَا مُخْتَلِفَانِ، وَكَانَ هذَا اْلاِخْتِلاَفُ رَحْمَةً عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ.

Adapun negeri Mahrah, setelah kaum muslimin selesai menaklukkan Oman, kemudian 'Ikrimah bersama pasukannya dan tentara yang bergabung dengannya berjalan menuju negeri Mahrah, hingga mereka menyerbu negeri Mahrah tersebut. Ternyata di sana mereka mendapati musuh terbagi menjadi dua pasukan. Pasukan pertama (yang jumlahnya lebih besar) di bawah pimpinan seorang pemimpin yang bernama Mushabbah dari bani Muharib, sedangkan yang kedua dibawah pimpinan seorang amir yang bernama Syikhriit. Dan pada waktu itu kedua pimpinan ini sedang berselisih, maka perselisihan mereka itu merupakan rahmat bagi tentara mu'miniin.

فَرَاسَلَ عِكْرِمَةُ شِخْرِيْتًا فَاَجَابَهُ وَ انْضَافَ اِلىَ عِكْرِمَةَ فَقَوِيَ بِذلِكَ الْمُسْلِمُوْنَ، وَ ضَعُفَ جَأْشُ الْمُصَبَّحِ، فَبَعَثَ اِلَيْهِ عِكْرِمَةُ يَدْعُوْهُ اِلىَ اللهِ وَ اِلىَ السَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ، فَاغْتَرَّ بِكَثْرَةِ مَنْ مَعَهُ وَ مُخَالَفَةٍ لِشِخْرِيْتٍ فَتَمَادَى عَلَى طُغْيَانِهِ، فَسَارَ اِلَيْهِ عِكْرِمَةُ بِمَنْ مَعَهُ مِنَ الْجُنُوْدِ فَاقْتَتَلُوْا مَعَ الْمُصَبَّحِ اَشَدَّ مِنْ قِتَالِ دَبَا الْمُتَقَدّمِ، ثُمَّ فَتَحَ اللهُ بِالظَّفَرِ وَ النَّصْرِ، فَفَرَّ الْمُشْرِكُوْنَ وَ قُتِلَ الْمُصَبَّحُ، وَ قُتِلَ خَلْقٌ كَثِيْرٌ مِنْ قَوْمِهِ، وَ غَنِمَ الْمُسْلِمُوْنَ اَمْوَالَهُمْ، فَكَانَ فِي جُمْلَةِ مَا غَنِمُوْا اَلْفَا نَجِيْبَةٍ، فَخَمَّسَ عِكْرِمَةُ ذلِكَ كُلَّهُ وَ بَعَثَ بِخُمُسِهِ اِلىَ الصّدّيْقِ مَعَ شِخْرِيْتٍ، وَ اَخْبَرَهُ بِمَا فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ وَ اْلبِشَارَةِ مَعَ رَجُلٍ يُقَالُ لَهُ السَّائِبُ، مِنْ بَنِي عَابِدٍ مِنْ مَخْزُوْمٍ.

Maka 'Ikrimah segera mengirim surat kepada Sikhriit mengajak untuk bersatu dengan 'Ikrimah, dan ternyata ajakan itu disambut baik oleh Syikhriit, lalu ia bergabung dengan 'Ikrimah, sehingga membuat pasukan kaum muslimin menjadi semakin kuat, dan menjadi lemahlah hati Mushabbah. Kemudian 'Ikrimah mengajak pasukan Mushabbah agar mereka kembali kepada agama Allah dan patuh serta tha'at. Namun Mushabbah merasa bangga  dengan jumlah pasukannya yang banyak dan karena berselisih dengan Syikhriit, maka dia tetap di dalam kesesatannya.

Akhirnya 'Ikrimah memerintahkan tentaranya untuk menyerbu musuh, maka pecahlah pertempuran yang sangat dahsyat yang lebih dahsyat daripada penaklukan Daba sebelumnya. Akhirnya Allah memberikan pertolongan dan kemenangan kepada pasukan muslimin. Orang-orang musyrik melarikan diri, sedangkan Mushabbah sendiri mati terbunuh. Dan pada waktu itu banyak dari tentara musuh yang terbunuh. Kemudian kaum muslimin berhasil mendapatkan ghanimah yang banyak. Dari sekian banyaknya harta rampasan perang itu terdapat 2.000 ekor hewan tunggangan yang baik. Kemudian 'Ikrimah membagikan ghanimah tersebut, dan mengirimkan seperlimanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiiq yang dibawa oleh Syikhriit sambil membawa berita gembira tentang kemenangan ini kepada beliau. Sebelum Shikhriit tiba, berita kemenangan ini telah dibawa oleh seorang laki-laki yang bernama As-Saaib dari bani 'Aabid dari qabilah Makhzuum. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 721]

Demikianlah, setelah Rasulullah SAW wafat tidak ada satupun tempat di Jazirah 'Arab kecuali penduduknya ada yang murtad. Maka Abu Bakar Ash-Shiddiiq segera mengirim pasukannya sebagai bantuan kepada kaum muslimin yang berada di tempat-tempat tersebut. Setiap pertempuran antara kaum muslimin dengan kaum murtad selalu dimenangkan oleh pasukan muslimin. Alhamdu lillah.

Kaum muslimin berhasil membunuh banyak kaum murtad dan mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Dengan itu mereka menjadi lebih kuat dalam menghadapi musuh-musuh yang ada. Seperlima dari harta rampasan itu dikirimkan kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiiq untuk disalurkan kepada kaum muslimin agar mereka lebih kuat.

Pasukan Islam selalu menumpas gerakan kaum murtad sehingga tidak tinggal di Jazirah 'Arab melainkan orang-orang yang patuh dan tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya, dan ahli dzimmah seperti penduduk Najran dan lainnya. Peperangan ini terjadi di tahun 11 H dan awwal tahun 12 H.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar