Translate

Senin, 06 Januari 2020

Jaga Lisan Dan Hati-hati Saat Bicara


Bani Adam adalah makhluk yang lemah, serba kekurangan, dan menjadi tempat kesalahan. Demikianlah fakta yang akan dijumpai bila setiap orang jujur akan hakikat dirinya. Ia lemah dari segala sisi: tubuhnya, semangatnya, keinginannya, imannya, dan lemah kesabarannya. Dengan keadaan seperti ini, Allah ‘azza wa jalla dengan kemahabijaksanaan-Nya memberikan beban syariat sesuai dengan kesanggupannya.
Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam perbuatan dosa dan maksiat. Menzalimi diri sendiri, orang lain, bahkan menzalimi Allah ‘azza wa jalla. Keadaan demikian banyak terjadi pada manusia khususnya yang tidak mendapat hidayah dan rahmat dari Allah ‘azza wa jalla. Allah ‘azza wa jallaberfirman:

إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا ٧٢

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”(al-Ahzab: 72)

Banyak sekali faktor yang mendorong manusia untuk berbuat kesalahan atau kemaksiatan. Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yang mengerti kelemahan dirinya.
Salah satu bagian tubuh yang paling mudah menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan adalah lisan. Sungguh betapa ringan lisan ini digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah ‘azza wa jalla. Serta betapa berat untuk diajak berzikir kepada Allah ‘azza wa jalla.

Demikan hakikat lisan sebagaimana ucapan Abu Hatim rahimahullah, “Lisan memiliki peraba tersendiri yang tidak hanya digunakan untuk mengetahui asin atau tidaknya makanan dan minuman, panas dan dingin, atau manis dan pahit. Lisan sangat tanggap apabila telinga mendengar sebuah berita, baik atau buruk, benar atau salah. Sangat tanggap pula bila mata melihat suatu kejadian, baik atau buruk. Lisan dengan mudahnya bercerita dengan mengumbar apa saja yang menyentuhnya. Ingatlah, lidah itu tak bertulang.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Sahih, HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Namun bukan berarti engkau diam dari suatu kemungkaran dan diam untuk mengucapkan kebenaran. “Setan bisu”, itulah gelar dan panggilan seseorang yang diam dari kemungkaran dan tidak mau menyuarakan kebenaran.

Seringkali kali saat asik mengobrol tiba-tiba pembicaraan mengarah kepada pembicaraan tentang orang tertentu yang tidak hadir di majelis tersebut dengan mebicarakan kejelekannya dan sebagainya, dan tanpa disadari mereka semua telah menggunjingnya atau mengghibahnya.

Nabi menjelaskan definisi ghibah dalam sebuah haditsriwayat Muslim sebagai berikut:

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Kemudian beliau bersabda : “Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci”. Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?” Beliau menjawab, “Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah menfitnah (mengucapkan suatu kedustaan)”. (HR. Muslim)

Hal ini juga telah dijelaskan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu.

عَنْ حَمَّاد عَنْ إبْرَاهِيْمَ قَالَ : كَانَ اِبْنُ مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ : الْغِيْبَةُ أَنْ تَذْكُرَ مِنْ أَخِيْكَ مَا تَعْلَمُ فِيْهِ. وَإِذَا قُلْتَ مَا لَيْسَ فِيْهِ فَذَاكَ الْبُهْتَانُ

“Dari Hammad dari Ibrahim, dia berkata : Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata :”Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan”.

Imam Nawawi mengatakan, “Ghibah adalah ketika kamu membicarakan seseorang dengan sesuatu yang dia tidak menyukainya, baik itu ada pada badan, dunia, akhiratnya atau dengan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Baik itu dengan cara engkau melakukannya dengan menyebut, menulis, memberikan kode, atau dengan mengisyaratkan kepadanya dengan matamu atau tanganmu atau kepalamu.”

Masuk juga kedalam perbuatan ghibah meniru gaya bicara, atau cara jalan seseorang untuk merendahkan datau menertawakannya.

Keharaman Ghibah

Banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an yang menunjukkan tentang haramnya ghibah.
Ghibah atau menggunjing adalah salah satu dosa besar yang Allah umpamakan dengan seseorang yang memakan daging saudaranya sendiri. Allah berfirman:

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat di atas menyatakan:

إنما ضرب الله هذا المثل للغيبه لأن أكل لحم الميت حرام مستقذر و كذا الغيبه حرام فى الدين و قبيح فى النفوس

Allah membuat perumpamaan ini untuk ghibah karena memakan daging bangkai itu haram dan menjijikkan. Begitu juga ghibah itu haram dalam agama dan buruk dalam jiwa. (Lihat Tafsir Al-Qurtubi hlm 16/346).

Betapa jijiknya perihal menggunjing orang lain. Orang yang bernikmat-nikmat dengan menbicarakan kejelekan orang lain sama saja dengan bernikmat-nikmat dengan daging bangkainya.

Dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau bercierita:

قلت للنبي صلى الله عليه وسلم حسبك من صفية كذا وكذا قال غير مسدد تعني قصيرة. فقال: لقد قلت كلمة لو مزجت بماء البحر لمزجته. قالت: وحكيت له إنسانا. قال: ما أحب أني حكيت إنسانا وأن لي كذا وكذا.

“Aku pernah mengatakan pada Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wasallam: “Cukuplah kalau Shafiyah ini begini dan begitu. Maksudnya berbadan pendek!” Maka beliau bersabda: “Sungguh dirimu telah mengucapkan sebuah kalimat yang sekiranya dihapus dengan air laut tidak akan sanggup menghapusnya”. Pernah juga aku menceritakan seseorang dihadapan beliau, lantas beliau berkata: “Aku tidak suka aku menceritakan tentang orang lain, dan pada diriku begini dan begitu.” (HR. Abu Dawud no. 4875 dan at-Tirmidzi no. 2520. Beliau berkata hasan shahih)

Imam Nawawi berkata dalam mengomentari hadits ini, “maksud ‘merubahnya’ adalah mencampurinya sehingga berubah rasa atau baunya karena saking busuk dan buruknya. Hadits ini adalah salah satu bentuk teguran yang paling keras atau bahkan ia adalah yang paling keras, dan saya tidak mengetahui hadits yang mencela perbuatan ghibah yang sampai seperti ini.”

Diantara hikmah di haramkannya ghibah adalah karena ia dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan. Ghibah juga dapat mencemarkan nama baik seseorang dan mengganggu kehormatannya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi shallallauh ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika aku dinaikkan ke langit (dimi’rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga, kuku itu mereka gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu bertanya, Wahai Jibril, siapa mereka itu? Jibril menjawab, ‘Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan merusak kehormatan mereka.” (HR. Abu daud No.4235)

Dalam riwayat yang lain :

قَالَ رَسُوْلُ الله : لَمَّا عُرِجَ بِيْ, مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَ صُدُوْرَهُمْ فَقُلْتُ : مَنْ هَؤُلآء يَا جِبْرِيْلُِ؟ قَالَ : هَؤُلآء الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ لُحُوْمَ النَّاسَ وَيَقَعُوْنَ فِيْ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati sekelompok orang yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya: ”Siapakah mereka ya Jibril?”. Jibril menjawab: ”Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan mencela kehormatan mereka”. 

Keharaman Mendengarkan Ghibah

Perbuatan ghibah tidak bisa jika pelaku hanya diri atau dengan kata lain seseorang tidak mungkin menggunjing jika tanpa partner. Oleh karena itu sebagaimana menggunjing orang lain haram, begitu juga mendengarkan gunjingan terhadap orang lain juga haram. Orang yang bernikmat-nikmat dengan mendengarkan ghibah sama dosanya dengan yang mengghibah.

Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah bahwasanya sebagaimana hukum ghibah adalah haram, maka begitu juga haram mendengarkan dan menyetujuinya. Sehingga wajib bagi seseorang jika mendengar orang lain memulai ghibah untuk melarangnya jika ia tidak takut hal tersebut akan membahayakannya, jika ia takut akan membahayakannya maka wajib baginya untuk mengingkarinya dengan hatinya dan meninggalkan majelis tersebut jika ia dapat meninggalkannya, jika ia mampu mengingkarinya dengan lisannya, atau menghentika ghibah tersebut dengan menggantikannya dengan pembicaraan lain, maka harus ia lakukan, jika tidak ia berdosa.”

Renungan Sejenak

Betapa buruknya akibat yang didapatkan dari perbuatan ghibah. Berapa banyak persahabatan yang berakhir dengan permusuhan, berapa banyak tali silaturrahim antara keluarga terputus. Ghibah sangatlah merusak hubungan antara manusia.

Jika seseorang hendak mengghibah orang lain karena kekurangan jasmani yang Allah berikan kepadanya, maka ia harus ingat bahwa kekurangan yang ada pada orang tersebut adalah bukan kehendaknya dan ia tidak mungkin bisa merubahnya, sehingga jika ia mengejek atau menggunjing seseorang karena kekurangan pada fisiknya, maka secara tidak langsung ia telah mengejek Allah yang menciptakannya. Sama halnya dengan orang yang melihat suatu lukisan kemudian ia mengatakan bahwa lukisan tersebut jelek, maka yang ia cela sebenarnya bukanlah lukisan tersebut, namun orang yang melukislah yang ia cela karena ia tidak ahli dalam melukis.

Jika melihat kekurangan pada orang lain terdapat pada penampilannya yang kurang rapi, atau ia memiliki sifat yang kurang terpuji, alangkah baiknya jika kita bersikap jentel dan langsung menyampaikannya kepadanya dengan cara yang baik, dengan demikian kita akan mendapatkan pahala karena telah melaksanakan amar ma’ruf. Atau seandainya tidak ingin menasehatinya, maka lebih baik diam. Jangan sampai kita bersikap pengecut dengan menutup mulut dihadapannya namun dari belakang membicarakan kekurangannya kepada orang lain.

Setiap orang pastilah memiliki kekurangan, alangkah baiknya jika kita menyibukkan diri dengan mengintropeksi dan mencari kekurangan diri kita sendiri, kemudian berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut. Daripada membicarakan kekurangan orang lain yang belum tentu kita lebih baik darinya.

Ulama salaf berkata:

إذا أراد الله بعبد خيرا بصره بعيوب نفسه

“Jika Allah ingin kebaikan terhadap seorang hamba, maka ia akan menampakkan kepada hamba tersebut aib-aib yang ada pada dirinya.”

Hati-hatilah jika anda suka duduk atau berkumpul dengan orang-orang senang membicarakan kejelekan orang lain, membahas aib dan kekurangan mereka, atau mencemari nama baik mereka, karena ketika anda tidak hadir di perkumpulan tersebut bisa jadi anda adalah orang berikutnya yang akan menjadi objek pembicaraan mereka!!

Kapan Boleh Mengghibah?

Al-Imam an-Nawawi rahimahullahberkata, “Ghibah dibolehkan dengan tujuan syariat yang tidak mungkin mencapai tujuan tersebut melainkan dengannya.”

Dibolehkan ghibah pada enam perkara:
1- Ketika terzalimi.
2- Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
3- Meminta fatwa.
4- Memperingatkan kaum muslimin dari sebuah kejahatan atau untuk menasihati mereka.
5- Ketika seseorang menampakkan kefasikannya.
6- Memanggil seseorang yang dia terkenal dengan nama itu.
(Riyadhus Shalihin, bab “Apa-apa yang Diperbolehkan untuk Ghibah”)

Alangkah lebih indahnya jika hidup bersosial dengan baik tanpa unsur mencari kesalahan orang lain demi panjat sosial. Sibuk dengan megoreksi kesalahan sendiri dan memperbaikinya  jauh lebih bijak daripada mencari kesalahan orang laindan menyebarkanya.

Bukannkah Allah akan membantu menutupi kesalahan dan ain seseorang ketika seseoramh tersebut mampu men utupi kesalahan dan aib saudaranya? Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi menyebutkan:

منْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.”

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

4 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus
  2. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus
  3. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia ^^
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat :)
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino

    - Adu Q
    - Bandar Q
    - Bandar Sakong
    - Bandar Poker
    - Poker
    - Domino 99
    - Capsa Susun
    - BANDAR66 / ADU BALAK
    -PERANG BACCARAT

    Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang asli ^^
    * Minimal Deposit : 20.000
    * Minimal Withdraw : 20.000
    * Deposit dan Withdraw 24 jam Non stop ( Kecuali Bank offline / gangguan )
    * Bonus REFFERAL 20 % Seumur hidup tanpa syarat
    * Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    * Proses Deposit & Withdraw PALING CEPAT
    * Sistem keamanan Terbaru & Terjamin
    * Poker Online Terpercaya
    * Live chat yang Responsive
    * Support lebih banyak bank LOKAL

    Contact Us

    WA : +855964967353
    Kami Siap Melayani anda 24 jam Nonstop

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah bang,tercerahkan

    BalasHapus