Syetan dari golongan jin mempunyai ukuran tubuh tertentu. Ukuran itu bisa membesar dan mengecil. Ketika seseorang mengumpat dan mencelanya, syetan membesar sebesar rumah. Karenanya Rasulullah melarang mengumpati syetan.
Sebaliknya, Rasulullah mengajarkan sebuah kalimat singkat yang bisa membuat syetan mengecil menjadi seukuran lalat. Bacaan itu tidak lain adalah basmalah. Yakni membaca "bismillah" atau lengkapnya "bismillahirrahmaanirrahiim".
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Walid Abu Malih, ayahnya yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَعَثَرَتْ دَابَّتُهُ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ . فَقَالَ لاَ تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولَ بِقُوَّتِى وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, "Celakalah syetan." Maka beliau bersabda, "Jangan kamu katakan, 'celakalah syetan,' sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; 'itu terjadi karena kekuatanku'. Akan tetapi, ucapkanlah 'Bismillah' sebab jika engkau mengucapkan basmalah syetan akan mengecil hingga seukuran lalat." (HR. Abu Dawud)
Inilah salah satu (keutamaan) basmalah. Dalam Tafsir Al Qur'an al 'Adhim, setelah mengetngahkan hadits ini Ibnu Katsir menjelaskan: "Demikian itu berkat kalimah bismillah. Karena itu, pada permulaan setiap perbuatan dan ucapan disunnahkan terlebih dahulu membaca basmalah."
Betapa dahsyatnya kalimah basmalah, Hasan Bishri menjelaskan dalam buku Dahsyatnya Kekuatan Basmalah: "Jangankan syetan yang lemah dan pengecut, gunung yang besar dan kokoh pun luluh lantak bila diturunkan Al Qur'an kepadanya."
Hadits tersebut juga mengajarkan kepada umat Islam agar tidak memperturutkan kemarahan dan emosi dengan mengumpat. Tidak pula diperkenankan mengaitkan musibah atau kecelakaan dengan keyakinan bahwa itu terjadi akibat ulah syetan. Tetapi sandarkanlah kepada Allah dengan membaca nama-Nya, berlindunglah kepada-Nya dari gangguan syetan serta mara bahaya seraya meyakini bahwa tidak ada yang dapat melindungi kita dan tidak ada yang kuasa menimpakan bahaya kecuali Allah Azza wa Jalla.
Dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang membaca:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun.” (HR. At Tirmidzi no. 3310).
Basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam kepada Ratu Saba’ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah berfirman, menceraitakan kisah mereka,
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ ( ) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
“Sang ratu berkata: Wahai para menteri, saya mendapatkan sepucuk surat yang mulia. Surat itu dari Sulaiman, isinya: Bismillahir rahmanir rahiim. Janganlah kalian bersikap sombong di hadapanku dan datanglah kepadaku dengan tunduk.” (QS. An-Naml: 29 – 31).
Tujuan utama Nabi Sulaiman mengirim surat ini adalah untuk mengajak mereka masuk Islam dan meninggalkan kekufurannya. Mengingat pentingnya tujuan ini, Nabi Sulaiman mengawalinya dengan basmalah.
Bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti wudhu, atau mandi dan tayamum, menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْه
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud 101).
Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci.
Basmalah sebagai perlindungan dari setan ketika makan
Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah sebelumnya maka setan tidak mampu untuk turut memakannya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858.)
Dari hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Daud no. 3766)
Basmalah sebagai penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan
dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, …dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)
Basmalah sebagai penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.
Seperti yang sering kita bahas, kita tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan. Tidak segan-segan, jin yang kurang bertanggung jawab, juga akan melihat kita dalam posisi ketika tidak berbusana. Untuk menanggulangi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar ketika buka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Turmudzi 606)
Basmalah sebagai penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga.
Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan dengan membaca basmalah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وأطفؤا السِّرَاجَ، فإن الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، ولا يَفْتَحُ بَابًا، ولا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لم يَجِدْ أحدكم إلا أَنْ يَعْرُضَ على إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ، فَلْيَفْعَلْ
“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)
Basmalah menghalangi setan menginap di dalam rumah
Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).
Basmalah menjadi syarat halalnya hewan sembelihan
Diantara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang dengan menyebut basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal. Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu tidak boleh dimakan. Allah berfirman,
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).
Beberapa Perkara Yang Dianjurkan Untuk Dimulai Dengan Menyebut Nama Allah
Berikut ini kami paparkan beberapa perkara yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk mengawalinya menyebut nama Allah subhanahu wata’ala:
1. Ketika Hendak Tidur
Dari shahabat Hudzaifah radhiallahu ‘anhu berkata: “Kebiasaan (sunnah) Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam ketika hendak tidur, beliau membaca:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Dengan menyebut nama-Mu Ya Allah, aku mati dan aku hidup.”
(HR. Al Bukhari no. 6334, dan Muslim no. 2711 dengan redaksi yang sedikit berbeda)
2. Ketika Keluar Dari Rumah
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.”
Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi),” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi?!” (HR. Abu Dawud no. 4431)
Atau dengan membaca:
بِاسْمِكَ رَبِّي إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Dengan nama-Mu Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung Kepada-Mu jangan sampai aku salah atau sesat, menganiaya atau dianiaya, membodohi atau dibodohi.” (HR. Ahmad no. 26164, riwayat dari Ummul Mukminin Ummu Salamah)
3. Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)
Dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمْ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
“Penutup antara pandangan-pandangan jin dengan aurat bani Adam ketika seseorang masuk wc adalah membaca basmalah.” (At Tirmidzi no. 551, dan dishahihkan oleh As Syaikh Al Albani)
4. Ketika Hendak Makan
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: “Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Bila salah seorang diantara kalian makan maka hendaknya ia mengucapkan bismillah, bila ia lupa diawalnya, maka hendaknya ia membaca bismillah fi awwalihi wa akhirihi.” (HR. At Tirmidzi no. 1781, dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)
5. Ketika Hendak Berhubungan Dengan Istri
Dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Berkata Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Bila salah seorang diantara kalian menggauli istrinya, hendaknya ia berdo’a:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau rizkikan kepada kami.”
Bila Allah subhanahu wata’ala memberikan karunia anak kepadanya maka setan tidak akan mampu memudharatkannya.” (HR. At Tirmidzi no. 1012)
6. Ketika Hendak Menyembelih
Disyari’atkan pula dalam penyembelihan hewan dengan membaca basmalah. Bahkan hukumnya bukan sekedar mustahab (anjuran) saja tetapi wajib. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ
“Hendaknya menyembelih dengan (menyebut) nama Allah (basmalah).” (HR. Al Bukhari no.5500)
Maka sebelum menyembelih hewan hendaknya membaca:
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
(HR. Abu Dawud no. 2427)
7. Ketika Hendak Memasukkan Jenazah ke Liang Kubur
Disunnahkan (dianjurkan) membaca:
بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dengan menyebut nama Allah dan diatas sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Abu Dawud no. 2798)
Demikian pula perkara-perkara yang lain, termasuk amalan jihad fi sabilillah yang merupakan puncak tertinggi dalam Islam hendaknya juga diawali dengan membaca basmalah sebagaimana yang diriwayatkan Al Imam At Tirmidzi no. 1337 dari shahabat Buraidah radhiallahu ‘anhu.
Doa Basmalah Kabir (Besar) :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِفَضْلِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَأَسْأَلُكَ بِعَظَمَة بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وأَسْأَلُكَ بِجَلاَلِ وَثَنَاءِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَأَسْأَلُكَ بِهَيْبَةِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَبِحُرْمَةِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَبِجَبَرُوتِ وَمَلَكُوتِ وَكِبْرِيَاءِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, وَبِعَِةِ وَقُوَّةِ وَقُدْرَةِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, إرْفَعْ قَدْرِى بِسِرِّ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللَّهُمَّ يَسِّرْ أَمْرِى وَاجْبُرْ كَسْرِى وَأَغْنِ فَقْرِى أَسْأَلُكَ وَأطِلْ عُمْرِى مَعَ الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ بفَضْلِكَ وَكَرَمِكَ وَإحْسَانِكَ يَا مَنْ هُوَ كهيعص . حمعسق. الم . المر المص : بِسِرِ اسْمِ الله الأَ عْظَمِ. الله الّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ذُو الجَــلاَلِ وَ الإِكْرَامِ, أَسْأَلُكَ بِجَلاَلِ الهَيْبَةِ وَبِعِزَّةِ العِزَّةِ, وَ أَسْأَلُكَ بِكِبْرِيَاءِ العَظَمَةِ وَبِجَبَرُوتِ القُدْرَةِ أَنْ تَجْعَلَنِى مِنَ الذِيْنَ لاَ خَوفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ, وَ أَسْأَلُكَ بِحُسْنِ الْبَهَاءِ وَبِإِشْرَاقِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ أَنْ تُدْخِلَنِى بِرَحْمَتِكَ فِى جَنَّاتِ النَّعِيْمِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ, اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ بِسِرِّ هَذَا كُلِّهِ أَنْ تَقْضِيَ لِى جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ, وَاَنْ تُطَهِّرَنِى مِنْ جَمِيْعِ السَّـيِّـئَاتِ, وَأَنْ تُنْجِيْنِى مِنْ جَمِيْعِ الأَهْوَالِ وَالآفَاتِ وَتَرْفَعَنِى عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَات وَأَنْ تُبَلِّغَنِى أَقْصَى الغَايَات مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِي الحَيَاةِ وَبَعْدَ المَمَات, وَ أَسْأَلُكَ يَا اللهُ أَنْ تُفَرِّجَ عَنِّى مَا أَنَا فِيْهِ وَأَنْ تُقَدِّرَلِى اْلخَيْرَ فِيْمَا اُرِيْدُهُ وَأَنْوِيْهِ, وَاَنْ تَعْصِمَنِى مِنَ الْفِتَنِ وَاْلمَعَاصِى وَاْلفَحْشَاءِ, وَأَنْ تَحْفَظَنِى وَأَهْلِى وَذُرِّيَّتِى وَمَنْ تَحْتَ حَوْزَتِى مِنْ كُلِّ سُوءٍ وَشَرٍّ وَبَلاَءٍ, وَاَنْ تَنْصُرَنِى عَلَى جَمِيْعِ اْلحُسَّادِ وَاْلمَاكِرِيْنَ وَاْلأَعْدَاءِ يَا رَبَّ العَالَمِيْن.
Alloohumma innii as-aluka bifadhli bismillaahir-rahmaanir-rahiim, wa as-aluka bi’azhamati bis-millaahir-rahmaanir-rahiim, wa as-aluka bijalaali wa tsanaa-i bismillaahir-rahmaanir-rahiim, wa as-aluka bihaibati bismillaahir-rahmaanir-rahiim, wa as-aluka bihurmati bismillaahir-rahmaanir-rahiim, wajabaruuti wa malakuuti wa kibriyaa-i bismillaahir-rahmaanir-rahiim, wa bi’izzati wa quwwati wa qudrati bismillaahir-rahmaanir-ra-hiim. Irfa’ qadrii bisirri bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alloohumma yassir amrii wajbur kasrii wa aghni faqrii wa athil ‘umrii ma’as-shihhati wal ‘aafiyati bifadhlika wa karamika wa ihsaanika. Yaa man huwa kaaf haa yaa ‘aiin shaad, haa miim ‘aiin siin qaaf, alif laam miim, alif laam miim raa, alif laam miim shaad, bisirris-millaahil a’zham.
Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuuml ‘aliyyul ‘azhiimu dzul jalaali wal ikraam. As-aluka bijalaalil haibati wa bi’izzatil ‘izzati, wa as-aluka bikibriyaa-il ‘azhamati wa bijabaruutil qudrati, an taj’alanii minalladziina laa khaufun ‘alaihim walaa hum yahzanuun. Wa as-aluka bihusnil ba-haa-i wa bi-isyraaqi wajhikal kariimi, an tudkhi-lanii birahmatika fii jannaatin-na’iim, yaa rabbal ‘aalamiin. Alloohumma as-aluka bisirri haadzaa kullihii an taqdhiya lii jamii’il haajaat, wa an tuthahhiranii min jamii’is-sayyi-aat, wa an tun-jiinii min jamii’il ahwaali wal aafaat, wa an tarfa-’anii ‘indaka a’lad-darajaat, wa an tuballighanii aqshal ghaayaati min jamii’il khairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat. Wa as-aluka yaa Allooh, an tufarrija ‘annii maa ana fiihi, wa an tuqaddira liyal khaira fiimaa uriiduhuu wa anwiihi, wa an ta’shimanii minal fitani wal ma’aashii wal fakh-syaa-i, wa an tahfazhanii wa ahlii wa dzurriyyatii wa man tahta hauzatii min kulli suu-in wa syar-rin wa balaa-in. Wa an tanshuranii ‘alaa jamii’il hussaadi wal maakiriina wal-a’daa-i, yaa rabbal ‘aalamiin.
Artinya : “Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan (perantaraan) keutamaan Bismillaahir-rahmaanir-rahiim; aku memohon kepada-Mu dengan (eranta-raan keagungan Bismillaahir-rahmaanir-rahiim; aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan keagu-ngan dan keterpujian Bismillaahir-rahmaa-nir-ra-hiim; aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan kemuliaan Bismillaahir-rahmaanir-rahiim; dengan (perantaraan) kehormatan Bismil-laahir-rahmaanir-rahiim; dengan perantaraan keperkasaan, kemuliaan dan kebesaran Bismillaa-hir-rahmaanir-rahiim; serta dengan perantaraan kekuatan dan kekuasaan Bismil-laahir-rahmaanir-rahiim; serta angkatlah derajatku dengan perantaraan rahasia Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Ya Allah! Permudahlah urusanku, tam-ballah kekuranganku, cukupilah kebutuhanku dan panjang-kanlah umurku disertai kesehatan dan kese-jahteraan, berkat karunia, kemuliaan dan kebaikan-Mu, Wahai Tuhan Yang Dia-lah Kaff Haa Yaa ‘Aiin Shaad, Haa Miim ‘Aiin Siin Qaaf, Alif Laam Miim, Alif Laam Miim Raa, Alif Laam Miim Shaad; berkat rahasia Asma’ Alah Yang teragung.
Allah, tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup Kekal lagi terus menerus mengurusi makhluk-Nya, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Pemilik Kea-gungan dan Kemuliaan; aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan keagungan kehebatan / kehor-matan-Mu dan kemuliaan kemuliaan-Mu. Aku memo-hon kepada-Mu berkat keagungan Keagungan-Mu dan keperkasaan Kekuasaan-Mu; kiranya Engkau menja-dikan aku termasuk orang-orang yang tidak ada kekhawatiran buat mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Aku memohon kepada-Mu berkat bagus-nya keindahan(Mu) dan berkat bersinarnya Wajah-Mu yang Mulia, kiranya Engkau memasukkan aku dengan rahmat-Mu kedalam surga na’im-Mu, wahai Tuhan sekalian alam. Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu berkat rahasia ini semua, kiranya Engkau mengabul-kan seluruh hajat keperluanku; kiranya Engkau hapuskan bagiku dari semua keburukan/dosa; kiranya Engkau selamatkan aku dari semua kegentingan dan bencana kiranya Engkau angkat aku pada derajat yang tertinggi di sisi-Mu; kiranya Engkau sampaikan aku pada batas terakhir cita-citaku dari seluruh kebai-kan, baik sewaktu hidup (di dunia) maupun setelah wafat. Aku memohon kepada-Mu, Ya Alah, kiranya Engkau melapangkan dariku apa-apa (kesusahan) yang aku ada didalamnya; kiranya Engkau takdirkan kebaikan untukku pada (persoalan) apa saja yang aku kehendaki dan aku ingini; kiranya Engkau pelihara aku dari fitnah, kemaksiatan dan perbuatan keji; kiranya Engkau menjaga aku, keluargaku, anak ketu-runanku dan orang-orang yang di bawah perlin-dunganku dari semua keburukan, kejahatan dan ben-cana; dan kiranya Engkau menolongku mengatasi semua orang yang hasud, penipu dan musuh. Wahai Tuhan sekalian alam.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar