Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada :
إِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang (HR At-Thobrooni dalam al-Mu’jam al-Kabiir)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang-pen), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yagn ada di langit” (HR Abu Dawud no 4941 dan At-Thirmidzi no 1924 )
Al-Munaawi rahimahullah berkata,
بِصِيْغَةِ الْعُمُوْمِ يَشْمَلُ جَمِيْعَ أَصْنَافِ الخَلاَئِقِ فَيُرْحَمُ البَرّ وَالفَاجِرُ وَالنَّاطِقُ والْمُبْهَمُ وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ
“Sabda Nabi ((rahmatilah yang ada di bumi)) dengan konteks keumuman, mencakup seluruh jenis makhluk, maka mencakup rahmat kepada orang baik, orang fajir, orang yang berbicara, orang yang bisu, hewan dan burung” (Faidhul Qodiir 1/605)
Di antara salah satu karakteristik agama Islam yang mulia adalah kasih sayang. Hal ini terbukti dalam beberapa hal berikut:
1. Salah satu nama Allah adalah ar-Rahman yang disebut dalam al-Qur’an sebanyak 57 kali dan ar-Rahim yang disebut dalam al-Qur’an sebanyak 114 kali yang kedua nama tersebut diambil dari kata rahmat yang berarti bahwa Allah sangat sayang kepada semua hamba-Nya secara umum dan kepada orang-orang yang beriman secara khusus. Tidak ada kenikmatan di dunia ini yang kita rasakan kecuali sebagai bukti akan rahmat Allah.
2. Al-Qur’an berisi rahmat, sebagaimana firman Allah:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ تِبْيَـٰنًۭا لِّكُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨٩﴾
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS an-Nahl [16]: 89)
Allah juga berfirman:
طه ﴿١﴾ مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ ﴿٢
“Thaahaa. Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (QS Thaahaa [20]: 1–2)
Imam Qatadah Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Demi Allah, tidaklah Allah menjadikan al-Qur’an untuk kesusahan, melainkan sebagai rahmat, cahaya, dan petunjuk menuju surga.”
Hal itu karena al-Qur’an berisi ajaran-ajaran yang indah baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, ekonomi, politik, sosial, dan semua kebutuhan hamba.
3. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah rahmat bagi alam semesta, sebagaimana firman-Nya:
وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَـٰلَمِينَ ﴿١٠٧
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS al-Anbiyaa’ [21]: 107)
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌۭ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌۭ ﴿١٢٨
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (QS at-Taubah [9]: 128)
4. Syari’at Islam dibangun di atas kasih sayang, karena bersifat mudah dan tidak ada kesulitan di dalamnya. Bahkan Islam menganjurkan kepada umat untuk bersifat rahmat terhadap semua makhluk.
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوْا مَنْ فيِ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فيِ السَّمَاءِ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang-orang yang pengasih itu dikasihi oleh Zat Yang Maha Pengasih. Sayangilah makhluk yang ada di atas bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh Zat yang berada di atas langit.”
Perintah “mengasihi” ini adalah umum, mencakup seluruh manusia, bahkan binatang juga. Allahu Akbar, kalau Islam begitu menghormati menyayangi binatang, lantas bagaimana mungkin tidak menyayangi manusia?!
Ingat pesan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Sesungguhnya kelembutan itu tidak singgah pada sesuatu apa pun akan menghiasinya dan tidaklah dicabut dari suatu apa pun kecuali akan mencemarinya.” (HR Muslim).
Dan perangai yang agung yang Allah jadikan diantara makhlukNya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
«خَلَقَ اللهُ مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَوَضَعَ وَاحِدَةً بَيْنَ خَلْقِهِ وَخَبَأَ عِنْدَهُ مِائَةً إِلَّا وَاحِدَةً»
"Allah menciptakan 100 rahmat, lalu Allah meletakkan satu rahmat diantara para hambaNya dan Allah menyimpat 99 rahmat di sisiNya" (HR Muslim)
Dan Allah lebih mendahulukan rahmat di atas nikmat ilmu :
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka (Musa dan pembantunya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (QS Al-Kahfi : 65)
Allah –subhanahu- mencintai orang yang bersifat kasih sayang serta Allah memuji hamba-hambaNya yang saling berwasiat untuk melakukannya
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
Dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (QS Al-Balad : 17)
Dengan kasih sayang maka tegaklah pondasi bangunan penunaian hak-hak para hamba yang wajib seperti zakat, dan hak-hak yang sunnah seperti memaafkan dan bersedekah.
Syaikhul Islam rahimahullah berkata :
فعلى الإنسان أن يكون مقصودُه نفع الخلق، والإحسان إليهم مطلقا، وهذا هو الرحمة التي بُعث بها محمد - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Dan hendaknya tujuan seseorang adalah memberi manfaat kepada manusia dan berbuat baik kepada mereka secara mutlak, dan inilah rahmat yang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus dengannya" (Jami'ul Masaa'il 6/37)
Kasih sayang merupakan karunia yang Allah berikan kepada hambaNya yang Ia kehendaki. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- berkata kepada seorang arab badui yang kaku dan tidak mengasihi anak-anaknya :
أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ؟
"Apakah aku bisa mencegah darimu jika Allah mencabut kasih sayang dari hatimu"(HR Al-Bukhari)
Dan kapan Allah berkehendak kebaikan bagi hambaNya maka Allah turunkan rahmat pada hatinya.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan(QS Al-Fath : 4), Ibnu Abbas berkata : (Ketenangan) yaitu Rahmat
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ
ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS Al-Fath : 4)
Bagian rahmat bagi setiap hamba sesuai dengan kadar bagiannya dari petunjuk, karenanya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling besar kasih sayangnya. Allah berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al-Fath : 29)
Allah mensifati kaum mukminin bahwasanya mereka :
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
"Yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin" (QS Al-Maidah : 54), Ibnu Abbas berkata, "Maksud dari "lemah lembut" adalah rahmat"
Dipenuhinya hati dengan kasih sayang merupakan tanda kebahagiaan, dan ia merupakan sebab diraihnya rahmat Allah, Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), kasihilah yang ada di bumi nicaya Yang di langit akan mengasihi kalian" (HR Abu Dawud)
Dan diantara orang-orang yang masuk surga adalah kaum yang hatinya penuh dengan rahmat dan kelembutan disertai keimanan. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
وَأهل الْجنَّة ثلاثةٌ: ذُو سُلْطَان مقسط متصدق موفق. وَرجل رحيمٌ رَقِيق الْقلب لكل ذِي قربى وَمُسلم. وعفيفٌ متعفف ذُو عِيَال
"Dan penghuni surga tiga golongan, (1) pemilik kekuasaan yang adil, dermawan, lagi mendapat petunjuk, (2) lelaki yang pengasih, berhati lembut kepada setiap kerabat dan setiap muslim, (3) dan seorang yang menjaga harga dirinya (dari perkara yang haram) dan berusaha menjaga dirinya (untuk tidak minta-minta) sementara ia memiliki anak-anak (yang dibawah tanggungannya-pen)" (HR Muslim)
Hati yang keras akibat kosongnya dari kasih sayang, Allah telah mencela sebagian kaum maka Allah berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ
Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras (QS Al-Baqoroh : 74)
Al-Baghowi berkata :
يَبِسَتْ وَجَفَّتْ، جَفَافُ الْقَلْبِ: خُرُوْجُ الرَّحْمَةِ وَاللِّيْنِ عَنْهُ
"Yaitu hati kalian kering, dan keringnya hati dengan keluarnya rahmat dan kelembutan darinya"
Dan hal ini merupakan tanda kesengsaraan, Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ
"Tidaklah dicabut rahmat kecuali dari orang yang sengsara" (HR Abu Dawud)
Dan barangsiapa yang tidak mengasihi makhluk maka Allah tidak mengasihinya. Nabi –'alaihis sholatu was salaam- bersabda :
لاَ يَرْحَمُ اللهَ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ
"Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia" (HR Al-Bukhari)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingkari orang yang enggan melakukan sedikit dari dampak kasih sayang
قبَّل رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم الْحسن بن عَليّ وَعِنْده الْأَقْرَع بن حَابِس التَّمِيمِي جالسٌ، فَقَالَ الْأَقْرَع بن حَابِس: إِن لي عشرَة من الْوَلَد مَا قبلت مِنْهُم أحدا. فَنظر إِلَيْهِ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم ثمَّ قَالَ: من لَا يرحم لَا يرحم
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Al-Hasan bin Ali, dan di sisi beliau ada Al-Aqro' bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka Al-Aqro' berkata, "Aku memiliki sepuluh orang anak, tidak seorangpun yang aku cium". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun memandang kepadanya lalu berkata,"Barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Batthol rahimahullah berkata, "Dan mengasihi anak kecil, memeluknya, menciumnya, dan lembut kepadanya merupakan amalan yang diridoi oleh Allah, dan diberi ganjaran oleh Allah. Mencium anak kecil dan menggendongnya dan memperhatikannya termasuk sebab yang berhak untuk mendatangkan rahmat Allah".
Orang yang paling utama untuk dikasihi adalah kedua orang tua, Allah berfirman ;
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan (QS Al-Isroo' ; 24)
Dan anak yang terbaik adalah anak yang paling menyayangi kedua orangtuanya.
فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). (QS Al-Kahfi : 81)
Saling mengasihi diantara kaum muslimin menjadikan mereka seperti tubuh yang satu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى
"Engkau melihat kaum mukminin dalam saling mengasihi diantara mereka, saling mencintai diantara mereka, saling lembut diantara mereka seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut sakit demam dan tidak bisa tidur" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Hewan-hewan juga syari'at telah mengkhususkan untuk dirahmati, Nabi 'alaihis sholatu was salaam bersabda
وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَا رَحِمَكَ اللهُ
"Dan kambing jika engkau mengasihinya maka Allah akan mengasihimu" (HR Ahmad)
Dan seorang mukmin meramati orang kafir karena kehilangan petunjuk dan membencinya karena ia tidak beriman.
Barangsiapa yang tergelincir kakinya hingga terjerumus dalam kemaksiatan maka ia berhak untuk mendapatkan kasih sayang dengan dinasehati dan didoakan hidayah baginya. Didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang telah meminum arak, maka Nabi berkata, "Pukullah ia". Abu Huroiroh radhiallahu 'anhu berkata, "Diantara kami ada yang memukulnya dengan tangannya, ada yang memukul dengan sendalnya, ada yang memukul dengan bajunya". Tatkala orang tersebut pergi sebagian orang berkata, أَخْزَاكَ اللهُ "Semoga Allah menghinakanmu", maka Rasulullah berkata :
لاَ تَقُوْلُوا هَكَذَا، لاَ تُعِيْنُوا عَلَيْهِ الشَّيْطَانَ، وَلَكِنْ قُوْلُوْ : رَحِمَكَ اللهُ
"Janganlah kalian berkata demikian !, janganlah kalian membantu syaitan untuk (menjatuhkan)nya !, akan tetapi katakanlah ; "Semoga Allah merahmatimu" (HR Ahmad)
Dan yang paling pengasih adalah para rasul Allah, mereka berusaha untuk memberi hidayah kepada manusia, mereka menyeru kaumnya dengan menempuh berbagai macam jalan demi menyelamatkan kaumnya dari kebinasaan, mereka bersabar atas gangguan kaumnya dan mereka tidak terburu-buru untuk meminta Allah menurunkan adzab bagi kaumnya.
Adam 'alaihis salam menangis tatkala melihat penghuni neraka dari keturunannya, Nabi 'alaihis sholatu was salaam –dalam kisah mi'roj- bersabda :
قلت: يَا جِبْرِيل، من هَذَا؟ قَالَ: هَذَا آدم، وَهَذِه الأَسْوِدَةُ عَن يَمِينه وَعَن شِمَاله نَسَمُ بَنِيْهِ، فَأهل الْيَمين أهل الْجنَّة، والأسودةُ الَّتِي عَن شِمَاله أهل النَّار. فَإِذا نظر قبل يَمِينه ضحك، وَإِذا نظر قبل شِمَاله بَكَى
"Aku berkata : Ya Jibril, siapakah ini?", ia berkata, "Ini adalah Adam, dan ini adalah jama'ah yang berada di sebelah kanannya, dan disebelah kirinya ruh-ruh keturunannya. Maka yang ada disebelah kanan adalah para penghuni surga, dan yang ada di sebelah kiri adalah penghuni neraka. Jika Adam melihat ke sebelah kanannya maka ia tertawa, dan jika ia melihat ke sebelah kirinya maka ia menangis" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Ibrahim 'alaihis salam adalah seorang yang sangat belas kasih kepada kaumnya, beliau berkata kepada Robnya :
فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Maka Barangsiapa yang mengikutiku, maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai Aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Karena kelembutan hatinya maka beliau sayang kepada kaum para nabi, beliau mendebat para malaikat agar tidak mengadzab kaum nabi Luth, berharap mereka akan beriman.
Nabi Musa 'alaihis salaam pengasih kepada kedua wanita, maka beliaupun menimbakan air buat mereka berdua, dan ia termasuk para rasul ulul azmi, dan kasih sayangnya berlanjut hingga ke umat ini, beliau telah menganjurkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar kembali kepada Allah dalam rangka meminta keringanan dalam sholat, sehingga Allah memberi keringanan dari 50 waktu menjadi 5 waktu.
Nabi Yahya 'alaihis salaam, dijadikan Allah sebagai pemilik belas kasih
وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa (QS Maryam : 13)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
"Makna ayat adalah : Dan Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami dan sikap belas kasih kepada para hamba agar ia menyeru mereka kepada ketaatan kepada Rob mereka, serta ia mengamalkan amal sholeh dalam keikhlasan"
Nabi Isa 'alaihis salam Allah menjadikannya berbakti kepada ibunya dan bukan orang angkuh yang tidak penyayang
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (٣٢)
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.(QS maryam : 32)
Ada seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya hingga berdarah, dan iapun mengusap darah dari wajahnya seraya berkata :
رَبِّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ لاَ يَعْلَمُوْنَ
"Ya Allah ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui"(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah makhluk Allah yang paling penyayang, dan diantara nama-nama beliau adalah نَبِيُّ الرَّحْمَةِ Nabi kasih sayang (HR An-Nasaai)
Tatkala dikatakan kepada beliau, "Berdoalah kecelakaan bagi kaum musyrikin", maka beliau berkata :
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
"Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang laknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat" (HR Muslim)
Allah mengutus beliau sebagai rahmat untuk seluruh makhluk
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiyaa' : 107)
Tatkalah kaumnya menyakitinya maka malaikat gunung berseru kepadanya dan memberi salam kepadanya dan berkata,
يَا مُحَمَّدُ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ
"Wahai Muhammad, jika kau mau maka aku akan menimpakan dua gunung kepada mereka" Maka Nabi 'alaihis sholatu was salaam berkata :
«بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا»
"Bahkan aku berharap Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun"(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Allah mengutus beliau untuk seluruh alam, barangsiapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini maka ia akan bahagia di dunia dan di akhirat, dan barangsiapa yang menolaknya dan mengingkarinya maka ia telah rugi di dunia dan di akhirat.
Dan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi kaum mukminin secara khusus
وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
Dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu." (QS At-Taubah : 61)
Beliau sangat penyayang terhadap umatnya.
أَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم تَلا قَول الله عز وَجل فِي إِبْرَاهِيم عَلَيْهِ السَّلَام: {رب إنَّهُنَّ أضللن كثيرا من النَّاس فَمن تَبِعنِي فَإِنَّهُ مني} وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَام: {إِن تُعَذبهُمْ فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم} فَرفع يَدَيْهِ وَقَالَ: " اللَّهُمَّ أمتِي أمتِي وَبكى. فَقَالَ الله عز وَجل: يَا جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد - وَرَبك أعلم - فسله مَا يبكيك؟ فَأَتَاهُ جِبْرِيل فَسَأَلَهُ، فَأخْبرهُ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم بِمَا قَالَ - وَهُوَ أعلم - فَقَالَ الله: يَا جِبْرِيل، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّد فَقل: إِنَّا سنرضيك فِي أمتك وَلَا نسوءك
Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah tentang Ibrahim
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣٦)
Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku, dan Barangsiapa yang mendurhakai Aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ibrahim : 36)
Dan Isa 'alaihis salam berkata :
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١١٨)
Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Maidah : 118)
Maka Nabipun mengangkat kedua tangan beliau dan berkata : "Ya Allah, umatku…umatku...", dan beliaupun menangis.
Maka Allah azza wa jalla berkata, "Ya Jibril, pergilah kepada Muhammad –dan Robmu lebih mengetahui-, maka tanyalah ia, apa yang telah membuatmu menangis?. Maka Jibrilpun mendatangi beliau 'alaihis sholatu was salaam lalu bertanya kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam mengabarkan kepada Jibri dengan apa yang ia ucapkan, dan Allah lebih mengetahui. Maka Allah berkata, "Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakanlah : "Kami akan menjadikan engkau rido/senang pada umatmu dan Kami tidak akan membuatmu bersedih tentang umatmu" (HR Muslim)
An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَهَذَا مِنْ أَرْجَى الْأَحَادِيْثِ لِهَذِهِ الأُمَّةِ أَوْ أَرْجَاهَا
"Dan ini adalah termasuk hadits-hadits yang paling memberikan pengharapan bagi umat ini, atau inilah hadits yang paling memberikan pengharapan"
Beliau adalah orang yang penyayang terhadap para sahabatnya. Sa'ad bin Ubadah mengeluhkan sakitnya kepada beliau, maka datanglah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama sebagian sahabatnya menjenguk beliau. Tatkala Nabi menemuinya Nabi mendapatinya dalam pelukan istrinya, maka beliau berkata, "Ia telah meninggal", mereka berkata, "Tidak, wahai Rasulullah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun menangis. Maka tatkala mereka melihat tangisan Nabi shallallahu 'alaih wasallam maka mereka juga menangis. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
فَرُفِعَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّبِيُّ وَنَفْسُهُ تَتَقَعْقَعُ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، فَقَالَ سَعْدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا هَذَا؟ فَقَالَ: «هَذِهِ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ»
Diangkat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang anak kecil dalam kondisi menggeliat merintih kesakitan, maka kedua mata beliaupun mengalirkan air mata. Maka Sa'ad berkata, "Ya Rasulullah, apakah tangisan ini?", maka Nabi berkata, "Ini adalah rahmat yang Allah jadikan pada hati hamba-hambaNya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Nabi 'alaihis sholatu was salaam sangat penyayang kepada pada pemuda. Malik bin Al-Huwairits berkata :
أَتَيْنَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، فَظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَقْنَا أَهْلَنَا، فَسَأَلَنَا عَنْ مَنْ تَرَكْنَا مِنْ أَهْلِنَا، فَأَخْبَرْنَاهُ، وَكَانَ رَقِيقًا رَحِيمًا فَقَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ، وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ»
Kami mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi dan kami adalah para pemuda yang sebaya umur, maka kamipun tinggal bersama Nabi selama 20 hari, dan beliau menduga bahwa kami rindu dengan keluarga kami dan beliau bertanya kepada kami tentang yang kami tinggalkan di keluarga kami. Maka kamipun mengabarkan kepada beliau, dan beliau adalah seorang yang penuh lembut dan kasih sayang. Lalu beliau berkata :
"Pulanglah kalian ke keluarga kalian, ajarilah mereka, dan sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat. Jika telah tiba waktu sholat maka hendaknya salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan kemudian yang paling tua diantara kalian yang menjadi imam" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi pengasih kepada para wanita, beliau mempercepat sholat beliau agar tidak memberatkan ibu dan anaknya. Rasulullah 'alaihis sholatu was salaam bersabda :
إِنِّي لأدخل فِي الصَّلَاة وَأَنا أُرِيد إطالتها، فَأَسْمع بكاء الصَّبِي، فأتجوز فِي صَلَاتي مِمَّا أعلم من شدَّة وجد أمه من بكائه
"Sungguh aku masuk dalam sholat dan aku ingin memanjangkan sholat, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka akupun mempercepat sholatku karena aku tahu beratnya perasaan ibunya karena tangisan anaknya" (HR Al-Bukhari)
Beliau penyayang kepada anak-anak, Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata :
مَا رَأَيْت أحدا أرْحم بالعيال من رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم
"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih penyayang kepada anak-anak seperti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam" (HR Muslim)
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ، فَجَاءَ الْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ، فَحَمَلَهُمَا فَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ: {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15] نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا
Suatu hari Rasulullah sedang berkhutbah, lalu datanglah Al-Hasan dan Al-Husain radhiallahu 'anhuma, keduanya berjalan dan terjatuh. Maka Nabipun turun dari mimbar lalu menggendong keduanya dan meletakannya di hadapan beliau, lalu beliau berkata : "Sungguh benar Allah dan RasulNya ((Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah)), aku melihat kedua anak ini berjalan dan terjatuh, maka aku tidak bisa sabar sampai aku memotong khutbahku dan mengangkat keduanya" (HR Ahmad)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "Dan ini adalah termasuk kesempurnaan kasih sayang Nabi dan kelembutan beliau kepada anak-anak, dan ini merupakan pelajaran dari beliau untuk umatnya tentang kasih sayang dan kelembutan kepada anak-anak"
Yang paling pengasih dari umat ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah memuji mereka dalam firmanNya
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Mereka keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al-Fath : 29)
Dan yang paling pengasih diantara para sahabat adalah Abu Bakar As-Shiddiq radhiallahu 'anhu, Allah telah mengumpulkan luasnya ilmu dan kasih sayang pada beliau. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
هَكَذَا الرَّجُلُ كُلَّمَا اتَّسَعَ عِلْمُهُ اتَّسَعَتْ رَحْمَتُهُ
"Demikianlah seseorang, semakin luas ilmunya maka semakin luas pula kasih sayangnya"
Dan para ulama dan orang sholeh adalah para pemilik kasih sayang, mereka berusaha menyebarkan kebaikan dan petunjuk bagi manusia. Mereka tidak menzolimi orang menyelishi mereka dan tidak berbuat lalim kepadanya.
Dan kemudian dari pada itu wahai kaum muslimin, maka sesungguhnya rahmat dan adilnya syari'at ini meliputi musuh dan teman, dan balasan sesuai dengan perbuatan, barangsiapa yang berharap mendapatkan rahmat Allah maka hendaknya ia merahmati mkahlukNya, Rasulullah 'alaihis sholatu was salaam bersabda:
إِنَّمَا يَرْحَمُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
"Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang dirahmatiNya adalah para penyayang" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Barangsiapa yang dirahmati Allah maka ia akan diliputi oleh kebahagiaan dan ia akan meraih kesudahan yang indah di dunia dan akhirat.
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk
هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ
Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS Ar-Rahman : 60)
Jika Islam mengajarkan untuk kasih sayang maka sebaliknya Islam melarang keras dari sifat ekstrem, berlebih-lebihan, dan melampaui batas, seperti aksi-aksi anarkisme, terorisme, penjarahan, tawuran, dan pengrusakan tanpa aturan, yang jsutru menodai keindahan agama Islam dan menghalangi manusia dari memeluk agama-Nya.
Banyak sekali dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits yang mencela perbuatan ini, di antaranya:
1. Dalil-dalil yang secara jelas mencela sikap ghuluw, seperti firman Allah:
يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُم
“Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu“. (QS an-Nisaa’ [4]: 171)
Ayat ini, sekalipun ditujukan kepada ahli kitab, maksudnya adalah untuk memberikan peringatan kepada umat ini agar menjauhi sebab-sebab yang mengantarkan murka Allah kepada umat-umat sebelumnya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ
“Wahai sekalian manusia, waspadalah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama karena sikap berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR Nasa’i dengan sanad shahih)
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ، قَالَهَا ثَلَاثًا
“Celakalah orang-orang yang berlebihan”, beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. (HR Muslim)
2. Dalil-dalil tentang kemudahan Islam. Semua kita sepakat bahwa Islam merupakan agama yang mudah dan menganjurkan kemudahan. Banyak sekali dalil-dalil yang mendasari hal ini, di antaranya:
يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu“. (QS al-Baqarah [2]: 185)
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍۢ ۚ
“Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”. (QS al-Hajj [22]: 78)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
“Sesungguhnya agama ini mudah.” (HR Bukhari)
Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Andu dan Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Andu ke Yaman, beliau berpesan kepada keduanya:
يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا
“Hendaknya kalian berdua mempermudah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan membuat lari, saling membantu dan jangan berselisih.” (HR Bukhari-Muslim)
3. Dalil-dalil berisi perintah untuk bersikap tengah-tengah antara berlebih-lebihan dan meremehkan. Allah berfirman:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَـٰكُمْ أُمَّةًۭ وَسَطًۭا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًۭا ۗ
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan tengah-tengah agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“. (QS al-Baqarah [2]: 143)
Inilah sifat umat Islam, yaitu tengah-tengah. Oleh karena itu, barangsiapa yang berlebih-lebihan maka dia menyerupai kaum Yahudi dan barangsiapa yang meremehkan maka dia menyerupai kaum Nasrani. Kita memohon kepada Allah dari jalan orang-orang yang terkutuk dan tersesat.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak membolehkan untuk melempar jamarah dengan kerikil besar bahkan menilainya sebagai sikap ghuluw. Beliau juga tidak memperbolehkan kepada Abdullah bin Amru Radhiyallahu ‘Anhu tatkala memfokuskan diri untuk ibadah sehingga melalaikan keluarganya. Demikian juga beliau mengingkari kepada tiga golongan yang ingin puasa terus tanpa berbuka, bangun terus tanpa tidur, dan membujang tidak menikah; beliau mengingkari mereka dan menganjurkan untuk bersikap tengah-tengah seraya mengatakan, “Barangsiapa yang membenci sunnahku maka dia bukan termasuk golonganku.”
Perhatikanlah wahai saudaraku, kalau Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja tidak membolehkan sikap berlebih-lebihan dalam ibadah dan zuhud, lantas bagaimana kiranya dengan orang-orang yang berlebih-lebihan dalam mengafirkan kaum muslimin, menghalalkan darah, harta, dan kehormatan mereka, melakukan aksi terorisme, anarkisme, tawuran, dan pengrusakan?! Pikirkanlah!!
Dengan sedikit penjelasan tadi, kita dapat mengetahui bahwa Islam adalah agama yang indah, bukan seperti yang dituduhkan dalam film Amerika Innocence of Muslims yang menggambarkan bahwa Islam dan agama yang ekstrem dan anarkis, demikian juga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam suka membunuh dan membuat kerusakan. Sungguh, semua itu adalah kedustaan nyata yang bertentangan dengan fakta. Maka wajib bagi kita semua untuk intropeksi dan meningkatkan usaha kita untuk mengamalkan syari’at Islam dan mendakwahkannya, bukan malah terpancing oleh provokasi mereka sehingga malah melakukan tindakan-tindakan anarkis yang bertentangan dengan Islam dan justru mencoreng keindahan agama Islam.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar