Translate

Minggu, 13 September 2015

Sabda Nabi Tentang Konstantinopel dan Tanda Akhir Zaman

Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah penaklukan kota Konstantinopel -sebelum keluarnya Dajjal- di tangan kaum muslimin. Yang dapat difahami dari berbagai hadits bahwa penaklukan ini terjadi setelah peperangan mereka dengan bangsa Romawi pada sebuah peperangan yang sangat besar dan kemenangan kaum muslimin atas mereka. Waktu itu kaum muslimin pergi menuju Konstantinopel, lalu Allah menaklukkannya untuk kaum muslimin tanpa ada peperangan. Senjata mereka hanyalah takbir dan tahlil (ucapan Laa ilaaha illallaah).

Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِـي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَحْرِ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ، فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلاَحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ، قَالُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا -قَالَ ثَوْرٌ( أَحَدَ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ) لاَ أَعْلَمُهُ إِلاَّ قَالَ:- الَّذِي فِي الْبَحْرِ، ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُولُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوهَا، فَيَغْنَمُوا، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، إِذْ جَاءَ هُمُ الصَّرِيخُ، فَقَالَ: إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ.

“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan sementara satu sisi (lain) ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota tersebut), ketika mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum muslimin) -Tsaur (salah seorang perawi hadits) berkata, “Aku tidak mengetahuinya kecuali beliau berkata, ‘Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka mengucapkan untuk kedua kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin). Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta rampasan perang, ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, “Sesungguhnya Dajjal telah keluar,’ lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.’” ‎

Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits ini:

...يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ.

“… Sehingga 70.000 dari bani Ishaq menyerangnya…”

Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam. Maka bagaimana bisa penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!

Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Demikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih Muslim: ‘Dari bani Ishaq.’”

Kemudian beliau berkata, “Sebagian dari mereka berkata, ‘Yang terkenal lagi terjaga ungkapannya adalah dari bani Isma’il,” inilah makna yang ditunjukkan oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah orang-orang Arab.” ‎

Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman. Barangkali penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka, sebagaimana diungkapkan oleh hadits terdahulu, ‘Sesungguhnya 70.000 orang dari bani Ishaq memeranginya.’”

Pendapat ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mereka dipuji di dalam hadits al-Mustaurid al-Qurasy, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ، فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو: أَبْصِرْ مَا تَقُولُ. قَالَ: أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُـولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ: لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ فِيهِمْ لَخِصَالاً أَرْبَعًا إِنَّهُمْ َلأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ فِتْنَةٍ، وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ مُصِيبَةٍ، وَأَوْشَكُهُمْ كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ، وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ، وَخَامِسَةٌ حَسَنَةٌ جَمِيلَةٌ وَأَمْنَعُهُمْ مِنْ ظُلْمِ الْمُلُوكِ.

‘Kiamat akan tegak sementara bangsa Romawi adalah manusia yang paling banyak,’” lalu ‘Amr berkata (kepada al-Mustaurid), “Jelaskanlah apa yang kau ucapkan itu!” dia berkata, “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.” Dia berkata, “Jika demikian yang engkau ungkapkan, maka sesungguhnya di dalam diri mereka ada empat (keistimewaan): sesungguhnya mereka adalah manusia paling tenang ketika datang fitnah, paling cepat sadar ketika terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan sebaik-baiknya (manusia) dalam menghadapi orang miskin, anak yatim dan orang lemah, dan yang kelima adalah sesuatu yang indah lagi elok, yaitu mereka orang yang paling bersemangat mencegah kezhaliman para raja.” ‎

Komentar saya: Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi di akhir zaman memeluk Islam adalah hadits Abu Hurairah terdahulu tentang peperangan bangsa Romawi. Waktu itu bangsa Romawi berkata kepada kaum muslimin:

خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا.

“Biarkanlah kami membunuh orang-orang yang tertawan dari kalangan kami.” Kemudian kaum muslimin berkata, “Kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.” ‎

Bangsa Romawi meminta kepada kaum muslimin agar membiarkan mereka memerangi orang yang telah ditawan dari kalangan mereka karena mereka telah memeluk Islam, lalu kaum muslimin menolaknya dan menjelaskan kepada orang-orang Romawi bahwa orang yang telah masuk Islam dari kalangan mereka adalah saudara-saudara kami, maka kami tidak akan menyerahkannya kepada siapa pun. Kenyataan banyaknya pasukan kaum muslimin dari kalangan orang-orang yang sebelumnya ditawan dari kalangan orang-orang kafir bukanlah hal yang aneh.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hal ini ada pada zaman kita sekarang ini, bahkan kebanyakan pasukan Islam di negeri-negeri Syam, dan Mesir adalah para tawanan, kemudian mereka sekarang ini -alhamdulillaah- adalah orang yang menawan orang-orang kafir, dan beberapa kali menawan mereka di zaman kita ini, satu kali saja mereka menawan ada beberapa ribu orang kafir yang ditawan, maka segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada Islam.‎

Pendapat yang mengatakan bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah orang-orang dari keturunan Ishaq diperkuat oleh kenyataan bahwa pasukan Romawi jumlahnya mencapai jutaan. Sebagian dari mereka tewas dan yang lainnya masuk ke dalam Islam, dan yang masuk Islam dari kalangan mereka bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk menaklukan Kon-stantinopel, wallaahu a’lam.

Penaklukan Konstantinopel tanpa peperangan belum terjadi sampai se-karang. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasanya beliau berkata:

فَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ مَعَ قِيَامِ السَّاعَةِ.

“Penaklukan Konstantinopel terjadi seiring dengan akan terjadinya hari Kiamat.”

Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Mahmud -maksudnya adalah Ibnu Ghailan, guru at-Tirmidzi- berkata, ‘Hadits ini gharib. Konstantinopel adalah sebuah kota di Romawi, ditaklukkan ketika Dajjal keluar. Sedangkan Konstantinopel telah ditaklukkan pada zaman Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.’'‎

Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman Sahabat, karena Mu’awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke sana dengan membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub al-Anshari, dan penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut dikepung oleh Maslamah bin ‘Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa ditaklukan, akan tetapi beliau melakukan perdamaian dengan penduduknya untuk mendirikan masjid di sana.”‎

Penaklukan yang dilakukan bangsa Turk terhadap Konstantinopel pun terjadi dengan peperangan. Kemudian negeri tersebut saat ini berada di tangan orang-orang kafir dan akan ditaklukkan kembali dengan penaklukan yang terakhir, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang dibenarkan ucapannya Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Ahmad Syakir rahimahullah berkata, “Penaklukan Konstantinopel yang merupakan sebagai kabar gembira dalam hadits ini akan terjadi di kemudian hari, cepat ataupun lambat, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Ia adalah penaklukan yang benar (adanya) ketika kaum muslimin kembali kepada agamanya, padahal sebelumnya mereka menolaknya. Adapun penaklukan yang dilakukan bangsa Turk yang terjadi sebelum zaman kita ini, maka hal itu hanya sebagai pembuka bagi penaklukan yang terakhir (paling besar). Kemudian kota ini keluar dari kekuasaan kaum muslimin ketika pemerintahan di sana telah mengumumkan bahwa pemerintahannya bukanlah pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan agama. Mereka telah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, dan memberlakukan undang-undang kafir terhadap penduduknya. Penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin akan kembali dilakukan insya Allah, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam."‎
Dajjal telah dilepas pada masa Rasulullah SAW, tetapi kita tidak dapat melihat wujudnya saat ini karena Dajjal tidak berada di dalam dimensi dunia, ruang dan waktu kita. Dan pada saat dia (Dajjal)berada dalam dimensi dunia, ruang dan waktu kita, barulah kita dapat melihat wujudnya yang terlahir sebagai seorang Yahudi (JEW).  Dajjal terlihat sebagai seorang anak muda yang berperawakan kekar,dengan rambut ikal yang terjuntai di sisi telinganya, kemudian dia akan menyatakan bahwa dialah sang al-Masih.  Inilah yang dinamakan “khuruj”(penampakan/wujud).  Demikian pula yang terjadi dengan golongan pengikut Dajjal yaitu kaum Ya’juj dan Ma’juj.  Ya’juj dan Ma’juj lah yang menciptakan fasaddi dunia yaitu pengrusakan masal di dunia ini di setiap sisi kehidupan manusia.  Ya’juj dan Ma’juj lah pengikut setia Dajjal yang menciptakan tatanan dunia baru agar supaya manusia menerima kepemimpin Dajjal nantinya sebagai Al-Masih. Ya’juj dan Ma’juj telah mulai dilepas pada masa Rasulullah SAW,tetapi penampakan/perwujudannya baru nanti akan terlihat setelah Nabi Isa a.s membunuh Dajjal. 

Kemudian pada hadist ketiga, meskipun segelintir orang menyatakan bahwa hadist ini dhaif, yaitu dalam HR. Sunan Abu Dawud, “Rasulullah SAW mengatakan bahwa ketiga peristiwa besar yaitu perang besar (Malhama), penaklukan Konstantinopel, dan penampakan Dajjal akan berlangsung selama 7 bulan”.  Sementara penaklukan oleh Sultan Muhammad Al-Fateh terjadi sekitar 500 tahun yang lalu,sedangkan hadist ini menyatakan hanya 7 bulan. Jika penaklukan Konstantinopel pada tahun1453 yang lalu telah sesuai dengan yang dinubuatkan Rasulullah SAW, maka seharusnya 7 bulan setelah penaklukan tersebut Dajjal sudah berwujud manusia pada saat itu.

Kemudian pada hadist keempat, sebuah hadist yang panjang dan tertera di dalam Shahih Muslim, dikutip dari Abu Hurairah; Rasulullah SAW bersabda,”Tidaklah akan tiba waktunya sampai Ruum telah datang di dua tempat yaitu Al-A’maq dan Dabiq, kedatangan mereka akan disambut oleh tentara yang datang dari Madinah, yang terdiri dari orang-orang terbaik yang ada di dunia pada masa itu.  Ketika kedua pasukan ini saling berhadapan, kaum Ruum akan berkata, “janganlah kalian halangi kami untuk bertempur dengan mereka yang telah menangkap wanita-wanita kami dalam perang…. (ini berarti di dalam tentara Ruum terdapat tentara wanita juga).  “Kami akan memerangi mereka , dan kaum muslimin berkata; “tidak, kami tidak akan menyerahkan saudara-saudara kami”.  Kemudian pecahlah perang diantara mereka, di mana sepertiga dari tentara muslim akan melarikan diri, dan AllahSWT tidak akan pernah menerima taubat mereka yang melarikan diri, sepertiga dari tentara muslim ini akan terbunuh dalam peperangan dan mereka inilah yang menjadi syuhada-syuhada terbaik di sisi Allah SWT.  

Dan sepertiga sisanya inilah yang akan memenangkan peperangan, mereka akan menaklukan kaum Ruum dan mereka-mereka inilah yang akan hidup tanpa akan pernah terkena fitnah apapun”.  Lalu mereka-mereka inilah yang akan menaklukan Konstantinopel” (inilah malhama yang akan terjadi sebelum penaklukan Konstantinopel). Dan ketika mereka sedang membagikan hasil pampasan perang, pedang-pedang mereka tersandar di pohon-pohon kurma, syaitanpun berkata;“Al-Masih telah mengambil rumah-rumah kalian dan menawan kelurga kalian sementara kalian masih berada di sini” (tentu saja yang dimaksud syaitan “Al-Masih”di sini adalah Al-Masihud Dajjal).  Meskipun seruan ini palsu, mereka tetap bergegas pulang, sesampainya mereka di Suriah,Dajjal pun muncul. Ketika mereka bersiap untuk berperang, terdengar suara azan dan mereka pun bersiap untuk sholat dan disaat itulah Nabi Isa a.s turun dan bergabung dengan mereka dalam barisan sholat. Ketika melihat Nabi Isa a.s, Dajjal langsung meleleh bak melelehnya garam di air.  Meskipun dalam keadaan meleleh,  Dajjal melarikan diri tapi ketetapan Allah SWT adalah Dajjal mati ditangan Nabi Isa a.s melalui tombaknya yang tampak berdarah.”
 Hadist keempat dari Shahih Muslim memberikan
penjelasan tambahan dengan menyatakan bahwa sebelum kaum muslim dapat menaklukan Konstantinopel, tentara muslim yang dating dari Selatan (Madinah) harus berhadapan terlebih dahulu dengan bangsa Ruum, dan di dalam tentara Ruum ini juga terdapat tentara wanita.
Siapakah kaum Ruum yang dimaksud ? Ketika kita membuka Al Qur’an dalam Surat Ar-Ruum maka kita mendapatkan jawaban bahwa kaum Ruum yang dimaksud di sini adalah Kaum Ruum Kristiani Timur Orthodoks yang berada di Byzantium, dan kekaisaran Byzantium ini dahulu beribukota di Kosntantinopel.  Setelah mereka ditaklukan oleh Kekaisaran Ottoman (Ustmaniyyah), ibu kota mereka pindah ke Moskow, Rusia.  Ketika Al Qur’an mengidentifikasi bahwa kaum Ruum itu adalah Kekaisaran Kristen Timur Orthodoks Byzantium, dan jika kita melihat hadist tentang ini (kaum Ruum)  dan kembali ke sejarah, maka kita akan mengetahui bahwa kaum Ruum yang pertama adalah kaum Ruum Pagan yang menyembah dewa-dewi.  Kerajaan Ruum pagan ini berasal dari Italia dengan ibu kotanya Roma. Inilah awal kaum Ruum.  Dan disaat pemerintahan Kaisar Constantin, yang kemudian memeluk agama Kristiani,  ibu kota Ruum dipindahkan ke sebuah kota didekat Sungai Bosphorus yang dikenal dengan nama Kota Konstantinopel.  Inilah kemudian yang dikenal dengan sebutanKaum Ruum.  

Ketika Al Qur’an diturunkan,kaum Ruum berada di Konstantinopel (Romawi Timur/Byzantium/Kristen Timur Orthodoks) dan sebelum Al Qur’an di turunkan “Ruum” berada di Italia, Romawi Barat Paganisme (sekarang Kristen Katolik dan Kristen Protestan berpusat diRoma).  Setelah penaklukan Konstantinopel tahun 1453 oleh Kekaisaran Ottoman, kaum Ruum pindah ke Moskow, Rusia.  Jadi dengan demikian ada dua kaum Ruum yaitu yang satu berada di Timur beragama Kristen dan yang satu lagi berada di Barat beragama Pagan (menyembah berhala).  Kaum Ruum Pagan yang berada di Barat inipun akhirnya memeluk Kristen yang sekarang kita kenal Kristen Katolik Roma dan Kristen Protestan.  Jadi mana diantara kedua Ruum ini yang dimaksud dalam hadist tersebut ?  Kaum Ruum yang dijelaskan dalam hadist tersebut adalah mereka yang berada diantara tentara muslim yang datang dari Madinah dan Konstantinopel, dan hanya setelah mengalahkan kaum Ruum inilah kita dapat menaklukan Konstantinopel dan terdapat tentara wanita di dalam tentara Ruum ini. Moskow (Rusia) tidak berada dalam posisi diantara Madinah dan Konstantinopel, tentara Rusia tidak akan berada ditengah antara Madinah dan Konstantinopel untuk melindungi Konstantinopel karena Moskow (Rusia), dari zaman kuno dulu sampai sekarang tidak akan pernah bersekutu/bersatu dengan Konstantinopel (Turki).  Oleh karena itu Rusia, sampai akhir zaman pun tidak akan pernah melindungi Konstantinopel.   Lalu siapa yang bersekutu dengan Konstantinopel dan berada di sana untuk melindungi Konstantinopel ?  Yaitu Kaum Ruum Kristen Barat, Kaum Ruum Zionis Anglo Amerika yang bergabung dalam persekutuan militer mereka yangdisebut dengan NATO dan Konstantinopel (Turki) adalah bagian dari NATO.
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW  telah memberitahu tentang hal ini. 
Rasulullah SAW bersabda, “Kalian akanmengadakan perdamaian dengan bangsa Ruum dalam keadaan aman.  Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka (Mujahidin-mujahidin palsu yang mereka danai dan persenjatai). Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan ke sebuah padang rumput  yang luas dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Ruum lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata,”Salib telah menang,”. Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya,lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Ruum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, dimana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).  
Inilah tipu muslihat mereka (Kaum Zionis Eropa Barat/Zionis Anglo Amerika), mereka seolah menawarkan perdamaian, namun dari belakang mereka, mereka mengirimkan mujahidin-mujahidin palsu yang mereka danai dan persenjatai yang berperang untuk kepentingan Zionis.

Siapakah Bani Ishchaq??
Salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat.

Bila penaklukkan Konstantinopel pada masa sultan Muhammad Al-Fatih di era khilafah Utsmaniyah terjadi lewat peperangan yang dahsyat, dengan mengerahkan pasukan besar yang didukung oleh peralatan perang yang paling modern di zamannya; tidak demikian halnya dengan penaklukkan Konstantinopel di akhir zaman yang kelak terjadi di era imam Al-Mahdi. Penaklukan Konstantinopel pasca al-malhamah al-kubra merupakan kejadian yang di luar kebiasaan manusia. Penaklukan yang unik ini dilakukan oleh 70.000 Bani Ishaq, tanpa menggunakan pedang dan tombak, apalagi senjata-senjata berat. Mereka hanya menggunakan takbir dan tahlil, maka terbukalah benteng Konstantinopel. Di saat tentara Al-Mahdi tengah mengumpulkan ghanimah, tiba tiba terbetik kabar bahwa Dajjal telah muncul.

Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. BeliauSaw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq. Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur (perawi hadits): Saya tidak tahu kecuali hal ini ; hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kotaitu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah seseorang (setan) seraya berteriak : Sesungguhnya dajjal telah keluar. Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya, “Kota manakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantin atau Roma? Maka beliau Saw menjawab,”Kota Heraklius akan ditaklukkan pertama kali.‎

Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.‎

Mengenal Lebih Detil Tentang Bani Ishaq

Untuk mengetahui siapakah sebenarnya Bani Ishaq, perlu menelaaah kembali buku-buku sejarah masa silam, terutama tentang perjalanan Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir, bahwa Bani Ishaq adalah keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Maka sangat keliru orang yang menyebutkan bahwa bani Ishaq adalah bangsa Rum atau keturunan Yahudi yang masuk Islam. Untuk bangsa Rum Rasulullah Saw menyebut mereka sebagai bani Ashfar, sebagian mereka ada yang masuk Islam di zaman Al-Mahdi, sehingga membuat kawan-kawan yang setanah air dengan mereka menjadi marah dan menginginkan agar kaum muslimin menyerahkan mereka kembali. Namun kaum muslimin tidak menyerahkan sebagian Bani Asfar yang masuk Islam itu kepada bangsa Rum. Bani Ishaq juga bukan keturunan Israel. Sebab Bani Israel kemunculannya adalah setelah nabi Ishaq.

Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantin adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi.

Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran). Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam (ashhabu rayati Suud) yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantin, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab.

Pengikut Al-Mahdi bukan hanya dari ashhabu rayati suud, banyak umat Islam lain yang turut bergabung pada awal kemunculannya. Namun seiring perjalanan waktu, sebagian mereka ada yang tidak sanggup bertahan menjalani kehidupan bersama Al-Mahdi, karena beratnya beban jihad yang harus dipikul. Puncak pengkristalan pasukan Al-Mahdi adalah dalam peristiwa perang Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq, dimana 1/3 pasukan Al-Mahdi murtad dan mundur dari peperangan, 1/3 pasukan mendapatkan syahadah, dan sisanya adalah 1/3 pasukan. Sisa pasukan itulah yang terus bertahan bersama Al-Mahdi dalam pertempuran berikutnya. Jumlah 1/3 pasukan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw sebagai manusia terbaik yang hidup di dunia. Mereka datang dari kota Madinah. Namun, mereka bukan penduduk Madinah asli, mereka adalah umat Islam yang datang dari arah Timur (Khurasan). Dalam penaklukan Jazirah Arab, mereka terus-menerus mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya selama beberapa waktu mereka tinggal di Madinah.

Jadi Bani Ishaq adalah penduduk Madinah / penduduk Hijaz yang setia menemani Al-Mahdi sejak mereka memba’iatnya. Mereka adalah pemilik bendera hitam yang datang dari Khurasan untuk mengukuhkan kekuasaan Al-Mahdi dan membebaskan Jazirah Arab lalu menetap di dalamnya selama beberapa masa. Mereka inilah yang kelak menaklukkan negri Konstantinopel dengan 70.000 pasukan.

Ada beberapa nash yang mengisyaratkan hal itu, dimana penduduk Khurasan (Persia) kelak akan menggantikan orang-orang Madinah asli. Mereka akan menggapai apa yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw kepada mereka. Bukankah beliau pernah bersabda: ‘Seandainya ilmu (agama) itu berada di bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.”

Prediksi bahwa penduduk Arab akan digantikan oleh bangsa lain telah disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam beberapa riwayat, di antaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Miskat:

Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia (Allah) akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat (kedudukan) kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya (yang akan menggantikan kamu). Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di ‘Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.”

Dalam riwayat di atas, para sahabat khawatir setelah turunnya surah Muhammad ayat 38. Mereka khawatir bila diganti oleh kaum lain. Sehingga, para sahabat bertanya pada Rasululllah “Bila kami diganti kaum lain, siapakah mereka, ya Rasulullah?” Maka, Rasulullah menjawab, “Sebagian kaum Persia.” Nash di atas menunjukkan bahwa yang akan menggantikan bangsa Arab adalah sebagian penduduk Persia, bukan seluruh Persia. Bisa jadi Persia Iran, atau Persia Afghan atau Persia Pakistan atau Persia Kashmir. Wallahu ‘alam

Merekalah yang akan menggantikan kedudukan orang Arab di Jazirah, sampai akhirnya mereka menjadi penduduk terbaik di bumi yang berasal dari Madinah. Melalui tangan mereka Rum dikalahkan dan Konstantin ditaklukkan.

Bilakah peristiwa itu Terjadi ?

Besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadi pada zaman Al-Mahdi, dimana kemunculan Al-Mahdi adalah saat manusia berselisih dan bertikai, kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus didzalimi. Sementara penduduk Arab justru terbuai dengan dunia karena kemewahan hidup dan melimpahnya kekayaan mereka. Agama sudah banyak ditinggalkan dan perwalian mereka sudah digadaikan kepada bangsa barat.

Akibatnya, Allah mengganti mereka dengan kaum lain yang tidak seperti mereka. Berdasarkan hadits tersebut, maka orang-orang keturunan Arab di Jazirah akan digantikan kedudukannya oleh sebagian orang Persia (kemungkinan adalah sebagian penduduk Khurasan dari wilayah Afghanistan,Pakistan, Kashmir dan Iraq). Hal ini akan terjadi pada zamannya Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ashabu Rayati Suud, Rasulullah Saw bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kamu (orang Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.” (HR. HR. Ibnu Majah: Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no. 4074)

Jadi, bani Ishaq adalah orang Persia (Khurasan). Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk (Farisi) Persiaadalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”. Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim.

Wallahu a’lam bish shawab.‎

3 komentar:

  1. Constantinople dari tahun 1453M-sekarang (2016) bernama Istanbul, sekarang memang berada di bawah otoritas Republik Sekuler Turki. Tetapi di kota itu mayoritas penduduknya muslim. Penguasa Republik Sekuler Turki pun juga muslim. Bagaimana mungkin dikatakan kota itu dalam kekuasaan kaum kafir ? Saya kira ini redaksional atau kesimpulan artikel itu perlu ditinjau ulang.

    BalasHapus
  2. Adalah pertanyaan setiap orang bila melihat pernyataan diatas. Tapi bila kita lihat dr sisi lain, bahwa negara Turki mempunyai hubungan dgn anglo Amerika dlm hal militer, yg mana Turki adalah salah satu anggota NATO, sbg mana kita ketahui NATO adalah pasukan militer dr Zionis, oleh krn ada hubungan Turki dgn NATO yg kafir itu, maka terjadi aliansi bg mereka. Itu artinya konstantinopel (Istanbul) saat ini berada dlm kendali NATO yg kafir. Maka suatu saat nanti, bangsa Rum dan kaum muslimin yg akan merebut kembali konstantinopel itu dr kuasa kaum kafir tadi...

    BalasHapus
  3. Setuju dengan pak Alfin.
    Ada bahasan ttg ini dlm Eskatologi Islam oleh Imran Hosein. (Video maupun pdf).
    Kiranya bisa bermanfaat sbg tambahan referensi analisis.

    BalasHapus